Anak-anak dengan disabilitas rungu-wicara sering kali menghadapi hambatan dalam proses pembelajaran Al-Qur’an secara tradisional, terutama karena keterbatasan akses terhadap media yang ramah disabilitas serta kurangnya tenaga pengajar yang menguasai bahasa isyarat. Menanggapi tantangan ini, kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini difokuskan pada pengembangan dan penerapan aplikasi pembelajaran berbasis Bahasa Isyarat Indonesia untuk mendukung proses belajar anak-anak PDSRW secara lebih inklusif. Program ini dilaksanakan di Lembaga Pendidikan Quran Isyarat dengan melibatkan tim dosen, dan mahasiswa. Peserta program melibatkan 35 anak, 12 guru pendamping, dan 35 orang tua dalam proses pelatihan, pendampingan, dan evaluasi. Aplikasi yang dikembangkan, bernama QuranIsyarat, mencakup fitur seperti video huruf hijaiyah dalam BISINDO, kuis interaktif, latihan visual, dan sistem pemantauan perkembangan belajar anak oleh orang tua. Rangkaian kegiatan mencakup sosialisasi, pelatihan penggunaan aplikasi, pendampingan intensif, serta evaluasi untuk penyempurnaan. Hasil evaluasi menunjukkan peningkatan signifikan terhadap motivasi dan efektivitas belajar. Sebanyak 98,1% responden menyatakan aplikasi membantu memahami materi Al-Qur’an, 92,5% menilai aplikasi mudah digunakan, dan 94,3% merasa nyaman serta termotivasi belajar. Frekuensi penggunaan juga tinggi, 56,6% pengguna aktif memakai aplikasi 2–3 kali per minggu dan 26,4% setiap hari dengan durasi rata-rata 15–30 menit per sesi. Evaluasi berbasis model TAM menegaskan bahwa aplikasi diterima secara positif oleh lebih dari 90% pengguna pada seluruh indikator (kemanfaatan, kemudahan, sikap, dan niat berkelanjutan). Dampak yang dirasakan meliputi peningkatan aksesibilitas belajar, interaksi sosial anak–guru–orang tua, serta kepercayaan diri peserta didik. Dengan demikian, program ini berhasil menghadirkan solusi teknologi inklusif yang efektif untuk pembelajaran Al-Qur’an bagi anak-anak penyandang disabilitas rungu-wicara