Armyn Hakim Daulay
Animal Production Study Program, Faculty Of Agriculture, Universitas Sumatera Utara, Medan, 20155, Indonesia

Published : 25 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 25 Documents
Search

ANALISIS USAHA PEMANFAATAN ECENG GONDOK FERMENTASI SEBAGAI PAKAN DOMBA LOKAL JANTAN LEPAS SAPIH: The Bussiness Analysis of Fermented Water Hyacinth Utilization on Weaning Local Sheep Male Ronald Situmorang; Tri Hesti Wahyuni; Armyn Hakim Daulay
Jurnal Peternakan Integratif Vol. 2 No. 2 (2014): Jurnal Peternakan Integratif
Publisher : Talenta Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (74.282 KB) | DOI: 10.32734/jpi.v2i2.2723

Abstract

Eceng gondok merupakan salah satu gulma yang dapat digunakan untuk meningkatkan keuntunganbagi peternak domba. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis usaha penggunaan eceng gondok fermentasisebagai pakan domba lokal jantan lepas sapih.Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Biologi Ternak ProgramStudi Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara dari bulan Agustus sampai bulan Nopember2013menggunakan 20 ekor domba lokal jantan dengan rataan bobot badan 8,30±1,16 kg/ekor. Data diambil dari5 perlakuan yaitu P0 : 100% rumput, P1 : 40% rumput + 60% Eceng gondok fermentasi MOL, P2 : 40% rumput+ 60% Eceng gondok fermentasi Trichoderma harzianum, P3 : 100% Eceng gondok fermentasi MOL, dan P4 :100% Eceng gondok fermentasi Trichoderma harzianum. Metode yang digunakana dalah metode survey.Parameter yang diteliti adalah total biaya produksi, total hasil produksi, analisis laba/rugi, revenue cost ratio(R/C ratio) dan income over feed cost (IOFC). Hasil penelitian menunjukkan rataan total biaya produksi (Rp)435.192; 425.116; 453.200; 443.553 dan 413.248. Rataan total hasil produksi (Rp)441.400;440.400;462.800;460.300 dan 435.000. Rataan analisis laba/rugi (Rp) 6.208,5; 15.283,9; 9.599,9;16.747 dan 21.752,5. Rataan IOFC (Rp) 31.806,3; 40.881,7; 35.197,8; 42.344,9 dan 48.650,3. Rataan R/Cratio1,019; 1,037; 1,022; 1,038 dan 1,056. Kesimpulan dari penelitian ini adalah pemanfaatan enceng gondokfermentasi dapat meningkatkan keuntungan penggemukan ternak domba lokal jantan lepas sapih.
PENGGUNAAN PELEPAH KELAPA SAWIT FERMENTASI DENGAN BERBAGAI LEVEL BIOMOL+ PADA PAKAN TERHADAP KECERNAAN DOMBA LOKAL JANTAN: Use of Oil Palm sheaths Fermentation with Various Levels Biomol + on feed digestibility on Weaning Local Ram Sari Putri; Armyn Hakim Daulay; Usman Budi
Jurnal Peternakan Integratif Vol. 2 No. 3 (2014): Jurnal Peternakan Integratif
Publisher : Talenta Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (79.558 KB) | DOI: 10.32734/jpi.v2i3.2726

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan pelepah kelapa sawit fermentasidengan berbagai level biomol+ pada pakan terhadap kecernaan bahan kering dan bahan organik. Penelitiandilaksanakan di Fakultas Pertanian Univesitas Sumatera Utara pada bulan Desember 2013 sampai denganFebruari 2014. Rancangan yang digunakan dalam penelitaian ini adalah rancangan acak lengkap (RAL) dengan4 perlakuan. Perlakuan ini terdiri atas P0 (tanpa biomol+); P1 (biomol+ 5%); P2 (biomol+ 10%); P3 (biomol+15%). Hasil penelitian menunjukan menunjukkan fermentasi pelepah kelapa sawit dengan Biomol+ 15%memberikan pengaruh yang nyata dibandingkan pelepah kelapa sawit tanpa fermentasi terhadap kecernaan.Rataan kecernaan tertinggi terdapat pada P3 (fermentasi pelepah kelapa sawit Biomol+ 15%) dan rataankecernaan terndah terdapat pada P0 (fermentasi pelepah kelapa sawit tanpa Biomol+). Kesimpulan penelitianini adalah semakin tinggi level pemberian biomol+ semakin tinggi pula tingkat kecernaan bahan kering dankecernaan bahan organik.
HUBUNGAN PROFIL PETERNAK DENGAN PENDAPATAN USAHA TERNAK KERBAU LUMPUR DI KECAMATAN LINTONG NIHUTA KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN: Relationship of Farmers Profile and Farmers Income of Buffalo in The District Lintong Nihuta Kabupaten Humbang Hasundutan Natalia Lumbantoruan; Ma’ruf Tafsin; Armyn Hakim Daulay
Jurnal Peternakan Integratif Vol. 3 No. 1 (2014): Jurnal Peternakan Integratif
Publisher : Talenta Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (86.236 KB) | DOI: 10.32734/jpi.v3i1.2744

Abstract

Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Lintong Nihuta, Kabupaten Humbang Hasundutan, PropinsiSumatera Utara yang dimulai tanggal Juli sampai Agustus 2012. Tujuan penelitian ini adalah untukmenganalisis pengaruh profil peternak terhadap pendapatan dalam ternak kerbau di kecamatan Lintong NihutaKabupaten Humbang Hasundutan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survey dengan unitresponden keluarga yang memelihara ternak kerbau. Metode penarikan sampel yang digunakan adalahProportional Stratified Random Sampling yaitu dengan cara memilih 3 desa yaitu Desa Sitolu Bahal (16), DesaNagasaribu 1 (20), Desa Sigumpar (19), sampel dari penelitian ini berjumlah 55 keluarga peternak kerbau.Hasil penelitian menunjukkan bahwa skala usaha, umur peternak, lama pendidikan berpengaruh positif terhadappendapatan peternak. Sedangkan pengalaman beternak, jumlah tanggungan keluarga dan tingkat generasi tidakberpengaruh terhadap pendapatan peternak kerbau. Kesimpulannya adalah skala usaha, umur peternak, lamapendidikan merupakan faktor utama meningkatkan pendapatan peternak kerbau di Kecamatan Lintong NihutaKabupaten Humbang Hasundutan.
KECERNAAN BAHAN KERING DAN BAHAN ORGANIK RANSUM YANG MENGANDUNG PELEPAH DAUN KELAPA SAWIT DENGAN PERLAKUAN FISIK, KIMIA, BIOLOGI DAN KOMBINASINYA PADA DOMBA: Digestibility Dry Matter and Organic Matter of Oil Palm Frond with Treated Physical, Chemical, Biological and There Combination on Sheep Thomas Jekin Vindonta Surbakti; Ma’ruf Tafsin; Armyn Hakim Daulay
Jurnal Peternakan Integratif Vol. 3 No. 1 (2014): Jurnal Peternakan Integratif
Publisher : Talenta Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (62.361 KB) | DOI: 10.32734/jpi.v3i1.2745

Abstract

Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Biologi Ternak, Departemen Peternakan, FakultasPertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan, dilaksanakan pada bulan Juni - Agustus 2013 menggunakanrancangan acak lengkap (RAL) dengan empat perlakuan dan empat ulangan, menggunakan domba lokal jantansebanyak 16 ekor dengan rataan bobot badan awal 10 ± 1,16 kg. Perlakuan yang diuji meliputi: P0 (konsentrat +pelepah kelapa sawit diolah secara fisik); P1 (konsentrat + pelepah kelapa sawit diolah secara biologi); P2(konsentrat + pelepah kelapa sawit diolah secara kimia); dan P3 (konsentrat + pelepah kelapa sawit diolahsecara kombinasi). Parameter yang diamati adalah konsumsi bahan kering, bahan organik, kecernaan bahankering dan kecernaan bahan organik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ransum yang mengandung pelepahdaun kelapa sawit diolah secara, kimia, biologis dan kombinasinya pada domba secara siginifikan lebih tinggiterhadap konsumsi bahan kering, konsumsi bahan organik, kecernaan bahan kering tetapi tidak berbeda nyata(P > 0.05) terhadap kecernaan bahan organik. Kesimpulan hasil penelitian ini adalah kecernaan bahan keringransum yang mengandung pelepah daun kelapa sawit memberikan pengaruh yang positif pada perlakuanbiologi, kimia dan kombinasinya (biologi + kimia) tetapi tidak pada perlakuan fisik. Pada kecernaan bahanorganik tidak memberikan pengaruh pada tiap-tiap perlakuan.
IDENTIFIKASI MORFOMETRIKS DAN JARAK GENETIK AYAM KAMPUNG DI LABUHANBATU SELATAN: Identification of Genetic Distance Morfometriks And Chicken Domesticated in Labuhanbatu Selatan Nelli Awari Rangkuti; Hamdan; Armyn Hakim Daulay
Jurnal Peternakan Integratif Vol. 3 No. 1 (2014): Jurnal Peternakan Integratif
Publisher : Talenta Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (964.303 KB) | DOI: 10.32734/jpi.v3i1.2748

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi ukuran dan bentuk tubuh serta jarak genetik ayamkampung di seluruh Kecamatan Kabupaten Labuhanbatu Selatan, Sumatera Utara. Ayam kampung sebagaisampel penelitian sebanyak 930 jantan dan 930 betina, sampel yang digunakan setiap kecamatan yaitu SungaiKanan 357 ekor, Torgamba 377 ekor, Kota Pinang 370 ekor, Silangkitang 379 ekor, dan Kampung Rakyat 379ekor. Morfometrik dianalisis menggunakan Analisis Diskriminan, Kanonikal, Mahalonobis dengan bantuanprogram SAS ver. 6.12 dengan prosedur Proc Discrim dan jarak genetik dianalisis menggunakan perangkatlunak MEGA2. Hasil penelitian menunjukkan ayam kampung di kecamatan Torgamba secara fenotipik berbedadengan ayam kampung yang di kecamatan Sungai Kanan, kecamatan Silangkitang, kecamatan Kota Pinang dankecamatan Kampung Rakyat dimana jumlah ukuran tubuh lebih besar dibandingkan ayam kampung lain. Hasilanalisis kanonik pertama menunjukkan pembeda ukuran tubuh ayam kampung jantan adalah Panjang Leher danLingkar Dada, sedangkan kanonik kedua ayam kampung jantan adalah Panjang Paruh dan Panjang Jengger.Kanonik pertama ayam kampung betina adalah Lebar Sayap dan Panjang Badan, sedangkan pada kanonik keduaayam kampung betina adalah Panjang Paruh dan Panjang Jengger. Nilai kesamaan dan campuran dalam antarkecamatan tertinggi terdapat di kecamatan Torgamba 58,82% pada ayam kampung jantan dan 63,35% padaayam kampung betina. Jarak genetik ayam kampung tertinggi terdapat di kecamatan Torgamba dan kecamatanSungai Kanan yaitu 2,73670 pada jantan dan 3,47529 pada betina. Kesimpulan dari penelitian ini adalah ayamkampung dengan tujuan produksi yang sama menunjukkan nilai campuran antar rumpun relatif tinggi danukuran tubuh yang relatif sama.
ANALISIS MARJIN PEMASARAN DAGING SAPI DI PASAR-PASAR TRADISIONAL KOTA MEDAN: Analysis of Marketing Margin of Beef in Traditional Markets in Medan Edy Suherman; Edhy Mirwandhono; Armyn Hakim Daulay
Jurnal Peternakan Integratif Vol. 3 No. 2 (2015): Jurnal Peternakan Integratif
Publisher : Talenta Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (87.425 KB) | DOI: 10.32734/jpi.v3i2.2752

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sistematis penyaluran daging sapi dari Produsen hingga sampaike konsumen akhir. Penelitian dilaksanakan di beberapa perusahaan penggemukan, pasar tradisional kota Medandan di rumah potong hewan Mabar dan rumah potong hewan Tani asli pada bulan April sampai dengan Mei 2014.Metode penelitian yang digunakan adalah metode survey dengan 7 pasar tradisional dan 35 responden. Data primerdiperoleh dari para penjual daging sapi di pasar tradisional kota Medan, sedangkan data sekunder diperoleh dariberbagai instansi yang terkait, seperti badan pusat statistik dan rumah potong hewanMabar dan rumah potong hewanTani Asli. Parameter yang diteliti adalah marjin pemasaran daging sapi. Ada dua jenis saluran pemasaran yangterdapat dalam proses pemasaran daging sapi dari produsen hingga sampai ke konsumen. Saluran pertama produsen- pedagang besar- pedagang pengecer -konsumen dan saluran kedua produsen – agen - pedagang besar -konsumen. Margin pemasaran pada pedagang besar adalah sebesar Rp. 3.311.000,-/ekor sapi dan pada pedagangkecil adalah sebesar sebesar Rp. 1.992.000,-/ekor sapi. Kesimpulannya adalah saluran pemasaran yang lebih pendekmemiliki marjin pemasaran yang lebih besar bagi pedagang besar. Ini menunjukkan bahwa saluran pemasarandaging sapi yang baik bagi pedagang sapi adalah adalah saluran kedua yaitu : Produsen – agen - pedagang besar –konsumen.
PEMANFAATAN PELEPAH DAUN KELAPA SAWIT FERMENTASI DENGAN PENAMBAHAN BERBAGAI LEVEL BIOMOL+ TERHADAP PENGGEMUKAN DOMBA JANTAN LOKAL: Utilization of Oil Palm Frond Fermentated by Level Biomol+ for Male Sheep fattening Doni Aqbari; Armyn Hakim Daulay; Iskandar Sembiring
Jurnal Peternakan Integratif Vol. 3 No. 3 (2015): Jurnal Peternakan Integratif
Publisher : Talenta Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (76.959 KB) | DOI: 10.32734/jpi.v3i3.2761

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh level penggunaan Biomol+ terhadap pelepah daunkelapa sawit dalam pakan berbasis limbah perkebunan terhadap penggemukan domba jantan lokal. Penelitianini dilaksanakan di Laboratorium Biologi Ternak, Program Studi Peternakan, Fakultas Pertanian UniversitasSumatera Utara dari bulan November 2013 sampai Februari 2014. Penelitian ini Menggunakan rancangan acaklengkap (RAL) yang terdiri dari 4 perlakuan (P0 = 0% Biomol+; P1 = 5% Biomol+;P2 = 10% Biomol+ danP3 = 15% Biomol+) dan 3 ulangan dengan rataan bobot badan awal 6,82 ± 0,42 kg. Hasil penelitianmenunjukkan bahwa konsumsi pakan, pertambahan bobot badan dan penurunan konversi pakan berpengaruhsangat nyata oleh level Biomol+. Kesimpulan penelitian adalah level Biomol+15% menunjukkan hasil terbaikterhadap konsumsi pakan, pertambahan bobot badan dan memperbaiki konversi pakan domba jantan lokal.
KECERNAAN BAHAN KERING DAN BAHAN ORGANIK RANSUM YANG MENGANDUNG KULIT BUAH KAKAO DAN KULIT BUAH PISANG DIFERMENTASI BERBAGAI BIOAKTIVATOR PADA KAMBING KACANG JANTAN: Dry Matter and Organic Matter Digestibility of Diet Containing Cacao Pod and Banana Peel Fermented by Various Bioactivator on Male Kacang Goat Antonius Hutabarat; Ma’ruf Tafsin; Armyn Hakim Daulay
Jurnal Peternakan Integratif Vol. 3 No. 3 (2015): Jurnal Peternakan Integratif
Publisher : Talenta Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (70.324 KB) | DOI: 10.32734/jpi.v3i3.2763

Abstract

Pemanfaatan kulit buah kakao dan kulit buah pisang perlu dimaksimalkan dengan melakukanfermentasi. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Biologi Ternak Program Studi Peternakan, FakultasPertanian, Universitas Sumatera Utara selama 4 bulan, dimulai bulan Agustus 2014-Desember 2014. Penelitianini menggunakan 20 ekor kambing kacang jantan dengan bobot awal 10,47±0,28 kg dan rancangan yangdigunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL) yang terdiri atas 4 perlakuan dan 5 ulangan. Perlakuan yangdigunakan dalam penelitian ini adalah P0 sebagai kontrol (tanpa fermentasi), P1= fermentasi MOL, P2=fermentasi isolat bakteri rumen kerbau, P3= fermentasi starbio. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rataankecernaan bahan kering 70,74 %. P0: 70,59% ; P1: 70,11%; P2: 69,95%; dan P3: 72,31%. Rataan kecernaanbahan organik 79,61% dengan P0: 79,62% ; P1: 79,28% ; P2: 78,88% dan P3: 80,65%. Kecernaan bahan keringdan bahan organik (BK dan BO) menunjukkan hasil yang tidak berbeda nyata (P>0,05). Kesimpulan hasilpenelitian ini adalah pemanfaatan kulit buah kakao dan kulit buah pisang dengan fermentasi tidak dapatmeningkatkan kecernaan bahan kering dan bahan organik kambing kacang jantan.
PEMANFAATAN KULIT BUAH KAKAO DAN KULIT BUAH PISANG YANG DIFERMENTASI BERBAGAI BIOAKTIVATOR TERHADAP PERFORMANS KAMBING KACANG JANTAN LEPAS SAPIH: Utilization of Fermented Cacao Pod and Banana Peel with Various Bio-Activator on Performances of Weaning Males Kacang Goat Oswald Agasy; Tri Hesti Wahyuni; Armyn Hakim Daulay
Jurnal Peternakan Integratif Vol. 3 No. 3 (2015): Jurnal Peternakan Integratif
Publisher : Talenta Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (71.895 KB) | DOI: 10.32734/jpi.v3i3.2765

Abstract

Pemanfaatan kulit buah kakao dan kulit buah pisang sebagai pakan ternak dapat dimaksimalkanmelalui proses fermentasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemanfaatan kulit buah kakaodan kulit buah pisang yang difermentasi terhadap performans kambing kacang jantan lepas sapih. Penelitiandilaksanakan di Laboratorium Biologi Ternak Program Studi Peternakan, Fakultas Pertanian, UniversitasSumatera Utara selama 3 bulan, dimulai bulan September 2014-November 2014. Penelitian ini menggunakan 20ekor kambing kacang jantan lepas sapih dengan bobot awal 10,47±0,28 kg dan rancangan yang digunakanadalah rancangan acak lengkap (RAL) yang terdiri atas 4 perlakuan dan 5 ulangan. Perlakuan terdiri atas ransumkomplit yang mengandung 20 % kulit buah kakao + 30 % kulit buah pisang tanpa fermentasi (P0), Ransumkomplit yang difermentasi MOL (P1), Ransum komplit mengandung yang difermentasi isolat bakteri rumenkerbau (P2), Ransum komplit yang di fermentasi starbio (P3). Hasil penelitian menunjukkan bahwa Rataan darimasing-masing perlakuan yaitu, P0, P1, P2, dan P3 berturut-turut untuk rataan konsumsi pakan adalah 2844,63;241,61; 2420,72; dan 2641,93 g/ekor/minggu, rataan pertambahan bobot badan adalah 333,67; 311,67; 289,17;dan 389,17 g/ekor/minggu dan rataan konversi pakan adalah 7,53; 9,67; 6,06; dan 6,68. Kambing kacang yangdiberi perlakuan menunjukkan perbedaan yang tidak nyata terhadap konsumsi pakan, pertambahan bobot badandan konversi pakan (P>0,05). Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah bahwa penggunaan berbagaibioaktivator dalam fermentasi kulit buah kakao dan kulit buah pisang dapat digunakan sebagai pakan kambingkacang jantan lepas sapih.
IDENTIFIKASI MORFOMETRIKS DAN JARAK GENETIK AYAM KAMPUNG (domesticated chicken) DI KABUPATEN BATUBARA: Identification of Morfometriks and Genetic Distance Ayam Kampung (Chicken Domesticated) in Batubara regency Rhyndhyra Hummairah; Hamdan; Armyn Hakim Daulay
Jurnal Peternakan Integratif Vol. 3 No. 3 (2015): Jurnal Peternakan Integratif
Publisher : Talenta Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32734/jpi.v3i3.2768

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi penciri utama ukuran dan bentuk dalammorfometriks dan jarak genetik dari ayam lokal di berbagai kecamatan di KabupatenBatubara. Penelitian menggunakan metode survei sebanyak 2392 ekor ayam kampung dansdata dianalisis menggunakan software SAS (Statistics Analytical System) yaitumenggunakan Jarak genetik Mahalanobis sebagai ukuran jarak kuadrat genetik minimum.Software MEGA6 untuk memperoleh pohon fenogram dengan metoda UPGMA (UnweightPair Group Method with Arithmetic). Hasil Penampilan fenotip berdasarkan analisismorfometrik menunjukkan perbedaan secara morfologi untuk setiap ayam. Berdasarkananalisis morfometrik menunjukkan perbedaan secara morfologi ayam kampung dari 7kecamatan yang ada di kabupaten Batubara yaitu Sei Suka dan Sei Balai (1,26), Air Putih danTalawi (3,79), Medang Deras dan Tanjung Tiram (1,73) dan Lima puluh (2,13). Kesimpulanmenunjukkan bahwa penciri utama yang tampak yaitu panjang tulang tibia, lebar metatarsusdan panjang paruh, dan jarak genetik terdapat satu kecamatan yang berbeda yaitu pada LimaPuluh (2,13) sedangkan 6 kecamatan lain terdapat kesamaan antar 2 kecamatan.