Artahnan Aid
Program Studi Agribisnis/Jurusan SEP, Fakultas Pertanian, Universitas Lambung Mangkurat

Published : 25 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 25 Documents
Search

ANALISIS FAKTOR KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN TERHADAP SNACK AYAM FILLET GORENG UNCLEDAZS BANJARBARU Ni Made Windy Widyastuti Purnamasari; Abdussamad Abdussamad; Artahnan Aid
Frontier Agribisnis Vol 2, No 4 (2018)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v2i4.651

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik konsumen, menganalisis proses keputusan pembelian konsumen dan menganalisis faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan konsumen terhadap pembelian snack ayam fillet goreng Uncledazs Banjarbaru. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Maret sampai April 2018 di outlet Uncledazs Banjarbaru, Qmall Banjarbaru. Jenis data yang digunakan adalah data primer. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif, Uji Validitas dan Realibilitas, serta Analisis Faktor. Berdasarkan hasil penelitian mayoritas konsumen snack ayam fillet gorengUncledazs Banjarbaru didominasi yang berusia17-22 tahun (60%) dan pelajar/mahasiswa (52%). Berdasarkan analisis faktor, terbentuk 4 faktor yang dipertimbangkan konsumen dalam keputusan pembelian snack ayam fillet goreng Uncledazs Banjarbaru yaitu 1 (38,75%), faktor 2 (9,688%), faktor 3 (8,293%) dan faktor 4.Kata Kunci:keputusan pembelian, analisis faktor
STUDI BIAYA, PENDAPATAN DAN KEUNTUNGAN USAHATANI PADI UNGGUL BERSERTIFIKAT DI KECAMATAN BANUA LAWAS KABUPATEN TABALONG Salahudin Salahudin; Yusuf Azis; Artahnan Aid
Frontier Agribisnis Vol 2, No 4 (2018)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v2i4.701

Abstract

Kabupaten Tabalong merupakan produksi padi sawah urutan ke 10 dengan kabupaten lainnya di Provinsi Kalimantan Selatan, yakni memiliki luas panen sebesar 15.308 ha dengan produksi 66.236 ton. Kecamatan Banua Lawas memiliki luas tanam padi ladang sebesar 5.005 ha dan padi sawah sebesar 4.853 ha jika dibandingkan dengan kecamatan lainnya di Kabupaten Tabalong. Dalam melakukan usahatani benih unggul padi bersertifikat analisis studi biaya dan pendapatan merupakan awal untuk menentukan sikap melakukan usahatani benih unggul padi bersertifikat. Analisis perhitungan dilakukan untuk memberikan gambaran mengenai produksi dan harga jual yang akan berpengaruh terhadap pendapatan petani dalam usahatani benih unggul padi bersertifikat. Usahatani benih unggul padi bersertifikat ini adanya tergantungan terhadap harga jual yang selalu berfluktuasi dan mempengaruhi hasil usahatani serta pendapatan petani.Di lihat dari keadaan tersebut maka, penelitian ini bertujuan: mengetahui keadaan usahatani benih unggul padi bersertifikat, mengetahui besarnya biaya dan pendapatan dalam usahatani padi unggul di Kecamatan Banua Lawas Kabupaten Tabalong. Penelitian dilaksanakan di Kecamatan Banua Lawas Kabupaten Tabalong yang berlangsung dari bulan Februari sampai April 2018. Pemilihan desa penelitian adalah Desa Bangkiling dengan pertimbangan memiliki jumlah kelompok tani yang paling banyak dibandingkan dengan desa lainnya di Kecamatan Banua Lawas. Sampel sebanyak  30 orang petani, diambil dengan cara metode proportionated random sampling. Rata-rata produksi usahatani benih unggul padi bersertifikat di Kecamatan Banua Lawas Kabupaten Tabalong sebesar 2.859,27/kg.uRata-rata.penggunaan luas.lahan.sebesar.0,56.ha/usahatani, benih 15,73 kg/usahatani, pupuk 392,07 kg/usahatani, obat-obatan herbisida 1,88 liter/usahatani, obat-obatan vertako 2,20 botol/usahatani, obat-obatan score 1,27 botol/usahatani, peralatan dan perlengkapan terdiri dari tajuk 2 buah, parang 1 buah, arit 1 buah, tajak 1 buah, handsprayer 1 buah, karung 74 buah, terpal 2 buah, tikar 5 buah dan gumbaan 1 buah, tenaga kerja luar keluarga yang digunakan sebesar 20,48 HOK/usahatani. Pada usahatani bneih unggul padi bersertifikat di Kecamatan Banua Lawas Kabupaten memerlukan rata-rata biaya eksplisit sebesar Rp 4.102.508,47/usahatani dan penerimaan petani responden sebesar Rp 15.542.706,67/usahatani, sehingga rata-rata pendapata petani responden sebesar Rp 11.440.198,20/usahatani.Kata kunci: studi biaya dan pendapatan, usaha benih unggul padi bersertifikat. 
ANALISIS POLA KONSUMSI PANGAN BERDASARKAN STRATA PENDAPATAN RUMAH TANGGA DI KELURAHAN LOKTABAT UTARA Elita Hariri Marda; Artahnan Aid; Muhammad Fauzi
Frontier Agribisnis Vol 1, No 3 (2017)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v1i3.617

Abstract

Rumah Tangga merupakan salah satu dasar unit analisis yang digunakan dalam bidang sosial, serta penting pada ilmu ekonomi. Konsumsi pangan merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi dengan berbagai golongan pangan yang ada yaitu : karbohidrat, protein, zat pengatur (sayurbuah), lemak-minyak. Biasanya konsumsi pangan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu : jumlah anggota rumahtangga, pendidikan ibu rumahtangga, pendapatan rumah tangga. Tujuan penelitian ini, agar dapat mengetahui pola konsumsi pangan yang ada di kelurahan loktabat utara, serta mengetahui faktor yang mempengaruhi konsumsi rumah tangga. Data penelitian ini diperoleh berdasarkan kuisioner dengan wawancara langsung terhadap sampel yang diambil 20 rumah tangga di perumahan, dan 20 rumah tangga di nonperumahan. Untuk tujuan pertama digunakan analisis deskriptif untuk mengetahui pola konsumsi yang ada di kelurahan loktabat utara, untuk mengerahui tujuan kedua digunakan analisis regrsi untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi konsumsi.Hasil penelitian diketahui bahwa konsumsi pangan rumah tangga dikelurahan loktabat utara masih rendah dibandingkan dengan standar nasional, faktor yang mempengaruhi signifikan adalah jumlah anggota rumahtangga dan pendapatan rumah tangga, sedangkan pendidikan ibu rumah tangga tidak berpengaruh signifikan.Kata kunci: pola konsumsi, rumah tangga, jumlah anggota rumah tangga, pendidikan ibu rumah tangga, pendapatan rumah tangga 
Peranan Program Peningkatan Hasil Produksi Padi, Jagung dan Kedelai (Pajale) dalam Penerapan Teknologi Pertanian di Desa Simpang Lima Kecamatan Cintapuri Darussalam Kabupaten Banjar Muhammad Zainal; Usamah Hanafie; Artahnan Aid
Frontier Agribisnis Vol 1, No 2 (2017)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v1i2.769

Abstract

Saat ini pertanian diindonesia masih belum bisa memenuhi kebutuhan didalam Negeri.apalagi dalam hal kebutuhan makanan pokok seperti padi, jagung dan kedelai. Maka dari itu pemerintah membuat suatu program untuk meningkatkan ketiga sektor tersebut dengan program peningkatan hasil produksi padi, jagung dan kedelai (PAJALE) dengan pemberian bantuan dana tunai dan teknologi demi mendukung swasembada. Penelitian ini bertujuan pertama untuk mengetahui peranan program peningkatan hasil produksi pada sektor padi, kedelai serta jagung  dalam penerapan teknologi  pertanian, kedua untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan dalam program tersebut dalam usahatani padi. Data yang digunakan adalah data skunder dan primer. Jumlah sampel responden yang diambil dalam penelitian ini adalah 35 orang petani. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peranan program PAJALE di Desa Simpang Lima  memperoleh skor rata-rata 83,42% angka tersebut tergolong tinggi, berdasarkan pelaksanaan program program PAJALE tersebut petani mengerti bagaimana proses pemberian bantuan dana dan seluruh penggunaan dana tersebut yang dalam hal ini kelompok tani semua terlibat dalam pelaksanaannya, Pembelian peralatan pendukung pertanian sesuai dengan kebutuhan serta adanya peran aktif dari kelompok tani, babisa, penyuluh, mahasiswa dan lembaga pemerintah, walaupun ada sedikit masalah dalam pembelian peralatan khususnya mesin penyedot air sebanyak 27 responden (71%) dari 35 responden kurang sesuainya mesin yang dibeli tetapi tetap dapat diatasi dan tidak menjadi masalah yang berarti.Kata kunci : peningkatan hasil produksi padi, penerapanteknologi pertanian, PAJALE.
Strategi Pengembangan Usaha Pengolahan Tempe (Studi Kasus pada Usaha Industri Tempe “Bapak Machli” di Kelurahan Guntung Paikat Kecamatan Banjarbaru Selatan Kota Banjarbaru) Zuensi Praswaturera; Artahnan Aid; Mariani Mariani
Frontier Agribisnis Vol 5, No 4 (2021)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v5i4.5924

Abstract

Di Kelurahan Guntung Paikat terdapat industri pengolahan tempe yang sudah lama berdiri. Industri ini yang berperan dalam pemenuhan kebutuhan konsumsi tempe masyarakat Kota Banjarbaru. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui kondisi internal dan eksternal, peluang, ancaman, kekuatan dan kelemahan, serta merumuskan strategi pengembangan usaha industri tempe di Kota Banjarbaru. Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Guntung Paikat Kecamatan Banjarbaru Selatan Kota Banjarbaru pada bulan Desember 2018 sampai Maret 2019. Lokasi penelitian dipilih secara purposive dengan pertimbangan terdapat industri pengolahan tempe yang merupakan usaha skala rumah tangga, tertua dan memiliki produksi terbanyak, dan produk tidak mudah rusak serta mampu bersaing. Berdasarkan hasil penelitian, kondisi internal industri usaha tempe Bapak Machli memiliki struktur organisasi yang tidak tetap, SDM berasal dari orang dekat, modal pribadi, dan bahan baku utama berasal dari Amerika. Kondisi eksternal pesaing memiliki kriteria yang berbeda-beda, pemasok kedelai orangnya sama, mayoritas konsumen merupakan pelanggan tetap. Faktor internal memiliki angka rata-rata sebesar 5,27 dimana di dapatkan dari penjumlahan sub total nilai tertimbang internal yaitu 4,03 + 1,24 dengan kekuatan utama dari usaha tempe ini adalah produk tempe bapak Machli memiliki ciri yang khas dan kelemahan yang dimiliki keterlibatan langsung pemilik perusahaan dalam proses produksi. Faktor eksternal memiliki angka rata-rata 2,87 yang di dapat dari penjumlahan sub total nilai tertimbang eksternal yaitu 1,16 + 1,71 dengan peluang yang kualitas kedelai yang sesuai dengan selera produsen. Selanjutnya kekuatan meliputi ketersediaan modal yang efisien, jumlah peralatan produksi yang memadai, kemampuan berproduksi tepat waktu, dan memiliki kualitas produksi yang baik dan selalu di pertahankan. Kelemahan meliputi tidak adanya promosi, karyawan yang sedikit serta keterlibatan langsung pemilik usaha pada proses produksi. Peluang yang dimiliki usaha Industri tempe yaitu kemungkinan daya beli masyarakat terus meningkat, kebiasaan masyarakat dalam mengkonsumsi tempe sebagai lauk atau produk komplementer, peningkatan pertumbuhan penduduk yang akan menambah jumlah permintaan terhadap produk tempe, teknologi modern dapat meningkatkan produktifitas. Untuk ancaman yang dihadapi yaitu tingginya tingkat bunga pinjaman, terdapat UU Perpajakan untuk industri pengolahan, adanya ketidak stabilan politik nasional, tingkat urbanisasi berpengaruh terhadap jumlah pelanggan tetap, perubahan gaya hidup untuk mengkonsumsi makanan cepat saji dan junkfood.total Rp1.250/kg dan share 82,76%. Adapun rata-rata biaya pada saluran II yaitu sebesar Rp 479,51/kg keuntungan Rp479,51/kg margin total Rp1.100/kg dan share 86,25%.
Analisis Finansial Usaha Keripik Mandai Cap Gundul di Desa Riwa, Kecamatan Batumandi, Kabupetan Balangan (Studi Kasus) Arif Fitri Setiawan; Hairi Firmansyah; Artahnan Aid
Frontier Agribisnis Vol 5, No 4 (2021)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v5i4.5920

Abstract

Kabupaten Balangan merupakan salah satu penghasil buah cempedak di Provinsi Kalimantan Selatan yang salah satunya terletak di Desa Riwa Kecamatan Batumandi. Dalam tiga tahun terakhir, usaha keripik mandai di Desa Riwa mengalami peningkatan, namun bahan baku terbatas dan buah cempedak adalah buah-buahan musiman. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kegiatan niaga keripik, menentukan biaya, pendapatan, dan keuntungan, serta menentukan titik impas (BEP) usaha keripik mandai di Desa Riwa. Metode Pengambilan Sampel Penelitian ini menggunakan metode studi kasus, Pengumpulan data adalah untuk mendapatkan keadaan sebenarnya dari pengolahan keripik mandai dengan cara mengamati secara langsung objek penelitian, dan memperoleh data yang dibutuhkan melalui wawancara dengan pemilik usaha atau pihak terkait. Penelitian ini dilakukan di Desa Riwa Kecamatan Batumandi Kabupaten Balangan. Dimulai dari bulan September 2019-Oktober 2020. Kegiatan Usaha Keripik Mandai Cap Gundul terdiri dari penyedian bahan baku, penyedian bahan penolong,penyedian bahan kemasan (logo), peratalan produksi dan proses produksi pemasaran. Jumlah biaya yang dikeluarkan Usaha Keripik Mandai Cap Gundul sebesar Rp 23.771.250 dengan penerimaan sebesar Rp 30.775.000 dan keuntungan sebesar Rp 7.130.000. Break Event Point Usaha Keripik Mandai Cap Gundul mencapai titik impas pada saat jumlah produksi minimal 680 bungkus dengan jumlah nilaipenjualan minimal sebesar Rp. 17.028.800.
ANALISIS FINANSIAL DAN NILAI TAMBAH USAHA PENGOLAHAN KOPI ROBUSTA (Coffea robusta) DI KECAMATAN ASTAMBUL KABUPATEN BANJAR Taufik Rahman; Eka Radiah; Artahnan Aid
Frontier Agribisnis Vol 4, No 1 (2020)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v4i1.2612

Abstract

Kopi dapat dianggap sebagai salah satu penyumbang devisa negara yang cukup potensial dan juga merupakan mata pencaharian bagi setidaknya satu setengah juta jiwa petani kopi yang tersebar di Indonesia. Untuk menambah nilai ekonomis suatu produk, maka diperlukan pengolahan agar bahan mentah mampu menjadi produk yang memiliki nilai tambah, tidak terkecuali dengan pengolahan produk kopi robusta (Coffea robusta) seperti yang dilakukan pengolah kopi di Kabupaten Banjar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mekanisme pengolahan kopi, mengetahui perbedaan pendapatan dan keuntungan dari produk kopi yang diolah, mengetahui nilai tambah dari pengolahan kopi, serta hambatan yang dihadapi pengolah kopi. Metode penelitian yang di gunakan adalah metode sensus dengan jenis data berupa data primer dan data sekunder. Jumlah responden yang diambil berjumlah 6 orang pengolah kopi. Penelitian ini dilakukan di Desa Jati Baru, Kecamatan Astambul, dimana wilayah tersebut adalah satu-satunya tempat pengolahan kopi di Kabupaten Banjar. Penelitian ini dilaksanakan pada Januari sampai September 2019, dimana pengambilan data pada September 2019. Berdasarkan hasil penelitian untuk mekanisme pengolahan kopi memiliki beberapa tahapan seperti sotarsi kopi biji kering, penyangraian, pendinginan, pengayakan dan pembubukan biji kopi. Kemudian untuk perbedaan pendapatan dan keuntungan dari produk kopi yang diolah, untuk rata-rata pendapatan kopi biji sangrai dalam satu bulan sebesar Rp 600.583, sedangkan untuk kopi bubuk Rp 3.976.583. Untuk rata-rata keuntungan kopi biji sangrai dalam satu bulan sebesar Rp 600.583, sedangkan untuk kopi bubuk Rp 2.056.583. Untuk nilai tambah yang diperoleh pengolahan kopi dari kopi biji kering menjadi kopi biji sangrai sebesar Rp 7.667 dan nilai tambah dari kopi biji kering menjadi kopi bubuk sebesar Rp 7.701. Selanjutnya untuk hambatan yang dihadapi oleh pengolah kopi, yaitu kurangnya modal, kurangnya bahan baku kopi robusta Pengaron dan kurangnya ilmu pengetahuan infomasi dan komunikasi.Kata kunci: nilai tambah, kopi robusta, pengolahan, pendapatan, keuntungan 
Analisis Sikap Konsumen terhadap Produk Ayam Geprek di Kecamatan Martapura Henny Pasriantie; Abdullah Dja'far; Artahnan Aid
Frontier Agribisnis Vol 3, No 3 (2019)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v3i3.1296

Abstract

Abstrak. Suatu objek memiliki atribut tertentu dan pembentukan sikap melibatkan berbagai atribut, konsumen memiliki penilaian idealnya masing-masing dan dengan atribut-atribut yang ada ini akan mempengaruhi pengambilan keputusan pembelian oleh konsumen. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penilaian konsumen terhadap tingkat kepentingan, tingkat permorma ideal, dan tingkat performa aktual atribut ayam geprek di Kecamatan Martapura dan menganalisis penilaian rata-rata sikap konsumen terhadap keseluruhan atribut ayam geprek di Kecamatan Martapura. Penelitian ini menggunakan metode survei, lokasi penelitian dipilih secara sengaja (purposive), metode penarikan contoh dilakukan dengan teknik convenience sampling dan didapat 64 orang responden. Analisis data yang digunakan untuk mengetahui penilaian terhadap atribut yaitu dengan Model Angka Ideal dan Skala Linear Numerik. Dari hasil analisis Model Angka Ideal, atribut yang dianggap paling penting oleh konsumen adalah atribut kebersihan ruang makan (Wi=4,50) dan atribut dengan nilai kepentingan terendah yaitu atribut dekorasi rumah makan (Wi=3,58), atribut dengan nilai total sikap (Ab) yang paling baik menurut konsumen adalah atribut lokasi rumah makan yang strategis (0,12), sedangkan atribut dengan nilai total sikap (Ab) yang paling buruk adalah atribut dekorasi rumah makan (2,07). Kemudian nilai total sikap konsumen terhadap keseluruhan atribut ayam geprek adalah 10,00, angka ini berada pada kategori skala 0     34,34  yang menunjukkan bahwa keseluruhan atribut ayam geprek dianggap sangat baik oleh konsumen.Kata kunci: sikap konsumen, atribut, model angka ideal, skala linear numerik
Analisis Pemasaran Bawang Merah (Allium cepa L) di Kecamatan Tapin Selatan Kabupaten Tapin Amrul Kahfi; Artahnan Aid; Muzdalifah Muzdalifah
Frontier Agribisnis Vol 3, No 3 (2019)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v3i3.1323

Abstract

Abstrak. Bawang merah merupakan salah satu komoditas hortikultura yang penting di Indonesia, bawang merah dikonsumsi oleh sebagian besar penduduk tanpa melihat tingkat sosialnya, mengingat potensi serapan pasar yang terus meningkat seiring dengan kebutuhan masyarakat meningkat karena adanya pertambahan jumlah penduduk, menjadikan komoditas ini sumber pendapatan yang menjanjikan untuk diusahakan. Berdasarkan sumber data dari Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Tapin, Kecamatan Tapin Selatan merupakan daerah produksi bawang merah terbesar di Kabupaten Tapin dengan jumlah produksi sebesar 549,2 ton tahun 2017. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui saluran pemasaran, fungsi pemasaran, biaya, margin, keuntungan, farmer’s share, dan efisiensi pemasaran. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survey dengan jenis data yang digunakan adalah data primer dan sekunder. Berdasarkan hasil penelitian terdapat empat pola saluran pemasaran yaitu; saluran I: petani-konsumen, saluran II: petani-pedagang pengecer-konsumen, saluran III: petani-pedagang pengumpul-pedanga pengecer-konsumen, saluran IV: petani-pedagang pengumpul-pedagang besar-pedagang pengecer-konsumen. Petani dan lembaga pemasaran telah melakukan keseluruhan fungsi pemasaran yaitu fungsi pertukaran, fungsi fisik dan fungsi fasilitas. Total biaya pemasaran terbesar yaitu pada saluran IV sebesar Rp 5.771,59/kg dan biaya terkecil pada saluran IIb Rp 1.455,33/kg. Margin total terbesar yaitu pada saluran IV sebesar Rp 12.833,00/kg, sedangkan margin total terkecil pada saluran I Rp 6.667,00/kg. Keuntung total terbesar pada saluran III sebesar Rp 8.550,92/kg dan keuntungan total terkecil pada saluran I Rp 5.078,68/kg. Share petani yang paling baik terdapat pada saluran I yaitu 100%, dan share petani terendah pada saluran IV sebesar 50,32%. Keempat saluran pemasaran efisien, jika dilihat dari diversfikasi pasar maka saluran II lebih efisien dari sisi ekonomis dan teknis, sedangkan untuk petani saluran I lebih efisien karena memiliki nilai farmer’s share tertinggi dan nilai margin paling rendah.Kata kunci: bawang merah, saluran pemasaran, margin, efisiensi
Kontribusi Pendapatan Ibu Rumah Tangga dari Usaha Anyaman Purun terhadap Pendapatan Keluarga di “Kampung Purun” Kelurahan Palam Kota Banjarbaru Agus Agus; Nina Budiwati; Artahnan Aid
Frontier Agribisnis Vol 5, No 2 (2021)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v5i2.5987

Abstract

Kampung Purun merupakan salah satu daerah di Kalimantan Selatan yang memiliki seni kerajinan berupa anyaman purun. Pengrajin yang bekerja untuk usaha anyaman purun ini merupakan ibu rumah tangga. Selain sebagai tempat wisata kampung purun juga merupakan tempat penunjang perekonomian keluarga karena pendapatan yang didapat dari hasil olahan anyaman purun. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui usaha pengolahan anyaman purun oleh ibu rumah tangga, biaya, penerimaan, pendapatan dari usaha anyaman purun dan kontribusi dari usaha pengolahan anyaman purun terhadap pendapatan keluarga di Kampung Purun Kelurahan Palam Kota Banjarbaru. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan kuesioner dan metode penarikan contoh. Adapun responden dalam penelitian ini adalah ibu rumah tangga yang bekerja dalam usaha anyaman purun di Kampung Purun Kelurahan Palam Kota Banjarbaru, yang diambil secara sengaja (Purposive). Penentuan jumlah sampel dilakukan dengan Proportionate Random Sampling yaitu pengrajin yang tergabung dalam 4 kelompok pengrajin anyaman purun, kelompok Galueh Tjempaka, Galueh Bandjar, Pelangi Al-Firdaus, dan Al- Firdaus. Sampel penelitian ini diambil sebanyak 20 orang dari 56 pengrajin anyaman purun. Metode analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis meliputi biaya, penerimaan, pendapatan dan kontribusi usaha pengrajin anyaman purun. Hasil analisis menunjukkan bahwa proses penganyaman purun antara lain pengambilan purun, pengeringan purun, penumbukan purun, pewarnaan purun, pembuatan pola, penganyaman dan penjualan. Rata-rata biaya total yang dikeluarkan sebesar Rp 887.897, rata-rata peneriman sebesar Rp 2.995.300 dan kontribusi usaha anyaman purun ibu rumah tangga sebesar 63.8%. Artinya usaha anyaman purun ibu rumah tangga lebih dominan terhadap total pendapatan keluarga.