Triyanto, Triyanto
Prodi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Sebelas Maret

Published : 17 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 17 Documents
Search

EFEKTIFITAS PENDEKATAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DAN PEMECAHAN MASALAH DITINJAU DARI KONSEP DIRI SISWA PADA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS VIII SMP NEGERI DI KABUPATEN SRAGEN TAHUN PELAJARAN 2011/2012 KH, Abdul Aziz; Mardiyana, Mardiyana; Triyanto, Triyanto
Journal of Mathematics and Mathematics Education Vol 2, No 2 (2012): Journal of Mathematics and Mathematics Education
Publisher : Journal of Mathematics and Mathematics Education

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (558.804 KB)

Abstract

 Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1). Manakah yang memberikan prestasi belajar matematika siswa yang lebih baik, pendekatan pembelajaran Kontekstual, Pemecahan Masalah atau Pembelajaran Langsung. (2). Manakah yang memberikan prestasi belajar matematika siswa yang lebih baik, siswa dengan konsep diri tinggi, sedang atau rendah. (3). Apakah  pada masing-masing konsep diri siswa (tinggi, sedang dan rendah) pendekatan pembelajaran Kontekstual lebih baik dibanding Pemecahan Masalah dan Pembelajaran Langsung, dan Pemecahan Masalah lebih baik dibanding Pembelajaran Langsung. (4). Apakah pada masing-masing pendekatan pembelajaran (Kontekstual, Pemecahan Masalah dan Pembelajaran Langsung) pada siswa dengan konsep diri tinggi lebih baik dibanding dengan konsep diri sedang dan rendah serta apakah siswa dengan konsep diri sedang lebih baik dibanding dengan konsep diri rendah.Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu dengan desain faktorial 3x3. Populasi dari penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri di Kabupaten Sragen semester genap tahun pelajaran 2011/2012. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara stratified cluster random sampling dengan sampel penelitian adalah siswa-siswi SMP Negeri 2 Sragen, SMP Negeri 1 Karangmalang, dan SMP Negeri 2 Karangmalang masing-masing terdiri dari tiga kelas, satu kelas sebagai kelas Pembelajaran Kontekstual, satu kelas sebagai kelas Pembelajaran Pemecahan Masalah dan satu kelas sebagai kelas Pembelajaran Langsung. Banyak anggota sampel seluruhnya adalah 265 siswa. Uji instrumen yang digunakan adalah uji validitas, reliabelitas, daya beda dan tingkat kesukaran. Uji normalitas menggunakan Lilliefors, uji homogenitas dengan uji Bartlett dan uji keseimbangan menggunakan uji-F. Uji hipotesis menggunakan uji anava dua jalan dengan sel tak sama.Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dalam penelitian ini dapat disimpulkan. (1). Pendekatan pembelajaran kontekstual memberikan prestasi belajar lebih baik daripada pembelajaran pemecahan masalah dan pembelajaran langsung, dan pembelajaran pemecahan masalah memberikan prestasi belajar lebih baik daripada pembelajaran langsung. (2). Siswa yang memiliki konsep diri tinggi mempunyai prestasi belajar lebih baik daripada siswa yang memiliki konsep diri sedang dan rendah, dan siswa dengan konsep diri sedang memberikan prestasi belajar lebih baik daripada siswa dengan konsep diri rendah. (3a). Pada siswa dengan konsep diri tinggi, pembelajaran pemecahan masalah memberikan prestasi belajar lebih baik daripada pembelajaran langsung. Sedangkan pendekatan pembelajaran kontekstual sama baiknya dengan pembelajaran pemecahan masalah dan pembelajaran langsung. (3b). Pada siswa dengan konsep diri sedang, pembelajaran kontekstual memberikan prestasi belajar lebih baik daripada pembelajaran langsung. Sedangkan pendekatan pembelajaran pemecahan masalah sama baiknya dengan pembelajaran kontekstual dan pembelajaran langsung. (3c). Pada siswa dengan konsep diri rendah, pendekatan pembelajaran kontekstual memberikan prestasi belajar lebih baik daripada pembelajaran pemecahan masalah. Sedangkan pendekatan pembelajaran pemecahan masalah dan kontekstual sama baiknya dengan pembelajaran langsung. (4a). Pada pendekatan pembelajaran kontekstual, semua siswa dengan beragam konsep diri memiliki prestasi belajar yang sama. (4b). Pada pendekatan pembelajaran pemecahan masalah, siswa dengan konsep diri tinggi memiliki prestasi belajar lebih baik daripada siswa dengan konsep diri sedang dan siswa dengan konsep diri tinggi memiliki prestasi belajar lebih baik daripada konsep diri rendah, dan siswa dengan konsep diri sedang akan lebih baik daripada siswa dengan konsep diri rendah. (4c). Pada pendekatan pembelajaran langsung, semua siswa dengan beragam konsep diri memiliki prestasi yang sama. Kata kunci :     Pendekatan Pembelajaran Matematika, Kontekstual, Pemecahan Masalah, Pembelajaran Langsung, Prestasi Belajar, Konsep Diri.
ANALISIS MISKONSEPSI MAHASISWA STKIP PGRI PACITAN PADA MATA KULIAH PENGANTAR DASAR MATEMATIKA POKOK BAHASAN LOGIKA DITINJAU DARI GAYA KOGNITIF MAHASISWA Irawan, Edi; Riyadi, Riyadi; Triyanto, Triyanto
Journal of Mathematics and Mathematics Education Vol 2, No 1 (2012): Journal of Mathematics and Mathematics Education
Publisher : Journal of Mathematics and Mathematics Education

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (417.004 KB)

Abstract

Abstrak :Miskonsepsi adalah gagasan yang tidak sesuai dengan pengertian ilmiah atau pengertian yang dicetuskan oleh para pakar dalam suatu bidang serta bisa berupa pengertian yang tidak akurat terhadap konsep, penggunaan konsep yang salah, klasifikasi contoh-contoh yang salah, kekacauan konsep-konsep yang berbeda dan hubungan hierarkis konsep-konsep yang tidak benar. Oleh karena itu, diperlukan informasi mengenai miskonsepsi untuk menghindari terjadinya miskonsepsi yang berkelanjutan. Salah satu faktor yang berpengaruh terhadap penguasaan konsep seseorang adalah gaya kognitif. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan mendeskripsikan terjadinya miskonsepsi pada mata kuliah pengantar dasar matematika pokok bahasan logika, ditinjau dari gaya kognitif mahasiswa. Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif kualitatif dengan metode studi kasus. Subjek pada penelitian ini adalah mahasiswa semester satu Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI Pacitan, tahun 2011. Teknik yang digunakan dalam pengambilan subjek adalah purposive sampling. Identifikasi terjadinya miskonsepsi dilakukan dengan menggunakan teknik Certainly of Response Index(CRI) yang dikembangkan oleh Saleem Hasan. Sedangkan identifikasi gaya kognitif mahasiswa dilakukan dengan menggunakan instrumen Group Embedded Figures Test(GEFT) yang dikembangkan oleh Witkin. Analisis data hasil penelitian dilakukan dengan menggunakan model Miles dan Huberman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proporsi miskonsepsi pada mahasiswa dengan gaya kognitif Field dependent(FD) lebih tinggi dibandingkan dengan miskonsepsi pada mahasiswa dengan gaya kognitif Field independent(FI). Mahasiswa FD lebih banyak mengalami miskonsepsi pada konsep invers, konvers, dan kontraposisi (38 %) sedangkan pada mahasiswa FI lebih banyak mengalami miskonsepsi pada konsep negasi pernyataan majemuk dan pernyataan berkuantor (32 %). Miskonsepsi pada mahasiswa FD lebih banyak disebabkan oleh prakonsepsi yang salah dan rendahnya kemampuan mahasiswa. Sedangkan miskonsepsi pada mahasiswa FI lebih banyak disebabkan oleh Simplifikasi dan intuisi yang salah dari mahasiswa.Kata kunci: miskonsepsi, gaya kognitif, CRI, GEFT.
ANALISIS BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA BERDASARKAN POLYA PADA POKOK BAHASAN PERSAMAAN KUADRAT (Penelitian pada Siswa Kelas X SMK Muhammadiyah 1 Sragen Tahun Pelajaran 2013/2014) Fatmawati, Harlinda; Mardiyana, Mardiyana; Triyanto, Triyanto
Jurnal Pembelajaran Matematika Vol 2, No 9 (2014): Pembelajaran Matematika
Publisher : Program Studi Magister Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (268.77 KB)

Abstract

Abstract : This research aims were to describe: (1) students? level of critical thinking, (2) students? process of critical thinking in problem solving based on Polya, (3) factors influencing students? process of critical thinking. This was a descriptive qualitative research. Subject of the research was students grade X AP 1 of SMK Muhammadiyah 1 Sragen consisting of four students. Subject was selected using purposive sampling. Instrument of collecting data were observation, problem solving test and interview. Validity of the data was tested using triangulation method. The data were analyzed by: (1) classifying the data in level of critical thinking based on indicators of critical thinking stated by Ennis; (2) analyzing each critical thinking level based on four steps of Polya?s problem solving; (3) analyzing factors influencing students? process of critical thinking. From the research on 36 students, the results of students? level of critical thinking are 19.4% for critical thinking level 0, 72.2% for critical thinking level 1, 5.6% for critical thinking level 2 and 2.8% for critical thinking level 3. Students? process of critical thinking in (a) understanding problems, critical thinking level 0 was not able to construct point of the problems and reveal the facts, critical thinking level 1, 2, and 3 were able to construct point of the problems and reveal the facts; (b) making a plan, critical thinking level 0 was not able to detect the bias and determine theorem in solving problems, critical thinking level 1 was not able to detect the bias but was able to theorem in solving problems, critical thinking level 2 and 3 were able to detect the bias and determine theorem in solving problems; (c) carrying out the plan, critical thinking level 0 was not able to solve problems as the planning, critical thinking level 1, 2 and 3 were able to solve problems as the planning; (d) looking back the completed solution, critical thinking level 0 and 1 were not able to select logical argument and to draw conclusion, however, critical thinking level 1 was able to solve the problems using another method, critical thinking level 2 was not quite able to select logical argument and to draw conclusion, but it was able to solve the problems using another method, and critical thinking level 3 was able to select logical argument, to draw conclusion and to solve the problems using another method. Factors influencing students? process of critical thinking are students were not accustomed to solve story problems so that they were not able to understand the problems, students found it difficult to construct Mathematics model, and students were accustomed to solve questions using only one method.Key words: Critical thinking, Polya?s problem solving, Process of critical thinking, Level of critical thinking.
PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DENGAN LEMBAR KERJA BERDASARKAN TEORI BRUNER PADA POKOK BAHASAN FUNGSI (PENELITIAN DILAKUKAN DI KELAS VIII F SMP NEGERI 3 MOJOLABAN TAHUN PELAJA Raharjo, Riris Setyaningrum; Triyanto, Triyanto; Chrisnawati, Henny Ekana
Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika SOLUSI Vol 2, No 1 (2018): Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika SOLUSI, Volume 2, Nomor 1, Januari 2
Publisher : F.KIP Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (280.016 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Mojolaban tahun pelajaran 2012/2013 melalui penggunaan model pembelajaran kooperatif Student Team Achievement Division (STAD) dengan lembar kerja berdasarkan Teori Bruner pada mata pelajaran matematika. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) yang dilaksanakan dalam 2 siklus. Data penelitian diperoleh melalui observasi dan tes. Teknik analisis data adalah dengan teknik analisis deskriptif. Validasi data dari proses pembelajaran dengan menggunakan teknik triangulasi sumber. Hasil penelitian menyimpulkan dengan pelaksanaan tindakan kelas melalui penggunaan model pembelajaran Student Team Achievement Division (STAD) dengan lembar kerja berdasarkan Teori Bruner pada pokok bahasan fungsi dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika. Hal ini didasarkan pada hasil tes dan observasi. Data hasil tes pada siklus I, pada siklus I nilai rata-rata kelas sebesar 75,41 dan pada siklus II mengalami peningkatan sebesar 4,78 menjadi 80,19. Sedangkan persentase siswa yang tuntas sebesar 78,13% dan pada siklus II persentase siswa yang tuntas mengalami peningkatan sebesar 6,25% menjadi 84,38%. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa penerapan pembelajaran Student Team Achievement Division (STAD) dengan lembar kerja berdasarkan Teori Bruner dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII F SMP Negeri 3 Mojolaban tahun pelajaran 2012/2013 pada materi fungsi.
EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GI (GROUP INVESTIGATION) DENGAN PENDEKATAN SCIENTIFIC PADA MATERI APLIKASI TURUNAN FUNGSI DITINJAU DARI GAYA BELAJAR SISWA KELAS XI MIA SMA NEGERI 2 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016 Rokhim, Andrean Fajar; Triyanto, Triyanto; Setiawan, Rubono
Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika SOLUSI Vol 1, No 5 (2017): Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika SOLUSI, Volume 1, Nomor 5, September
Publisher : F.KIP Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran terhadap prestasi belajar matematika dilihat dari gaya belajar siswa. Model pembelajaran yang dibandingkan adalah model GI (Group Investigation) dengan pendekatan Scientific dan model pembelajaran konvensional. Penelitian ini termasuk jenis penelitian eksperimental semu. Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas XIMIA SMA Negeri 2 Surakarta tahun ajaran 2015/2016. Sampel yang digunakan adalah2 kelas dimana kelas eksperimen terdapat 28 siswa dan kelas kontrol terdapat 32 siswa. Pengambilan sampel dilakukan secara cluster random sampling. Instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data adalah instrumen angket gaya belajar matematika siswa dan tes prestasi belajar matematika. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama, kemudian dilakukan uji lanjut pasca anava yaitu uji komparasi ganda dengan menggunakan metode Scheffe.Dari penelitian ini disimpulkan bahwa (1) siswa yang diberikan model pembelajaran Group Investigation dengan pendekatan Scientific memberikan prestasi matematika yang lebih baik daripada siswa yang diberikan model pembelajaran konvensional, (2) siswa dengan gaya belajar visual memiliki prestasi belajar yang lebih baik daripada siswa dengan gaya belajar kinestetik sedangkan siswa dengan gaya belajar auditorial memiliki prestasi belajar yang sama baiknya dengan siswa dengan gaya belajar visual maupun kinestetik, (3) pada masing-masing kategori gaya belajar, siswa yang diberikan model pembelajaran GI (Group Investigation) dengan pendekatan Scientificmenghasilkan prestasi belajar yang lebih baik jika dibandingkan siswa yang diberikan model pembelajaran konvensional pada materi aplikasi turunan fungsi. 
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS ACHIEVMENT DIVISION DENGAN PENDEKATAN OPEN ENDED UNTUK MENINGKATKAN TINGKAT BERPIKIR KREATIF DAN HASIL BELAJAR SISWA (PENELITIAN DILAKUKAN PADA SISWA KELAS 7A SMPIT NUR HIDAYAH SURAKARTA PADA MATERI BANGUN DATAR Adi, Anggoro Wahyu; Triyanto, Triyanto; Pramesti, Getut
Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika SOLUSI Vol 1, No 4 (2017): Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika SOLUSI, Volume 1, Nomor 4, Juli 2017
Publisher : F.KIP Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (310.63 KB)

Abstract

Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk mengetahui (1) bagaimana penerapan model pembelajaran Student Teams Achievment Division dengan pendekatan Open Ended untuk meningkatkan tingkat berpikir kreatif dan hasil belajar siswa; (2) apakah penerapan model pembelajaran Student Teams Achievment Division dengan pendekatan Open Ended dapat meningkatkan tingkat berpikir kreatif dan hasil belajar siswa  pada siswa kelas 7A SMPIT Nur Hidayah Surakarta dengan materi ajar Bangun Datar Segi Empat.Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam 2 siklus. Setiap siklus terdiri dari tahap perencanaan, tahap tindakan, tahap observasi dan tahap refleksi. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas 7A SMPIT Nur Hidayah Surakarta tahun ajaran 2015/2016 yang berjumlah 32 siswa dan seorang guru matematika. Teknik pengumpulan data dengan observasi, tes, dokumentasi dan wawancara. Teknik analisis data dengan analisis deskriptif. Data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data tingkat berpikir kreatif dan hasil belajar siswa yang diperoleh dari tes akhir siklus. Indikator keberhasilan penelitian ini adalah maksimal 20% siswa berada pada tingkat berpikir kreatif 1, minimal 25% siswa berada pada tingkat berpikir kreatif 3 dan 73% siswa mendapat nilai diatas nilai KKM.Hasil penelitian menyimpulkan bahwa pada proses pembelajaran dengan model STAD dengan pendekatan Open Ended terdapat beberapa langkah utama yang terdapat pada kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan penutup. Pada kegiatan awal meliputi kegiatan pengkondisian siswa untuk belajar, motivasi, refleksi dan penyampaian tujuan oleh guru. Pada kegiatan inti meliputi kegiatan diskusi kelompok, pemberian Lembar Kerja Kelompok dan soal terbuka, presentasi hasil diskusi, dan kuis. Kegiatan penutup terdiri dari kegiatan menyimpulkan materi yang dipelajari, pemberian latihan dan tugas rumah. Hasil penelitian penerapan model pembelajaran STAD dengan pendekatan Open Ended dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif dan hasil belajar siswa. Untuk presentase tingkat berpikir kreatif 1 mengalami penurunan dari hasil prasiklus ke siklus I sebesar 52,62% dan mengalami penurunan sebesar 12,91% dari siklus I ke siklus II. Untuk presentase tingkat berpikir kreatif 2 mengalami kenaikan sebesar 23,28% dari prasiklus ke siklus I dan mengalami penurunan sebesar 9,68% dari siklus I ke siklus II. Untuk presentase tingkat berpikir kreatif 3 mengalami kenaikan sebesar 29,34% dari prasiklus ke siklus I dan mengalami kenaikan sebesar 22,59% dari siklus I ke siklus II. Presentase siswa yang mendapat nilai diatas nilai KKM mengalami kenaikan sebesar 7,25% dari prasiklus ke siklus I dan mengalami kenaikan sebesar 45,16% dari siklus I ke siklus II.
ANALISIS TINGKAT BERPIKIR KREATIF SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) DALAM MENYELESAIKAN SOAL PELUANG DITINJAU DARI KARAKTERISTIK CARA BERPIKIR (PENELITIAN DILAKUKAN DI SMA NEGERI 1 AMBARAWA TAHUN AJARAN 2012/2013) Nur, Dhimifri Fitria Ain; Triyanto, Triyanto; Pambudi, Dhidhi
Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika SOLUSI Vol 1, No 5 (2017): Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika SOLUSI, Volume 1, Nomor 5, September
Publisher : F.KIP Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (258.832 KB)

Abstract

Penelitian  ini  bertujuan  untuk  mendeskripsikan  tingkat berpikir kreatif (TBK) siswa dalam materi pokok  peluang yang ditinjau dari karakteristik cara berpikir pada siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Ambarawa tahun ajaran 2012/2013.Penelitian  ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Pengambilan subjek  dilakukan  dengan  teknik  purposive  sampling.  Subjek  penelitian  dibagi menjadi empat kelompok yaitu kelompok siswa dengan karakteristik cara berpikir Sekuensial Konkret (SK), Sekuensial Abstrak (SA), Acak Konkret (AK), dan Acak Abstrak (AA) untuk selanjutnya dianalisis tingkatan berpikir kreatifnya. Data tentang  karakteristik cara berpikir siswa  diperoleh dari hasil tes angket. Sedangkan  data  tentang  tingkat berpikir kreatif siswa diperoleh dari hasil tes tertulis dan hasil wawancara. Validasi data dilakukan dengan triangulasi metode. Teknik analisis data yang digunakan yaitu  reduksi  data,  penyajian  data,  dan  penarikan kesimpulan/ verifikasi data.Hasil penelitian ini dapat dipaparkan sebagai berikut. 1) TBK Siswa dengan Karakteristik cara berpikir SK berada pada rentang TBK0?TBK2. Diperoleh 85,71% telah mencapai TBK 2 yang dapat membuat alternatif penyelesaian masalah dengan fleksibel dan lancar. Sedangkan 14,29% mencapai TBK 0 yang tidak mampu membuat alternatif penyelesaian masalah dengan fleksibel dan lancar. 2) TBK Siswa dengan Karakteristik cara berpikir SA berada pada TBK 2. Dari seluruh subjek dengan karakteristik cara berpikir SA telah dapat membuat alternatif penyelesaian masalah dengan fleksibel dan lancarr. 3) TBK Siswa dengan Karakteristik cara berpikir AK berada pada rentang TBK 0 ? TBK 2. Diperoleh 66,67% telah mencapai TBK 2 yang dapat membuat alternatif penyelesaian masalah dengan fleksibel dan lancar, 22,22% mencapai TBK 1 yang telah dapat membuat alternatif penyelesaian masalah dengan fleksibel tetapi belum bisa membuat alternatif penyelesaian masalah dengan lancar (fasih), dan 11,11% mencapai TBK 0 yang tidak mampu membuat alternatif penyelesaian masalah dengan fleksibel dan lancer.4) TBK Siswa dengan Karakteristik cara berpikir AA berada pada rentang TBK 0 ? TBK 1. Diperoleh 50% telah mencapai TBK 1 dan 50% mencapai TBK 0
EKSPERIMENTASI PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATIC DAN PENDEKATAN PROBLEM SOLVING TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA PADA MATERI RELASI DAN FUNGSI DITINJAU DARI GAYA KOGNITIF SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 3 SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Fadillah, Desty Ainun Ari; Soeyono, Soeyono; Triyanto, Triyanto
Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika SOLUSI Vol 2, No 2 (2018): Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika SOLUSI, Volume 2, Nomor 2, Maret 201
Publisher : F.KIP Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (210.536 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) manakah yang menghasilkan kemampuan pemecahan masalah matematika yang paling baik antara pendekatan Problem Solving, Realistic Mathematic dan pembelajaran konvensional pada materi relasi dan fungsi, (2) manakah yang menghasilkan kemampuan pemecahan masalah matematika yang lebih baik, siswa dengan gaya kognitif field independent atau siswa dengan gaya kognitif field dependent pada materi relasi dan fungsi, (3) apakah terdapat interaksi antara pendekatan pembelajaran dengan gaya kognitif siswa terhadap kemampuan pemecahan masalah pada materi relasi dan fungsi.Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa: (1) pendekatan Problem Solving dan Realistic Mathematic menghasilkan kemampuan pemecahan masalah matematika yang sama baiknya, serta kedua pendekatan tersebut menghasilkan kemampuan pemecahan masalah matematika yang lebih baik daripada pembelajaran konvensional pada materi relasi dan fungsi, (2) siswa dengan gaya kognitif field independent menghasilkan kemampuan pemecahan masalah matematika yang lebih baik daripada siswa dengan gaya kognitif field dependent pada materi relasi dan fungsi, (3) tidak terdapat interaksi antara pendekatan pembelajaran dan gaya kognitif matematika siswa terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika matematika pada materi relasi dan fungsi
EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DENGAN PENDEKATAN RME PADA MATERI BARISAN DAN DERET DITINJAU DARI GAYA KOGNITIF SISWA KELAS XI SMK NEGERI 8 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Nahdiya, Nikmah Alfi; Usodo, Budi; Triyanto, Triyanto
Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika SOLUSI Vol 2, No 1 (2018): Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika SOLUSI, Volume 2, Nomor 1, Januari 2
Publisher : F.KIP Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (220.241 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) manakah yang menghasilkan prestasi belajar matematika yang lebih baik, pembelajaran matematika menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan pendekatan RME atau pembelajaran matematika menggunakan model pembelajaran konvensional pada materi barisan dan deret, (2) manakah yang menghasilkan prestasi belajar matematika yang lebih baik, siswa dengan gaya kognitif field independent atau siswa dengan gaya kognitif field dependent pada materi barisan dan deret, (3) manakah yang menghasilkan prestasi belajar matematika yang lebih baik, siswa yang megikuti model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan pendekatan RME atau siswa yang mengikuti model pembelajaran konvensional pada masing-masing gaya kognitif siswa pada materi barisan dan deret.Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa: (1) pembelajaran matematika menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan pendekatan RME menghasilkan prestasi belajar matematika yang lebih baik daripada pembelajaran matematika menggunakan model pembelajaran konvensional pada materi barisan dan deret, (2) siswa dengan gaya kognitif field independent menghasilkan prestasi belajar matematika yang lebih baik daripada siswa dengan gaya kognitif field dependent pada materi barisan dan deret, (3) pada siswa dengan gaya kognitif field independent dan field dependent, siswa yang mengikuti model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan pendekatan RME menghasilkan prestasi belajar matematika yang lebih baik dari pada siswa yang mengikuti model pembelajaran konvensional pada materi barisan dan deret
EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION DENGAN PENDEKATAN SCIENTIFIC PADA MATERI BENTUK ALJABAR DITINJAU DARI GAYA BELAJAR SISWA KELAS VII SMP NEGERI 11 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2017/2018 Rachmawati, Indah Ayu; Triyanto, Triyanto; Chrisnawati, Henny Ekana
Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika SOLUSI Vol 2, No 2 (2018): Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika SOLUSI, Volume 2, Nomor 2, Maret 201
Publisher : F.KIP Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (223.759 KB)

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui manakah yang memiliki prestasi belajar lebih baik antara siswa yang diberikan model pembelajaran STAD (Student Teams Achievement Division) dengan pendekatan Scientific (model STAD Scientific) atau model pembelajaran langsung (model langsung); manakah yang memiliki prestasi belajar lebih baik antara siswa dengan gaya belajar visual, auditorial, atau kinestetik; pada masing-masing model pembelajaran, manakah yang memiliki prestasi belajar lebih baik antara siswa dengan gaya belajar visual, auditorial, atau kinestetik; dan pada masing-masing kategori gaya belajar, manakah yang memiliki prestasi belajar lebih baik antara siswa yang diberikan model STAD Scientific atau model langsung. Penelitian ini termasuk jenis penelitian eksperimental semu. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 11 Surakarta tahun pelajaran 2017/2018 yang terdiri dari 192 siswa. Pengambilan sampel dilakukan secara cluster random sampling. Instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data adalah instrumen tes prestasi belajar dan angket gaya belajar. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama, kemudian dilakukan uji lanjut pasca anava, yaitu uji komparasi ganda dengan menggunakan metode Scheffe. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa siswa yang diberikan model STAD Scientific memiliki prestasi belajar yang lebih baik daripada model langsung; siswa dengan gaya belajar visual, auditorial, dan kinestetik memiliki prestasi belajar yang sama; pada model STAD Scientific, siswa dengan gaya belajar visual dan auditorial, auditorial dan kinestetik memiliki prestasi belajar yang sama dan siswa dengan gaya belajar visual memiliki prestasi belajar yang lebih baik dibandingkan siswa dengan gaya belajar kinestetik, sedangkan pada model langsung, siswa dengan gaya belajar visual, auditorial, dan kinestetik memiliki prestasi belajar yang sama; pada kategori gaya belajar visual, siswa yang diberikan model STAD Scientific memiliki prestasi belajar yang lebih baik daripada siswa yang diberikan model langsung, sedangkan pada kategori gaya belajar auditorial dan kinestetik, siswa yang diberikan model STAD Scientific memiliki prestasi belajar yang sama dengan siswa yang diberikan model langsung