Claim Missing Document
Check
Articles

Found 24 Documents
Search

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PESERTA PROLANIS TERHADAP DETEKSI DINI PENCEGAHAN STROKE Atmojo, Didik Susetiyanto; Khosasih, Mohammad Ikhwan; Wiseno, Bambang
coba Vol 13 No 2 (2025): Mei 2025
Publisher : Akademi Keperawatan Dharma Husada Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32831/jik.v13i2.852

Abstract

Latar Belakang: Stroke merupakan penyebab utama kecacatan dan kematian yang sebenarnya dapat dicegah melalui deteksi dini dan penanganan yang cepat. Peserta dalam Program Manajemen Penyakit Kronis (Prolanis) memiliki risiko tinggi mengalami stroke akibat kondisi medis yang menyertainya, sehingga peningkatan pengetahuan mengenai deteksi awal menjadi sangat penting melalui intervensi edukatif yang terarah. Tujuan: Mengetahui perubahan tingkat pengetahuan peserta Prolanis mengenai deteksi dini stroke sebelum dan sesudah diberikan intervensi edukasi kesehatan. Metode: Penelitian ini menggunakan desain pra-eksperimental dengan pendekatan one group pretest-posttest design. Sampel terdiri dari 50 peserta Prolanis di Klinik dr. Cherslina Subagyo yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Intervensi dilakukan dalam bentuk edukasi kesehatan menggunakan metode komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE) secara langsung. Instrumen pengumpulan data berupa kuesioner standar mengenai pengetahuan deteksi dini stroke. Analisis data dilakukan menggunakan uji paired t-test. Hasil: Terdapat peningkatan tingkat pengetahuan yang signifikan setelah intervensi (p < 0,001). Sebelum edukasi, sebanyak 92% peserta berada dalam kategori pengetahuan rendah, sementara setelah edukasi, 72% peserta masuk dalam kategori pengetahuan tinggi. Hasil ini menunjukkan bahwa intervensi edukasi berhasil menyampaikan informasi penting mengenai gejala awal stroke dan pentingnya deteksi dini secara efektif. Kesimpulan: Edukasi kesehatan yang dirancang secara sistematis terbukti efektif dalam meningkatkan pengetahuan peserta Prolanis terkait deteksi dini stroke. Intervensi serupa disarankan untuk diterapkan secara rutin dalam program edukasi kesehatan Prolanis guna meningkatkan kewaspadaan serta respons cepat terhadap gejala stroke. Kata Kunci: Prolanis, Pengetahuan, Deteksi Dini Stroke, Edukasi Kesehatan
EDUKASI TENTANG TRANSPORTASI ORANG SAKIT PADA MASYARAKAT DI DESA PELEM, PARE, KABUPATEN KEDIRI.: EDUCATION ABOUT PATIENT TRANSPORTATION IN THE COMMUNITY IN PELEM VILLAGE, PARE, KEDIRI REGENCY Wiseno, Bambang; Khosasih, Ikhwan
Jurnal Abdimas Pamenang Vol. 3 No. 2 (2025): Jurnal Abdimas Pamenang - JAP
Publisher : STIKES Pamenang Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53599/jap.v3i2.335

Abstract

Abstrak Pendahuluan: Usaha dalam melayani dan meningkatkan kesehatan masyarakat selalu terus digalakkan lewat keterlibatan segala unsur masyarakat di berbagai bidang kesehatan termasuk edukasi tentang transportasi orang sakit yang diberikan oleh tim stikes pamenang, hal ini karena masyarakat terus berkembang dan terus berganti dari generasi ke generasi sehingga perlu konsistensi atau keajegan dalam mendidik dan melayani masyarakat untuk selalu hidup sehat dan mendapatkan pelayanan yang baik dibidang kesehatan. untuk itu diperlakukan usaha-usaha yang dapat meningkatkan taraf kesehatan masyarakat Indonesia. Metode: Metode yang digunakan dengan memberikan ceramah, diskusi, tanya jawab dan mendemonstrasikan kepada peserta mengenai cara mengangkat, memindahkan dan mengangkut orang sakit baik satu atau lebih dari satu penolong dengan menggunakan alat bantu, sekaligus dilakukan diskusi dan tanya jawab saat praktek langsung tersebut. Hasil: Kegiatan ini meningkatkan antusiasme peserta terbukti dengan tidak adanya peserta yang mengundurkan diri selama kegiatan tersebut dan peserta berharap nanti ada kegiatan berikutnya tentang pendidikan kesehatan dengan topik lain sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Analisa: Pendidikan kesehatan pada masyarakat yang berkelanjutan diharapkan meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan masyarakat dalam menangani masalah kesehatan yang ada, khususnya transportasi orang sakit. Diskusi: Pendidikan kesehatan penting diberikan kepada masyarakat awam sehingga mereka dapat berperan aktif dalam meningkatakan derajat kesehatan diri sendiri, keluarga dan masyarakat sekitanya terutama saat terdapat warga yang sakit dan memerlukan pengobatan segera. Abstract Introduction: Community health efforts are always encouraged through all fields in health to serve the community including the education of health transportation by stikes pamenang team. Health is one of the elements that influences the development of human life that always changing to the next generation, for that efforts consistency is needed, it can improve the health of the Indonesian people. Method: The method by gifing lectures, questions and discussions also directly demonstrating to participants on how to lift, move and transport sick people with one or more helper by using tools to transport. Results: This activity is developing enthusiasm the participants, proven by no one of the participants left as long health education was done. Participants hope that activity can be continued to the next with other topics according to the needs of the community. Analysis: By providing sustainable health education to the community, it is hoped the problems in dealing with existing health problems can be solved, especially transportation of sick people. Discussion: Health education to the community is important to be given so they can play an active role in improving the health of themselves and their families and the surrounding community, especially when there are residents who are sick and need immediate treatment.
PENERAPAN BRAIN GYM SEBAGAI UPAYA OPTIMALISASI FUNGSI KOGNITIF DAN KESEHATAN JIWA LANSIA DI KOMUNITAS: APPLICATION OF BRAIN GYM TO ENHANCE COGNITIVE AND MENTAL HEALTH AMONG OLDER ADULTS IN COMMUNITY SETTINGS Zulvana; Rahmawati, Iva Milia Hani; Wiseno, Bambang
Jurnal Abdimas Pamenang Vol. 3 No. 2 (2025): Jurnal Abdimas Pamenang - JAP
Publisher : STIKES Pamenang Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53599/jap.v3i2.337

Abstract

Abstrak  Perubahan struktur demografis global menunjukkan peningkatan signifikan pada populasi lansia, termasuk di Indonesia. Lansia kerap menghadapi berbagai tantangan psikososial seperti penurunan fungsi kognitif, kecemasan, stres, dan kehilangan peran sosial. Oleh karena itu, diperlukan intervensi yang holistik, murah, dan mudah diimplementasikan di komunitas. Brain Gym atau senam otak merupakan pendekatan non-farmakologis berbasis gerakan sederhana yang terbukti dapat mengoptimalkan fungsi otak dan kesehatan mental. Kegiatan pengabdian ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan lansia dalam mempraktikkan gerakan Brain Gym. Kegiatan dilakukan pada 25 lansia di Posyandu Dusun Ngemplak, Kediri, melalui metode edukasi dan pelatihan partisipatif. Lansia dikenalkan dengan lima gerakan utama Brain Gym: Cross Crawl, Hook-Ups, Brain Buttons, Lazy 8s, dan Positive Points. Hasil pre-test menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan awal berada pada angka rata-rata 25%, dan meningkat menjadi 86% pada post-test. Pada aspek praktik, hanya 12% lansia yang mampu melakukan seluruh gerakan dengan benar sebelum pelatihan, sedangkan setelah pelatihan, 84% peserta mampu melakukannya secara mandiri dan percaya diri. Intervensi ini terbukti meningkatkan pemahaman dan kemampuan lansia dalam menjaga kesehatan otak dan jiwa melalui aktivitas fisik ringan. Brain Gym sangat potensial untuk diterapkan secara berkelanjutan di komunitas lansia sebagai strategi promotif dan preventif dalam pelayanan kesehatan masyarakat.  Kata kunci: lansia, kesehatan jiwa, fungsi kognitif, Brain Gym, pengabdian masyarakat Abstract  The global demographic shift indicates a significant increase in the elderly population, including in Indonesia. Older adults often face various psychosocial challenges such as cognitive decline, anxiety, stress, and loss of social roles. Therefore, a holistic, low-cost, and community-friendly intervention is urgently needed. Brain Gym, or educational kinesiology, is a non-pharmacological approach involving simple body movements proven to optimize brain function and mental well-being. This community service activity aimed to improve the knowledge and practical skills of older adults in performing Brain Gym exercises. The program was conducted for 25 elderly participants at Posyandu Dusun Ngemplak, Kediri, using participatory education and training methods. The participants were introduced to five basic Brain Gym movements: Cross Crawl, Hook-Ups, Brain Buttons, Lazy 8s, and Positive Points. Pre-test results showed an initial average knowledge level of 25%, which increased to 86% after the session. In terms of practice, only 12% of participants could perform all movements correctly before the training, while 84% succeeded in doing them independently and confidently after the intervention. This program proved effective in enhancing both understanding and ability of the elderly in maintaining cognitive and emotional health through simple physical activities. Brain Gym has strong potential to be implemented sustainably in community settings as a promotive and preventive strategy within public health services.  Keywords: elderly, mental health, cognitive function, Brain Gym, community engagement
EFEKTIFITAS EDUKASI PENCEGAHAN PERILAKU SELF HARM TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN PENCEGAHAN PERILAKU SELF HARM PADA MASYARAKAT DI DESA PELEM : EFFECTIVENESS OF SELF-HARM BEHAVIOR PREVENTION EDUCATION ON INCREASING KNOWLEDGE OF SELF-HARM BEHAVIOR PREVENTION IN THE COMMUNITY IN PELEM VILLAGE Rahmawati, Iva Milia Hani; Zulvana; Wiseno, Bambang
Jurnal Abdimas Pamenang Vol. 3 No. 2 (2025): Jurnal Abdimas Pamenang - JAP
Publisher : STIKES Pamenang Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53599/jap.v3i2.345

Abstract

Abstrak   Pendahuluan : Perilaku self-harm menjadi isu kesehatan mental yang semakin mengkhawatirkan di berbagai kalangan masyarakat, termasuk di tingkat desa. Kurangnya pemahaman dan informasi yang memadai mengenai self-harm dapat menghambat upaya pencegahan dan penanganan dini. Oleh karena itu, intervensi edukasi yang efektif diperlukan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat. Tujuan : Pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk menganalisis efektivitas edukasi pencegahan perilaku self-harm terhadap peningkatan pengetahuan masyarakat di Desa Pelem. Metode : Metode yang digunakan dalam pengabdian ini adalah pendekatan partisipatif, dengan melibatkan warga desa Pelam yang tergabung dalam posyandu Dahlia dalam pelaksanaan program edukasi mengenai definisi, faktor risiko, dampak, dan cara pencegahan perilaku self-harm di masyarakat. Hasil : Hasilnya menunjukkan peningkatan signifikan. Sebelum diberikan edukasi pengetahuan dan pencegahan tentang self harm pada masyarakat desa pelem adalah 20%. Sedangkan setelah diberikan edukasi tentang pencegahan perilaku self harm meningkat sejumlah 80%. Hal ini mengindikasikan bahwa edukasi yang diberikan efektif dalam meningkatkan pengetahuan masyarakat Desa Pelem tentang pencegahan perilaku self-harm. Kesimpulan : Edukasi pencegahan perilaku self-harm terbukti efektif dalam meningkatkan pengetahuan masyarakat di Desa Pelem. Peningkatan pengetahuan ini diharapkan dapat berkontribusi pada upaya deteksi dini, pencegahan, dan penanganan yang lebih baik terhadap isu self-harm di tingkat komunitas. Saran : Disarankan untuk mengembangkan program edukasi serupa dengan cakupan yang lebih luas dan metode yang lebih variatif. Kata kunci : Self Harm, Pengetahuan, Masyarakat Abstract Introduction: Self-harm behavior is an increasingly worrying mental health issue in various communities, including at the village level. Lack of understanding and adequate information about self-harm can hinder prevention and early treatment efforts. Therefore, effective educational interventions are needed to improve community knowledge. Objective: This community service aims to analyze the effectiveness of education on preventing self-harm behavior on improving community knowledge in Pelem Village. Method: The method used in this service is a participatory approach, involving Pelam villagers who are members of the Dahlia integrated health post in implementing an education program on the definition, risk factors, impacts, and how to prevent self-harm behavior in the community. Results: The results showed a significant increase. Before being given education, knowledge and prevention about self-harm in the Pelem village community was 20%. While after being given education about preventing self-harm behavior, it increased by 80%. This indicates that the education provided is effective in increasing the knowledge of the Pelem Village community about preventing self-harm behavior. Conclusion: Education on preventing self-harm behavior has proven effective in increasing community knowledge in Pelem Village. This increase in knowledge is expected to contribute to early detection, prevention, and better handling of self-harm issues at the community level. Suggestion: It is recommended to develop similar educational programs with wider coverage and more varied methods Keywords: Self Harm, Knowledge, Society