Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

IMPLEMENTASI SEMANGAT PERSATUAN PADA MASYARAKAT MULTIKULTURAL MELALUI AGENDA FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMA (FKUB) KABUPATEN MALANG Suryawan, Nashrul Wahyu; Danial, Endang
HUMANIKA Vol 23, No 1 (2016): Januari-Juni
Publisher : Faculty of Humanities, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (464.942 KB) | DOI: 10.14710/humanika.23.1.46-60

Abstract

The background of this research is the social diversity of Indonesian people. This situation causes conflicts among Indonesian people which need solutions to minimilize the effects of the conflict among the society. The study over the value of unification and harmony of the Religious Community Forum is one of the implementation of the unification spirit, the aspect of toleration, which needs to be spread out among the society. The goal of this research is to dig down how the Religious Community Forum works in  increasing the Malang multicultural society understanding over the value of unification. It is also to know how the Religious Community Forum increases the society toleration and the importance of unification among Malang society diversity.  Alt last but not least, the study over the unification value functions as a report of how the Religious Community Forum maintain the Indonesian people unification. This research use subjects of the Religious Community Forum members, religion leaders, government officers, and Malang people. The approach used in this research is qualitative with case study method. The data collection techniques used in this study are observation, interview, documentation, and participation. Meanwhile, the data is analyzed by using data reduction, data display, and verivication.The findings of this research are: 1) The activities done by the Religious Community Forum contain the unification value; the unification and harmony religious communities, conflicts and dialogues counseling, toleration, socialization over the government policy of the unification and harmony of diverse society; 2)The Religious Community Forum contains social aspects; the diversity value, toleration, pluralism, and the society unification,  which can be descended to the next generation; 3) The forum has some roles in maintaining and keeping the unification value of multicultural society through the activities applied in the society. Malang government supports and coordinates any institution works in society unification and harmony. The actions taken shows that the government are concerned on the unification of multicultural society. Thus, it can be concluded that the activities done by the Religious Community Forum of Malang contain the unification value
PERGESERAN NILAI-NILAI BUDAYA PADA SUKU BONAI SEBAGAI CIVIC CULTURE DI KECAMATAN BONAI DARUSSALAM KABUPATEN ROKAN HULU PROVINSI RIAU Prayogi, Ryan; Danial, Endang
HUMANIKA Vol 23, No 1 (2016): Januari-Juni
Publisher : Faculty of Humanities, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (615.145 KB) | DOI: 10.14710/humanika.23.1.61-79

Abstract

This research was grounded by social problems, which is a shift of cultural values and global transformation with positive and negative values including waning identity tribe Bonai, such as change the culture in the form of traditional values in traditional ceremonies as a result of changes in the environment their lives, both the natural environment and the physical and social environment such as the loss of a sense of kinship, courtesy, honesty, and mutual cooperation. The findings in this study revealed that 1) the tribe Bonai a principle of life that becomes a guideline and regulations that must be adhered to by the tribal people Bonai hereditary implemented include: Birth, Circumcision Rosul, Employment, Education, Marriage Married, Leadership System Society, Death. 2) The shifting cultural mores which are currently experiencing a shift towards cultural values that include a shift in values Nativity, Circumcision Rosul, Marriage, and Ritual Dewo. 3) Preservation made to the successor or the younger generation by providing knowledge about the culture, following the race on culture or festival and explain the meanings contained in each ceremony they have done, executing each set of tribal Bonai traditions, which are birth, circumcision messenger, dewo mating and rituals for marriage. 4) Development of indigenous culture as do general should be imparted to young people from birth to adulthood through education and infomal also goes by way of natural or natural and spontaneous. In particular the development of the cultural values taught to elementary school through high school
Kurikulum Pendidikan Kewarganegaraan untuk Meyiapkan Pendidik pada Jenjang Sekolah Dasar Nugraha, Yogi; Sapriya, Sapriya; Danial, Endang; Rahmat, Rahmat
Jurnal Basicedu Vol. 6 No. 3 (2022)
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/basicedu.v6i3.3054

Abstract

Dunia dihadapkan pada globalisasi yang mengharuskan setiap manusia harus siap dengan berbagai kemungkinan yang akan terjadi di kemudian hari. Kurikulum pendidikan kewarganegaraan perlu mendapat perhatian terutama sejak proses digitalisai mulai masuk ke dunia pendidikan. Akan tetapi memang didalam perkembangan zaman tuntutan dalam pengembangan kurikulum harus terus dilakukan. Perkembangan zaman yang dimaksudkan adalah perkembangan revolusi industri 4.0 yang berkaitan dengan penggunaan teknologi digital. Tujuan penelitian ini secara umum adalah untuk mengetahui kurikulum pendidikan kewarganegaraan berbasis digital untuk menyiapkan pendidik sekolah dasar di Indonesia menghadapi era revolusi industri 4.0. Penguatan kajian kajian tersebut dilakukan menggunakan metode studi pustaka. Studi pustaka digunakan untuk memahami secara mendalam dan komprehensif tentang kurikulum pendidikan kewarganegaraan di era revolusi industri 4.0, kemudian untuk memperkuat kajian pengembangan ini, peneliti juga melakukan kajian melalui media observasi, serta observasi. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa kurikulum pendidikan kewarganegaraan seharusnya lebih diarahkan pada pengetahuan-pengetahuan terkait dengan multikulturalisme seperti yang sudah dilakukan di negara-negara maju. Kurikulum pendidikan kewarganegaraan perlu untuk memperbaharui sistem pembelajaran serta model pembelajaran mengikuti perkembangan zaman. Pada abad ke-21 ini kebutuhan akan hasil akhir dalam sebuah pendidikan bukanlah manusia-manusia yang hanya bisa membaca, menulis dan berhitung.
Meningkatkan Civic Knowledge Mahasiswa Melalui Model Pembelajaran Blended Learning Dengan Sistem Asyncronous Cahyono, Cahyono; Danial, Endang; Rahmat, Rahmat; Masyitoh, Iim
Jurnal Civic Hukum Vol. 8 No. 2 (2023): November 2023
Publisher : University of Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/jch.v8i2.25114

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas model pembelajaran blended learning dengan sistem asynchronous dalam meningkatkan pengetahuan kewarganegaraan (civic knowledge) mahasiswa Universitaas Pasundan. Metode penelitian yang dipilih yaitu metode kuasi eksperimen dengan pendekatan kuantitatif, karena dianggap lebih tepat untuk menjawab tujuan penelitian tersebut yang diimplementasikan pada mata kuliah Pendidikan Kewargaengaraan. Adapun subjek dalam penelitian ini yaitu mahasiswa program studi teknik lingkungan sebagai kelas eksperimen, dan mahasiswa program studi teknik pangan sebagai kelas kontrol. Hasil penelitian yang didapatkan menunjukan bahwa dalam proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran blended learning dengan sistem asynchronous lebih efektif untuk meningkatkan civic knowledge mahasiswa dengan rata-rata skor hasil postestnya yaitu 91,50. Model pembelajaran blended learning dengan sistem Pembelajaran asynchronous terbimbing sangat direkomendasikan dalam sistem pembelajaran daring karena terbukti lebih efektif dalam meningkatkan pengetahuan kewarganegaraan (civic knowledge) mahasiswa
Kurikulum Pendidikan Kewarganegaraan untuk Meyiapkan Pendidik pada Jenjang Sekolah Dasar Nugraha, Yogi; Sapriya, Sapriya; Danial, Endang; Rahmat, Rahmat
Jurnal Basicedu Vol. 6 No. 3 (2022)
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/basicedu.v6i3.3054

Abstract

Dunia dihadapkan pada globalisasi yang mengharuskan setiap manusia harus siap dengan berbagai kemungkinan yang akan terjadi di kemudian hari. Kurikulum pendidikan kewarganegaraan perlu mendapat perhatian terutama sejak proses digitalisai mulai masuk ke dunia pendidikan. Akan tetapi memang didalam perkembangan zaman tuntutan dalam pengembangan kurikulum harus terus dilakukan. Perkembangan zaman yang dimaksudkan adalah perkembangan revolusi industri 4.0 yang berkaitan dengan penggunaan teknologi digital. Tujuan penelitian ini secara umum adalah untuk mengetahui kurikulum pendidikan kewarganegaraan berbasis digital untuk menyiapkan pendidik sekolah dasar di Indonesia menghadapi era revolusi industri 4.0. Penguatan kajian kajian tersebut dilakukan menggunakan metode studi pustaka. Studi pustaka digunakan untuk memahami secara mendalam dan komprehensif tentang kurikulum pendidikan kewarganegaraan di era revolusi industri 4.0, kemudian untuk memperkuat kajian pengembangan ini, peneliti juga melakukan kajian melalui media observasi, serta observasi. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa kurikulum pendidikan kewarganegaraan seharusnya lebih diarahkan pada pengetahuan-pengetahuan terkait dengan multikulturalisme seperti yang sudah dilakukan di negara-negara maju. Kurikulum pendidikan kewarganegaraan perlu untuk memperbaharui sistem pembelajaran serta model pembelajaran mengikuti perkembangan zaman. Pada abad ke-21 ini kebutuhan akan hasil akhir dalam sebuah pendidikan bukanlah manusia-manusia yang hanya bisa membaca, menulis dan berhitung.
Developing students’ civic responsibility using blended learning model with an asynchronous system Cahyono, Cahyono; Danial, Endang; Rahmat, Rahmat; Masyitoh, Iim Siti; Romli, Asep Darojatul
Jurnal Civics: Media Kajian Kewarganegaraan Vol 21, No 1 (2024)
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/jc.v21i1.67361

Abstract

The development of technology and the world of education today requires complex thinking. Technology can be used to make the learning process easier, more interesting, and more enjoyable. However, learning must continue to focus on the elements of competency achievement that must be achieved and the humanist element. The blended learning model with synchronous and asynchronous systems is one model that can be used in today's technology-based learning era, especially asynchronous systems.  This study aims to determine the effectiveness of asynchronous learning in increasing the students’ civic responsibility at one of the universities in Bandung City. Experiments in research are considered more appropriate for answering the research objectives. The research subjects were students of the environmental engineering study program (experimental class) and food engineering study program (control class). The results showed that asynchronous learning was more effective for increasing students' civic responsibility, with an average post-test score of 91.50.
Citizenship diplomacy for football supporters of pss sleman and psim yogyakarta to strengthen national identity Nurgiansah, T Heru; Danial, Endang; Rahmat, Rahmat; Mahpudz, Asep; Suryadi, Karim
Jurnal Pendidikan PKN (Pancasila dan Kewarganegaraan) Vol 6, No 1 (2025): Mei 2025
Publisher : Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jppkn.v6i1.92574

Abstract

Conflicts between supporters, provocative actions that exacerbate differences, unsportsmanlike attitudes in accepting match results, excessive fanaticism, hate speech on social media, and intimidation leading to criminal acts are some of the serious problems that must be resolved immediately, especially in football sports in order to create legal certainty as a concrete solution in fostering football supporters. The purpose of this study is to strengthen the National Identity of Football Supporters through the Concept of Civic Disposition and Unity and Diversity so that conflicts between supporters can be resolved. The study was conducted on PSS Sleman and PSIM Yogyakarta Football supporters. This research method uses a qualitative method with a case study approach to answer the main questions regarding the development of civic disposition and strengthening National Identity among football supporters in Yogyakarta. The results of the study state the importance of combining preventive and educational approaches in dealing with supporter conflicts in Indonesia using the concepts of Civic Disposition and Unity and Diversity
Pengaruh Diskusi Politik melalui Grup WhatsApp terhadap Karakter Kewarganegaraan Digital Mahasiswa Hadian, Vini Agustiani; Suryadi, Karim; Darmawan, Cecep; Danial, Endang; Aulia, Sarah Raudlatul
Jurnal Moral Kemasyarakatan Vol 10 No 1 (2025): Volume 10, Nomor 1 - Juni 2025
Publisher : Universitas PGRI Kanjuruhan Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21067/jmk.v10i1.11985

Abstract

Perkembangan teknologi komunikasi digital telah menghadirkan ruang baru bagi partisipasi politik generasi muda khususnya mahasiswa, melalui platform seperti WhatsApp. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh diskusi politik dalam grup WhatsApp terhadap karakter kewarganegaraan digital mahasiswa. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan metode survei. Data dikumpulkan dari 136 mahasiswa Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Pendidikan Indonesia yang aktif dalam diskusi politik digital. Instrumen penelitian berupa angket skala likert. Data dianalisis menggunakan regresi linear sederhana. Hasil analisis menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan dan positif antara intensitas diskusi politik melalui ruang digital seperti WhatsApp terhadap karakter kewarganegaraan digital mahasiswa, dengan koefisien determinasi sebesar 73,5% (R² = 0,735). Temuan ini menegaskan bahwa WhatsApp dapat menjadi sarana efektif dalam pembentukan nilai-nilai kewarganegaraan digital, seperti partisipasi aktif, berpikir kritis, dan etika komunikasi. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pada literatur pendidikan kewarganegaraan digital dan dapat menjadi dasar bagi pengembangan strategi pembelajaran yang adaptif di perguruan tinggi.
Potensi Normalisasi Perilaku Negatif Pemain Game Online MLBB Terhadap Digital Ethics Mahasiswa UPI Cahyadi, Deden; Danial, Endang; Syaifullah, Syaifullah
AURELIA: Jurnal Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Indonesia Vol 4, No 2 (2025): July 2025
Publisher : CV. Rayyan Dwi Bharata

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57235/aurelia.v4i2.6848

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis potensi terjadinya normalisasi perilaku negatif dalam game online Mobile Legends: Bang Bang (MLBB) di kalangan mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) dan dampaknya terhadap kesadaran serta praktik etika digital. Menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif, data dikumpulkan melalui wawancara mendalam terhadap lima mahasiswa pemain aktif MLBB, Ketua UKM Esports UPI, dan seorang dosen ahli Pendidikan Kewarganegaraan, serta melalui observasi dan dokumentasi interaksi pemain di media sosial dan komunitas game. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perilaku seperti ujaran kebencian, provokasi verbal, trolling, hingga tindakan tidak sportif telah menjadi bagian dari kebiasaan komunikasi dalam game dan mulai dianggap wajar. Proses ini mencerminkan gejala normalisasi deviansi yang mengarah pada desensitisasi nilai-nilai etika digital. Temuan juga menunjukkan bahwa stres akademik, anonimitas digital, dan lingkungan sosial kompetitif memperkuat kecenderungan perilaku menyimpang ini. Penelitian ini menyimpulkan bahwa tanpa adanya intervensi dalam bentuk edukasi etika digital, pembinaan karakter, dan pembentukan budaya digital yang sehat, perilaku negatif dalam ruang game online berpotensi melemahkan integritas moral mahasiswa sebagai warga negara digital. Rekomendasi penelitian meliputi integrasi literasi digital etis dalam kurikulum dan penguatan pengawasan komunitas game kampus.
Citizen Diplomacy Strategies in Football Supporter Communities: A Case Study of Reconciliation Between PSS Sleman and PSIM Yogyakarta Nurgiansah, T Heru; Danial, Endang; Rahmat; Mahpudz, Asep; Karim Suryadi; Nwokeocha, Ifeanyi Martins; Malihah, Elly
Jurnal Kewarganegaraan Vol. 22 No. 2 (2025): September 2025
Publisher : Department of Pancasila and Civic Education, Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/jk.v22i2.64952

Abstract

This article examines how rival football supporter communities in Yogyakarta, namely Slemania (PSS Sleman) and Brajamusti/Mataram Independent (PSIM Yogyakarta), interact. The urgency of this research is that citizen diplomacy is a critical new approach to de-escalating conflict while strengthening social bonds among supporters. The study identifies three key strategies within citizen diplomacy practiced by supporters: cross-group dialogue forums, collaborative social actions (such as blood donations and disaster relief), and digital campaigns aimed at reframing rivalry into an inclusive narrative of solidarity. Drawing on qualitative data from interviews and participant observation, the article analyzes practical implementation challenges, including intergenerational divides and institutional fragility. The findings suggest that while these initiatives remain uneven in reach, they have contributed to a significant reduction in intergroup violence and fostered renewed engagement with national identity among participants. This research offers empirical evidence that citizen-led diplomacy within football culture can serve as a transformative mechanism for social cohesion and civic integration in divided communities.