Claim Missing Document
Check
Articles

Found 16 Documents
Search

Operasi Perbaikan Hernia Umbilicalis pada Anak Babi Landrace dengan Anestesi Kombinasi Xylazine dan Ketamine Putra, I Putu Cahyadi; Gorda, I Wayan
Indonesia Medicus Veterinus Vol 5 (1) 2016
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (291.801 KB)

Abstract

Laporan kasus ini bertujuan untuk melaporkan penanganan kasus hernia umbilicalis pada anak babi landrace dengan menggunakan anestesi kombinasi xylazine dan ketamine. Seekor anak babi ras landrace betina berumur 1,5 bulan dengan bobot badan 9 kg menderita hernia umbilicalis berdiameter 7 cm. Telah dilakukan operasi perbaikan hernia dengan metode memotong kantong hernia, mengembalikan isi hernia, debridement dan menutup cincin hernia. Anestesi yang digunakan adalah kombinasi xylazine (0,5–3 mg/kg) dan ketamine (10–20 mg/kg) diinjeksikan secara intramuskular. Selama operasi berlangsung dilakukan pemeriksaan fisik yaitu denyut jantung, pulsus, respirasi, capillary refill time (CRT) dan suhu rektal. Hasil pemeriksaan fisik menunjukkan pada menit ke-50 merupakan titik terendah turunnya denyut jantung (52 ×/menit), respirasi (40 ×/menit) dan suhu rectal (37,6oC). Hasil penghitungan pulsus selama operasi terpantau sangat berfluktuasi tiap 10 menitnya, pulsus terendah (48 ×/menit) terhitung pada menit ke-30. CRT terhitung dari awal hingga akhir operasi adalah 1–2 detik. Pasca operasi, hewan diberikan terapi amoxicillin (15-20 mg/kg IM/SC q48h) dan Novaldon® (methampyrone 250 mg, pyromidone 50 mg dan lidocaine 15 mg). Hasil operasi menunjukkan hewan mengalami kesembuhan pada hari ke sembilan.
Laporan Kasus: Pembesaran Jantung pada Anjing Beagle Jantan Disertai dengan Asites Wahyuningsih, Sri; Batan, I Wayan; Erawan, I Gusti Made Krisna; Putra, I Putu Cahyadi
Indonesia Medicus Veterinus Vol 10 (6) 2021
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19087/imv.2021.10.6.936

Abstract

Asites merupakan penumpukan cairan yang berlebihan pada cavum abdomen. Seekor anjing ras beagle bernama Buddy, umur 1 tahun 8 bulan, jenis kelamin jantan, bobot 13,2 kg dibawa ke Rumah Sakit Hewan Pendidikan, Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Udayana pada tanggal 9 Oktober 2020 dengan keluhan abdomen membesar sejak dua hari sebelumnya, lesu, nafsu makan menurun. Hasil pemeriksaan fisik menunjukkan anjing kasus terlihat lesu, saat berjalan terlihat terengah-engah, abdomen membesar, mukosa mulut pucat, capillary refill time (CRT) lebih dari 2 detik. Pemeriksaan penunjang yang digunakan adalah pemeriksaan radiografi yang menunjukkan adanya penumpukan cairan pada rongga abdomen dan di luar peritoneum, jantung berbentuk bulat dan terlihat radiopaq, apex jantung tidak terlihat dan pemeriksaan Complete Blood Count (CBC) menunjukkan anjing kasus mengalami anemia mikrositik, hiperkromik, limfositosis, dan penurunan jumlah granulosit. Anjing didiagnosis mengalami asites yang dicurigai berkaitan dengan gangguan pada jantung. Pengobatan yang diberikan pada anjing kasus yaitu antibiotik yang mengandung amoxicilin dan clavunamate potassium (dosis 13,75 mg/kgBB) dua kali sehari selama tujuh hari, furosemide (dosis 0,5 mg/kgBB) dua kali sehari selama tujuh hari, dan digoxin (0,011 mg/kgBB) satu kali sehari selama delapan hari. Setelah 11 hari perawatan anjing kasus sudah sangat membaik, tidak menunjukkan gejala sebelumnya seperti abdomen yang membesar, lesu dan nafsu makan yang menurun. Pemeriksaan lanjutan berupa pemeriksaan fungsi hati dan EKG, disarankan untuk mengetahui penyebab asites anjing kasus secara pasti.
Suplementasi Mineral Pada Pakan Sapi Bali Terhadap Diferensial Leukosit Di Empat Tipe Lahan I Putu Cahyadi Putra; Ni Ketut Suwiti; Ida Bagus Komang Ardana
Buletin Veteriner Udayana Vol. 8 No. 1 Pebruari 2016
Publisher : The Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (137.413 KB)

Abstract

The aims of this research were to know the effect of mineral intake on Balinese cattle that has been fed on four different types of land (rice field, grassland, garden, and forest) towards theleukocytes differential. The research design follows a completely randomized design (CRD) usinga nested pattern on 48 males from Balinese cattle. The cattle were grouped according to four treatments of mineral intake, namely: controls, 2.5 grams, five grams, and 7.5 grams in each type ofland. Furthermore, the blood was taken from the auricularis superficialis vein in the third month after treatment. A blood smear was prepared using the slide method and a sample was stained withGiemsa. The blood smear was examined by leukocytes differential using battlement method with 1000x magnification. Then, the collected data were analyzed using analysis of variance and Cochran test. The research results show that the given treatment of minerals has no change theleukocytes differential. In contrast, the percentage of lymphocytes in the type of garden land haslower than on the type of forest, rice land and grassland, but has no differences the percentage of neutrophils, eosinophils, basophils, and monocytes in the four types of land. The conclusion isgiving to a concentration of 7.5 gram does not change the differential leukocyte Bali cattle.
Penambahan Water Additive Kimchi Dapat Mencegah Infeksi Alami Flu Burung (Avian Influenza) pada Ayam Pedaging (THE SUPLEMENTATION OF WATER ADDITIVE KIMCHI COULD PREVENT NATURAL INFECTION OF AVIAN INFLUENZA IN BROILER) I Putu Cahyadi Putra; Raden Wasito; Hastari Wuryastuty
Jurnal Veteriner Vol 21 No 1 (2020)
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University and Published in collaboration with the Indonesia Veterinarian Association

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (131.563 KB)

Abstract

Subclinical infection of avian influenza (AI) in day old chick (DOC) has potential to interfere the success of vaccination programs. Therefore, an alternative ways to increase avian innate immunity in preventing the infection is necessary. The purpose of this study was to evaluate the effect of adding water additive (KimchiStock®) in preventing the occurrence of AI natural infection in DOC raising in commercial broiler farms. Fifty-five broiler DOCs, Cobb strains were used as experimental animals. Before the experiment begin, five DOCs were randomly selected, sacrificed and the lung were taken out for polymerase chain reaction (PCR) analysis on the matrix region. Fifty remaining DOCs were randomly divided into two: K1 (control) and K2 (treated) groups. K2 group were given 0.2% water additive (KimchiStock®) 5 days/ week for five weeks. Every week for five consecutive weeks, five chicken from each group were randomly selected for sera and lung collection. Sera samples were analyzed for antibody titer detection using haemagglutination inhibition technique. The results showed that there is no significant different in antibody titer between control and treated group. The majority of the antibody titer in this experiment were under 23. At week 4 the antibody titer of one chicken in treated group was 23 but no clinical sign was observed. Molecularly, there were no positive result detected from the lung of five DOCs at the beginning of the experiment and control group. While in the K2, positive result were detected on week 1 and 2 but without any clinical sign. Based on the research results could be concluded that adding 0.2% water additive KimchiStock® could prevent AI natural infection starting from week 3.
Review: Faktor Resiko yang Mempengaruhi Respon Termoregulasi Ternak Ruminansia Korbinianus Feribertus Rinca; Rizqan Mubdi; Dwi Kristanto; I Putu Cahyadi Putra; Maria Tarsisia Luju; Yohana Maria Febrizki Bollyn; Roselin Gultom
Jurnal Peternakan Indonesia (Indonesian Journal of Animal Science) Vol 24, No 3 (2022): Jurnal Peternakan Indonesia
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jpi.24.3.304-314.2022

Abstract

Representasi Penyakit pada Sapi Berdasarkan Gangguan Sistem Organ di Kabupaten Muna Barat Pancar, Fadli Ma’mun; Putra, I Putu Cahyadi; Yaddi, Yamin; Libriani, Restu; Prasanjaya, Putu Nara; Fauzia, Sri
Jurnal Sains dan Teknologi Peternakan Vol 5 No 2 (2024): Jurnal Sains dan Teknologi Peternakan
Publisher : Universitas Sulawesi Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31605/jstp.v5i2.3802

Abstract

Salah satu hambatan dalam peternakan sapi adalah adanya berbagai penyakit yang menyerang berbagai sistem organ. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk merepresentasikan kejadian penyakit pada berbagai sistem pada sapi di Kabupaten Muna Barat. Data penyakit berasal dari 566 rekam medis sapi yang telah ditangani di Pusat Kesehatan Hewan (Puskeswan) kusambi dari tahun 2021 sampai 2022. Data tersebut dikelompokkan berdasarkan gangguan berbagai sistem organ dan dilakukan analisis secara deskriptif. Berdasarkan analisis, kejadian gangguan sistem organ terdapat 5 kategori penyakit yaitu gangguan pencernaan (27,74 %), gangguan integumen (25,27 %), gangguan reproduksi (18,37 %), gangguan mata (5,48 %), dan gangguan pada sistem organ lainnya (3,53 %). Gangguan sistem pencernaan pada sapi merupakan gangguan yang paling banyak terjadi. Kejadian penyakit yang paling sering ditemui adalah helminthiasis, scabiosis, dan corpus luteum persistent (CLP).
Case Report: Ehrlichiosis and Anaplasmosis in Timber Wolf Crossbreed (Canis lupus) in Bali, Indonesia Widyasanti, Ni Wayan Helpina; Putra, I Putu Cahyadi; Suwiti, Ni Ketut
Media Kedokteran Hewan Vol. 36 No. 1 (2025): Media Kedokteran Hewan
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/mkh.v36i1.2025.88-99

Abstract

Pathogenic bacteria from the Anaplasmataceae family cause ehrlichiosis and anaplasmosis in animals, including dogs and wild carnivores (wolves, foxes, raccoons, and others). These diseases are emerging vector-borne diseases transmitted through ticks. A six-month-old timber wolf crossbreed (Canis lupus) came to the Veterinary Teaching Hospital, Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University, Bali, Indonesia, with a history of weakness, decreased appetite, and excessive salivation. Examination revealed that the timber wolf crossbreed had pale mucosa, lethargy, hypersalivation, normochromic microcytic anemia, thrombocytopenia, gas accumulation in the stomach and intestine, and no foreign bodies in the digestive tract. Rapid test results with the SNAP® 4Dx® Plus Test IDEXX® were positive for Ehrlichia sp. and Anaplasma sp.; however, the blood smear examination was negative. The therapy for this case included sodium chloride 0,9% infusion as fluid therapy, atropine sulfate as symptomatic therapy, hematopoietic, multivitamin, iron supplementation as supportive therapy, and doxycycline antibiotic as causative therapy. The wolf showed decreased salivary excretion and ate 4 h after fluid therapy, atropine sulfate, and hematopoietic administration. The wolf improved their condition through increased appetite and became agile after seven days of treatment. The wolf was declared clinically cured after two weeks of doxycycline treatment.
Epitheliogenesis imperfecta in a day-old Landrace piglet in Payangan, Gianyar, Bali Putra , I Putu Cahyadi; Rinca , Korbinianus Feribertus; Widyasanti , Ni Wayan Helpina
ARSHI Veterinary Letters Vol. 9 No. 1 (2025): ARSHI Veterinary Letters - February 2025
Publisher : School of Veterinary Medicine and Biomedical Sciences, Bogor Agricultural University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/avl.9.1.3-4

Abstract

Satu dari enam ekor anak babi Landrace lahir dengan kondisi lahir tanpa kulit pada bagian pantat. Pemeriksaan fisik menunjukkan anak babi memiliki bobot lahir 1,32 kg, suhu 39,1oC, absennya kulit pada bagian belakang paha kanan (4,2 x 7,1 cm) dan kiri (5,1 ×5,3 cm) serta pangkal ekor, sehingga teramati luka terbuka. Berdasarkan signalement, sejarah kasus dan pemeriksaan fisik, anak babi didiagnosis mengalami epitheliogenesis imperfecta (EI). Terapi yang diberikan yaitu antibiotik procaine dan benzathine penicillin G dosis 1 ml/10 kg bobot badan (BB) sekali injeksi. Diphenhidramine HCl dosis 1 mg/kg BB diberikan sekali injeksi. Pembersihan luka dilakukan sehari sekali dengan larutan infus NaCl 0,9% dan diberikan antiseptik povidone iodin 10% selama 14 hari. Luka dibiarkan terbuka tanpa dibalut. Pada hari ke-3 setelah lahir, anak babi diberikan suplemen Ferdex® Plus dosis 2ml/piglet sekali pemberian. Anak babi selama perawatan dibiarkan bersama induknya. Hasil treatment menunjukkan kesembuhan dimulai dari terbentuknya keropeng pada hari ke 3 dan perlahan – lahan terkelupas dengan sendirinya hingga hari ke 8 (tersisa ± 10% bagian keropeng). Kulit sepenuhnya telah tumbuh dan luka sepenunya telah sembuh pada hari ke 15 pasca anak babi lahir.
Polycystic kidney disease in a Himalayan-Persian crossbreed cat Nugraha , Putri; Convienna; Dewa , Andreas Topan; Putra , I Putu Cahyadi; Widyasanti , Ni Wayan Helpina
ARSHI Veterinary Letters Vol. 9 No. 2 (2025): ARSHI Veterinary Letters - May 2025
Publisher : School of Veterinary Medicine and Biomedical Sciences, Bogor Agricultural University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/avl.9.2.43-44

Abstract

Penyakit Ginjal Polikistik (PKD) adalah kelainan genetik yang disebabkan oleh mutasi pada PKD1, yang sebagian besar ditemukan pada kucing Persia. Studi kasus ini melaporkan kejadian PKD pada kucing persilangan Himalaya-Persia yang diobati dengan terapi cairan, suplementasi ginjal, manajemen nutrisi, dan beras merah. Seekor kucing ras Himalaya-Persia betina berusia 5 tahun yang telah disterilkan dibawa ke Klinik Hewan Kassiti Vetcare, Bandung, dengan keluhan nafsu makan menurun selama seminggu, tidak mau makan selama empat hari, sakit perut, dan urin berwarna oranye. Anemia makrositer hiperkromik ditemukan pada tes darah lengkap. Pemeriksaan kimia darah menunjukkan peningkatan kadar kreatinin (363,1 µmol/L), yang menunjukkan gangguan fungsi ginjal. Pemeriksaan ultrasonografi menunjukkan bahwa ginjal membesar, batas antara korteks dan medula tidak jelas, dan kista hipo-anekoik dengan berbagai ukuran diamati di area korteks-medula ginjal. Pasien didiagnosis dengan PKD dan memiliki prognosis yang buruk. Perawatan yang dilakukan meliputi terapi cairan Ringer laktat intravena (IV), suplemen ginjal RenaCor®, beras merah Flozindo® (RMR), dan NatureBridge® untuk ginjal kucing. Kondisi pasien membaik setelah perawatan, seperti yang ditunjukkan oleh kondisinya yang aktif dan warna urin yang normal.
Case Report: Multiple Tick-Borne Diseases and Gastrointestinal Protozoal Infection in a Young Poodle Dog Putra, I Putu Cahyadi; Meida, Yeocelin Meida; Widyasanti, Ni Wayan Helpina
Media Kedokteran Hewan Vol. 36 No. 3 (2025): Media Kedokteran Hewan
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/mkh.v36i3.2025.304-318

Abstract

Co-infections involving tick-borne diseases (TBD) alongside gastrointestinal protozoans are poorly understood in domestic dogs. This case report examines the occurrence of Babesia sp., Ehrlichia sp., and Anaplasma sp. co-infections with Giardia sp. and Amoeba sp. in a three-month-old female poodle. The owner complained that her dog had yellow vomiting and bloody diarrhea, and refused to eat. A physical examination was performed, revealing lethargy, 4% dehydration, bloody diarrhea, mandibular lymphoglandular swelling, and a Rhipicephalus sanguineus tick infestation in the case dog. The parvovirus antigen rapid test kit yielded negative results, whereas the TBD antibody test kit yielded positive results for Anaplasma sp., Babesia sp., and Ehrlichia sp. Infection with Giardia sp. and Amoeba sp. was detected by native stool examination. The dog had lymphocytosis, monocytosis, granulopenia, hyperchromic normocytic anemia, and thrombocytopenia. The therapy provided was metronidazole and doxycycline combination antibiotics, lactated ringer fluid (RL) therapy, vitamin B complex, Sangobion®, Fufang E'jiao Jiang® (FEJ), ondansetron, vitamin K1, kaolin-pectin, and Hill's Prescription Diet® A/D feed. The therapy showed significant improvement during the 3-day hospitalization, and the dog was declared clinically cured after two weeks of treatment.