Claim Missing Document
Check
Articles

Found 31 Documents
Search

Daya Hambat Ekstrak Etanol Aloe Vera L. terhadap Proliferasi Sel Kanker Rongga Mulut (Sp-C1) secara In Vitro Putri, Gina Arfianti; Supriatno, -; Medawati, Ana
Mutiara Medika: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Vol 12, No 1 (2012)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18196/mmjkk.v12i1.996

Abstract

Kanker adalah penyakit yang ditandai dengan pembelahan sel yang tidak terkendali dan kemampuan sel-sel tersebut untuk menyerang jaringan biologis lainya, Pada penelitian ini menggunakan Lidah Buaya (Aloe vera L) yang memiliki  banyak khasiat sebagai anti kanker, anti bakteri, anti jamur, anti inflamasi, dan memiliki efek analgesik. Tujuan dari penelitian ini adalah mengkaji daya hambat proliferasi sel kanker rongga mulut (SP-C1) menggunakan  ekstrak etanol Lidah buaya. Desain penelitian ini adalah eksperimental laboratoris murni. Subjek penelitian pada penelitian ini menggunakan kultur sel kanker lidah (SP-C1) yang dibiakan dalam media Dubelcco’s modified eagle medium (DMEM) yang diberi foetal Bovine Serum 10% (FBS). JenisLidah buaya yang digunakan pada penelitian ini adalah Aloe vera L arborescens. Sel SP-C1 yang tumbuh sub-confluent dipanen menggunakan Tripsin-EDTA 0,25%. Sel sebanyak 1x 104 sel/sumur dimasukkkan cawan petri 24 sumur, sesuai jumlah dengan konsentrasi ekstrak etanol Lidah buaya yang digunakan. Sel di inkubasi selama 24 jam. Setelah inkubasi, semua media dibuang dan diganti dengan media baru yang mengandung berbagai konsentrasi ekstrak Lidah buaya. Sel di inkubasi selama 0, 24, 48 dan 72 jam. Hasil Penelitian menunjukkan pemberian ekstrak etanol Lidah buaya pada konsentrasi 75 mg/ml dan 100 ml/mg cenderung menurunkan jumlah proliferasi sel SP-C1 dibandingkan dengan konsentrasi 0 mg/ml, 25 mg/ml, dan 50 mg/ml dengan signifikansi p0.05. Kesimpulan: Ekstrak etanol Lidah buaya efektif menghambat proliferasi sel kanker rongga mulut SP-C1 secara In Vitro. Cancer is a desease that have characterized uncontrolled mitosis and invasion to the other organs. In this researched used Aloe vera as alternative herbal to cure cancer. Aloe vera contains are anticancer, antifungi, antiinflamation and analgesic. The aim of this research is to know the effect of etanolic extract of Aloe vera in inhihibit proliferation of SP-C1. Design research is pure laboratory experimental. Subject is a culture SP-C1 cells in Dubelcco’s modified eagle medium (DMEM) and foetal Bovine Serum 10% (FBS). The kind of Aloe vera is Aloe vera L arborescens. The Fluectuent SP-C1 cell collect by Tripsin-EDTA 0,25%. Cell put in cawan petri 24 cell/well with etanolic extract of Aloe vera, incubation 24  hours and replace with new media, incubation in 24, 48 and 72 hours. Each group add with MTT solution and counted by ELISA. The  result of this research shows that concentration 75 mg/ml  and 100 mg/ml effective inhibit proliferation of SP-C1 cell compared with 0 mg/ml, 25 mg/ml  and 50 mg/ml with the value of significant level 0.05.
Efektifitas Gel Ekstrak Pithecellobium lobatum Benth. pada Proses Kesembuhan Luka Pascapencabutan Gigi: Studi pada Cavia cobaya dengan Pengamatan Histologis Afiyah, Lisa Lamusul; Medawati, Ana
Mutiara Medika: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Vol 17, No 2 (2017): July
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18196/mm.170205

Abstract

Sel yang berperan penting dalam penyembuhan luka adalah kepadatan serabut kolagen. Kulit buah jengkol (P. lobatum Benth.) mengandung senyawa aktif saponin, tanin dan flavonoid yang berperan pada penyembuhan luka. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek pemberian gel ekstrak kulit buah P. lobatum Benth. terhadap kepadatan kolagen pada proses penyembuhan luka pascapencabutan gigi Cavia cobaya jantan. Jenis penelitian eksperimental murni in vivo,  rancangan posttest only control group. Subjek penelitian 45 ekor C. cobaya, dibagi lima kelompok perlakuan yaitu kelompok I (povidone iodin) sebagai kontrol positif, kelompok II (tanpa perlakuan) sebagai kontrol negatif, kelompok III, IV dan V adalah kelompok perlakuan yang diberi  gel ekstrak dengan konsetrasi 1%, 5% dan 10%. C. cobaya didekapitulasi rahang pada hari pertama, ketiga dan ketujuh. Analisis data menggunakan uji normalitas Shapiro Wilk, dilanjutkan uji One Way Anova dan uji Tukey HSD (Honestly Significant Difference). Hasil uji normalitas Shapiro Wilk menunjukkan distribusi data yang normal (p0,05). Uji One Way Anova menunjukkan terdapat perbedaan kepadatan kolagen di antara kelima kelompok. Hasil penelitian menunjukkan kepadatan kolagen signifikan pada kelompok V (gel ekstrak kulit buah P. lobatum Benth. konsentrasi 10%) dengan nilai signifikansi 0,000 (p 0,05). Kesimpulan menunjukkan  pemberian gel ekstrak kulit buah P. lobatum Benth. konsentrasi 10% efektif terhadap peningkatan kepadatan kolagen pada proses penyembuhan luka pascapencabutan gigi.
Hubungan Antara Status Gizi Dengan Status Erupsi Gigi Molar Tiga Normayanti Sukma; Ana Medawati
Insisiva Dental Journal: Majalah Kedokteran Gigi Insisiva Vol 1, No 1 (2012)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18196/di.v1i1.513

Abstract

Erupsi gigi merupakan gerak normal gigi ke arah rongga mulut dari posisipertumbuhannya dalam tulang alveolar. Banyak faktor yang mempengaruhi erupsigigi, salah satunya adalah nutrisi. Nutrisi sangat penting untuk pertumbuhan danperkembangan seseorang, termasuk erupsi gigi. Tujuan penelitian adalah untukmengetahui hubungan antara status gizi dengan status erupsi gigi molar tiga. Jenispenelitian ini adalah analytic descriptive dengan pendekatan cross sectionaldengan melibatkan 90 mahasiswa Program Studi Kedokteran Gigi UniversitasMuhammadiyah Yogyakarta yang diambil dengan metode consequentivesampling. Subyek penelitian terbagi dalam 3 kriteria IMT (indeks massa tubuh),yakni 30 mahasiswa dengan status gizi kurus, 30 mahasiswa dengan status gizinormal, dan 30 mahasiswa dengan status gizi gemuk. Hasil analisis denganmenggunakan uji statistic chi square menunjukkan hubungan yang tidaksignifikan P=0,092 atau P0,05 sehingga dapat disimpulkan tidak terdapathubungan antara status gizi dengan status erupsi gigi molar tiga.
Hubungan antara Status Gizi dengan Status Erupsi Gigi Insisivus Sentralis Permanen Mandibula The Relationship between Nutritional Status and the Status of the Eruption of Permanent mandibular central incisors Atiek Driana Rahmawati; Hastami Retriasih; Ana Medawati
Insisiva Dental Journal: Majalah Kedokteran Gigi Insisiva Vol 3, No 1 (2014)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18196/di.v3i1.1724

Abstract

Erupsi gigi merupakan gerak normal gigi ke arah rongga mulut dari posisi pertumbuhannya dalam tulangalveolar. Erupsi gigi dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah nutrisi. Nutrisi sangat penting untukpertumbuhan dan perkembangan fisik, termasuk erupsi gigi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahuihubungan antara status gizi dengan status erupsi gigi insisivus sentralis permanen mandibula. Jenis penelitian iniadalah analytic descriptive dengan pendekatan cross sectional yang melibatkan 60 siswa dengan usia 6-7 tahunyang bersekolah di sekolah dasar negeri di Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul, DIY yang diambil denganmetode consecutive sampling. Subyek penelitian terbagi dalam 2 kriteria status gizi berdasarkan Tinggi Badanmenurut Usia (TB/U), yaitu 30 siswa dengan status gizi pendek dan 30 siswa dengan status gizi normal. Hasilanalisis dengan menggunakan uji statistic chi square menunjukkan hubungan yang signifikan (P0,05). Kesimpulan terdapat hubungan antara status gizi dengan status erupsi gigi insisivus sentralis permanen mandibula.
Potensi Ekstrak Etanol Daun Keladi Tikus (Typhonium flagelliforme Lodd.) Sebagai Induktor Apoptosis Sel Kanker Lidah Manusia (SP-C1) Himmaturojuli Rosyid Ridlo; Supriatno Supriatno; Ana Medawati; Atiek Driana Rahmawati
Insisiva Dental Journal: Majalah Kedokteran Gigi Insisiva Vol 1, No 2 (2012)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18196/di.v1i2.530

Abstract

Typhonium flagelliforme Lodd has been used traditionally to cure breast cancer, lung, colon, rectum, liver, prostate, kidney, cervix, throat, bone, brain, spleen, bladder, leukimia and pancreas cancer. The ethanolic extract of Typhonium flagelliforme Lodd contained active compounds that could inhibit cancer cell growth. One of the active compounds was saponin and phenolic. The aim of study was to examine the potency ethanolic extract of Typhoniumflagelliforme Lodd. as inductor of apoptosis in human oral tongue cancer cell Supri's Clone-1 (SP-C1). The desingn of used in this study was pure laboratoris experimental with human oral tongue cancer cells line (SP-C1) as a sample which treated by ethanolic extract of Typhonium flagelliforme Lodd in various concentrations (0, 25, 50, 75, 100, 125 µg/ml) for 48 hours. Apoptosis examination was carrried out by painting with etidium bromide-acridin orange. The result of the study showed that etanolic exstract of Typhonium flagelliforme Lodd. induced apoptotic SP-C1 cell line. Statistical analisis with One Way Anova revealed etanolic extract in various concentration have significant differences (P=0,00) after treated with etanolic extract Typonium flagelliforme Lodd. It also found that the most effective concentration inducing apoptosis of human tongue cancer cells Supri's Clone-1 (SP-C1) was the 125 µg/mL. The conclusion of this research, ethanolic extract of Typhonium flagelliforme Lodd. has a potency to induce apoptosis human oral tongue cancer cells (SP-C1).
Daya Hambat Ekstrak Etanol Daun Keladi Tikus (Typhonium flagelliforme Lodd.) terhadap Proliferasi Sel Kanker Lidah Manusia (Sp-c1) secara In Vitro Keri Pangesti Yudi Harhari; Supriatno Supriatno; Ana Medawati
Mutiara Medika: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Vol 11, No 1 (2011)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18196/mmjkk.v11i1.922

Abstract

Keladi tikus (Typhonium flagelliforme Lodd.)  merupakan tanaman yang telah banyak digunakan sebagai obat tradisional oleh masyarakat Indonesia. Keladi tikus memiliki zat aktif antikanker dalam bentuk triterpenoid, alkaloid, polifenol, Ribosome Inactivating Protein (RIP) dan fitol. Penelitian ini bertujuan untuk menguji daya hambat ekstrak etanol daun keladi tikus terhadap proliferasi sel kanker lidah manusia ( SP-C1). Desain penelitian ini adalah eksperimental laboratoris murni. Penelitian ini menggunakan biakan sel kanker lidah (SP-C1) yang diinkubasikan dengan ekstrak etanol daun keladi tikus berbagai konsentrasi (25 , 50, 75, 100, 125 µg/ml) dengan waktu paparan 24 dan 48 jam, sebagai kontrol negatif digunakan biakan sel dalam media Rosswell Park Memorial Institute 1640 (RPMI-1640). Uji aktivitas sitotoksik dilakukan dengan metode MTT assay. Pemberian ekstrak etanol daun keladi tikus cenderung menurunkan jumlah sel kanker lidah (SP-C1). Potensi hambatan proliferasi tertinggi ekstrak etanol daun keladi tikus terjadi pada konsentrasi 125 µg/ml yang menghambat proliferasi sel kanker lidah (SP-C1) sebesar 59% selama waktu 24 jam inkubasi dan sebesar 73% selama 48 jam inkubasi. Disimpulkan bahwa ekstrak etanol daun keladi tikus dapat menghambat proliferasi sel kanker lidah manusia (SP-C1).
Pengaruh Metode Sokletasi dan Perkolasi Ekstrak Etanol Kayu Siwak (Salvadora persica) Terhadap Kandungan Zat Senyawa Aktif Kajian pada : Flavonoid, Fenol, Saponin, Tanin, Terpenoid Erlangga Narotama Quddus; Ana Medawati
Mutiara Medika: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Vol 8, No 1 (S) (2008): Januari
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18196/mmjkk.v8i1 (S).9415

Abstract

Siwak (Salvadora persica) merupakan salah satu tanaman alternatif yang mengandung antimikroba. Kayu siwak diduga memiliki kandungan zat senyawa aktif salvadorin, klorida, sejumlah besar fluorida dan silika, sulfur, vitamin C, serta sejumlah kecil tanin, saponin, flavanoid dan sterol.Dalam memperoleh ekstrak suatu bahan simplisia, komposisi senyawa aktif dari hasil ekstraksi juga dipengaruhi oleh pelarut dan metode penyarian. Metode dasar penyarian itu sendiri terbagi menjadi 3 macam : metode sokletasi, metode perkolasi dan metode maserasi. Pemakaian terhadap ketiga cara diatas disesuaikan dengan kepentingan dalam memperoleh sari. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji kandungan zat senyawa aktif ekstrak etanol kayu siwak pada metode perkolasi dan metode sokletasi. Subyek penelitian ini adalah kayu siwak serta hasil ekstrak etanol kayu siwak (Salvadora persica) dengan menggunakan metode perkolasi dan metode sokletasi. Penelitian dilakukan melalui tahap parsiapan yaitu melakukan penyarian terhadap kayu siwak dengan menggunakan metode perkolasi dan sokletasi yang dilakukan di laboratorium Teknologi Fitofarmasetik Fakultas Fannasi Universitas Gajah Mada Kemudian dilakukan identifikasi kandungan zat senyawa aktifpada basil eksnak dengan menggunakan metode kromatografi lapis tipis yang dilakukan di LPPT (Laboratorium Penelitian dan Pengujian Terpadu). Terdapat 5 zat senyawa aktif yang dij adikan parameter dalam penelitian ini yaitu : flavonoid, saponin, fenol, terpenoid, tanjn yang diduga mempunyai efek antibakteri.Hasil penelitian menunjukan terdapat perbedaan kandungan zat senyawa aktif. Pada hasil ekstrak etanol kayu siwak (Salvadora persica) dengan menggunakan metode perkolasi mempunyai kandungan zat senyawa aktif fenol, saponin, terpenoid Sedangkan pada hasil ekstrak etanol kayu siwak dengan menggunakan metode sokletasi mempunyai kandungan zat senyawa aktif fenol, saponin, terpenoid, tanin, flavonoid 
PENGEMBANGAN PERALATAN PROSES PRODUKSI JAMU TRADISIONAL Sukuriyati Susilo Dewi; Ana Medawati; Sriyadi Sriyadi
Prosiding Seminar Nasional Program Pengabdian Masyarakat 2018: 2. Penguatan Inovasi Teknologi (Pangan, Pertanian, Energi, Transportasi) Bagi Pemerintah Daera
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (459.233 KB)

Abstract

Beberapa tahun belakangan ini, kesadaran masyarakat akan kesehatan meningkat diikuti trend“back to nature” menyebabkan industri jamu tradisional berkembang dengan pesat. Kelompok Usahabersama (KUB) Mugi Waras I dan II telah lama berusaha di bidang jamu tradisional. Masalah utamayang dihadapi kelompok ini adalah peralatan produksi yang tidak memadai, pemahaman tentangkehigienisan jamu serta pemasaran yang masih sederhana. Program IbM mono tahun bertujuanuntuk meningkatkan kuantitas dan kualitas jamu yang dihasilkan melalui penerapan teknologimekanis, meningkatkan ragam atau jenis produk yang dihasilkan, memberikan pelatihan praktispenerapan teknologi pengolahan jamu tradisional, manajemen produksi dan pemasaran, danmemperluas segmen pasar. Program yang dijalankan meliputi pengadaan alat produksi jamu yanglebih baik, melakukan penyuluhan tentang kesehatan jamu, menganalisa produk masing-masinganggota, menetapkan standar operasional dalam pembuatan jamu beras kencur dan kunir asam,serta pengenalan produk jamu yang telah dipasarkan secara nasional.
Hubungan antara asupan energi, asupan lemak, dan obesitas pada remaja siswa-siswi SLTP di Kota Yogyakarta dan di Kabupaten Bantul Ana Medawati; Hamam Hadi; I Dewa Putu Pramantara
Jurnal Gizi Klinik Indonesia Vol 1, No 3 (2005): Maret
Publisher : Minat S2 Gizi dan Kesehatan, Prodi S2 IKM, FK-KMK UGM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/ijcn.17467

Abstract

Background: The prevalence of obesity in young children and adolescents has been increasing very dramatically during the last two decades, especially in big cities. High intake of energy and fat may have contributed to obesity.Objective: To examine the relationship between energy intake, fat intake and obesity among adolescents.Method: A Case Control Study was conducted in 2003. Subjects were Junior High School students, age 10–15 years, living in the city of Jogjakarta and Bantul Regency were included in the study. Data on  nutrition intake were collected by using Food Frequency Questionnaires from 140 obese and 140 non obese junior high school students.Results: On average, the energy intake among cases and controls from the city of Jogjakarta were 2818,32 ± 618,05 kcal/day and 2210,42 ± 329,81 kcal/day respectively. Whereas total average of energy intake among  cases and controls from Bantul were 2416,99 ± 673,52 kcal/day and 1778,09 ± 312,03 kcal/day respectively. Obesity was significantly associated (p < 0.05) with total energy and fat intakes in both city Jogjakarta and Bantul.Conclusion: Obesity was associated with total energy and fat intakes in Junior High School Students.
The effect of antimicrobial peptide gel RISE-AP12 on decreasing neutrophil and enhancing macrophage in nicotine-periodontitis Wistar rat model Ika Andriani; Ana Medawati; Muhammad Ihza Humanindito; Maulida Nurhasanah
Dental Journal (Majalah Kedokteran Gigi) Vol. 55 No. 2 (2022): June 2022
Publisher : Faculty of Dental Medicine, Universitas Airlangga https://fkg.unair.ac.id/en

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/j.djmkg.v55.i2.p93-98

Abstract

Background: Periodontitis, an inflammation that causes alveolar bone destruction, is caused by bacteria and aggravated by nicotine exposure and is therefore a disease that many smokers have. Antibacterial agents are essential for the rejuvenation process in periodontitis treatment; antimicrobial peptide (AMP) gel is a broad-spectrum antibacterial agent that is hardly cause bacteria resistance. Purpose: The objective of this study is to determine the effect of AMP gel administration on neutrophil and macrophage counts on periodontitis regeneration in nicotine-exposed rats. Methods: 24 Wistar rats were separated into four groups: nicotineexposed, non-nicotine-exposed, treatment and control. Rats with periodontitis were given AMP in the gingival line on days 1, 3 and 7 after having their mandibular central incisors ligated for 14 days to induce periodontitis. After AMP treatment, two groups of rats were collected randomly. Each group were decapitated, followed by treatment and histological examination with hematoxylin-eosin staining in the pathology laboratory to view neutrophils and macrophages. The asymmetric Kruskal Wallis test was used to analyse the data. Results: In mice treated with AMP, neutrophil counts on day 3 were lower than in distilled water (Aquadest) controls. The number of macrophages on day 3 was higher than that of the Aquadest control. Kruskal Wallis test results for neutrophils were p = 0.017 and for macrophages p = 0.01, where both test results had p < 0.05, there were significant differences between the neutrophil and macrophage groups. Conclusion: The administration of AMP effects on decreasing the number of neutrophils and enhancing macrophages in the periodontitis regeneration. in nicotine-exposed rats.