Claim Missing Document
Check
Articles

Found 26 Documents
Search

KEKERABATAN FENETIK UBI KAYU (Manihot esculenta) DI PULAU TERNATE BERDASARKAN KARAKTER MORFOLOGI ., suparman
BIOEDUKASI Vol 2, No 2 (2014)
Publisher : BIOEDUKASI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (67.631 KB)

Abstract

Penelitian kekerabatan fenetik Ubi Kayu (Manihot esculenta) berdasarkan karakter morfologi dari tujuh populasi (Kelurahan Djan, Akehuda, Tafure, Rua, Loto, Togafo dan Kastela) telah dilakukan. Data morfologi dari tiap populasi diubah menjadi data biner (1-0) berdasarkan ada tidaknya indikator morfologi tiap populasi. Data tersebut dibandingakan dan dianalisis indeks kemiripannya dari tiap populasi dengan populasi lainnya. Indeks kemiripan diolah menjadi Dendogram berdasarkan metode UPGMA dengan software NTsys 2.0. indeks kemiripan tertinggi dimiliki oleh populasi Loto dan kastela yakni 0,74 (74%). Sedangkan yang terendah yakni 0,22 (22%) adalah antara populasi Akehuda dan Togafo, sedangkan rata- rata indek kemiripan dari semua populasi adalah 0,54 (54%) tergolong tinggi. Pola kekerabatan fenetik yang terbentuk adalah tiga kelompok. Berdasarkan dendogram menunjukan bahwa pola kekerabatan dipengaruhi oleh kedekatan wilayah dan mobilisasi manusia. Hal ini dapat dilihat pada anggota kelompok II dan III yang keduanya berada pada satu wilayah yang berdekatan atau satu jalur mobilisasai manusia. Sehingga penyebaran tanaman Ubi kayu diprediksikan sangat dipengaruhi oleh manusia.  Kata kunci : ubi kayu (Manihot esculenta), kekrabatan fenetik, karakter morfologi, pulau ternate.
MARKAH MOLEKULER DALAM IDENTIFIKASI DAN ANALISIS KEKERABATAN TUMBUHAN SERTA IMPLIKASINYA BAGI MATA KULIAH GENETIKA (Telaah keilmuan genetika molekuler tumbuhan) ., suparman
BIOEDUKASI Vol 1, No 1 (2012)
Publisher : BIOEDUKASI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (67.631 KB)

Abstract

Sifat morfologi tanaman meliputi batang, variasi bunga dan bagian-bagian bunga serta variasi bentuk daun telah lama menjadi acuan identifikasi, pemetaan kekerabatan dan taksonomi tanaman, namun sifat morfologi dinilai terbatas karena langsung dipengaruhi lingkungan. Penanda lain yang lebih stabil berupa penanda biokimia seperti isozyma. Penanda ini lebih baik, kurang dipengaruhi kondisi pertumbuhan karakter kuantitatif dan lebih cocok untuk identifikasi varietas, namun terkadang penanda ini juga tidak menunjukan perbedaan yang nyata antar genotip yang diuji. Keterbatasan tersebut, memunculkan markah molekuler, yakni penanda yang ditentukan langsung oleh materi genetik berupa DNA. Sekuen DNA memberikan banyak character state karena perbedaan laju perubahan basa-basa nukleotida di dalam lokus yang berbeda dan lebih akurat  serta  menghasilkan  kekerabatan  yang  lebih  alami.  Karakter  markah  molekuler  berupa sekuen DNA pada tumbuhan dapat diambil dari genom nDNA, cpDNA, dan mtDNA. Sekuen DNA yang banyak digunakan pada tumbuhan ialah : mikrosatelit, ITS, gen rbcL, gapC, ndhF, matK, dan psaA. Gen rbcL secara khusus telah direkomendasikan sebagai DNA pada tumbuhan. Perkembangan markah molekuler memberikan implikasi berupa penambahan materi pada kuliah genetika yakni materi dasar bioinformatika dan filogenetik molekuler sebagai tool dalam analisis data molekuler. Lebih jauh lagi, bioinformatika dan filogenetika molekuler ini dapat direkomendasikan menjadi matakuliah pilihan. Kata kunci : markah molekuler, sekuen DNA, kekerabatan tumbuhan, DNA barkode
KAJIAN KEKERABATAN FILOGENETIK DURIAN (Durio zibethinus) VARIETAS LOKAL TERNATE BERDASARKAN KARAKTER MORFOLOGI Wahab, Maimuna A.; ., Sundari; ., Suparman
BIOEDUKASI Vol 2, No 2 (2014)
Publisher : BIOEDUKASI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (67.631 KB)

Abstract

Ternate adalah daerah sentra produksi durian di Maluku Utara. Menurut data statistik Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Ternate tahun 2005, terdapat 95,5 ha areal tanah yang ditanami durian. Hampir 50 % potensi lahan terdapat di Ternate. Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui varietas lokal dominan dan hubungan kekerabatan filogenetik durian (Durio zibethinus) lokal varietas Ternate.Penelitian ini bersifat ex post facto, artinya data dikumpulkan dan dikerjakan setelah kenyataan, maka penelitian ini disebut sebagai penelitian sesudah kejadian. Pada   kajian ini digunakan penandamorfologi untuk dijadikan dasar kajian identifikasi tanaman secara filogenetik. Filogenetik adalah salahsatu sistem klasifikasi yang didasarkan pada kekerabatan hubungan nenek moyang (evolusioner) antara takson satu dengan lainnya. Kekerabatan Filogenetik diantara sampel (organisme) dapat dimulai denganpembuatan matrik yang menetapkan status karakter setiap penanda untuk masing-masing sampel. Hasilanalisis  tersebut  kemudian  dapat  digambarkan  dalam  bentuk  matrik  similaritas  dan  diilustrasikan dengan pohon filogenetik atau dendogram.Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 13 varietas lokal durian Ternate, Kekerabatanvaietas durian di Ternate terbagi dalam 3 klaster utama, yaitu 1) varietas 12 dan 13 (durian sina dan udi)dengan indeks 90,32%, 2) varietas 7 dan 10 (durian luri kecil dan air tege-tege) dengan indeks 89,54%,3) varietas 3 dan 6 (durian gajah kuning dan mentega) dengan indeks 84,54%, sedangkan varietas lain polanya tidak jelas. Kata kunci: Kekerabatan, filogenetik, durian, ternate, morfologi
DESAIN PRIMER PCR IN SILICO UNTUK AMPLIFIKASI GEN rbcL PADA GENUS Mangifera ., suparman
BIOEDUKASI Vol 2, No 1 (2013)
Publisher : BIOEDUKASI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (67.631 KB)

Abstract

Penelitian ini merupakan studi bioinformatika untuk mendapatkan sekuen primer gen rbcL pada genus tanaman Mangifera. Gen rbcL merupakan gen barcode yang digunakan untuk identifikasi dan pembeda antar  jenis  pada  kelompok  tumbuhan  tingkat  tinggi  juga  dapat  digunakan  untuk  rekonstruksi filogenentik tumbuhan. Metode yang digunakan dalam mendapatkan primer optimal ialah dengan cara in silico yakni simulasi dengan computer menggunakan informasi website genebank yang menyediakan berbagai  gen.  Desain  primer  gen  rbcL  dimulai  dengan  mengunduh  sekuen  DNA  dari  gen  rbcL Mangifera indica dari GenBank dan mengkopy dalam bentuk pasta sebagai acuan untuk mencari daerah lestari. Primer dibuat dengan dua arah pembacaan DNA : forward (rbcL-F) dan primer reverse (rbcL- R). Primer didesain dengan menggunakan software primer designer yakni Genamics Expression dan selanjutnya primer dikonfirmasi secara insilico menggunakan perangkat lunak blast primer pada NCBI untuk mengetahui posisi akurat penempelan primer pada gen rbcL secara bioinformatika. Primer gen rbcL yang dihasilkan ialah CTTGGCAGCATTCCGAGTA untuk primer forward dan TCACAAGCAGCAGCCAGTTC untuk primer reverse. Prediksi suhu optimal annealing ialah 61-64 derajat celsius. Produk PCR yang didapatkan sepanjang 1272 bp. Kata kunci : Mangifera, primer rbcL, studi bioinformatika
INDEKS ISOLASI SEXUAL ANTARA LALAT BUAH (DROSOPHILAMELANOGASTER (MEIGEN)) DARI MOYA, PULAU TERNATE DAN GURABUNGA, PULAU TIDORE Suparman Suparman; Chumidach Roini; Jainab Saban
SAINTIFIK@ Vol 3, No 1 (2018): Edisi Maret 2018
Publisher : Universitas Khairun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (310.033 KB) | DOI: 10.33387/sjk.v3i1.1106

Abstract

Barreir geografis berupa laut/selat antara Pulau Ternate dan Tidore mengisolasi pertemuan populasi Drosophilamelanogaster masing-masing, sehingga perkawinan antara keduanya sangat kecil dan berpeluang terjadinya isolasi seksual yang memungkinkan mengalami allopatrik spesiasi.  Penelitian ini bertujuan melihat indeks isolasi lalat buah Drosophila melanogaster antara kedua populasi tersebut. Metode penelitian dilakukan dengan desain perkawinan dalam empat kelompok perlakukan berdasarkan jenis kelamin dan asal populasi. Lalat jantan virgin disatukan dengan betina virgin dari asal yang sama dan dari asal yang berbeda secara berkebalikan sebanyak 5x perlakukan dengan 10x pengulangan masing-masing kelompok. Indeks isolasi dihitung berdasarkan persen selisih perkawinan lalat sesama pulau dengan pulau yang berbeda dibandingkan dengan total perkawinan.Indeks isolasi yang didapatkan yakni 0,1. Ini artinya tidak ada isolasi seksual antara lalat dari Pulau Ternate dengan TidoreKata kunci : Drosophilamelanogaster, isolasi seksual, Ternate, Tidore
Pemetaan Awal Ditribusi Populasi Tanaman Sukun (Artocarpus altilis (Parkinson) Fosberg 1941) di Pulau Ternate Suparman R; Zulkifli Ahmad
Biogenesis: Jurnal Ilmiah Biologi Vol 3 No 2 (2015)
Publisher : Department of Biology, Faculty of Sci and Tech, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/bio.v3i2.938

Abstract

The objective of the research is to provide a comprehensive map of population, distribution and detail number of Sukun/Breadfruit (Artocarpus altilis (Parkinson) Fosberg in Ternate Island. The main methode is explorer survey and decomentation the location specifically include number of trees and location in Global Position System. The location is limited for accessible location only. The result reveal that Breadfruit population are 370 threes and it is spreaded in 23 district with 55 pointpopulation. The most abundant distric is Gambesi with 48 threes of sukun in total and 31 threes per km2 in density. Meanwhile, the densest distric is Ngade district that with 85 threes per km2 in density.Keywords: Artocarpus altilis (Parkinson) Fosberg, mapping, Ternate
Pelatihan dan Pendampingan Praktikum IPA Kontekstual Bagi Guru- guru setingkat SD di MIN SasaKota Ternate Ade Haerullah; Suparman Suparman
JURNAL BIOEDUKASI Vol 4, No 2 (2016): Jurnal Bioedukasi Edisi Maret
Publisher : UNIVERSITAS KHAIRUN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (190.766 KB) | DOI: 10.33387/bioedu.v4i2.164

Abstract

Kegiatan Pengabdian mandiri dosen untuk guru setingkat Sekolah Dasar di Kota Ternate khususnya guru-guru MIN Sasa Ternate dan MI Al-Marif Ternate. Dari hasil observasi, analisis situasi, dan justifikasi masalah bersama kedua mitra maka masalah prioritas yang penting untuk dicarikan solusi ialah proses pembelajaran yang secara umum masih bersifat tekstual. Salah satu penyebabnya ialah kemampuan guru dalam melaksanakan praktikum masih kurang. Sehingga tawaran solusi konkrit berdasarkan hal tersebut ialah pelatihan dan pendampingan praktikum IPA kontekstual bagi guru-guru yang dilanjutkan dengan pendampingan pelaksanaan praktikum. Luaran pengabdian ini ialah keterampilan melakukan praktikum IPA kontekstual oleh guru, dan panduan praktikum IPA untuk siswa SD materi air, fotosintesis, makanan, dan listrik.Metode pengabdian dilakukan dua tahap, yakni pelatihan praktikum dan pendampingan praktikum.Hasil kegiatan yakni 20 orang guru mengikuti pelatihan praktikum IPA kontekstual dengan materi: sifat air, fotosintesis, listrik, dan berat badan. Sebanyak 95% peserta merasakan mendapat pengalaman baru setelah mengikuti pelatihan, dan secara keseluruhan guru mengungkapkan akan menerapakan praktikum yang telah dilatih.
PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING Suparman Suparman; Dwi Nastuti Husen
JURNAL BIOEDUKASI Vol 3, No 2 (2015): Jurnal Bioedukasi Edisi Maret
Publisher : UNIVERSITAS KHAIRUN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (781.867 KB) | DOI: 10.33387/bioedu.v3i2.109

Abstract

Problem Based Learning (PBL) merupakan pembelajaran yang dilakukan dengan menghadapkan siswa pada permasalahan nyata pada kehidupan sehari-hari, sehingga siswa dapat menyusun pengetahuannya sendiri dalam memecahakan masalah dan mengupayakan berbagai macam solusinya, mendorong siswa untuk berpikir kreatif. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui peningkatan berpikir kreatif siswa pada siswa kelas VII-3 SMP Negeri 12 Kota Tidore Kepulauanmelalui penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) pada konsep pencemaran lingkungan. Metode yang dilakukan berupa Penelitian ini termasuk Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Hasil penelitian menunjukkan bahwa, penerapan model pembelajaran Problem Based Learning dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif dan hasil belajar siswa. Hal ini dibuktikan dengan adanya peningkatkan berpikir kreatif dan hasil belajar siswa di siklus I dan siklus II. Hasil berpikir kreatif siswa pada siklus I adalah 12,9 dengan kategori kreatif sedangkan pada siklus II meningkat  menjadi 15,1 dengan kategori sangat kreatif. Kata kunci : 
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA PADA KONSEP PENCEMARAN LINGKUNGAN Suparman Suparman; Rosita Wondal; Susilawati Djamrud
JURNAL BIOEDUKASI Vol 2, No 1 (2014): Jurnal Bioedukasi Edisi Oktober
Publisher : UNIVERSITAS KHAIRUN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (297.36 KB) | DOI: 10.33387/bioedu.v2i1.63

Abstract

Model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw merupakan model pembelajaran kooperatif, dengan siswa belajar dalam kelompok kecil yang terdiri dari 4–6 orang secara heterogen dan bekerjasama saling ketergantungan yang positif dan bertanggung jawab atas ketuntasan bagian materi pelajaran yang harus dipelajari dan menyampaikan materi tersebut kepada anggota kelompok yang lain. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui aktivitas dan hasil belajar siswa kelas VII SMP Negeri I Sahu, melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, pada materi pencemaran lingkungan. Hasil dan analisis data menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada materi pencemaran lingkungan dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas VII SMPN I Sahu tahun pelajaran 2013/2014 pada materi pencemaran lingkungan. Presentase aktivitas belajar siswa pada siklus I sebesar 51,82% meningkat menjadi 83,32% pada siklus II. Sedangkan presentase ketuntasan belajar pada siklus I di peroleh  nilai rata-rata  16,85  %  kemudian  meningkat  dengan  nilai rata-rata tes  siklus  II yaitu  81,45%. Sedangkan nilai presentase aktivitas guru dalam melaksanakan pembelajaran dengan model jigsaw pada siklus I mencapai 90,47% dan siklus II mencapai 100%. Kata kunci: jigsaw, SMPN 1 Sahu, pencemaran lingkungan
Studi Literasi Taksonomi dan Penelusuran Spesimen Lektotipe Cengkih (Syzygium aromaticum (L.) Merr. & Perry) Suparman Suparman; Nurhasanah Nurhasanah; Bahtiar Bahtiar; Sri DAS
TECHNO: JURNAL PENELITIAN Vol 9, No 1 (2020): Techno Jurnal Penelitian
Publisher : Universitas Khairun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33387/tjp.v9i1.1753

Abstract

Old scientific names of clove, Caryophyllus aromaticus, was published in 1753 by Carrolus Linnaeus and up to now it has many synonyms. Now, the old name is still recognized as basionim of clove. Merrill & Perry, based on the character, subsequently revised the genus of clove from the Caryophyllus to Syzygium, so the accepted scientific name is Syzygium aromaticum. The lectotype specimen was designed by McVaugh in 1989 and stored in BM from the Clifford collection.