Garuda - Garba Rujukan Digital

KONSEP DIRI PELAJAR YANG BERPROFESI SEBAGAI PESINDHEN SEKOLAH MENENGAH DI KOTA KEDIRI Mukhlis, Abdul; Mukhlis, Abdul
Bikotetik (Bimbingan dan Konseling: Teori dan Praktik) Vol 3, No 2 (2019): Volume 3 Nomor 2, November 2019
Publisher : Jurusan Bimbingan dan Konseling

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/bikotetik.v3n2.p57-66

Kediri memiliki budaya tradisional yang beragam, yaitu wayang kulit, ludruk, campursari, tayub dan semua kesenian tersebut tidak lepas dari seorang pesindhen. Di Kediri terdapat pesindhen muda yang masih duduk dibangku sekolah menengah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsep diri pelajar yang berprofesi sebagai pesindhen dalam memaknai diri terhadap profesinya dan lingkungan sosial memaknai pelajar yang berprofesi sebagai pesindhen di Kota Kediri. Subjek penelitian ini adalah pelajar sekolah menengah yang berprofesi sebagai pesindhen di kota Kediri. Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan teknik fenomenologi. Teknik pengumpul data yaitu studi lapangan, observasi partisipan, wawancara mendalam, studi dokumentasi, dan menggunakan materi audio visual. Hasil penelitian ini yaitu menjadi pesindhen merupakan profesi yang unik, sulit untuk ditekuni, dan tidak semua orang mampu untuk menjadi seorang sindhen. Pesindhen pelajar ini menekuni profesinya berdasarkan kemauan diri pribadi serta adanya dorongan untuk belajar seni tradisional oleh karena itu mereka merasa senang, nyaman dan bangga dengan profesinya. Lingkungan sosial memaknai profesi pesindhen sebagai profesi yang positif.

KONSEP DIRI PELAJAR YANG BERPROFESI SEBAGAI PESINDHEN SEKOLAH MENENGAH DI KOTA KEDIRI Mukhlis, Abdul; Mukhlis, Abdul
Bikotetik (Bimbingan dan Konseling: Teori dan Praktik) Vol 3, No 2 (2019): Volume 3 Nomor 2, November 2019
Publisher : Jurusan Bimbingan dan Konseling

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/bikotetik.v3n2.p57-66

Kediri memiliki budaya tradisional yang beragam, yaitu wayang kulit, ludruk, campursari, tayub dan semua kesenian tersebut tidak lepas dari seorang pesindhen. Di Kediri terdapat pesindhen muda yang masih duduk dibangku sekolah menengah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsep diri pelajar yang berprofesi sebagai pesindhen dalam memaknai diri terhadap profesinya dan lingkungan sosial memaknai pelajar yang berprofesi sebagai pesindhen di Kota Kediri. Subjek penelitian ini adalah pelajar sekolah menengah yang berprofesi sebagai pesindhen di kota Kediri. Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan teknik fenomenologi. Teknik pengumpul data yaitu studi lapangan, observasi partisipan, wawancara mendalam, studi dokumentasi, dan menggunakan materi audio visual. Hasil penelitian ini yaitu menjadi pesindhen merupakan profesi yang unik, sulit untuk ditekuni, dan tidak semua orang mampu untuk menjadi seorang sindhen. Pesindhen pelajar ini menekuni profesinya berdasarkan kemauan diri pribadi serta adanya dorongan untuk belajar seni tradisional oleh karena itu mereka merasa senang, nyaman dan bangga dengan profesinya. Lingkungan sosial memaknai profesi pesindhen sebagai profesi yang positif.

ÙÙ‡Ù… Ø§Ù„Ù†Øµ Ø§Ù„Ù‚Ø±Ø¢Ù†ÙŠ Ø¨Ø§Ù„Ø·Ø±ÙŠÙ‚Ø© Ø§Ù„Ø³ÙŠÙ…ÙŠØ§Ø¦ÙŠØ© Ù‚ØµØ© ØµØ§ØØ¨ Ø§Ù„Ø¬Ù†ØªÙŠÙ† Ù†Ù…ÙˆØ°Ø¬Ø§ Mukhlis, Abdul; Bin Seman, Muhammad; Bin Abd Rahman, Mohd Zaki
IJISH (International Journal of Islamic Studies and Humanities) Vol 3, No 1: April 2020
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

?? ??? ?????? ????? ??????? ? ??? ????? ??????? ?????? ??? ?????? ?? ?????? ??? ?????? ??????? ??????? ?? ???? ?? ??? ??????? ? ?? ????? ????????. ? ??? ?????? ???? ???? ???? ????? ?????? ???? ????? ? ?? ??? ??????? (????) ? ??? ??????? (??????)? ? ???? ??? ?????? ???? ??? ?? ?? ???????? ?????? ????? ? ???? ??? ?????? ??? ????? ? ??? ?? ?? ????. ??? ??? ?????? ?? ????? ??? ?? ???? ?????? ?????? ????? ???? ? ???? ?? ??? ??????? ? ?? ????? ???????? ????? ??? ?? ??? ????? ??????. ???? ????? ?? ??? ???? ?????? ???????? ?????????? ???? ??? ???? ??????? ??????. ????? ??? ????? ?????? ??? ??? ??????? ?????????? ???? ????? ?????? ??????. ???? ?????? ???? ????? ???? ??????? ??????? ??? ?????? ???? ???? ?? ??? ?????. ? ?????? ????????? ???? ?????? ??? ?????? ???????? ????????? ???? ??? ????? ????? ????? ????? (??????) ??? ???? ??? ??????? ???? ?????? (???????). ????? ????? ??? ??? ?? ?????????? ??? ?? ??? ??? ???? ????? ?????? ???? ??? ???? ?? ??????? ? ??????? ???? ?????? ??? ????? ?? ???? ????? ??????? ???????? ??????? ?? ??????. ??? ????? ??? ??????? ?????????? ?? ????? ???? ???????.

The Auliya Meaning and Its Implementation in the Indonesiaâ€™s and Malaysiaâ€™s Leader Election Astari, Rika; Mukhlis, Abdul; Faturrahman, Muhammad Irfan; Seman, Mohammad Bin
Buletin Al-Turas Vol 27, No 1 (2021): Buletin Al-Turas
Publisher : Fakultas Adab dan Humaniora, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15408/bat.v27i1.16133

The purpose of this study was to describe the understanding of the meaning of the word â€˜auliyaâ€™ in Quran Al-Maidah:51 and its implementation in the Indonesia and Malaysia leader election. This research was a qualitative study with library analysis where the data were derived from questionnaire and interview of 26 respondents from Indonesia and Malaysia. The respondents were those who understood Arabic and were able to interpret the Quran. The object of the research was the translation of Surah Almaidah verse by JAKIM and the Ministry of Religious Affairs of Indonesia. The Creswell model was used in data analysis by reading, coding, interpreting and giving the meaning to topics. A descriptive statistical analysis was used to describe the data from questionnaire and interview. It was found that Indonesian and Malaysian respondents had a similar perception to understand the meaning of the word â€˜auliyaâ€™ as a leader Â implemented in the presidential and governors elections, and even to determine political parties. The difference in the translation of the Quran did not have a significant effect on the political practices in Indonesia and Malaysia

KONSEP DIRI PELAJAR YANG BERPROFESI SEBAGAI PESINDHEN SEKOLAH MENENGAH DI KOTA KEDIRI Mukhlis, Abdul; Mukhlis, Abdul
Jurnal Bikotetik (Bimbingan dan Konseling: Teori dan Praktik) Vol 3, No 2 (2019): Volume 3 Nomor 2, November 2019
Publisher : Jurusan Bimbingan dan Konseling

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/bikotetik.v3n2.p57-66

Kediri memiliki budaya tradisional yang beragam, yaitu wayang kulit, ludruk, campursari, tayub dan semua kesenian tersebut tidak lepas dari seorang pesindhen. Di Kediri terdapat pesindhen muda yang masih duduk dibangku sekolah menengah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsep diri pelajar yang berprofesi sebagai pesindhen dalam memaknai diri terhadap profesinya dan lingkungan sosial memaknai pelajar yang berprofesi sebagai pesindhen di Kota Kediri. Subjek penelitian ini adalah pelajar sekolah menengah yang berprofesi sebagai pesindhen di kota Kediri. Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan teknik fenomenologi. Teknik pengumpul data yaitu studi lapangan, observasi partisipan, wawancara mendalam, studi dokumentasi, dan menggunakan materi audio visual. Hasil penelitian ini yaitu menjadi pesindhen merupakan profesi yang unik, sulit untuk ditekuni, dan tidak semua orang mampu untuk menjadi seorang sindhen. Pesindhen pelajar ini menekuni profesinya berdasarkan kemauan diri pribadi serta adanya dorongan untuk belajar seni tradisional oleh karena itu mereka merasa senang, nyaman dan bangga dengan profesinya.Â Lingkungan sosial memaknai profesi pesindhen sebagai profesi yang positif.

KONSEP DIRI PELAJAR YANG BERPROFESI SEBAGAI PESINDHEN SEKOLAH MENENGAH DI KOTA KEDIRI Mukhlis, Abdul; Mukhlis, Abdul
Jurnal Bikotetik (Bimbingan dan Konseling: Teori dan Praktik) Vol 3, No 2 (2019): Volume 3 Nomor 2, November 2019
Publisher : Jurusan Bimbingan dan Konseling

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/bikotetik.v3n2.p57-66

Kediri memiliki budaya tradisional yang beragam, yaitu wayang kulit, ludruk, campursari, tayub dan semua kesenian tersebut tidak lepas dari seorang pesindhen. Di Kediri terdapat pesindhen muda yang masih duduk dibangku sekolah menengah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsep diri pelajar yang berprofesi sebagai pesindhen dalam memaknai diri terhadap profesinya dan lingkungan sosial memaknai pelajar yang berprofesi sebagai pesindhen di Kota Kediri. Subjek penelitian ini adalah pelajar sekolah menengah yang berprofesi sebagai pesindhen di kota Kediri. Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan teknik fenomenologi. Teknik pengumpul data yaitu studi lapangan, observasi partisipan, wawancara mendalam, studi dokumentasi, dan menggunakan materi audio visual. Hasil penelitian ini yaitu menjadi pesindhen merupakan profesi yang unik, sulit untuk ditekuni, dan tidak semua orang mampu untuk menjadi seorang sindhen. Pesindhen pelajar ini menekuni profesinya berdasarkan kemauan diri pribadi serta adanya dorongan untuk belajar seni tradisional oleh karena itu mereka merasa senang, nyaman dan bangga dengan profesinya.Â Lingkungan sosial memaknai profesi pesindhen sebagai profesi yang positif.

I'jaz Al-Quran in Linguistic Perspective and it’s Impact on The Readers Thonthowi, Thonthowi; Mukhlis, Abdul; Annafiri, Ahmad Zaki; Sarif, M. Iqbal; Muslim, M. Damar
Insyirah: Jurnal Ilmu Bahasa Arab dan Studi Islam Vol. 7 No. 1 (2024): June 2024
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26555/insyirah.v7i1.10516

As a miracle given to the Prophet Muhammad SAW, Al Quran has miraculous aspects from various aspects, including editorial balance, scientific information, information of the past and future, as well as the beauty of the style of expression in terms of language. This miracle establishes that Al Quran is not only special in terms of its content, but also in terms of the letters, words, sentences, letters and section that make it up. The objectives of this research are: 1) Describe the definition, elements and meaning of I'jaz Al-Quran, 2) Describe the miracles and beauty of the style of expressing the Al-Quran from a linguistic perspective, 3) Describe the impact of I'jaz Al-Quran on readers. The results of this research: 1) Miracles in Al Quran are miracles that are owned or contained in Al Quran, rather than evidence of truth that comes from outside Al Quran or external factors, then the elements accompanying the miracle must be 'extraordinary', shown by a prophet , contains challenges, and the person challenged is unable to serve; 2) I’jaz Al-Quran from a linguistic aspect can be seen from the arrangement of words and sentences in the Al-Quran, including its tone and style, brevity and conciseness, editorial balance, and the presence of palindromes. Therefore, 3) Al Quran has an impact on those who read it by satisfying experts, thinkers, philosophers and lay people. Apart from that, the Al-Quran also satisfies the mind and soul, namely by means of conveying the Al-Quran which is varied, not monotonous, and in accordance with human nature.

HIGH VARIETY VS LOW VARIETY CULTURE IN THE ARABIC LANGUAGE : THE TENSIONS BETWEEN FUSHÂ AND ‘ÂMIYYA IN THE CONTEMPORARY ARAB WORLD Yoyo, Yoyo; Mukhlis, Abdul; Thonthowi, Thonthowi; Ferawati, Ferawati
Arabi : Journal of Arabic Studies Vol 5, No 1 (2020)
Publisher : IMLA (Arabic Teacher and Lecturer Association of Indonesia)

Arabic language, in its sociological context is divided into two varieties: fusha and ‘amiyya. Arabic fusha is the official language and perceived as the language of Islam. In contrast to the fusha, ‘amiyya is the language used by the Arab people in their daily conversations. However, this ‘amiyya is considered as inferior. The method used in this study was qualitative that stressed the interaction between language and its sociological context. The method assumed that social and political events affected language use in a particular society. The paper tries to re-popularize the two terms used by Ferguson that are "high variety" (H) and “low variety” (L) culture in analyzing the two languages varieties. Besides, the paper explores the tension of the two languages through contemporary social and political events taking place in the Arab World. The Arabic fusha is perceived as a representation of “H” culture because it is a language used in religious literature and official writings, while the ‘amiyya referred to as a representation of “L” variety culture because it is used only as a medium of regular communication.

Tindak tutur curahan hati istri pertama pada konflik keluarga poligami muslim di Indonesia Astari, Rika; Seman, Mohammad; Mahfud, Choirul; Mukhlis, Abdul; Perawironegoro, Djamaluddin; Faturrahman, Muhammad Irfan
KEMBARA: Jurnal Keilmuan Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya Vol. 9 No. 1 (2023): April
Publisher : Universitas Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/kembara.v9i1.23385

Aksi pro dan kontra berpoligami semakin bervariasi dan gencar di media sosial. Kampanye ini tidak hanya dilakukan oleh kaum pria, tapi juga dilakukan oleh para wanita. Di balik aksi pro-kontra poligami ini, ternyata terdapat tindak tutur curahan hati istri pertama pada konflik keluarga poligami di Indonesia. Artikel ini bertujuan untuk menunjukkan bentuk-bentuk tindak tutur curahan hati istri pertama, faktor-faktor yang menjadi dasar terjadinya tindak tutur curahan hati tersebut, dan menjelaskan dampak tindak tutur curahan hati dalam penanganan konflik keluarga poligami. Penelitian ini bersifat kualitatif. Data primer berupa tindak tutur curahan hati istri pertama pada keluarga poligami. Informan terdiri dari istri-istri pertama pada keluarga poligami yang telah bergabung di grup Whatsapp (WA). Grup istri pertama ini dibentuk dengan cara membagikan link grup tersebut di grup poligami terdapat di platform facebook. Grup ini dibentuk pada 24 November 2020. Anggota grup berjumlah 90 orang. Analisis data dimulai dari reduksi data dimulai dengan pengamatan tindak tutur dari para istri pertama. Wawancara, display data dilakukan dalam bentuk summary dan sinopsis. Teknik interpretasi yang dimulai dari restatement diikuti dengan deskripsi data. Disimpulkan bahwa, tuturan asertif, digunakan untuk nengurangi stress dalam konflik keluarga poligami. Tuturan deklaratif, digunakan para istri pertama sebagai bahasa pertahanan, peningkatkan rasa ikhlas, tentram dalam menjalani kehiduan poligami. Penelitian ini juga memberikan suatu sudut pandang baru dalam penelitian bahasa perempuan dalam hubungannya peneyelesaian konflik rumah tangga dalam keluarga poligami yang selama ini dilihat dari perspektif agama dan psikologis. Penggunaan gaya bahasa yang tepat dapat menjadi penyelesaian dalam konflik keluarga poligami.

The Relation between Islam and The State from Islamic Education Perspective: Al-Banna, Haikal and Raziq’ Thought Susanto, Nanang Hasan; Thohir, Mudjahirin; Wahib, Abdul; Mukhlis, Abdul; Rahayani, Yayan
JURNAL PENELITIAN Vol. 18 No. 2 (2021)
Publisher : Universitas Islam Negeri K.H. Abdurrahman Wahid Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.28918/jupe.v18i2.3566

This research discusses the relation between Islam and the State among Muslim scholars. Many discuss the relation between Islam and the State from Sharia and historical viewpoints. However, this study examines the relation from education standpoint. The literature research looks at academic publications from prominent Muslim scholars around the world. This research asserts that the study on relation between Islam dan the State can be divided into three main categories: integrative, substantive and secular. In relation to education, those studies reveal that educational institutions attempt to align their teaching ideology with the ideology of its founder or stakeholders. Despite their significant differences, all Muslim scholars derive their thought and discussion from thelogical foundation of Al-Qur’an and Hadith. They also seem to show a common ground in defining Islamic Education. Nevertheless, Islamic education institutions present various views on teaching the ideology in relation between Islam and the State, from moderate teaching to radical teaching or understanding.

Title

Found 20 Documents
Search

Abstract

Abstract

Abstract

Abstract

Abstract

Abstract

Abstract

Abstract

Abstract

Abstract

Title Search

Found 20 Documents Search

Abstract

Abstract

Abstract

Abstract

Abstract

Abstract

Abstract

Abstract

Abstract

Abstract

Title

Found 20 Documents
Search