Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

PENDAMPINGAN PEMBUATAN BILLINGUAL ILLUSTRATED STORYBOOK BERBASIS INFORMASI GEOSPASIAL SEBAGAI INOVASI MEDIA PROMOSI UNTUK MENINGKATKAN CITRA EDUWISATA Mahfudz, Akbar Abdurrahman; Ariasari, Ana; Nabiu, Nur Lina Maratana; Afriwilda, Mayang T
JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) Vol 9, No 2 (2025): April
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jmm.v9i2.29915

Abstract

Abstrak: Desa Kemumu memiliki potensi wisata edukasi berbasis alam dan budaya yang dapat dikembangkan sebagai daya tarik utama di Kabupaten Bengkulu Utara. Namun, promosi wisata di Desa Kemumu masih terbatas, sehingga diperlukan inovasi dalam media promosi yang lebih menarik dan informatif. Pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan kemandirian Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Argatirta Kemumu yang beranggotakan 18 orang dalam mempromosikan wisata edukasi melalui pengembangan buku cerita ilustratif dwibahasa berbasis informasi geospasial. Metode pengabdian dilakukan melalui pelatihan dan pendampingan penyusunan konten cerita, pemilihan bahasa, ilustrasi gambar serta penggunaan informasi geospasial untuk memperkuat narasi dalam buku Sistem evaluasi dilakukan melalui analisis kuesioner dengan indikator keberhasilan berupa minat masyarakat, relevansi program, dan tingkat kepuasan peserta. Hasil pengabdian menunjukkan bahwa 90% peserta merasa puas dan memahami pentingnya inovasi media promosi melalui buku cerita bergambar berbasis informasi geospasial.Abstract: Kemumu Village has the potential for nature and culture-based educational tourism that can be developed as the main attraction in North Bengkulu Regency. However, tourism promotion in Kemumu Village is still limited, so innovation is needed in more attractive and informative promotional media. This community service aims to increase the understanding and independence of the Argatirta Kemumu Tourism Awareness Group (Pokdarwis), which has 18 members promoting tourism education through developing bilingual illustrative storybooks based on geospatial information. The community service method is carried out through training and mentoring in compiling story content, choosing languages, illustrating images, and using geospatial information to strengthen the narrative in the book. The results of the community service showed that 90% of participants were satisfied and understood the importance of innovation in promotional media through illustrated storybooks based on geospatial information.
Analisis Tutupan Padang Lamun Di Teluk Berhau Pulau Enggano Silalahi, Desy Yohana; Bakhtiar, Deddy; Ariasari, Ana
Juvenil Vol 6, No 3: Agustus (2025)
Publisher : Department of Marine and Fisheries, Trunojoyo University of Madura, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/juvenil.v6i3.28153

Abstract

ABSTRAKPadang lamun merupakan salah satu ekosistem pesisir yang berperan penting bagi keberlangsungan biota laut. Teluk Berhau yang berada di sebelah barat Pulau Enggano memiliki potensi padang lamun yang belum diketahui  informasi biofisiknya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tutupan padang lamun di pesisir Teluk Berhau Pulau Enggano. Metode penelitian ini menggunakan metode kuadrat transek berukuran 50 cm x 50 cm yang diambil setiap 10 m pada setiap transek Dengan demikian, dalam satu lokasi pengamatan (stasiun) terdapat 3 transek, sehingga total panjang transek per stasiun adalah 300 meter dengan jarak antar transek yaitu 100 meter. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat tiga jenis lamun, yaitu Cymodoceae rotundata, Enhalus acoroides, dan Thalassia hemprichii. Tutupan padang lamun di pesisir Teluk Berhau Pulau Enggano memiliki rerata tutupan yang sangat jarang sebesar 18,1% pada transek 1, 17,3% pada transek 2, dan 12,6% pada transek 3. Enhalus acoroides, dan Thalassia hemprichii memiliki tutupan sekitar 33,8%-48,1% dan 31,7%-32,5%. Namun, Cymodoceae rotundata hanya ditemukan pada transek 3, yaitu sebesar 21,8%.Kata Kunci: Enhalus acoroides, Padang Lamun, Pulau Enggano, Teluk BerhauABSTRACT Seagrass beds plays an important role in the sustainability of marine biota on marine ecosystem. Berhau Bay, which is to the west of Enggano Island, has the potential for seagrass beds which biophysical information is not yet known. This research aims to analyze the characteristics of seagrass beds on the coast of Berhau Bay, Enggano Island. This research method uses a square transect method measuring 50 cm x 50 cm taken every 10 m on each transect. The research results show that there are three types of seagrass, namely Cymodoceae rotundata, Enhalus acoroides, and Thalassia hemprichii. Seagrass cover on the coast of Berhau Bay, Enggano Island has a very sparse average cover of 18.1% on transect 1, 17.3% on transect 2, and 12.6% on transect 3. Enhalus acoroides and Thalassia hemprichii have a cover of around 33.8%-48.1% and 31.7%-32.5%. However, Cymodoceae rotundata was only found in transect 3, namely 21.8%.Keywords: Enhalus acoroides, Seagrass Fields, Enggano Island, Berhau Bay
Karakteristik Mangrove Di Desa Kahyapu Pulau Enggano Khairunnisa, Suci Novia; Ariasari, Ana; Anggoro, Ari
Juvenil Vol 6, No 3: Agustus (2025)
Publisher : Department of Marine and Fisheries, Trunojoyo University of Madura, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/juvenil.v6i3.28154

Abstract

ABSTRAKDesa Kahyapu merupakan salah satu desa yang terletak di Pulau Enggano yang memiliki potensi sumberdaya alam yang dapat dimanfaatkan, terutama ekosistem mangrove sehingga perlu dilakukan monitoring mangrove untuk memahami karakteristik, distribusi, dan variasi jenis mangrove yang dilakukan secara berkala untuk menjaga keberlanjutan ekosistem mangrove di Pulau Enggano. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis mangrove, jumlah serta kerapatan mangrove di Desa Kahyapu. Metode penelitian menggunakan metode survei lapangan dengan pengambilan data lapangan (purposive sampling). Survei lapangan dilakukan pada tanggal 06 hingga 09 Januari 2024, menggunakan metode transek ukuran 10 x 10 m. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ditemukan 8 jenis mangrove, yaitu Rhizopora apiculata, Rhizopora mucronata, Bruguiera gymnorrhiza, Sonneratia alba, Lumnitzera littorea, Ceriops tagal, Xylocarpus granatum dan Xylocarpus moluccensis. Jumlah kerapatan pada stasiun 1 (1.340 ind/ha), stasiun 2 (1.360 ind/ha), stasiun 3 (2.400 ind/ha), stasiun 4 (950 ind/ha), stasiun 5 (1.316,66 ind/ha) dan stasiun 6 (1.650 ind/ha). Kerapatan jenis mangrove yang ditemukan antara lain (6.436,67 ind/ha) Rhizopora apiculata, (803,33 ind/ha) Rhizophora mucronata, (883,33 ind/ha) Bruguiera gymnorrhiza, (510 ind/ha) Sonneratia alba, (100 ind/ha) Lumnitzera littorea, (50 ind/ha) Ceriops tagal, (100 ind/ha) Xylocarpus granatum dan (133,33 ind/ha) Xylocarpus moluccensis. Secara umum, kondisi ekosistem mangrove di Desa Kahyapu digolongkan dalam kondisi kerapatan tinggi dan variasi jenis yang cukup beragam.Kata kunci : Desa Kahyapu, Ekosistem Mangrove, Jenis Mangrove, Pulau EngganoABSTRACTKahyapu Village located on Enggano Island has the potential for utilized natural resources, especially the mangrove ecosystem. Mangroves monitoring is essential to understand the characteristics, distribution, and variations of mangrove types which are carried out periodically to maintain the sustainability of the mangrove ecosystem on Enggano Island. This study aims to determine the types of mangroves, the number and density of mangroves in Kahyapu Village. The research method used a field survey method with field data collection (purposive sampling). The field survey was conducted from January 6 to 9, 2024, using a 10 x 10 m transect method. The results of the study showed that 8 types of mangroves were found, namely Rhizopora apiculata, Rhizopora mucronata, Bruguiera gymnorrhiza, Sonneratia alba, Lumnitzera littorea, Ceriops tagal, Xylocarpus granatum and Xylocarpus moluccensis. The density at station 1 (1,340 ind/ha), station 2 (1,360 ind/ha), station 3 (2,400 ind/ha), station 4 (950 ind/ha), station 5 (1,316.66 ind/ha) and station 6 (1,650 ind/ha). The density of mangrove species found included (6,436.67 ind/ha) Rhizopora apiculata, (803.33 ind/ha) Rhizophora mucronata, (883.33 ind/ha) Bruguiera gymnorrhiza, (510 ind/ha) Sonneratia alba, (100 ind/ha) Lumnitzera littorea, (50 ind/ha) Ceriops tagal, (100 ind/ha) Xylocarpus granatum and (133.33 ind/ha) Xylocarpus moluccensis. In general, the condition of the mangrove ecosystem in Kahyapu Village is classified as having high density and quite diverse species variations.Keywords: Kahyapu Village, Mangrove Ecosystem, Mangrove Types, Enggano Island