Claim Missing Document
Check
Articles

Found 38 Documents
Search

Hubungan Nilai Aktivitas Fisik dengan Kadar Trigliserida dan Kolesterol HDL pada Pegawai Fakultas Kedokteran Universitas Mataram Widiastuti, Ida Ayu Eka; Irawati, Deasy; Lestarini, Ima Arum
Jurnal Kedokteran Vol 6 No 4 (2017)
Publisher : Faculty of Medicine Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar Belakang: Pola hidup masyarakat saat ini cenderung untuk tidak banyak melakukan aktivitas fisik atau sedenter, yang dapat berdampak pada kesehatan dan menjadi salah satu faktor risiko munculnya penyakit degeneratif, seperti penyakit kardiovaskuler, diabetes, dan sindrom metabolik. Individu sedenter memiliki kadar trigliserida yang lebih tinggi dan HDL yang rendah dibandingkan dengan yang teratur melakukan aktivitas fisik. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara nilai aktivitas fisik dengan kadar trigliserida dan kolesterol HDL.Metode: Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan metode cross sectional. Subjek penelitian adalah Pegawai Fakultas Kedokteran Universitas Mataram, yang bejumlah 31 orang yang ditetapkan dengan menggunakan metode consecutive sampling. Subjek penelitian mengisi kuesioner International Physical Activity Questionnaire-Short form (IPAQ-S) untuk menghitung nilai aktivitas fisik, selanjutnya dilakukan pengambilan sampel darah untuk pemeriksaan kadar trigliserida dan kolesterol HDL. Data yang diperoleh dianalisis dengan uji korelasi Pearson.Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa rerata nilai aktivitas fisik subjek termasuk dalam kategori tinggi (rerata ± SD = 3222,65 ± 3611,23), kadar trigliserida dalam batas normal (rerata ± SD = 116,71 ± 55,73), dan kadar kolesterol HDL berada pada rerata batas bawah (rerata ± SD = 36,13 ± 10,9). Tidak terdapat korelasi yang bermakna antara nilai aktivitas fisik dengan kadar trigliserida (p=0,699; r = -0,072) dan antara aktivitas fisik dengan kadarkolesterol HDL pada pegawai Fakultas Kedokteran Universitas Mataram (p=0,522; r = 0,119).Kesimpulan: Tidak terdapat hubungan bermakna antara nilai aktivitas fisik dengan kadar trigliserida dan kolesterol HDL.
Hubungan antara Rasio Lingkar Pinggang terhadap Tinggi Badan dengan Konsentrasi Trigliserida dan Kolesterol HDL Pada Lansia Purwaningsih, Ni Wayan Desi; Irawati, Deasy; Ekawanti, Ardiana
Jurnal Kedokteran Vol 7 No 4 (2018)
Publisher : Faculty of Medicine Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar belakang: Dislipidemia merupakan salah satu sindroma metabolik yang sering terjadi pada lanjut usia (lansia). Salah satu faktor risiko kontributor terjadinya dislipidemia adalah obesitas sentral. Rasio lingkar pinggang terhadap tinggi badan merupakan salah satu pengukuran antropometri yang dapat digunakan untuk menskrining obesitas sentral. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara rasio lingkar pinggang terhadap tinggi badan (WHtR) dengan konsentrasi trigliserida (TG) dan high density lipoprotein (HDL) pada lansia. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian cross-sectional yang dilakukan di Mataram. Tujuh puluh tiga subjek penelitian tinggal di panti sosial dan di luar panti sosial berpartisipasi dalam penelitian ini. Variabel utama dari penelitian ini adalah WHtR, konsentrasi TG, dan konsentrasi kolesterol HDL.Data dikumpulkan dengan mengukur langsung WHtR menggunakan pita ukur dan microtoise. Sampeldarah puasa diambil untuk mengukur konsentrasi TG dan kolesterol HDL. Pemeriksaan parameterlipid dilakukan di Laboratorium Hepatika. Uji korelasi Spearman digunakan sebagai uji hipotesis. Hasil: Delapan puluh persen subjek penelitian tergolong obesitas sentral, terdapat tiga puluh dua persen subjek penelitian dengan peningkatan konsentrasi TG, dua puluh tujuh persen subjek penelitian memiliki konsentrasi kolesterol HDL yang rendah, dan lima puluh satu persen subjek penelitian dikategorikan sebagai dislipidemia. Uji korelasi menunjukkan tidak terdapat hubungan antara WHtR, konsentrasi TG (r=0,288, p=0,126) dan konsentrasi kolesterol HDL (r=0,008, p=0,944). Kesimpulan: Tidak terdapat hubungan antara WHtR dengan konsentrasi TG dan konsentrasi kolesterol HDL pada lansia.
Hubungan antara Rasio Lingkar Pinggang terhadap Tinggi Badan dengan Glukosa Darah Puasa pada Lansia Elma Shari Pagehgiri; Deasy Irawati; Anom Josafat
Jurnal Kedokteran Vol 8 No 2 (2019)
Publisher : Faculty of Medicine Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jku.v8i2.338

Abstract

Diabetes melitus adalah penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia. Obesitas sentral merupakan kontributor terjadinya diabetes melitus dan prevalensinya dapat meningkat seiring pertambahan usia. Penelitian menyatakan pengukuran rasio lingkar pinggang terhadap tinggi badan merupakan pengukuran terbaik untuk mendeteksi risiko penyakit kardiometabolik dibandingkan pengukuran antropometri lain, seperti indeks massa tubuh dan lingkar pinggang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara rasio lingkar pinggang terhadap tinggi badan dengan glukosa darah puasa. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan desain cross-sectional yang dilakukan di Kota Mataram. Subjek penelitian ini adalah lansia berusia >60 tahun yang tinggal di panti jompo dan lansia di populasi umum. Sebanyak 76 sampel didapatkan dengan teknik consecutive sampling. Cara pengambilan data dengan mengukur secara langsung rasio lingkar pinggang terhadap tinggi badan menggunakan pita ukur dan microtoise serta pemeriksaan glukosa darah puasa. Analisis statistik yang digunakan yaitu analisis deskriptif dan analisis bivariat. Data dianalisis menggunakan uji Chi-square dan uji korelasi Spearman. Dari 76 subjek penelitian, 61 orang (80,3%) responden mengalami obesitas sentral berdasarkan rasio lingkar pinggang terhadap tinggi badan serta 25 orang (32,9%) mengalami pre-diabetes dan 15 orang (19,7%) mengalami diabetes berdasarkan kadar glukosa darah puasa. Pada penelitian ini didapatkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara rasio lingkar pinggang terhadap tinggi badan dengan glukosa darah puasa. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara rasio lingkar pinggang terhadap tinggi badan dengan glukosa darah puasa pada lansia
The Determinant of Vitamin D Adequacy in Fishermen Irawati, Deasy; Ekawanti, Ardiana; Nurbaiti, Lina
Jurnal Kedokteran Vol 9 No 2 (2020): Jurnal Kedokteran Vol 9 No 2 2020 (Edisi Juni 2020)
Publisher : Faculty of Medicine Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jku.v9i2.407

Abstract

Background: The prevalence of vitamin D deficiency in both developed and developing countries are 30% - 75% with increased risk reported among women, elderly, obese individuals and those with low sun exposure. Fisherman has been acknowledged as an occupation with high sun exposure. However, a previous study showed that 4 in 5 fishermen were vitamin D deficient. The objective of this study is to investigate vitamin D intake and sun exposure among fishermen. Method: This cross-sectional study recruited fishermen residing in the working area of several public health centres in Mataram and West Lombok districts. The subjects were classified as fishermen and non-fishermen. Vitamin D intake and sun exposure were the the main variables. Results: One in two fishermen and three in four non-fishermen exhibited low intake of vitamin D. Fish intake in the fisherman and the non-fisherman groups were 937 gram per week and 652 gram per week, respectively. The most consumed fish was tuna. Fish intake of 937 gram per week was equivalent to ~12 µg vitamin D intake and 23.6 nmol/L vitamin D concentration. The majority of subjects were unable to achieve the optimal UVB radiation. Conclusion: Insufficient vitamin D intake and limited sun exposure are prevalent in fisherman and non-fisherman groups.
HUBUNGAN ASUPAN ASAM FOLAT, VITAMIN B6, DAN VITAMIN B12 DENGAN NILAI ANKLE BRACHIAL INDEX PASIEN PENYAKIT ARTERI PERIFER PADA POPULASI DI KOTA MATARAM Qurniadi, Margian Tri; Indrayana, Yanna; Irawati, Deasy
Jurnal Kedokteran Vol 10 No 2 (2021): Jurnal Kedokteran Juni 2021
Publisher : Faculty of Medicine Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jku.v10i2.464

Abstract

Background: Peripheral Artery Disease (PAD) is partial to total blockage of blood vessels especially in the leg arteries. Ankle Brachial Index (ABI) can be used as a method of screening and diagnosis of PAD. Excess homocysteine is a risk factor of PAD. Deficiency of folic acid, vitamin B6, and vitamin B12 can disrupt homocysteine metabolism and increase the of PAD indirectly. Method: This study is a cross sectional study conducted at Siti Hajar Islamic Hospital in Mataram. The sample was patients with peripheral artery disease with an ABI value <0,90. The number of research samples was 52. The sampling technique used consecutive sampling method. Data analysis used the Spearman correlation test. Result: The average daily intake of folic acid, vitamin B6, and vitamin B12 in the study sample wass less than 50% of the recommended daily nutritional adequacy rate for Indonesians. The average ABI in the sample was 0,79. The results of the Spearman correlation test between ABI and folic acid intake showed a significance = 0,20 and coefficient correlation = 0,322. The results of the Spearman correlation test between the ABI and vitamin B6 intake showed a significance = 0,167. The results of the Spearman correlation test between ABI and vitamin B12 intake showed a significance = 0,800. Conclusion: There is a significant relationship between ABI and folic acid intake. There is an insignificant relationship between ABI and vitamin B6 and vitamin B12. Keywords: Peripheral Artery Disease, Ankle Brachial Index, Folic Acid, Vitamin B6, and Vitamin B12
Pemeriksaan Tinggi Potensi Genetik dan Length Increments Balita Stunting Lina Nurbaiti; Deasy Irawati; Ardiana Ekawanti; Rifana Cholidah
Jurnal Gema Ngabdi Vol. 1 No. 3 (2019): JURNAL GEMA NGABDI
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jgn.v1i3.24

Abstract

One in four children in the world are stunted. The process of growth and development in the children under five years is a process that is very important in determining the future of the child both physically, mentally and behaviorally. Genetic ability can appear optimally if it is supported by a conducive environmental factor, which is meant by environmental factors is nutrient intake. Stunting is a national and even global issue and Sukadana Village, Teruwai, is one of the stunting village loci established by the government. Through early detection and knowing of problems with the child's development, the recovery can be done earlier, so that the child's growth and development can take place optimally. Early detection of cases of stunting children under five years by examination of high genetic potential and length increments. The results of the analysis revealed that 12 toddlers whose TB / U were normal in the first month (60%) but whose BB / U increase decreased in the following month would be at risk of stunting if nutritional intake was not heeded. While 36 toddlers with TB / U diagnosed with stunting can be estimated to have stunted due to malnutrition, only 2 toddlers who are short due to familial short stature and 2 toddlers are likely to be stunting due to endocrine. Based on this data it can be seen what more appropriate intervention is given for stunting toddler cases. Length increments evaluated every 3 months are the best screening indicators for stunting events. There is no relationship between parental height and the incidence of stunting
HUBUNGAN ADEKUASI HEMODIALISIS DENGAN STATUS GIZI PASIEN PENYAKIT GINJAL KRONIS YANG MENJALANI HEMODIALISIS REGULER Ajeng Sulistianing Utami; I Gede Yasa Asmara; Deasy Irawati
Unram Medical Journal Vol 10 No 3 (2021): Jurnal Kedokteran volume 10 nomor 3 2021
Publisher : Faculty of Medicine Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jku.v10i3.472

Abstract

Background: The quality of hemodialysis (HD) is one of the predictor factors of mortality and morbidity in patients with CKD 5. Increasing the adequacy of hemodialysis that can be evaluated from dosage’s sufficiency and effectivity, also can reduce the risk of having complications and side effects to certain organs. One of the complications that can be appeared is malnutrition. The aim of this research is to study the correlation between hemodialysis adequacy with CKD stage 5 patient’s nutritional status. Method: This research was held on August until September 2020 in Hemodialysis Unit of RSUD Kota Mataram. The research was a cross-sectional approach. There were 51 sample that are fit the inclusion and exclusion criterias. The data collection was done by recording the patients medical records. HD adequacy was assessed by patient's Kt/V and nutritional status was assessed by BMI parameter and patient's serum albumin level. The correlation test that was used in this research is Spearman correlation test to determine the correlation between variables. Result: In this research, sample’s mean age was 55,1 years old with 51% male and 49% female. The analysis correlation that was determined by using Spearman correlation test showed that, the correlation between HD adequacy and patient’s BMI was p=0.967 and r=0.006 and the correlation between HD adequacy and patient’s serum albumin level was p=0.662 and r=0.063. Conclusion: There was no significant correlation between HD adequacy and patient’s nutritional status. Key Words: Chronic Kidney Disease, Hemodialysis Adequacy, Nutritional Status, Body Mass Index, Serum Albumin Level
Penyuluhan Mengenai Kesehatan Reproduksi pada Komunitas Bajang Pejoeang Mataram Rifana Cholidah; Ida Ayu Eka Widiastuti; Deasy Irawati
Jurnal Pengabdian Magister Pendidikan IPA Vol 2 No 2 (2019)
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (248.351 KB) | DOI: 10.29303/jpmpi.v2i2.367

Abstract

Abstrak: Tujuan kegiatan pengabdian ini adalah untuk memberikan pengetahuan kepada Komunitas Bajang Pejoeang Mataram tentang: 1) perubahan fisik pada masa pubertas, terutama yang berkaitan dengan sistem reproduksi, 2) konsekuensi  perkembangan sistem reproduksi, dan 3) cara menjaga kesehatan reproduksi. Penyuluhan kesehatan disampaikan oleh tim dosen beserta mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Mataram. Materi disampaikan oleh tim dosen dan mahasiswa membawakan acara sebagai Master of Ceremony. Metode pelaksanaan berupa penyuluhan kesehatan mengenai kesehatan reproduksi pada Komunitas Bajang Pejoeang Mataram. Penyuluhan kesehatan reproduksi ini dihadiri oleh 24 peserta. Peserta sangat antusias, ditandai dengan banyaknya pertanyaan pada sesi diskusi setelah penyuluhan. Pada kegiatan ini disimpulkan bahwa masa remaja adalah salah satu masa terjadinya perkembangan paling pesat dalam perjalanan hidup manusia. Proses pematangan secara biologis umumnya mendahului kematangan psikososial pada remaja. Oleh karenanya diperlukan upaya edukasi terhadap remaja putra dan putri terkait kesehatan reproduksi untuk mencegah perilaku seksual di usia remaja. Kata Kunci: Penyuluhan; Kesehatan Reproduksi; Komunitas.
IDENTIFIKASI DAN PENANGGULANGAN FAKTOR RESIKO DEFISIENSI VITAMIN D PADA LANSIA DI KOTA MATARAM Deasy Irawati; Ardiana Ekawanti; Gede Wirabuana Yuda; Gede Palgunadi
Jurnal Abdi Insani Vol 6 No 1 (2019): Jurnal Abdi Insani Universitas Mataram
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/abdiinsani.v6i1.192

Abstract

Berdasarkan data dari Setiati (2008), defisiensi vitamin D pada lansia di Indonesia menunjukkan bahwa pada setiap 3 lansia terdapat 1 lansia yang beresiko untuk mengalami defisiensi vitamin D. Hal ini sangat vital mengingat lansia memiliki resiko lebih tinggi untuk mengalami defisiensi vitamin D. Defisiensi vitamin D pada lansia sering kali tersembunyi di balik keluhan kesehatan lainnya sehingga tidak terdeteksi secara dini. Defisiensi vitamin D pada lansia akan berdampak pada sistem skeletal, kardiovaskuler, pencernaan, syaraf dan imunitas tubuh. Dari hasil penelitian Irawati et al (2018) didapatkan bahwa 4 dari 5 lansia memiliki asupan makanan yang rendah vitamin D. Selain itu, kami juga mengamati adanya faktor resiko terjadinya defisiensi vitamin D pada populasi target. Tujuan kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah untuk mengidentifikasi faktor resiko kekurangan asupan vitamin D dan meningkatkan pengetahuan lansia yang tergabung di dalam Perhimpunan Hari Lanjut Usia Kota Mataram tentang kecukupan vitamin D dan pencegahan defisiensi vitamin D. Metode pelaksanaan kegiatan meliputi skrining faktor resiko defisiensi vitamin D dan penyuluhan kecukupan vitamin D. Materi penyuluhan berupa informasi mengenai sumber vitamin D, manfaat dan pentingnya kecukupan vitamin D terhadap pencegahan penyakit skeletal dan non skeletal pada lansia. Hasil skrining faktor resiko defisiensi vitamin D pada lansia menunjukkan bahwa gangguan penglihatan, demensia dan perasaan khawatir akan jatuh merupakan faktor resiko utama kekurangan asupan vitamin D. Dari kegiatan penyuluhan, tingkat kehadiran peserta tinggi dan terdapat respon aktif dari para peserta saat sesi tanya jawab.
PENYEDIAAN FASILITAS SANITASI DAN AIR BERSIH BAGI PENGUNGSI KORBAN BENCANA GEMPA DI DUSUN LENDANG RE, KABUPATEN LOMBOK BARAT Dian Puspita Sari; Dewi Suryani; Titi Pambudi Karuniawati; Wahyu Sulistya Affarah; Isna Kusuma Nintyastuti; Deasy Irawati
Jurnal Abdi Insani Vol 7 No 1 (2020): Jurnal Abdi Insani Universitas Mataram
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/abdiinsani.v7i1.291

Abstract

Gempa besar yang melanda pulau Lombok pada akhir Juli sampai Agustus 2018 telah menyebabkan korban jiwa, korban luka dan kerusakan berbagai sarana dan prasarana serta tempat tinggal. Setelah terjadinya bencana alam apapun jenisnya, kejadian penyakit infeksi umumnya akan meningkat. Hal ini terjadi akibat kerentanan sistem kesehatan di suatu wilayah dan gangguan pemenuhan kebutuhan dasar seperti air bersih, sanitasi, tempat perlindungan dan pelayanan kesehatan. Meningkatnya jumlah penduduk terdampak yang mengungsi ke pusat-pusat evakuasi juga akan meningkatkan kejadian penyakit-penyakit yang berhubungan dengan kepadatan, air bersih, sanitasi dan higiene. Lebih dari itu, masalah ketersediaan air bersih dan sanitasi dapat berdampak pada meningkatnya kejadian stunting yang memiliki dampak kesehatan jangka panjang. Dusun Lendang Re merupakan salah satu wilayah yang terdampak bencana. Lebih dari 90% rumah hancur dan rusak berat dan sekitar 750 orang warga terpaksa mengungsi. Jumlah toilet darurat yang tersedia belum memenuhi kebutuhan pengungsi dan standar minimal. Hal ini rentan menyebabkan pencemaran lingkungan dan penyebaran penyakit terutama penyakit infeksi. Kegiatan pengabdian pada masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan akses warga pengungsi di Dusun Lendang Re terhadap air bersih dan fasilitas sanitasi. Setelah melakukan survey pendahuluan, mengurus perijinan dan membangun komitmen dengan warga, tim pelaksana kegiatan pengabdian kepada masyarakat membangun dua set fasilitas sanitasi dan penampungan air bersih. Setiap set terdiri dari tiga bilik toilet/kamar mandi dengan jamban jongkok serta satu pelataran cuci dengan keran air. Sumber air bersih berasal dari sumur terdekat yang disalurkan melalui sistem pipa dengan pompa air listrik dan ditampung dalam tandon penampung air di atas menara baja. Komunikasi dan koordinasi yang baik dengan warga dan tokoh masyarakat, pemilihan lokasi dan perijinan penggunaan lahan serta serta kelayakan spesifikasi dan kelengkapan fasilitas yang dibangun mendukung keberlangsungan penggunaan fasilitas ini di lokasi bencana.
Co-Authors Abdyah Fayza Lainunnabila Addien Hidayat Aena Haviana Aisya Nur Abida Ajeng Sulistianing Utami Ali Madinah Anak Agung Ayu Niti Wedayani Andini Putri Anis Nurlaili Anisak, Siti Annisay Amalia Anom Josafat Anom Josafat Anom Yosafat Anthony, Lalu Muhammad Anugra, Lalu Rifal Hadi Ardiana Ekawanti Arigi, Lalu Ahmad Gamal Ario Danianto, Ario As’ad, Suryani Ayunda, Rahmah Dara Baik Mardiati Basuki Rahmat Budhiarko Pramana Putra Catarina Budyono, Catarina Dewi Suryani Dian Puspita Sari Efrianto Ekawati, Ardiana Elma Shari Pagehgiri Esyuananik, Esyuananik Fifi Rilasti Gede Palgunadi Gede Wirabuana Yuda Hasbuandi Firman Sakti Herlina, Lenny Herpan Syafii Harahap Herpan Syafii Harahap I Gede Yasa Asmara I Gusti Agung Ngurah Rai Kusuma Wardan Ida Ayu Eka Widiastuti Ida Ayu Ngurah Trisna Noviani Ananda Putri Ida Ayu Putu Sri Widnyani Ima Arum Lestarini Indrayana, Yanna Irawati, Ali Madinah Jaya Putra, Rian Akka Jurnal Pepadu Kadriyan, Hamsu Lazuardi Arsy Lina Nurbaiti Lina Nurbaiti Lina Nurbaiti Lina Nurbaiti, Lina Luqyandini Rifqih Salsabilla Madinah, Ali Muhammad Abdurrosyid Muhammad Fadhil Mulyanto Mulyanto Natsir, Rosdiana Ni Putu Emi Januantari Nilam Puspitasari Nintyastuti, Isna Kusuma Nisa Suriani Novrita Padauleng Nyoman Adnyana Putra Octavia Putri Salsabilla Pebi Alisiyah Pebrianti Purwaningsih, Ni Wayan Desi Putra, Hendra Susana Putu Ayu Puji Laksmi Dewi Qonytha Maulyda Qurniadi, Margian Tri Qurrotu Aini Cesari Rahmah Dara Ayunda Rifana Cholidah Rifana Cholidah Rifana Cholidah Rifana Cholidah Rodiyatun Sari, Baiq Merna Merta Seto Priyambodo Shentya Fitriana Sherly Agustina Siti Laelatul Azizah Sri Wayanti Sri Wayanti, Sri Sriwayanti Subandi suryaningsih Syahril Ramdhan Syandria Mayangsari Titi Pambudi Karuniawaty Umar, Husaini Utami, Herdiana Nurul Wahyu Sulistya Affarah Widya Ningrum Willa Follona Yanna Indrayana Yunita Sabrina Yunus T. Yanseda Zubaidi, Fitriannisa Faradina