Claim Missing Document
Check
Articles

Found 19 Documents
Search

UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI KRIM ASAM LAURAT TERHADAP Staphylococcus aureus ATCC 25923 DAN Pseudomonas aeruginosa ATCC 27853 Evi Sulastri; Mappiratu Mappiratu; Annisa Kartika Sari
Jurnal Farmasi Galenika (Galenika Journal of Pharmacy) (e-Journal) Vol. 2 No. 2 (2016): (October 2016)
Publisher : Universitas Tadulako

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (183.802 KB) | DOI: 10.22487/j24428744.2016.v2.i2.5955

Abstract

Lauric acid is a saturated fatty acid found in fatty/vegetable oils, especially in palm oil. Lauric acid was reported to posses antiviral and antibacterial property. This study aims to determine the effect of the concentration variance of lauric acid in cream on the stability of the cream physical quality and antibacterial activity against Staphylococcus aureus and Pseudomonas aeruginosa. In this research, lauric acid concentration in cream was varied in 10%, 20%, and 30% and then tested for antibacterial activity using hole plate technique. The results of the evaluation of lauric acid cream preparation of Formula 1, Formula 2 and Formula 3 showed that the organoleptic and homogeneity tests of all formula was no difference during storage time, but the result of pH, viscosity, and dispersive power of all formula has difference during storage time (28 days). The antibacterial test results showed that the highest inhibition diameter was found in the use of lauric acid concentration of 30% for S.aureus (21.589 mm ± 0.18) and P.aeruginosa (14.25 ± 0.37 mm). Based on statistical analysis of the cream produced from the three concentrations of lauric acid, they were not stable because there are significant differences in pH, viscosity, and dispersive power during storage time (28 days). Keywords: lauric acid, antibacterial cream, Staphylococcus aureus, Pseudomonas aeruginosa.
PERAN STRATEGIS APOTEKER DALAM PELAYANAN KEFARMASIAN SWAMEDIKASI (SELF MEDICATION) Annisa Kartika Sari; Ria Hanistya; Karima Samlan; Etik Wahyuningsih; Oktaviany Irma Wiputri; Rachma Dessidianti; Isnaeni Isnaeni
Usadha Journal of Pharmacy Vol. 2 No. 4 (2023): November
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/ujp.v2i4.181

Abstract

Mendukung dan memberdayakan individu untuk melakukan perawatan diri secara mandiri merupakan bagian penting dari praktik apoteker di seluruh dunia. Pengobatan sendiri merupakan salah satu elemen dari perawatan diri, yaitu pemilihan dan penggunaan obat oleh seseorang untuk mengobati penyakit atau gejala yang mereka sadari. Persentase populasi swamedikasi di Indonesia mengalami peningkatan selama 3 tahun terakhir. Hal ini tentunya tidak terlepas dari peran apoteker dalam memberikan pelayanan pengobatan sendiri. Oleh karena itu, tinjauan literatur ini dilakukan untuk menggali informasi mengenai pelayanan kefarmasian khususnya swamedikasi yang terjadi di beberapa daerah di Indonesia dan hasilnya dapat digunakan sebagai bahan evaluasi bagi peran apoteker di Indonesia. Artikel disusun dengan menggunakan metode literature review dari artikel-artikel yang diperoleh melalui database online seperti google scholar, PubMed, NCBI dengan menggunakan kata kunci "Pengobatan sendiri", "Peran Apoteker", dan "Apoteker Komunitas". Kriteria inklusi adalah jurnal yang diakses dalam bentuk full text, jurnal dengan desain penelitian cross-sectional, kohort, kualitatif, kuantitatif, dan mixed method, dan jurnal yang diterbitkan dalam 10 tahun terakhir (2013-2023). Apoteker di beberapa daerah di Indonesia berperan penting dalam mendukung masyarakat dalam meningkatkan kualitas kesehatannya dengan cara mengobati gejala dan penyakit ringan yang diderita (swamedikasi), melalui pemberian rekomendasi baik dengan cara memberikan rujukan ke dokter, memberikan saran dan edukasi farmakologi maupun non farmakologi. Namun demikian, beberapa kendala dalam melaksanakan pelayanan kefarmasian khususnya swamedikasi dapat terjadi sehingga menyebabkan pelayanan kefarmasian tidak terjadi secara optimal. Oleh karena itu, perlu dilakukan evaluasi dan mencari solusi dari faktor-faktor yang mempengaruhi swamedikasi. Kajian ini berkaitan dengan karakteristik swamedikasi yang terjadi di Indonesia dan dapat digunakan sebagai bahan evaluasi bagi tenaga kefarmasian, khususnya apoteker, untuk meningkatkan pelayanan kefarmasian agar persepsi masyarakat terhadap peran apoteker semakin baik dan profesional, sehingga tujuan terapi pasien dapat tercapai secara optimal.
REVIEW ARTIKEL : PENINGKATAN KELARUTAN BAHAN AKTIF FARMASI DENGAN METODE SOLUBILISASI MISELAR Annisa Kartika Sari; Nurihardiyanti Nurihardiyanti
PHRASE (Pharmaceutical Science) Journal Vol 3, No 1 (2023): Pharmaceutical Science Journal Vol 3 No 1, 2023
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Widya Dharma Husada Tangerang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52031/phrase.v3i1.508

Abstract

Kelarutan merupakan faktor kritis yang mempengaruhi keberhasilan proses manufakturing sediaan farmasi. Bahan aktif farmasi dengan kelarutan yang rendah dalam air menjadi tantangan pada pengembangan bentuk sediaan farmasi. Salah satu metode yang dapat diterapkan untuk mengatasi permasalahan kelarutan bahan aktif farmasi yaitu solubilisasi miselar. Misel memiliki kapasitas untuk meningkatkan kelarutan dalam air secaraefektif. Metode solubilisasi miselar dapat dilakukan melalui pelarutan bahan aktif dalam inti misel hidrofobik serta interaksi dengan gugus polar atau penggabungan interface misel polar atau nonpolar. Metode solubilisasi miselar dapat mempermudah formulator untuk membuat sediaan farmasi berupa larutan, terutama untuk bahan aktif farmasi yang sukar larut atau sangat sukar larut dalam air melalui bantuan surfaktan. Hasil percobaan pada beberapa penelitian menunjukkan bahwa penggunaan metode solubilisasi miselar dengan menambahkan beberapa jenis misel antara lain PEG-PPG-PEG, PEG- PBCL, CMC, serta Kombinasi AOT dan NaDPPG terbukti dapat  meningkatkan kelarutan bahan aktif farmasi secara efisien.
Identification of Paracetamol and Caffeine in Jamu Powders Simultaneously Using TLC-Densitometry Wahyuningsih, Etik; Isnaeni, Isnaeni; Asri Darmawati; Annisa Kartika Sari
Berkala Ilmiah Kimia Farmasi Vol. 10 No. 1 (2023): June
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/bikfar.v10i1.44242

Abstract

Paracetamol and caffeine were chemical compounds suspected to be illegally added to traditional herbs claimed as rheumatics drugs. Identification of paracetamol and caffeine was conducted on five samples of jamu powder obtained from the Depot Jamu in Surabaya. This study aimed to simultaneously identify paracetamol and caffeine commonly found in traditional medicine, one of which was jamu powder, using thin-layer chromatography densitometry (TLC-Densitometry). Evaluation of the presence of paracetamol and caffeine in the product of jamu was performed by thin-layer chromatography with silica gel GF254 and chloroform-ethyl acetate (1:1) as the stationary and mobile phases, respectively. The spots on the TLC plate were detected using a UV light at 254 nm, and the areas were measured by a Camag TLC scanner. The TLC profile demonstrated good separation of paracetamol, caffeine, and other substances contained in the products. The retardation factors (Rf) of paracetamol and caffeine were 0,42 and 0,26, with detection limits of 0,0125 µg/spot and 0,05 µg/spot, respectively. The simultaneous identification of caffeine and paracetamol using thin-layer chromatography densitometry revealed that none of the five samples were detected to contain paracetamol and caffeine. Keywords:  Simultaneously, Identification, Paracetamol, Caffeine, Jamu Powder, TLC- Densitometry
Pelatihan Pembuatan Yoghurt Berbahan Dasar Buah pada Kelompok UMKM Binaan PDA 'Aisyiyah Kabupaten Sidoarjo Wiputri, Oktaviany Irma; Isnaeni; Avianto, Primadi; Samlan, Karima; Afifah, Widiyanti; Sari, Annisa Kartika; Hanistya, Ria; Wahyuningsih, Etik; Dessidianti, Rachma; Muzakky, Fuad; Budiastuti; Studiawan, Herra; Handayani, Dwi; Nurjannah, Elok Siti; Firdausi, Nur Haliza
Jurnal Altifani Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 4 No. 5 (2024): September 2024 - Jurnal Altifani Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat
Publisher : Indonesian Scientific Journal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59395/altifani.v4i5.586

Abstract

Yogurt is a health drink that can boost the immune system. However, public understanding of the benefits of yogurt and the ability to produce yogurt independently is still low, leading to the underutilization of local raw materials. This program aims to provide knowledge, technology, education, and skills in making fruit-based yogurt to the PDA Aisyiyah-supported MSME Group in Sidoarjo Regency, to increase interest in household-scale yogurt production. The methods used include counseling, lectures, discussions, hands-on practice, and evaluation through pre-tests and post-tests. The training results showed an increase in participants' understanding of the benefits and production of fruit yogurt. This program also encourages participants' creativity in creating new flavor variants, which attract consumer interest and can increase income. The sustainability of this program is expected to have a positive impact on community welfare and the development of MSMEs in Sidoarjo. Keywords: probiotics, yoghurt, fermented milk, workshop, MSME, fruit, Sidoarjo
Peningkatan Laju Disolusi Bahan Aktif Farmasi dalam Sistem Dispersi Padat Alkautsar, Malika Ilma; Sari, Annisa Kartika; Deanissa, Ranny; Zahira, Lintang
Camellia : Clinical, Pharmaceutical, Analytical and Pharmacy Community Journal Vol 1 No 1 (2022): Camellia (Clinical, Pharmaceutical, Analytical, and Pharmacy Community Journal)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30651/cam.v1i1.13355

Abstract

Dispersi padat didefinisikan sebagai dispersi satu atau lebih bahan aktif dalam pembawa atau matriks pada keadaan padat. Dispersi padat mengacu pada keadaan padat di mana satu zat terdispersi ke dalam bahan lain. Zat dapat dicampur seluruhnya atau sebagian dan mengandung beberapa fase. Dibandingkan dengan formulasi konvensional lainnya, dispersi padat dapat dibuat dengan berbagai metode yang memiliki banyak keunggulan. Secara farmasi, dispersi padat adalah sebagai campuran matriks hidrofilik dan obat hidrofobik. Obat dalam dispersi padat dapat didispersikan secara molekuler, dalam partikel amorf, atau dalam partikel kristal. Matriks juga bisa dalam keadaan kristal atau amorf. Pembawa yang digunakan dalam dispersi padat adalah polimer. Ketika obat dan polimer berada dalam kontak yang erat maka obat menempati ruang kosong antara rantai polimer dan membuat rantai polimer relatif fleksibel. Salah satu pendekatan yang berhasil untuk meningkatkan kelarutan obat yang sukar larut adalah konversi bentuk kristal obat menjadi bentuk amorf.
Identifikasi Rhodamin B pada Lipstik di Pasar Tradisional Sekitar Universitas Muhammadiyah Surabaya Menggunakan Metode KLT-Densitometri Wahyuningsih, Etik; Sari, Annisa Kartika; Samlan, Karima; Hanistya, Ria
Camellia : Clinical, Pharmaceutical, Analytical and Pharmacy Community Journal Vol 1 No 1 (2022): Camellia (Clinical, Pharmaceutical, Analytical, and Pharmacy Community Journal)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30651/cam.v1i1.13356

Abstract

Rhodamin B dengan nama IUPAC [9-(2-carboxyphenyl)-6-(diethylamino)xanthen-3- ylidene]-diethylazanium chloride memiliki gugus kromofor yang dapat mengabsorbsi sinar UV-Vis. Rodamin B merupakan senyawa yang dilarang penggunaannya dalam kosmetik karena bersifat karsinogenik. Tujuan penelitian ini adalah melakukan identifikasi rhodamin B pada sediaan lipstik di pasar tradisional sekitar Universitas Muhammadiyah Surabaya dengan menggunakan metode KLT-Densitometri. Rhodamin B diidentifikasi secara kualitatif dan kuantitatif dengan KLT-densitometri dengan menggunakan pelarut etil asetat – metanol – 30% ammonium hidroksida 15:3:3. Berdasarkan hasil analisis, pada sampel tidak ditemukan noda yang mirip dengan standar rhodamin B pada Rf 0,49 cm. Berdasarkan data penelitian dapat disimpulkan bahwa sampel lipstik yang diuji tidak mengandung rhodamin B.
Efektivitas Penggunaan Basis Gel pada Sediaan Emulgel Ikhtiyarini, Tita Alifia; Sari, Annisa Kartika
Camellia : Clinical, Pharmaceutical, Analytical and Pharmacy Community Journal Vol 1 No 1 (2022): Camellia (Clinical, Pharmaceutical, Analytical, and Pharmacy Community Journal)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30651/cam.v1i1.13358

Abstract

Pemberian rute topikal memberikan keuntungan tersendiri dalam masalah kulit, sediaan semi solid emulgel memberikan keuntungan tersendiri dari sediaan semisolid lainnya. Emulgel sendiri merupakan sediaan yang terdiri dari dua fase (gel dan emulsi) dimana tujuannya untuk meningkatkan daya serap dari bahan aktif yang tidak dapat dilakukan oleh sistem gel sertauntuk memberikan kenyamanan yang tidak bisa didapatkan melalui emulsi. Basis gelling agentdari sediaan emulgel  akan mempengaruhi hasil dari sediaan. Pada studi ini, dilakukan review dengan menggunakan jurnal internasional. Dari 32 jurnal formulasi emulgel diambil 10 yang sesuai kriteria. Dari 10 jurnal tersebut basis dibandingkan dengan hasil dari masing-masing formula yang diambil. Hasil perbandingan basis emulgel dari carbopol lebih efektif digunakan dengan penambahan penyeimbang pH. Xanthan gum juga memiliki konsistensi yang baik, namun pemilihan basis tetap disesuaikan dengan karakteristik bahan aktif yang akandiformulasikan.
Aktivitas Antihiperurisemia Kombinasi Ekstrak Daun Kumis Kucing (Orthosipon aristatus var. Aristatus L.) dan Daun Tempuyung (Sonchus arvensis L.) secara In Vitro Nurihardiyanti, Nurihardiyanti; Sari, Annisa Kartika; Amalia, Tania Rizki
Camellia : Clinical, Pharmaceutical, Analytical and Pharmacy Community Journal Vol 1 No 2 (2022): Camellia (Clinical, Pharmaceutical, Analytical, and Pharmacy Community Journal)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30651/cam.v1i2.16740

Abstract

Alopurinol dan probenesid digunakan sebagai terapi hiperurisemia atau gout. Penggunaan dalam jangka waktu yang lama dapat meinumbulkan efek samping. Kumis kucing Orthosipon aristatus var. Aristatus L. dan Tempuyung Sonchus arvensis L. Mengandung metabolit sekunder yang memiliki efek sebagai antihiperurisemia. Studi ini bertujuan mengevaluasi rasio perbandingan terbaik kombinasi ekstrak kumis kucing dan ekstrak tempuyung yang berpotensi menghambat aktifitas enzim XO secara in vitro. Berdasarkan hasil uji in vitro perbandingan terbaik kombinasi ekstrak kumis kucing dan ekstrak tempuyung dapat menghambat aktifitas enzim XO dengan IC50 terbaik beturut-turut adalah 1:1 (22.54 μg/mL), 1:2 (36.62 μg/mL), dan 1:0,5 (67.82 μg/mL).
Review Artikel : Desain dan Karakteristik Self Nano Emulsifying Drug Delivery System (SNEDDS) Hanistya, Ria; Sari, Annisa Kartika; Wahyuningsih, Etik; Samlan, Karima; Wiputri, Oktaviany Irma; Isnaeni; Dessidianti, Rachma
Camellia : Clinical, Pharmaceutical, Analytical and Pharmacy Community Journal Vol 2 No 2 (2023): Camellia (Clinical, Pharmaceutical, Analytical, and Pharmacy Community Journal)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30651/cam.v2i2.20965

Abstract

Objective: Sistem Nanoemulsi Penghantaran Obat (Self-Nanoemulsifying Drug Delivery System/SNEDDS) merupakan salah satu pendekatan inovatif dalam penghantaran obat yang bertujuan meningkatkan kelarutan dan bioavailabilitas obat-obatan yang sulit larut dalam air. Bioavalabilitas merupakan kunci penting dalam penyerapan obat dari saluran pencernaan sehingga peningkatan bioavailabilitas dapat memperbaiki profil kinetika obat dalam tubuh. Review terhadap SNEDDS pada artikel ini bertujuan untuk mengulas mengenai keunggulan SNEDDS, desain formulasi dan memahami karakteristik SNEDDS yang baik sebagai sebuah bentuk sistem pengahantaran obat. Methods: jenis metode penelitian yang digunakan pada artikel ini adalah literature review dengan cara mengumpulkan artikel dalam bentuk jurnal mengenai topik desain formulasi dan karakteristik SNEDDS. Results: SNEDDS dibuat dengan menggabungkan berbagai minyak, surfaktan, dan co-surfaktan. Keberhasilan formulasi dari SNEDDS membutuhkan ketelitian yang besar dalam pemilihan komposisi formulasi. Studi preformulasi seperti solubilitas, efisiensi emulsifikasi harus dilakukan untuk menentukan pilihan yang tepat dalam formulasi SNEDDS. Conclusion: Dalam rentang tahun 2005-2020, penelitian dan pengembangan SNEDDS telah menunjukkan potensinya dalam meningkatkan kelarutan dan bioavailabilitas obat-obat yang sulit larut dalam air. Meskipun masih ada tantangan yang perlu diatasi, SNEDDS memiliki potensi yang besar dalam meningkatkan efisiensi terapi obat.