I Ketut Agus Somia
Departemen Ilmu Penyakit Dalam, Fakultas Kedokteran, Universtas Udayana-RSUP Sanglah Denpasar, Bali-Indonesia

Published : 24 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 24 Documents
Search

KARAKTERISTIK PENDERITA DIARE PADA ANAK BALITA DI KECAMATAN TABANAN TAHUN 2013 Aditya Darmika; I Ketut Agus Somia
E-Jurnal Medika Udayana Vol 5 No 10 (2016): E-jurnal medika udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (261.68 KB)

Abstract

Diare merupakan penyakit yang ditandai dengan perubahan bentuk dan konsistensi tinja yang lembek sampai mencair dan bertambahnya frekuensi buang air besar yang lebih dari biasa, yaitu 3 kali atau lebih dalam sehari yang mungkin dapat disertai dengan muntah atau tinja yang berdarah. Diare dapat disebabkan oleh beberapa faktor, seperti faktor infeksi, malabsorpsi (gangguan penyerapan zat gizi), makanan dan faktor psikologis Hingga saat ini penyakit diare masih merupakan masalah kesehatan utama masyarakat di negara berkembang seperti Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran karakteristik demografis (umur, jenis kelamin, tempat tinggal) dan non demografis (waktu, status gizi) penderita diare pada balita di Kecamatan Tabanan pada tahun 2013. Metode dari penelitian ini adalah penelitian deskriptif observasional-retrospekstif, teknik total sampling dengan mempergunakan data sekunder pasien balita yang tercatat dengan diagnosis diare pada kartu status (rekam medis) dan buku register serta telah sesuai dengan kriteria inklusi, yang datang ke UGD maupun poli umum Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) di Kecamatan Tabanan (Puskesmas Tabanan I, II, dan III) pada bulan Januari-Desember tahun 2013. Dari 264 sampel pasien balita penderita diare, diperoleh 67,80% kelompok umur ? 24 bulan dan 32,20% kelompok umur 25-59 bulan. Terdapat 56,44% laki-laki dan 43,56% perempuan. Untuk status gizi didapatkan 89,01% gizi baik, 5,68% gizi kurang, 4,55% gizi lebih, dan 0,76% gizi buruk. Berdasarkan tempat tinggal, pasien balita penderita diare terbesar proporsinya bertempat tinggal di wilayah kerja Puskesmas Tabanan II yakni sebesar (46,21%), Puskesmas Tabanan I (19,32%), Puskesmas Tabanan III (30,68%) dan luar wilayah kecamatan Tabanan (3,79%) dan kasus paling banyak ditemukan pada bulan april yaitu 35 balita (13,25%). Dapat disimpulkan bahwa kasus diare pada balita di Kecamatan Tabanan tahun 2013 memiliki gambaran karakteristik yang bervariasi untuk setiap variable yang diteliti. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dipakai sebagai dasar penelitian lebih lanjut untuk kasus diare pada balita.
Karakteristik Klinis Pasien Demam Tifoid di RSUP Sanglah Periode Waktu Juli 2013 – Juli 2014 I Komang Gede Triana Adiputra; I Ketut Agus Somia
E-Jurnal Medika Udayana Vol 6 No 11 (2017): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (264.256 KB)

Abstract

Typhoid fever remains a challenge for the clinician in the tropics because the symptoms are not typical and need appropriate tests in the diagnosis of this case. The purpose of this research is to describe the clinical characteristics of typhoid fever in patients who come to Sanglah on July 2013 - July 2014. This research method using descriptive observational study and using cross-sectional approach, total sampling technique by using secondary data on the patient’s medical record at Medical Record Installation Sanglah on July 2013 - July 2014 which positively diagnosed with typhoid fever. The results showed 50 samples, which consisted of 25 male patients and 25 female patients. Overview of the clinical characteristics of patients with typhoid fever in Sanglah are the main complaint and signs and symptoms that often arises is fever in all patients. For laboratory tests tend to show thrombocytopenia (36%), mild anemia (34%), and leukopenia (26%), while the widal test Typhi Typhi H and O show a negative value. For the examination of IgM anti-salmonella 6 is the largest value that is in 7 patients (43.8%). As for the examination of SGOT and SGPT tend to show improvement. Result show the patient’s condition tends to improve after given antibiotics and only 1 patient with complications of hepatitis tifosa. It can be concluded that the clinical characteristics of patients with typhoid fever in Sanglah tend to show similarities with previous studies, although some variables show a different percentage with previous research. Keyword: typhoid fever, characteristics, secondary data
KARAKTERISTIK PAJANAN JARUM SUNTIK PADA TENAGA KESEHATAN DI RUMAH SAKIT SANGLAH DENPASAR Putu Herdita Sudiantara; I Ketut Agus Somia
E-Jurnal Medika Udayana vol 4 no 10(2015):e-jurnal medika udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Infeksi HIV merupakan masalah besar dibidang kesehatan dunia. Pada tahun 2012, Unaid mencatat 35,3 juta orang terinfeksi virus HIV. Tenaga kesehatan memiliki resiko yang tinggi terinfeksi virus HIV dari pajanan jarum suntik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik dari paparan jarum suntik pada pekerja kesehatan di RSUP Sanglah Denpasar. Rancangan penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Sampel pada penelitian ini adalah seluruh kasus pajanan jarum suntik pada tenaga di RSUP Sanglah dalam periode Januari 2013 sampai September 2013. Dari periode Januari 2013 sampai September 2013, di klinik VCT RSUP Sanglah Denpasar ditemukan 52 kasus. Frekuensi wanita terkena pajanan jarum suntik lebih besar daripada laki-laki (59,6%). Menurut distribusi pekerjaan, mahasiswa kedokteran paling sering terkena pajanan jarum suntik (42,3%). Berdasarkan kegiatan tenaga kesehatan, pemasangan infus memiliki resiko tertinggi terkena pajanan (25%) dan diikuti pengambilan sample darah (23,1%). Kasus pajanan jarum suntik di RSUP Sanglah didominasi oleh mahasiswa kedokteran (42,3%). Pada sebagian besar dari kasus tidak diberikan proflaksis (59%). Anti HIV stastus dari pasien yang terpajan jarum suntik setelah tiga bulan adalah negatif.
LUARAN PASIEN DEWASA YANG MENDERITA SEVERE DENGUE DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT SANGLAH, DENPASAR PERIODE JANUARI 2016 – JUNI 2016 I Putu Pande Agus Asmara Widhiana Saputra; Ni Made Dewi Dian Sukmawati; Anak Agung Ayu Yuli Gayatri; I Ketut Agus Somia
E-Jurnal Medika Udayana Vol 8 No 11 (2019): Vol 8 No 11 (2019): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (398.354 KB)

Abstract

Infeksi virus dengue merupakan permasalahan global karena tingginya morbiditas dengan mortalitas yang rendah. Terjadi pergeseran insiden penderita dari kalangan anak-anak bergeser ke kelompok usia yang lebih tua di Indonesia. Mortalitas pasien diakibatkan oleh terjadinya komplikasi infeksi dengue dan adanya faktor risiko penyakit kronik mempengaruhi outcome perbaikan klinis penderita. Tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui luaran pasien dewasa yang menderita severe dengue di RSUP Sanglah, Denpasar pada Januari 2016-Juni 2016. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif cross-sectional retrospektif dilakukan di RSUP Sanglah, Denpasar. Data yang diperoleh berupa data sekunder rekam medis pasien pada Januari 2016 – Juni 2016. Analisis data penelitian menggunakan program SPSS. Hasil penelitian menunjukkan dari 125 pasien, didominasi usia 21-30 tahun (27,2%), jenis kelamin wanita (64%), pasien paling banyak dirawat di bulan april (33,6%), komorbid yang tinggi adalah obesitas (28,8%), koinfeksi yang tinggi adalah demam tifoid (12,8%), antigen NS1 dengue positif pada 11,2% dengan infeksi sekunder dialami oleh sebagian besar kasus (56%), manifestasi pendarahan tersering adalah pendarahan pervaginam (20,8%), kasus berat dengan gangguan hemokonsentrasi (52,8%) dan hipotensi (15,2%), pasien yang memerlukan perawatan ICU (10,4%), komplikasi pendarahan yang berat pada pasien (20%). Rata-rata pasien datang pada fase kritis (hari ke 4,58 ± 1,56), dengan trombosit terendah ((37,89 ± 28,16) x 103/mm3), dan mengalami gejala hemokonsentrasi ((46,64 ± 6,67)%), rerata lama rawat ((4,98 ± 2,63) hari), pasien dengan kehamilan (17,5%), dan kematian pasien (5,6%). Terdapat kasus severe dengue yang mendapatkan perawatan intensif dengan mortalitas selama perawatan yang rendah. Kata kunci: luaran pasien, pasien dewasa, severe dengue
Hubungan antara perubahan iklim dengan jumlah kasus demam dengue (DD) di Denpasar, Bali tahun 2010-2015 I Gusti Agung Bagus Arya Wiradarma; I Ketut Agus Somia
Intisari Sains Medis Vol. 10 No. 3 (2019): (Available online: 1 December 2019)
Publisher : DiscoverSys Inc.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (777.64 KB) | DOI: 10.15562/ism.v10i3.423

Abstract

Background: Dengue is one of tropical infectious disease that can give a serious public health problem in Denpasar. Several factors have been associated with the high prevalence of dengue fever; one of them is climate changes. This study aims to determine the relations between climate change and a number of dengue cases in Denpasar.Methods: The climate change and a number of dengue cases data take place in Denpasar from the year 2010-2015 using observational study. The Spearman correlation test was used to know the relation between climate change ( maximum and minimum temperature, rainfall, humidity, light duration, and wind velocity ) and a number of dengue cases. Data were analyzed using SPSS version 20 software for windows.Results: The highest prevalence of Dengue Fever infection was in 4,431 (38.16%) cases in 2010, followed by 1,837 (15,82%) cases in 2014, 1,766 (15.22%) cases in 2013, 1,576 (13.57%) cases in 2015, 1,009 (8.69%) cases in 2012, and 992 (8.54%) cases in 2011. Based on climate variables, rainfall has a weak significant relation affecting the number of dengue cases compared with others (r=0.247; p=0.036).Conclusion: Rainfall was the only climates variables significantly related to the high prevalence of dengue fever in Denpasar, Bali since 2010-2015. So, further efforts need to be done to prevent dengue cases on rainy season.
Tingkat pengetahuan dan sikap tentang hepatitis B pada dokter gigi di Denpasar Utara I Gusti Ngurah Bagus Jayanta Ananda; I Ketut Agus Somia
Intisari Sains Medis Vol. 11 No. 1 (2020): (Available online: 1 April 2020)
Publisher : DiscoverSys Inc.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (279.876 KB) | DOI: 10.15562/ism.v11i1.530

Abstract

Introduction: Hepatitis B virus is a double stranded DNA virus that belongs to hepadnaviridae family. This virus can be transmitted through unsterile medical instruments, unsafe sex, and blood transfusions from hepatitis B infected individuals. This study aims to evaluate the knowledge and attitude of hepatitis B among dentist in North Denpasar.Method: This study was a descriptive cross sectional study. Data collection was done by using questionnaire. The study population were dentists in North Denpasar. Subject consisted of 28 respondents that were chosen by random sampling. Study was done from November 2016 until January 2017.Result: Majority of the respondent had a high knowledge level (75%) regarding transmission of hepatitis B. Similar proportion was found for high and low knowledge level regarding prevention of hepatitis B. Most respondent (57.8%) had a low level of knowledge regarding hepatitis B in general. More respondent had a positive attitude regarding hepatitis B (71.4%). Majority of respondent aged <30 years old had a good knowledge (64.2%), meanwhile bad knowledge was found in more respondent for other age group. Based on the characteristic of attitude regarding hepatitis B according to age and gender, it was found that more respondent had a positive attitude in each group.Conclusion: Results of this study found that most of the respondent had a good knowledge and attitude regarding hepatitis B, but the knowledge in respondent aged over 30 were found to be bad. Pendahuluan: Virus hepatitis B merupakan virus DNA beruntai ganda yang termasuk dalam famili hepadnaviridae. Penularan hepatitis B terjadi melalui alat medis tidak steril, hubungan seksual berisiko, dan transfusi darah dari individu yang terinfeksi virus hepatitis B. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan sikap mengenai hepatitis B pada dokter gigi di Denpasar Utara.Metode: Penelitian ini merupakan studi deskriptif cross-sectional dengan metode pengumpulan data melalui kuisioner. Subjek penelitian adalah dokter gigi di Denpasar Utara. Sejumlah 28 sampel dipilih dengan teknik random sampling yang dilaksanakan dari November 2016 hingga Januari 2017.Hasil: Mayoritas subjek memiliki tingkat pengetahuan yang tinggi (75%) mengenai penyebaran hepatitis B.  Proporsi yang sama didapatkan untuk tingkat pengetahuan tinggi dan rendah mengenai pencegahan hepatitis B. Mayoritas subjek (57,8%) memiliki tingkat pengetahuan yang rendah tentang hepatitis B secara umum. Lebih banyak responden didapatkan memiliki sikap positif terhadap hepatitis B (71,4%). Sebagian besar responden berusia <30 tahun memiliki tingkat pengetahuan yang baik (64,2%), sedangkan tingkat pengetahuan buruk lebih banyak didapatkan pada kedua kelompok usia lainnya. Berdasarkan karakteristik sikap dokter gigi terhadap hepatitis sesuai umur maupun sesuai jenis kelamin, pada tiap kelompoknya didapatkan lebih banyak responden yang memiliki sikap positif.Simpulan: Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan dan sikap tentang hepatitis B pada dokter gigi di Denpasar Utara sebagian besar adalah baik, namun pada kelompok usia diatas 30 tahun, tingkat pengetahuan terkait hepatitis B adalah kurang baik.
Korelasi jumlah sel CD4 dengan skor nugent pada wanita dengan infeksi human immunodeficiency virus Ni Made Dwi Puspawati; Anak Agung Gde Putra Wiraguna; I Gusti Ayu Agung Dwi Karmila; I Ketut Agus Somia
Intisari Sains Medis Vol. 11 No. 2 (2020): (Available online: 1 August 2020)
Publisher : DiscoverSys Inc.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (322.999 KB) | DOI: 10.15562/ism.v11i2.677

Abstract

Introduction: CD4 cell counts are still used to assess disease progression due to infection with Human Immunodeficiency Virus (HIV). The lower the number of CD4 cells, the more susceptible patients are to various kinds of opportunistic infections. Nugent Score is a rating system to determine the presence of Lactobacillus which is a normal microbiota in the vaginal ecosystem. The purpose of this study was to determine the relationship of CD4 cell counts with Nugent scores in HIV-infected women.Method: This study is an analytic study with a cross-sectional approach in women with HIV infection in Sanglah Hospital Denpasar. Sampling with consecutive sampling technique. For each sample, venous blood was taken to measure CD4 cell counts and gram stains were examined from a vaginal swab to measure Nugent's score.Results: The study found the average age of the study sample was 36.42 years. Most of the samples had a normal Nugent score (0-3) with a CD4 count> 500 or were not immunodeficient (34%). There was a significant difference in the Nugent score based on the number of partners owned (p<0.05). There was no significant difference in Nugent's score based on condom use, vaginal wash and smoking history (p>0.05). The majority of patients who experienced immunodeficiency, mild immunodeficiency, and moderate immunodeficiency had normal Nugent scores (47.1%, 80%, 54.5%, respectively). Only the group with the most severe immunodeficiency had bacterial vaginosis (57.1%).Conclusions: No significant differences were found between CD4 cell counts and Nugent scores. This can be caused because there is no relationship between the two or because of confounding factors that have not been controlled. Further research needs to be done by correcting confounding factors so that subsequent research can improve precision. Pendahuluan: Jumlah sel CD4 sampai saat ini masih digunakan untuk menilai perkembangan penyakit akibat infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV). Semakin rendah jumlah sel CD4 semakin rentan penderita terhadap berbagai macam infeksi oportunistik. Skor Nugent adalah sistem penilaian untuk mengetahui keberadaan Lactobacillus yang merupakan mikrobiota normal pada ekosistem vagina. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan jumlah sel CD4 dengan skor Nugent pada wanita terinfeksi HIV.Metode: penelitian ini merupakan penilitian analitik dengan pendekatan cross-sectional pada wanita dengan infeksi HIV di RSUP Sanglah Denpasar. Pengambilan sampel dengan teknik consecutive sampling. Pada setiap sampel dilakukan pengambilan darah vena untuk pengukuran jumlah sel CD4 dan pemeriksaan pengecatan gram dari swab vagina untuk mengukur skor Nugent.Hasil: penelitian didapatkan rerata usia sampel penelitian adalah 36,42 tahun. Sebagian besar sampel memiliki skor Nugent normal (0-3) dengan jumlah CD4 >500 atau tidak imunodefisiensi (34%).Terdapat perbedaan signifikan pada skor Nugent berdasarkan jumlah pasangan yang dimiliki (p<0,05). Tidak ada perbedaan signifikan pada skor Nugent berdasarkan penggunaan kondom, pencuci vagina dan riwayat merokok (p>0,05). Mayoritas pasien yang mengalami imunodefisiensi, imunodefisiensi ringan, dan imunodefisiensi sedang memiliki skor Nugent yang normal (47,1%, 80%, 54,5%, secara berurutan). Hanya kelompok dengan imunodefisiensi berat yang mayoritas memiliki bakterial vaginosis (57,1%).Simpulan: tidak ditemukan perbedaan yang bermakna antara kadar CD4 dengan skor Nugent. Hal ini bisa disebabkan karena memang tidak ada hubungan antara keduanya atau karena faktor perancu yang belum dikontrol. Perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan mengkoreksi faktor perancu sehingga penelitian berikutnya dapat meningkatkan presisi.
Patogenesis dan diagnosis immune reconstitution inflammatory syndrome tuberculosis Gede Wira Mahadita; I Ketut Agus Somia
Intisari Sains Medis Vol. 11 No. 3 (2020): (Available online: 1 December 2020)
Publisher : DiscoverSys Inc.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1238.345 KB) | DOI: 10.15562/ism.v11i3.863

Abstract

Progressive increase in the incidence of tuberculosis (TB) and its coinfection with human immunodeficiency virus (HIV) is observed. Immune system restoration related to highly active antiretroviral therapy (HAART) can cause an immunopathologic reaction termed immune reconstitution inflammatory syndrome (IRIS)-TB. Many aspects of the IRIS phenomenon remain unraveled since its first discovery in 1954. This review is intended to summarize available evidence on various aspects of IRIS with particular focus on its pathogenesis and diagnosis. Insiden tuberkulosis (TB) dan koinfeksinya dengan infeksi human immunodeficiency virus (HIV) terus meningkat dari tahun ke tahun. Perbaikan imunitas yang berhubungan dengan highly active antiretroviral therapy (HAART) dapat disertai dengan reaksi imunopatologis yang disebut sebagai immune reconstitution inflammatory syndrome (IRIS)-TB. Perkembangan pengetahuan mengenai IRIS sejak fenomena ini pertama kali ditemukan pada tahun 1954 masih belum sempurna. Tinjauan ini bertujuan untuk merangkum literatur yang tersedia mengenai beragam aspek IRIS dengan fokus pada aspek patogenesis dan diagnosis.
Anal human papillomavirus genotype distribution and its associations with abnormal anal cytology among men who have sex with men I Ketut Agus Somia; Tuti Parwati Merati; Dewi Dian Sukmawati; Ni Wayan Winarti; IGAA Elis Indira; Ida Bagus Dwija Putra; Made Yogi Oktavian Prasetia
Universa Medicina Vol. 41 No. 3 (2022)
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18051/UnivMed.2022.v41.246-253

Abstract

BACKGROUND Anal human papillomavirus (HPV) is associated with the severity of anal cytologic abnormalities that are precancerous lesions. Knowledge of HPV type distribution in populations at risk for anal cancer is needed. This study investigated anal HPV infections and cytological abnormalities among men who have sex with men (MSM). METHODS A cross-sectional study was conducted involving 90 men aged >30 years with a history of anal sexual intercourse with men. Demographic characteristics and sexual behaviors were collected by using a self-completed questionnaire. Anal cytological results were examined, and HPV genotyping was performed by the Linear Array HPV genotyping test. Descriptive analyses of subject characteristics, prevalence, and 95% confidence intervals (CI) were performed. A chi-square test was used to determine their associations with high-risk HPV infection and cytological abnormalities. RESULTS The overall prevalence of abnormal cytology was 32% (24/75), atypical squamous cells of undetermined significance (ASCUS) 17.33 % (13/75), 14.66% (11/75) were classified as low-grade SIL (LSIL) and no participant had high-grade SIL (HSIL). Prevalence of HPV infection with normal cytology was 86.27% (44/51), ASCUS 92.30% (12/13), and LSIL 100% (11/11). The most common types of anal HPV in participants with cytological abnormalities are HPV 16, HPV 18 for high-risk HPV, and HPV 11, HPV 6 for low-risk HPV. There were no associations between the predictor variables and the abnormal cytology (p>0.05). CONCLUSION There was a high prevalence of HPV infection in MSM with abnormal anal cytology. A routine anal Pap smear program and vaccination are needed to prevent HPV infection and anal dysplasia in MSM.
Clinical Features of COVID-19 Patients at Udayana University Hospital During First Three Months of the COVID-19 Pandemic Cokorda Agung Wahyu Purnamasidhi; Ni Made Dewi Dian Sukmawati; Anak Agung Ayu Yuli Gayatri; I Made Susila Utama; I Ketut Agus Somia; Ketut Tuti Parwati Merati; Haruko Akatsu
Media Kesehatan Masyarakat Indonesia Vol. 18 No. 4: DECEMBER 2022
Publisher : Faculty of Public Health, Hasanuddin University, Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30597/mkmi.v18i4.20235

Abstract

COVID-19 exhibits a wide variety of symptoms, ranging from mild, moderate, severe, and critical respiratory dysfunctions up to death. Therefore, this study aimed to examine the demographic, clinical, and laboratory profile of COVID-19 patients admitted to Udayana University Hospital, Bali, during the first three months of the pandemic. Data were collected from the electronic medical records of 236 patients hospitalized from April to June 2020. The samples had a mean age of 40 years old, and they consisted of 58.50% male. Based on the records, the common clinical characteristics included fever (52.5%) and cough (47.5%), followed by less common traits, such as sore throat (18.2%), dyspnea (10.2%), flu (8.9%), and headache (3.8%). Laboratory results during admission showed an average lymphocyte count of 2.16 ± 2.19 × 109 cells/L and a neutrophil- lymphocyte ratio of 3.02 ± 3.41. The majority of patients were private corporation employees (30.51%), followed by migrant workers (21.19%). Furthermore, a fatality rate of 1.69% was recorded in the study hospital. These results were expected to provide epidemiological knowledge of COVID-19 patients, which can help clinicians to anticipate possible outcomes during treatment.
Co-Authors Adhyatma, I Gede Raka Adiputra, I Komang Hotra Aditya Darmika Amanda Trisliana Dwi Putri Anak Agung Ayu Yuli Gayatri Anak Agung Gde Putra Wiraguna Anbiya Umam Anthony Widyanata Lebuan Chintya Cahyarini, I Gusti Agung Ayu Cindy Gracia Trisina Cokorda Agung Wahyu Purnamasidhi Derian Adiguna Sutanto Desak Made Wihandani Dian, Ni Made Dewi Diksha, I Gusti Ngurah Ariestha Satya Gayatri, Anak Agung Ayu Yuli Gede Wira Mahadita Haruko Akatsu I Dewa Made Sukrama I Dewa Nyoman Wibawa I G A Gita Dewi Rahmautami I Gede Gita Sastrawan I Gede Gita Sastrawan I Gede Gita Sastrawan Sastrawan I Gede Raka Adhyatma I Gusti Agung Ayu Chintya Cahyarini I Gusti Agung Bagus Arya Wiradarma I Gusti Ayu Agung Dwi Karmila I Gusti Ayu Agung Elis Indira I Gusti Ngurah Bagus Jayanta Ananda I Komang Gede Triana Adiputra I Made Bakta I Made Siswadi Semadi I Made Susila Utama I Nyoman Bayu Andika Wiguna I Putu Pande Agus Asmara Widhiana Saputra I Wayan Putu Sutirta Yasa Ida Ayu Santhi Pertiwi Manuaba Ida Bagus Nyoman Putra Dwija Ida Bagus Putra Manuaba IGA Putri Purwanthi Jerry Junior, Darren Kadek Aprilia Sukma Dewi Ketut Ridana Wibawa Ketut Suryana Ketut Tuti Parwati Merati Komang Adya Data Agrasidi Komang Agus Trisna Amijaya, Komang Agus Trisna Komang Andjani Putri Komang Vika Nariswari Ratna Kinasih Made Yogi Oktavian Prasetia Made Yogi Oktavian Prasetia, Made Yogi Oktavian Merry Merry Merry Ni Made Dewi Dian Sukmawati Ni Made Dwi Puspawati Ni Putu Kostarika Melia Daradila Ni Wayan Winarti Nittaya Phanuphak, Nittaya NN Ayu Dewi Purnama, Giovanca Verentzia Putri, Amanda Trisliana Dwi Putu Ardy Hartadi Putu Herdita Sudiantara Putu Novi Handayani Putu SAtherogenic Index Of Plasma iatyakumara Upadhana Putu Satyakumara Upadhana Putu Sudarmika Robertus Brian Junarli Rudi Wisaksana Sastrawan, I Gede Gita Sastrawan Sawitri, Anak Agung Sagung Shanti, Dewa Ayu Fony Prema Siahaan, Katrin Wilentina Suteja, Richard Christian Tika Rizki Nur Laela Tuti Parwati Umam, Anbiya Khairul Upadhana, Putu Satyakumara Utama, I Made Susila Weisnawa, I Gede Purna Wulandari, Putu Kintan Yundari, Yundari