Claim Missing Document
Check
Articles

Found 20 Documents
Search

Kajian Interaksi Obat Antihipertensi Pada Pasien Rawat Inap di Salah Satu Rumah Sakit di Bogor, Indonesia Lusi Indriani; Emy Oktaviani
Majalah Farmasetika Vol. 4, Supl. 1, Tahun 2019
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/mfarmasetika.v4i0.25884

Abstract

Dewasa ini, penyakit hipertensi menjadi salah satu penyakit degeneratif yang umum terjadi pada kalangan masyarakat di dunia khususnya Indonesia. Pengobatan hipertensi dalam jangka waktu lama seringkali menimbulkan masalah baru pada penderita seperti munculnya komplikasi baik yang berasal dari obat maupun penyakit. Tingginya resiko komplikasi menyebabkan meningkatnya jumlah obat dan menyebabkan meningkatnya resiko interaksi obat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi kejadian interaksi obat antihipertensi berdasarkan tingkat signifikansi, tingkat keparahan dan mekanisme terbanyak serta mengidentifikasi obat antihipertensi yang paling sering berinteraksi.  Desain penelitian observasional non eksperimental pendekatan retrospektif digunakan dalam penelitian ini. Rekam medis pasien sebanyak 74 pasien dilakukan kajian interaksi obat secara teoritik dengan penapisan secara manual menggunakan buku teks Drug Interactions Facts oleh David S. Tatro (2009) dan penapisan secara online menggunakan Medscape dan Drugs.com. Analisis data dengan menghitung persentase interaksi obat berdasarkan tingkat signifikansi, mekanisme, dan tingkat keparahan. Potensi kejadian interaksi obat terjadi pada 49 pasien (66,2%) dengan jumlah 169 kasus interaksi. Berdasarkan mekanisme terdapat 108 kasus (63,9%) interaksi farmakodinamik dan 25 kasus (14,8%) interaksi farmakokinetik dan tidak diketahui sebanyak 36 kasus (21,3%). Berdasarkan tingkat keparahan terdapat interaksi mayor 15 kasus (8,9%), interaksi moderate 140 kasus (82,8%) dan interaksi minor 14 kasus (8,3%). Berdasarkan level signifikansi, kasus terbanyak terjadi pada level signifikansi 3 yaitu sebanyak 8 kasus (4,7%) dan furosemid adalah obat antihipertensi yang paling banyak berinteraksi. Potensi kejadian interaksi obat pada pemakaian obat antihipertensi masih dikategorikan cukup tinggi (lebih dari 50%). Tingginya potensi kejadian interaksi obat selama pengobatan dapat berpengaruh pada ketercapaian efek terapi dan meningkatkan resiko efek samping. Dengan demikian kolaborasi tenaga kesehatan khususnya farmasi diperlukan dalam upaya pemberian pengobatan yang aman dan efektif untuk menghindari terjadinya resiko interaksi obat. Perlu juga adanya monitoring pada pengobatan agar dapat mencegah terjadinya interaksi obat dan penanganan dini jika terjadinya interaksi obat aktual yang membahayakan secara klinis.
Aktivitas Antibakteri Ekstrak Maserasi Bertingkat Bawang Dayak (Eleutherine palmifolia) terhadap Porphyromonas gingivalis dan Staphylococcus aureus Lusi Indriani; Prasetyorini Prasetyorini; Arfian Eka Saputri
MPI (Media Pharmaceutica Indonesiana) Vol. 2 No. 3 (2019): JUNE
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1913.485 KB) | DOI: 10.24123/mpi.v2i3.1316

Abstract

Bawang Dayak (Eleutherine palmifolia) dengan kandungan alkaloid, glikosida, flavonoid, fenolik, steroid, dan tanin, telah digunakan secara turun-temurun oleh suku Dayak sebagai obat tradisional. Secara empiris bawang Dayak berkhasiat sebagai diuretik, astringent, pencahar, analgesik, obat luka, batuk, sakit perut, disentri, kanker kolon, payudara, dan obat bisul. Porphyromonas gingivalis (bakteri gram negatif anaerob) dan Staphylococcus aureus (bakteri gram positif aerob) masing-masing merupakan bakteri yang menjadi penyebab periodontal dan infeksi kulit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antibakteri ekstrak bawang Dayak hasil maserasi bertingkat terhadap P. gingivalis dan S. aureus. Bawang Dayak diekstraksi menggunakan metode maserasi bertingkat dengan pelarut n-heksan, etil asetat, dan etanol 70%. Masing-masing ekstrak ditentukan aktivitasnya dengan metode dilusi sehingga diperoleh nilai Konsentrasi Hambat Minimum (KHM). Ekstrak dengan nilai KHM terkecil kemudian ditentukan daya hambatnya terhadap kedua bakteri dengan metode difusi kertas cakram sehingga diperoleh nilai Lebar Daerah Hambat (LDH). Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etil asetat memberikan daya hambat paling baik terhadap bakteri P. gingivalis yaitu dengan KHM 1,25%, sedangkan ekstrak etanol 70% dan ekstrak n-heksan masing-masing sebesar 2,5% dan 20%. Ekstrak etil asetat dan etanol 70% memberikan daya hambat yang sama terhadap bakteri S. aureus yaitu dengan KHM sebesar 5%. Daya hambat ekstrak etil asetat terhadap bakteri P. gingivalis dengan metode difusi tidak dapat ditentukan karena bakteri sulit ditumbuhkan. Daya hambat ekstrak etil asetat terhadap bakteri S. aureus lebih baik dibanding esktrak etanol 70%. Hal ini ditunjukkan dengan nilai LDH ekstrak etil asetat pada konsentrasi 20% adalah 9,21 mm, sedangkan ekstrak etanol 70% pada konsentrasi yang sama adalah 6,48 mm.
Pengaruh Pemberian Edukasi Gizi dan Kapsul Serbuk Daun Kelor (Moringa oleifera L.) terhadap Kenaikan Kadar Hemoglobin Remaja Putri di Universitas Pakuan Lusi Indriani; Cantika Zaddana; Naufal Muharam Nurdin; Juniarti Sri Maryati Sitinjak
MPI (Media Pharmaceutica Indonesiana) Vol. 2 No. 4 (2019): DECEMBER
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24123/mpi.v2i4.2109

Abstract

Anemia is a condition where the hemoglobin (Hb) level is lower than 12 g/dL. Teenagers are the most susceptible group experiencing a decrease in hemoglobin, especially teenage girls because they get menstruate so that they lose a lot of iron every month. It causes them become easily tired, drowsiness, dizziness, rapid concentration loss, then clearly inhibits the learning process and achievement. Natural ingredients as an alternative to increase Hb which is easily obtained and cultivated are Moringa oleifera L. leaves since they contain protein, vitamin C, and iron. This study aims to evaluate an increase of hemoglobin levels and the knowledge of anemia after giving education and capsules of moringa leaves powder. This is true experimental study with pre and posttest design. The respondents were female students with anemia which were divided to the intervention groups (getting education and kelor) and control groups (getting education and placebo). It was carried out for 30 days. The results showed that education and Moringa leaf powder capsules significantly increased hemoglobin levels by 1.76 ±0.80 g/dL, while the increase in the education group was 0.72 ± 0.97 g/dL. It can be concluded that the education and Moringa leaf powder capsules can significantly increase the knowledge of anemia and Hb levels.
AVOCADO SEEDS (Persea americana Mill.): FORMULATIONS OF ELIXIR VARIED BY SOLVENTS COMPOSITION Septia Andini; Lusi Indriani; Erni Rustiani
Journal of Science Innovare Vol 3, No 1 (2020): Journal of Science Innovare
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33751/jsi.v3i1.2805

Abstract

Kidney stones disease is asignificant health problem in the world and Indonesia is no exception. Traditionally, avocado seeds can be used as a laxative medicine for kidney stones disease. Elixiris a clear and sweet hidroalkohol solution intended for oral use and a flavor is usually added to enhance the taste. This study was to determine theformula of the avocado seed elixir which has the best quality and the level of flavonoids.Elixir testing was performedusing several methods such as organoleptic, limpidity, viscosity, pH and specific weightas well as total flavonoids. The result showed that the best elixir formula was the Formula I which composed of 7%avocado seed extract, 5% ethanol, 10% propylene glycol, 40% sirupus simplex, 0.1%, essence mint and 100%aquadestilata ad. Furthermore, Elixirhad a brown color, mint aroma and pretty sweettaste. The test results showed that elixir had a viscosity of 7.92 cP; pH of 5.65; specific weight of 1.0413 g/mL andtotal flavonoids of 2.1020%.
PENILAIAN TERHADAP RASIONALITAS PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA BALITA PENDERITA PNEUMONIA PUSKESMAS BOGOR UTARA Lusi Indriani; Oktaviana Zunnita
FITOFARMAKA: Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 8, No 2 (2018): FITOFARMAKA | Jurnal Ilmiah Farmasi
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (155.866 KB) | DOI: 10.33751/jf.v8i2.1572

Abstract

Pneumonia adalah penyakit peradangan paru yang disebabkan oleh infeksi bakteri, virus, maupun jamur. Penyakit infeksi menular ini menjadi salah satu penyebab utama kematian pada balita di dunia. Pengobatan pneumonia dengan terapi antibiotika yang tepat dan rasional akan menentukan keberhasilan pengobatan. Penelitian ini menilai rasionalitas penggunaan antibiotika pada balita penderita pneumonia di Puskesmas Bogor Utara periode Januari-Desember tahun 2016. Penilaian dilakukan berdasarkan metode Gyssens dengan melihat ketepatan indikasi, ketepatan pemilihan obat, ketepatan jangka waktu penggunaan, dan ketepatan dosis antibiotika. Hasil penilaian rasionalitas dengan metode Gyssens pada kategori V (tidak rasional karena tidak ada indikasi penggunaan antibiotika) adalah 0%, kategori IVa (tidak rasional karena ada antibiotika lain yang lebih efektif) adalah 0%, kategori IVd (tidak rasional karena ada antibiotika lain yang spektrumnya lebih sempit) 0%, kategori IIIa (tidak rasional karena pemberian antibiotika terlalu lama) 0%, kategori IIIb (tidak rasional karena pemberian antibiotika terlalu singkat) 9,6%, katogeri IIa (tidak rasional karena dosis tidak tepat) sebanyak 43,8%, serta kategori 0 (penggunaan antibiotika tepat/rasional) sebanyak 46,6%. Dari semua kategori yang dinilai dapat disimpulkan bahwa di Puskesmas Bogor Utara, pemilihan antibiotika untuk pneumonia sudah rasional kecuali untuk kategori dosis dan lama atau jangka waktu pemberian yang tidak tepat/ rasional.
PENGEMBANGAN HERBAL CAIR KOMBINASI DAUN SALAM [Syzygium polyanthum (Wight) Walp.] DAN KELOPAK BUNGA ROSELLA (Hibiscus Sabdariffa L.) DENGAN BERBAGAI VARIASI PEMANIS Lusi Indriani; Ike Yulia Wiendarlina; Erni Rustiani
FITOFARMAKA: Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 5, No 2 (2015): FITOFARMAKA
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (514.384 KB) | DOI: 10.33751/jf.v5i2.408

Abstract

ABSTRAKDaun salam [Syzygium polyanthum (Wight) Walp.]dan kelopak bunga rosella (Hibiscus sabdariffa L.) merupakantanaman yang berkhasiat untuk mengobati diabetes mellitus. Kandungan kimia yang terdapat dalam daun salam adalah minyak atsiri sitral, eugenol, tanindan flavonoid. Kandungan kimia yang pentingdari kelopak bunga rosella adalah flavonoid antosianin. Penelitian ini bertujuan menghasilkan sediaan herbal cair yang dapat digunakan untuk mengobati diabetes dengan berbagai variasi pemanis yang dapat diterima panelis dan stabil selama penyimpanan pada 3 tingkatan suhu. Sediaan dibuat dalam 3 formula. Formula A, B dan C mengandung 30 mg sukralosa, 375 mg stevia, dan 40 g madu. Berdasarkan pengujian mutu, herbal cair memiliki warna coklat (Formula A dan B) dan coklat merah (Formula C). Masing-masing sediaan memiliki aroma yang khas dan rasa yang manis. Sediaan herbal cair memiliki pH (2,89-3,12), viskositas (10,00-10,40) dan bobot jenis (1,0353-1,0382). Hasil pengujian dengan metode uji Friedman menunjukkan bahwa formula C dengan pemanis madu lebih disukai panelis dengan parameter warna, aroma dan rasa. Sediaan herbal cair formula C lebih stabil disimpan pada suhu sejuk (5-15C) dibandingkan pada suhu kamar (15-30C) dan suhu panas (40-45C).Kata kunci: Daun Salam, Kelopak Bunga Rosella, Pemanis, Herbal Cair.
PENGARUH EDUKASI GIZI DAN PEMBERIAN TABLET TAMBAH DARAH (TTD) TERHADAP KENAIKAN KADAR HEMOGLOBIN REMAJA PUTRI Cantika Zaddana; Lusi Indriani; Naufal Muharam Nurdin; Mutiara Oktavia Sembiring
FITOFARMAKA: Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 9, No 2 (2019): FITOFARMAKA | Jurnal Ilmiah Farmasi
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (333.169 KB) | DOI: 10.33751/jf.v9i2.1606

Abstract

Anemia adalah adalah suatu kondisi yang ditandai dengan penurunan jumlah hemoglobin. Sampai saat ini kejadian anemia pada remaja masih cukup tinggi. Dampak anemia pada remaja antara lain terganggunya pertumbuhan dan perkembangan, kelelahan, tubuh lebih rentan terhadap infeksi, mengurangi kemampuan fisik dan kemampuan akademik Penanganan anemia dapat dilakukan dengan edukasi dan suplementasi tablet tambah darah. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh edukasi tentang anemia dan pemberian suplementasi TTD terhadap kadar Hb pada remaja putri. Faktor-faktor lain yang berkaitan dengan kejadian anemia juga dianalisis seperti pola konsumsi, aktivitas fisik, dan tingkat stress. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat kenaikan skor pengetahuan responden setelah diberikan edukasi gizi. Kadar Hb responden juga mengalami peningkatan setelah diberikan edukasi gizi dan suplementasi TTD.
PENILAIAN RASIONALITAS PENGOBATAN DIARE PADA BALITA DI PUSKESMAS BOGOR UTARA TAHUN 2016 Lusi Indriani; Devi Fitriyanti; Amalul Ahli Azzikri
FITOFARMAKA: Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 9, No 1 (2019): FITOFARMAKA | Jurnal Ilmiah Farmasi
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (191.749 KB) | DOI: 10.33751/jf.v9i1.1255

Abstract

Penyakit diare masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di negara-negara berkembang. Menurut WHO, diare mengakibatkan 2,5 juta kematian setiap tahun dimana 80% korban adalah balita. Penyakit ini sering menimbulkan Kejadian Luar Biasa (KLB) dengan kematian tinggi terutama di Indonesia Timur. Riskesdas tahun 2007 melaporkan bahwa diare masih merupakan penyebab kematian utama pada bayi usia 29 hari – 11 bulan (31,4%) dan anak balita usia 12 – 59 bulan (25,2%). Laporan Riskesdas 2013 menyatakan bahwa period prevalence diare di Indonesia adalah 7%, dan pada balita 12,2%. Penelitian ini bertujuan untuk menilai rasionalitas pengobatan diare pada balita di Puskesmas Bogor Utara Kota Bogor tahun 2016 berdasarkan kriteria tepat indikasi, tepat pemilihan obat, tepat dosis, tepat cara pemberian obat dan tepat lama pengobatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penilaian rasionalitas pengobatan diare pada balita di Puskesmas Bogor Utara Kota Bogor tahun 2016 antara lain berdasarkan tepat indikasi adalah 100 %, tepat pemilihan obat 97,93%, tepat dosis 91,73%, tepat cara pemberian 100%, dan tepat lama pengobatan 93,02%.
Aktivitas Gel Ekstrak Etanol Daun Pucuk Merah (Syzygium myrtifolium) Terhadap Penyembuhan Luka Bakar Tikus Sprague-Dawley Lusi Indriani; Almasyhuri Almasyhuri; Aldryan Racka Pratama
FITOFARMAKA: Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 10, No 2 (2020): FITOFARMAKA | Jurnal Ilmiah Farmasi
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33751/jf.v10i2.2233

Abstract

Luka bakar adalah bentuk kerusakan jaringan yang disebabkan kontak dengan sumber panas seperti api, air panas, bahan kimia, listrik, dan radiasi. Gejalanya berupa sakit, bengkak, merah, melepuh karena permeabilitas pembuluh darah meningkat. Salah satu tanaman yang diduga berpotensi sebagai obat luka bakar adalah daun pucuk merah, yang mengandung beberapa senyawa metabolit sekunder seperti alkaloid, flavonoid, kalkon, tanin, dan terpenoid. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas gel ekstrak etanol daun pucuk merah pada luka bakar tikus putih jantan Sprague-Dawley. Kelompok perlakuan terdiri dari formula 1 (ekstrak daun pucuk merah 2%), formula 2 (ekstrak daun pucuk merah 4%), formula 3 (ekstrak daun pucuk merah 6%), Bioplacenton sebagai kontrol positif dan basis gel sebagai kontrol negatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gel ekstrak daun pucuk merah memberikan efek sebagai obat luka bakar, dimana proses penyembuhan ditandai dengan penurunan diameter luka yang lebih cepat pada tikus. Formula 3 menunjukkan persentase penyembuhan luka bakar yang paling efektif yaitu 99,81% sembuh setelah 17 hari.
PENENTUAN KADAR FLAVONOID EKSTRAK ETANOL 70% KULITBAWANG MERAH (Allium cepa L.) DENGAN METODE MASERASI DAN MAE (Microwave Assisted Extraction) Lusi Agus Setiani; Bina Lohita Sari; Lusi Indriani; Jupersio Jupersio
FITOFARMAKA: Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 7, No 2 (2017): Fitofarmaka Jurnal Ilmiah Farmasi
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (368.983 KB) | DOI: 10.33751/jf.v7i2.772

Abstract

ABSTRAKKulit bawang merah mengandung senyawa flavonoid, polifenol, saponin, terpenoid dan alkaloid. Golongan flavonoid yang terdapat pada kulit bawang merah adalah flavonol yang berkhasiat sebagai antioksidan kuat serta diketahui dapat mengurangi risiko tumor, kanker, penyakit jantung, stroke, bronchitis, asma dan anti peradangan. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan dan membandingkan kadar flavonoid ekstrak etanol 70% kulit bawang merah menggunakan metode maserasi dan MAE (Microwave Assited Extraction). Metode ekstraksi maserasi dilakukan pada suhu kamar dan MAE pada suhu 80C. Kadar flavonoid diukur menggunakan alat spektrofotometri UV-VIS dengan reagen AlCl3. Senyawa standar flavonoid yang digunakan adalah kuersetin. Kadar flavonoid yang didapatkan dengan metode maserasi adalah sebesar 14,92% dan kadar flavonoid yang didapatkan dengan metode MAE adalah sebesar 17,18%. Dari data ini dapat disimpulkan bahwa metode MAE (Microwave Assited Extraction) lebih efektif digunakan untuk mengekstrak flavonoid dari kulit bawang merah dibandingkan dengan metode maserasi.Kata Kunci: Kulit bawang merah, maserasi, MAE, flavonoid