Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search
Journal : Jurnal Kesehatan Tambusai

FORMULASI DAN UJI STABILITAS FISIK SEDIAAN FOOT SANITIZER KOMBINASI EKSTRAK ETANOL LADA PUTIH (PIPERIS ALBI) DAN DAUN THE (CAMELLIA SINENSIS) nur affni, winona; Riyanta, Aldi Budi; Kusnadi, Kusnadi
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 6 No. 1 (2025): MARET 2025
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jkt.v6i1.42368

Abstract

Bau kaki merupakan faktok yang menjadi salah satu permasalahan yang kerap terjadi. Akibat dari bau kaki tersebut disebabkan oleh adanya bakeri pada telapak kaki, kondisi kaki yang terdapat bau tidak sedap karna sering memakai sepatu atau kaos kaki sampai berkeringat sehingga daerah tersebut menjadi lembab dan mengakibatkan timbulnya kuman tau bakteri. Maka dari itu perlu dibuatkan produk utuk menjadi alat alternatif menghilangkan bau kaki yang aman utuk kaki. Lada putih merupakan tanaman yang banyak dimanfaatkan sebagai bumbu masak. Namun, lada putih juga memiliki potensi sebagai antibakteri, lantaran lada putih memiliki kandungan senyawa seperti piperin sebagai antibakteri. Lada . Daun teh dapat digunakan sebagai antioksidan mencegah radikal bebas dalam tubuh. Kombinasi anatara lada putih daun teh ini sangat efektif untuk mengurangi mikroba yang terdapat dibagian kaki yang disebabkan oleh keringat. Maka dari itu salah satu produk yang efektif untuk mengurangi bau kaki adalah Foot Sanitizer.  Foot sanitizer merupakan salah satu produk yang dibuat untuk membersihkan dan menjaga kebersihan kulit kaki.. Kondisi saat bau kaki memang bisa diatasi dengan mencuci kaki. Namun, cara tersebut kurang efektif sehingga kita memerlukan produk yang yang bisa menghilangkan bau kaki tanpa mencuci kaki. Metode ekstrasi yang digunakan yaitu metode maserasi. Teknik sampling yang digunakan adalah simpe random sampling. Sediaan Foot Sanitizer dibuat sebanyak tiga formulasi dengan kosentrasi ekstrak lada putih dan daun teh 10%, 5%, 10%. Analisis data meliputi uji organoleptis, uji pH, Uji kejernihan, Uji Bobot jenis, Uji Viskositas, dan Uji kesukaan. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa sediaan Foot Sanitizer berbentuk cair, beraroma khas, berwarna coklat dan memiliki nilai pH 7. Formulasi yang banyak disukai pada sediaan Foot Sanitizer adalah formulasi ke satu dengan kosentrasi ekstrak lada 5% dan daun teh 10%.
UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI SALEP EKSTRAK BUAH TAKOKAK (SOLANUM TORVUM) TERHADAP BAKTERI STAPHYLOCOCCUS AURUS Riskiyani, Risa; Tivani, Inur; Riyanta, Aldi Budi
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 6 No. 1 (2025): MARET 2025
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jkt.v6i1.42468

Abstract

Buah takokak (Solanum torvum) diketahui memiliki kandungan senyawa aktif seperti flavonoid dan saponin yang memiliki sifat antibakteri. Untuk memaksimalkan pemanfaatan buah takokak sebagai agen antibakteri maka dibuatlah sediaan salep. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui formula sediaan salep dari ekstrak buah takokak (Solanum torvum) yang paling baik dalam menghambat bakteri dan paling baik sifat fisiknya. Metode eksperimental adalah metode yang digunakan dalam penelitian ini. Pengukuran diameter zona hambat dalam peneitian ini dilakukan pada 6 sampel yang berbeda dengan perbedaan konsentrasi berupa 0%, 5%, 10%, 15%, kontrol negatif dan positif. Dan dari penelitian yang telah dilakukan didapatkan hasil rata-rata luas zona hambat dalam satuan cm secara berurutan yaitu 0; 2,09; 2,18; 2,71; 0; 4,35. Sedangkan dari hasil analisis One Way Anova didapatkan nilai signifikan sebesar 0,000 dan nilai F hitung dan F tabelnya sebesar 16.574 dan 0,288 yang berarti (P<0,05) dan (Fhitung < Ftabel). Dari hasil tersebut dapat diartikan bahwa terdapat pengaruh dari perbedaan ekstrak buah takokak pada masing-masing formula. Sedangkan dari hasil pengujian sifat fisik salep ekstrak buah takokak formula 3 adalah formula yang paling memenuhi yakni memiliki pH sebesar 5, nilai rata-rata daya sebar 5,3 cm dan nilai daya lekatnya 4,6 detik. Sehingga dapat disimpukan bahwa formula 3 salep ekstrak buah takokak dengan konsentrasi ekstrak 15% adalah formula paling efektif.
UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI FOOT SANITIZER EKSTRAK ETANOL KOMBINASI LADA PUTIH (PIPERIS ALBI) DAN DAUN TEH HIJAU (CAMELLIA SINENSIS) TERHADAP BAKTERI STAPHYLOCOCCUS EPIDERMIDIS Purnamasari, Dela; Riyanta, Aldi Budi; Tivani, Inur
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 6 No. 1 (2025): MARET 2025
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jkt.v6i1.42967

Abstract

Foot sanitizer ini dibuat karena lada putih memiliki aktivitas biologis sebagai antibakteri, antivirus dan flavonoid dan daun teh hijau digunakan sebagai antibakteri karena daun teh hijau mengandung antioksidan yang dapat digunakan sebagai penghilang bau. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perbedaan konsentrasi aktivitas antibakteri staphylocooccus epidermidis dan mengetahui formulasi yang paling baik pada sediaan foot sanitizer. Metode penelitian ini yaitu eksperimen. Teknik sampling yang digunakan adalah simple random sampling dengan metode ekstraksi menggunakan metode maserasi dengan pelarut etanol 70%.  Sediaan foot sanitizer dibuat sebanyak tiga formulasi dengan konsentrasi ekstrak lada  putih 5%, 10%, 10% dan daun teh hijau 10%, 10%, 5%. Analisis data yang meliputi uji pH, organoleptis, uji kejernihan, uji bobot jenis, uji viskositas ostwold dan uji aktivitas antibakteri staphylococcus epidermidis. Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa ada pengaruh perbedaan konsentrasi berdasarkan FI 5%, 10%, FII 10%, 10% dan FIII 10%, 5%. Sedangkan aktivitas antibakteri stapylococcus epidermidis dengan zona hambat masing-masing formulasi I, II, dan III yaitu 129,55 mm2, 152,02 mm2, dan 152,52 mm2.. Dan dari semua formulasi I, II dan III yang memiliki uji aktivitas antibakteri adalah formulasi III karena memiliki zona hambat yang paling tinggi.
POTENSI TEPUNG TULANG IKAN KURISI (NEMIPTERUS NEMATHOPORUS) SEBAGAI SUMBER KALSIUM PADA SEDIAAN CRACKERS Salsabila Utami, Hanum; Purgiyanti, Purgiyanti; Riyanta, Aldi Budi
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 5 No. 1 (2024): MARET 2024
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jkt.v5i1.25462

Abstract

Indonesia adalah negara yang terdiri dari ribuan pulau. Oleh karena itu, tidak menutup kemungkinan perekonomian Indonesia tercipta dari hasil para nelayan, khususnya di wilayah pesisir. Ikan kurisi merupakan salah satu komoditas nelayan di wilayah Kota Tegal. Ikan ini biasanya dijadikan ikan fillet oleh industri rumahan yang ada di sekitar pelabuhan. Di wilayah pesisir, kita dapat menemukan pelabuhan-pelabuhan yang banyak terkonsentrasi industri fillet ikan. Namun akibat adanya pabrik fillet ikan, banyak ditemukan sisa tulang ikan di TPU sehingga membuat kawasan tersebut terlihat kotor dan berbau tidak sedap. Penanggulangan dampak pencemaran dari limbah tulang ikan dapat dilakukan dengan cara mengolah limbah tulang ikan menjadi produk yang bernilai ekonomis. Tujuan dari penelitian kali ini adalah memanfaatkan limbah tulang ikan kurisi untuk dijadikan tepung yang kaya akan kalsium guna mengurangi penumpukkan limbah tulang ikan didaerah pesisir. Tepung tulang ikan ini akan dijadikan bahan tambahan dalam pembuatan snack crackers. Metode yang digunakan pada penelitian kali ini adalah metode analisis kuantitatif dilakukan secara eksperimental laboratorium Politeknik Harapan Bersama dengan menggunakan spektrofotometri UV-Vis dan dibantu dengan menggunakan Microsoft excel dalam menentukan kurva baku.  Hasil yang didapatkan menunjukkan bahwa uji kalsium pada crackers tulang ikan kurisi sebesar 2,424%. Crackers yang terbuat dari bahan campuran tepung tulang ikan kurisi terbukti mengandung kalsium yang cocok digunakan untuk memenuhi pertumbuhan anak-anak.
PENGARUH PENGARUH METODE EKSTRAKSI TERHADAP SIFAT FISIK DAN STABILITAS FORMULA FOOT SANITIZER SPRAY EKSTRAK ETANOL KENCUR (KAEMPFERIA GALANGA) DAN EKSTRAK ETANOL JAHE (ZINGIBER OFFICINALE) Kurota, Nadia; Riyanta, Aldi Budi; Amananti, Wilda
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 5 No. 1 (2024): MARET 2024
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jkt.v5i1.25511

Abstract

Bau kaki perlu ditanggulangi segera mengingat bau merupakan indikasi adanya mikroba ataupun parasit lain seperti bakteri dan jamur yang hinggap di kaki seseorang. Kondisi ini memang bisa ditanggulangi dengan mencuci kaki namun cara ini dinilai kurang efektif sehingga diperlukan inovasi penghilang bau kaki dan juga mengurangi kuman yang hinggap. Jahe dan kencur diketahui memiliki khasiat menghilangkan bau kaki yang efektif. Selain itu, jahe dan kencur diketahui memiliki efek antimikroba yang baik. Salah satu inovasi yang dibuat yaitu foot sanitizer spray dari kombinasi jahe dan kencur. Sediaan foot sanitizer spray adalah sediaan dengan konsep sebagai pembunuh bakteri pada permukaan kulit dengan cepat. Foot sanitizer spray cocok sediaan yang akan dibuat karena sasaranya berupa permukaan kulit kaki dengan reaksi yang cepat. Dengan   Sediaan foot sanitizer spray kombinasi jahe dan kencur memiliki potensi untuk menghilangkan bau kaki. Tujuan dari penelitian ini yaitu mengetahui bagaimana sifat fisik dan stabilitas formula kombinasi jahe dan kencur sebagai sediaan foot sanitizer ditinjau dari metode ekstraksi yang digunakan. Metode ekstraksi yang digunakan yaitu membandingkan ekstraksi cara dingin seperti maserasi dan perkolasi menggunakan solvent alkohol 70%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode ekstraksi memberikan pengaruh yang signifikan terhadap sifat fisik dan stabilitas dari sediaan foot sanitizer spray. Sehingga pemilihan metode ekstraksi bergantung terhadap sifat fisik dan stabilitas sediaan yang akan dibuat.
PENGARUH LAMA PENGOVENAN JAHE (Zingiber Officinale Rosc) TERHADAP MINYAK JELANTAH TERADSORPSI KARBON AKTIF RANTING KELOR SEBAGAI MINYAK URUT ANTIINFLAMASI aulia, firda; Riyanta, Aldi Budi; Prabandari, Sari
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 5 No. 4 (2024): DESEMBER 2024
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jkt.v5i4.37946

Abstract

Minyak goreng yang telah digunakan biasa disebut dengan minyak jelantah (wasle cooking oil). Minyak jelantah mengandung senyawa yang bersifat karsinogenik yang terjadi selama proses penggorengan. Minyak jelantah dengan perubahan sifat ini tidak dapat digunakan sebagai bahan makanan. Minyak jelantah akan menjadi limbah yang berbahaya jika tidak didaur ulang. Oleh karena itu, pada penelitian ini bertujuan untuk mengolah limbah minyak jelantah menjadi bahan baku pembuatan minyak herbal yang teradsorpsi karbon aktif ranting kelor dengan modifikasi tumbuhan alami lainnya yaitu jahe sebagai antiinflamasi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode oven. Untuk mengetahui lama pengeringan jahe yang baik, guna menghasilkan efektivitas minyak herbal sebagai antiinflamasi. Lama pengeringan jahe yang digunakan yaitu 12 jam, 24 jam dan 36 jam. Uji minyak herbal dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa minyak herbal berbahan dasar jahe dengan waktu pengovenan 24 jam menunjukkan efektivitas antiinflamasi terbaik, ditandai dengan pengurangan volume edema yang signifikan pada uji mencit.