Claim Missing Document
Check
Articles

Analisis Kecelakaan Kerja Dengan Metode Hazard Identification Risk Assessment And Risk Control Pada Pekerja Pengangkut Sampah Di TPA Sumompo Zulkifli A. Ubrusun; Pingkan A. K. Pratasis; Roski R. I. Legrans
TEKNO Vol. 22 No. 88 (2024): TEKNO
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35793/jts.v22i88.56342

Abstract

Tempat Pemrosesan Akhir merupakan salah satu tempat yang digunakan untuk membuang sampah yang sudah mencapai tahap akhir dalam pengelolaan sampah yang dimulai dari pertama kali sampah dihasilkan, dikumpulkan, dikelola, diangkut, dan dibuang. Hasil telaah pustaka tentang masalah keselamatan dan kesehatan kerja menunjukan bahwa kondisi lingkungan dan perilaku yang tidak aman sehingga bisa menyebabkan masalah keselamatan dan kesehatan kerja. Ini adalah dasar untuk penggunaan alat pelindung diri dan kesadaran bahaya mengenai dampak kesehatan dari sampah pada pekerja di Tempat Pemrosesan Akhir. Kecelakaan kerja adalah suatu permasalahan yang perlu diperhatikan dan dihadapi oleh setiap pekerja dimana setiap waktu kapan terjadi dan tanpa diketahui. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif dengan metode Hazard Identification Risk Assessment and Risk Control (HIRARC), peneliti akan dapat memperoleh jawaban secara luas dan mendalam mengenai kecelakaan kerja pada pekerja di TPA Sumompo. Hasil identifikasi risiko pada pekerjaan yang ada di Tempat Pemrosesan Akhir Sumompo terdapat 15 potensi risiko bahaya dengan persentase tingkat risiko sebesar 13% berisiko rendah (low), 54% berisiko sedang (medium), 20% berisiko tinggi (high), 13% berisiko sangat tinggi (very high) dan rekomendasi pengendalian risiko bahaya yang ada di Tempat Pemrosesan Akhir Sumompo adalah berupa eliminasi, substitusi, rekayasa teknik, administrasi dan penggunan Alat Pelindung Diri (APD). Kata kunci: kecelakaan kerja, HIRARC, keselamatan dan kesehatan kerja, TPA Sumompo
Desain IPAL Komunal Anaerobic Baffled Reactor (ABR) Sebagai Unit Pengolahan Air Limbah Domestik Di Perumahan Griya Paniki Indah Kecamatan Mapanget Kota Manado Gabriell S. Pade; Isri R. Mangangka; Roski R. I. Legrans
TEKNO Vol. 22 No. 88 (2024): TEKNO
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35793/jts.v22i88.56488

Abstract

Perumahan Griya Paniki Indah merupakan perumahan yang terletak di Kecamatan Mapanget, Kota Manado. Perumahan Griya Paniki Indah memiliki luas wilayah 150 hektar area yang terdiri dari 3 kelurahan yakni Kelurahan Paniki Bawah, Kelurahan Buha dan Kelurahan Bengkol. Penanganan air limbah Greywater di Perumahan Griya Paniki Indah masih cukup buruk karena masyarakatnya masih saja membuang air limbah domestik langsung ke badan air atau tanah, serta sebagian besar masyarakat Perumahan Griya Paniki Indah langsung membuang air limbah domestik ke saluran drainase tanpa ada pengolahan terlebih dahulu. Berdasarkan hasil uji laboratorium air limbah di Perumahan Griya Paniki Indah didapati bahwa pada 3 parameter pencemar yang diatur dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor P.68 Tahun 2016 tentang Baku Mutu Air Limbah Domestik telah melebihi baku mutu dengan hasil Biochemical Oxygen Demand (BOD) 197.6 mg/L, Chemical Oxygen Demand (COD) 401.6 mg/L dan Total Suspended Solid (TSS) 576.2 mg/L. Anaerobic Baffled Reactor (ABR) merupakan sebuah sistem pengolahan air limbah yang secara fisiknya tertutup, Anaerobic Baffled Reactor (ABR) memilki prinsip air limbah yang masuk dialirkan melalui dinding - dinding yang telah diatur berupa shaft - shaft. Berdasarkan hasil perhitungan, Anaerobic Baffled Reactor (ABR) direncanakan memiliki 6 kompartemen dengan dimensi panjang total 12.4 m, lebar total 2.3 m, kedalaman total 2.6 m dan total luas lahan yang digunakan untuk pembangunan Anaerobic Baffled Reactor (ABR) adalah sebesar 28.52 m2. Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) yang akan dibangun adalah tipikal 100 KK yang meliputi lingkungan X pada jalan anggrek, jalan bougenville, jalan boulevard dan jalan mawar. Kata kunci: Anaerobic Baffled Reactor (ABR), Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL), air limbah domestik, Perumahan Griya Paniki Indah
Perencanaan Sistem Pengelolaan Sampah Desa (Studi Kasus: Desa Pungkol Kecamatan Tatapaan Kabupaten Minahasa Selatan) Jein D. Wangka; Teddy Takaendengan; Roski R. I. Legrans
TEKNO Vol. 22 No. 88 (2024): TEKNO
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35793/jts.v22i88.56490

Abstract

Desa Pungkol yang terletak di Kecamatan Tatapaan Kabupaten Minahasa Selatan masih menerapkan pengelolaan sampah dengan cara dikumpulkan dan dibakar. Jumlah penduduknya sebesar 446 jiwa, sehingga jumlah penduduk ini tentunya akan bertambah setiap tahunnya. Penambahan jumlah penduduk akan diikuti dengan penambahan jumlah volume sampah yang dihasilkan. Sehingga potensi sampah yang tidak terkelolah nantinya akan menghasilkan sampah yang besar. Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui kondisi eksisting sistem pengelolaan sampah (pengumpulan dan pewadahan) di Desa Pungkol, mengetahui volume, timbulan, komposisi sampah dan merencanakan sistem pengelolaan sampaj, serta menganalisis aspek non teknisnya (kelembagaan dan finansial). Metode penelitian yang digunakan yaitu pengukuran timbulan sampah secara langsung dari sumber sesuai SNI-19-3964-1994. Perencanaan akan berdasarkan Berdasarkan UU No.18 Pasal 19 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah “Pengelolaan sampah rumah tangga dan sampah sejenis rumah tangga terdiri atas pengurangan sampah dan penanganan sampah” nantinya akan di rencanakan di Desa Pungkol. Kata kunci: perencanaan, sistem pengelolaan sampah, kelembagaan, pengelolaan sampah
Analisis Rekomendasi Isian Maksimal Bahan Peledak Terhadap Kestabilan Lereng (East Wall Section) Pada Pit Toka Renaldy K. Kapoyos; Pradila G. S. Hulalata; Arthur H. Thambas; Roski R. I. Legrans
TEKNO Vol. 22 No. 88 (2024): TEKNO
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35793/jts.v22i88.56613

Abstract

Mengetahui dan menganalisis tingkat getaran tanah yang dihasilkan dari peledakan yang diterapkan Mengetahui nilai konstanta (k) dan eksponen (b) kondisi batuan lokasi penelitian dari hasil regresi hubungan variable scaled distance dan nilai PPV Mengetahui nilai konstanta untuk prediksi Peak Particle Accelaration Mengetahui nilai percepatan kritis sebagai factor seismic yang mempengaruhi kestabilan lereng Mengetahui rekomendasi maksimum isian bahan peledak meledak bersamaan Analisis nilai konstanta untuk prediksi PPA Analisis nilai PPV untuk mendapatkan nilai peak particle displacement dan nilai amaks. Analisis Faktor Keamanan menggunakan nilai PPA hasil pengukuran alat sebagai nilai g, dan nilai amaks hasil diferensiasi PPV sebagai nilai g. Analisis regresi untuk mendapatkan hubungan (PPA) dan Percepatan Horizontal (a) Analisis FK maksimum dan rekomendasi isian maksimum dengan suatu jarak tertentu jumlah bahan peledak yang meledak bersamaan dalam rentang waktu/time windows 8 ms. t. Dari hasil simulasi yang dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak Viewshot didapatkan jumlah lubang yang meledak bersamaan berkisar antara 2-6 lubang ledak. Jumlah minimum bahan peledak per waktu tunda adalah 83 kg, sedangkan jumlah maksimum muatan bahan peledak per waktu tunda adalah 443 kg.Nilai Konstanta yang didapatkan untuk memprediksi nilai PPV adalah sebagai berikut, nilai konstanta dengan confidence limits 50% sebesar 248.1 untuk nilai k dan -1.72 untuk nilai m. Nilai konstanta dengan confidence limit 95% sebesar 516 untuk nilai k dan -1.72 untuk nilai m. Sebaiknya dalam penggunaan rekomendasi isian tersebut digunakan factor error sebesar 20% dari rekomendasi isian tersebut. Kata kunci: Peak Particle Velocity, Variable Scaled Distance, getaran tanah, peledakan, prediksi
Perancangan Instalasi Pengolahan Air Limbah Domestik Dengan Sistem Kombinasi Anaerob-Aerob Di Kelurahan Karame Kota Manado Youla Srinarwati; Roski R. I. Legrans; Isri R. Mangangka
TEKNO Vol. 22 No. 88 (2024): TEKNO
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35793/jts.v22i88.56676

Abstract

Kelurahan Karame merupahkan salah satu wilayah kota Manado yang berada di dekat daerah aliran sungai Tondano yang memiliki luas 12,3 Ha, dengan kepadatan penduduk 412,3 orang/Ha. Kondisi sanitasi lingkungan di Kelurahan Karame belum memenuhi standar, dikarenakan tidak adanya sistem pengolahan air limbah domestik. Air limbah domestik yang dihasilkan langsung dialirkan ke sungai Mahakam. Hasil uji laboratorium terhadap kadar TTS, BOD dan COD pada air limbah domestik Kelurahan Karame menunjukkan angka masing-masing 130 mg/L, 490 mg/L, dan 358 mg/L, dimana angka-angka tersebut telah melampaui baku mutu yang telah ditetapkan menurut Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor P.68 Tahun 2016. Artikel ini berisi tentang perancangan Instalasi Pengolahan Air Limbah Domestik (IPAL) dengan sistem kombinasi Anaerob-Aerob untuk Lingkungan IV dan V Kelurahan Karame, yang menggunkan metode kuantitatif dengan menghitung kapasitas IPAL melalui pendekatan populasi terhadap pemakaian air bersih. Bedasarkan hasil analisis diperoleh kapasitas IPAL sebesar 297,562 m3/hari. IPAL yang dirancang terdiri dari unit bak ekualisasi, bak pengendapan awal, bak anaerob, bak aerob dan pengendapan akhir, bangunan IPAL membutuhkan lahan seluas yaitu 92 m2. Kata kunci: perancangan, IPAL anaerob-aerob, air limbah domestik, Kelurahan Karame
Efektifitas Sistem Pengolahan Sampah Di Kawasan Pesisir Pantai Moinit Desa Tawaang Kabupaten Minahasa Selatan Agnes V. Pasarong; Teddy Takaendengan; Roski R. I. Legrans
TEKNO Vol. 22 No. 88 (2024): TEKNO
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35793/jts.v22i88.56679

Abstract

Melimpahnya sumber daya alam di wilayah pesisir dan pesisir menimbulkan daya tarik tersendiri. Tingginya aktivitas manusia telah menimbulkan berbagai dampak buruk terhadap kehidupan manusia dan struktur lingkungan hidup sehingga menimbulkan pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup. Pantai Moinit merupakan salah satu daya tarik wisata bagi wisatawan yang perlu didukung dengan penyediaan fasilitas pengolahan sampah. Saat ini di wilayah pesisir pantai masih kurang ketersediaan tempat sampah sehingga banyak sampah yang dibuang sembarangan di sekitar pantai. Pantai Moinit di Desa Tawang merupakan salah satu kawasan pesisir yang perlu ditingkatkan pengelolaan sampahnya. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, timbulan sampah yang dihasilkan di pantai Moinit rata-rata sebesar 31.00 kg/hari dengan komposisi sampah yang mendominasi yakni sampah kayu atau ranting sebesar 47%, sampah plastik sebesar 41%, dan sampah daun 12%. Untuk itu direncanakan sistem pengelolaan sampah di Pantai Moinit Desa Tawaang yang meliputi pewadahan, pengumpulan, TPS dan pengolahan sampah. sistem pengelolaan sampah di Pantai Moinit Desa Tawaang meliputih pewadahan, pengumpulan, TPS dan pengolahan sampah. Dari komposisi sampah berupa sampah kayu atau ranting, daun kering, dan sampah plastik yang dihasilkan di pantai Moinit, kemudian akan diolah menjadi produk yang memiliki nilai guna yaitu briket, kompos, dan ecobrick. Kata kunci: pengolahan sampah, kawasan pesisir, Pantai Moinit
Analisis Kualitas Air Di Sungai Panasen Akibat Lahan Persawahan Desa Panasen Kabupaten Minahasa Rahelga F. E. Rembet; Liany A. Hendratta; Roski R. I. Legrans
TEKNO Vol. 22 No. 89 (2024): TEKNO
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35793/jts.v22i89.57270

Abstract

Desa Panasen memiliki luas wilayah 267 Ha, dengan 83 Ha (31,09%) digunakan untuk lahan persawahan yang mendukung aktivitas pertanian. Dilihat dari kondisi geografis Desa Panasen yang berdekatan dengan Sungai Panasen menyebabkan sungai ini sering digunakan sebagai tempat pembuangan limbah pertanian dan domestik. Hasil uji laboratorium menunjukkan peningkatan konsentrasi BOD dan COD di hilir sungai yang bermuara di Danau Tondano dibandingkan dengan di Desa Panasen, Kecamatan Kakas Barat, Kabupaten Minahasa. Peningkatan ini diduga disebabkan oleh limpasan limbah pertanian dari penggunaan pupuk dan pestisida, serta limbah domestik dari pemukiman yang tidak dikelola dengan baik. Sebaliknya, terjadi penurunan konsentrasi Total Fosfat di hilir sungai, yang dapat disebabkan oleh pengendapan fosfat dalam sedimen dasar sungai. Adapun strategi pengendalian pencemaran yang diusulkan meliputi identifikasi sumber pencemaran, pengembangan dan penerapan teknologi pengolahan limbah seperti Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL), pengurangan penggunaan pupuk kimia, serta peningkatan peran serta masyarakat dan koordinasi pemerintah. Dengan implementasi strategi-strategi ini, diharapkan kualitas air Sungai Panasen dapat ditingkatkan dan dilindungi secara efektif, mendukung kesehatan ekosistem dan kesejahteraan masyarakat sekitar. Kata kunci: kualitas air, pencemaran, pertanian, Sungai Panasen, DAS Danau Tondano
Analisis Kualitas Air Di Sungai Salu Koya Di Kecamatan Tondano Barat, Kabupaten Minahasa Firdaus; Liany A. Hendratta; Roski R. I. Legrans
TEKNO Vol. 22 No. 89 (2024): TEKNO
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35793/jts.v22i89.57399

Abstract

Sungai Salu Koya di kecamatan Tondano Barat, Kabupaten Minahasa diindikasikan telah mengalami pencemaran yang diakibatkan oleh aktivitas pembuangan limbah cair domestic dan pertanian. Penelitian ini bertujuan menganalisis kualitas air sungai berdasarkan Kriteria Mutu Air menurut Peraturan emerintah Nomor 22 Tahun 2021 Tentang Penyelenggaraan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, dan mengusulkan strategi pengendalian pencemaran air Sungai Salu Koya yang perlu dilaksanakan. Parameter yang dianalisis adalah BOD, COD dan Fosfat. Panjang sungai pada lokasi penelitian ini yaitu 2,9 Km dengan type sungai kecil F. Kualitas air sungai yang dianalisis di tiga titik pengambilan sampel. Analisis Status mutu air sungai mengunakan metode indek pencemaran. Hasil yang diperoleh adalah (1) Kualitas air sungai Salu Koya untuk parameter BOD, dan COD dari hulu ke hilir pada titik pantau 1, 2, 3 masih memenuhi Kriteria mutu air kelas I menurut PP Nomor 22 Tahun 2021 (2) Nilai Indek Pencemaran (PI) air sungai Salu Koya mengalami peningkatan dari hulu ke hilir berkisar antara 0,6 sampai 1,2 yang menandakan terjadi penurunan kualitas air sungai pada titik pantau 3 dengan status mutu air cemar ringan. (3) Upaya agar kualitas air sungai Salu Koya sesuai dengan kriteria mutu air dan peruntukannya diperlukan strategi pengendalian pencemaran air sungai yang direkomendasikan yaitu secara non-teknis menurut peraturan yang berlaku melibatkan 3 instrumen hukum utama : Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL), Program Kali Bersih (PROKASIH) dan Baku Mutu Lingkungan. Secara teknis terdapat dua metode yaitu dengan pengolahan air limbah secara Anaerobik dan Pengolahan Air Limbah dengan Kolam Tumbuhan Air. Kata kunci: kualitas air, status mutu air, pengendalian pencemaran air
Analisis Kualitas Air Di Hulu Dan Hilir Sungai Tougela Kelurahan Masarang Kabupaten Minahasa Bimo A. S. Wonggo; Liany A. Hendratta; Roski R. I. Legrans
TEKNO Vol. 22 No. 89 (2024): TEKNO
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35793/jts.v22i89.57441

Abstract

Sungai adalah ekosistem penting bagi manusia. Sungai juga menyediakan air baik untuk berbagai kebutuhan seperti kegiatan pertanian, industri, maupun domestik. Sungai Tougela adalah salah satu sungai yang berada pada kelurahan masarang, Kecamatan Tondano Barat, Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara. Sungai Tougela merupakan salah satu dari 34 sub Daerah Aliran Sungai yang berada di saluran DAS Danau Tondano dan mempunyai banyak manfaat bagi masyarakat diantaranya sebagai irigasi, perumahan dan lainnya. Aktivitas manusia inilah yang menyebabkan sungai menjadi rentan terhadap pencemaran air. Begitupula pertumbuhan industri dapat menyebabkan dampak penurunan kualitas lingkungan. Hasil uji laboratorium menunjukkan peningkatan konsentrasi Total Fosfat di hilir sungai yang bermuara di Danau Tondano dibandingkan dengan di Hulu sungai, Kecamatan Koya, Kabupaten Minahasa. Peningkatan ini diduga disebabkan oleh limpasan limbah pertanian dari penggunaan pupuk dan pestisida, serta limbah domestik dari pemukiman yang tidak dikelola dengan baik. Sebaliknya, terjadi kestabilan konsentrasi BOD dan COD di Hulu dan hilir sungai, yang bisa disebabkan oleh pengendapan dan melewati lahan basah. Adapun strategi pengendalian pencemaran yang diusulkan meliputi identifikasi sumber pencemaran, pengembangan dan penerapan teknologi pengolahan limbah seperti Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL), pengurangan penggunaan pupuk kimia, serta peningkatan peran serta masyarakat dan koordinasi pemerintah. Dengan implementasi strategi-strategi ini, diharapkan kualitas air Sungai Tougela dapat ditingkatkan dan dilindungi secara efektif, mendukung kesehatan ekosistem dan kesejahteraan masyarakat sekitar. Kata kunci: kualitas air, pencemaran, aktivitas manusia, Sungai Tougela, DAS Danau Tondano
Analisis Kandungan Besi (Fe), Fluorida (F) Dan Fecal Coliform Di Sungai Panasen, Desa Panasen, Kabupaten Minahasa Raden G. Rompas; Liany A. Hendratta; Roski R. I. Legrans
TEKNO Vol. 22 No. 89 (2024): TEKNO
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35793/jts.v22i89.57824

Abstract

Desa Panasen merupakan salah satu desa yang ada di Kecamatan Kakas Barat, Kabupaten Minahasa, dengan luas Desa 267 Ha atau 2,67 KM2. Keadaan wilayah desa Panasen mempunyai lahan budidaya sawah 83 Ha, kebun ladang 154 Ha, hutan budidaya tidak ada, hutan non budidaya 10 Ha, dan pemukiman 20 Ha. Jumlah populasi total di desa ini pada tahun 2022 adalah sebanyak 1.328 jiwa. Dilihat dari kondisi geografis Desa Panasen yang berdekatan dengan Sungai Panasen menyebabkan sungai ini sering digunakan sebagai tempat pembuangan limbah pertanian dan domestik. Hasil uji laboratorium menunjukkan peningkatan signifikan konsentrasi Besi (Fe) dan Fluorida (F) dibandingkan dengan lokasi di Desa Panasen, Kecamatan Kakas Barat, Kabupaten Minahasa. Peningkatan konsentrasi Besi (Fe) ini diidentifikasi disebabkan oleh aktivitas masyarakat seperti pembuangan limbah pertanian dan domestik, serta proses pelarutan batuan dan mineral yang mengandung logam-logam tersebut. Limbah cair dari pertanian terutama berasal dari penggunaan pupuk dan pestisida, sementara limbah domestik mencakup detergen dan pipa besi. Proses pelapukan kimia mineral silikat juga memainkan peran penting dalam pelepasan ion Fe²⁺ ke dalam perairan. Selain itu, parameter Fecal Coliform mengalami penurunan di hilir sungai, yang mungkin disebabkan oleh kemampuan alami sungai untuk memurnikan diri melalui proses sedimentasi, pengenceran, dan degradasi biologis. Sebaliknya, tingginya konsentrasi Fecal Coliform yang berlokasi di Desa Panasen disebabkan oleh kontaminasi feses manusia atau hewan, yang dapat menyebabkan penyakit pada manusia. Untuk mengendalikan pencemaran lingkungan dan menjaga kualitas air Sungai Panasen, diperlukan upaya identifikasi sumber pencemaran, pengembangan teknologi pengolahan limbah seperti Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL), pengurangan penggunaan pupuk kimia, serta peningkatan peran serta masyarakat dan koordinasi pemerintah. Langkah-langkah ini diharapkan dapat meningkatkan dan melindungi kualitas air sungai secara efektif. Kata kunci: kualitas air, pencemaran air, pengelolaan limbah, Danau Tondano