Fokus dalam penelitian ini adalah menggambarkan peranan guru dalam mengembangkan membangun psikologi pembelajaran hafal Al-Qur’an pada anak usia dini di RA Teladan Imam Syafi’i. Sedangkan tujuan penelitiannya adalah untuk mendeskrisikan Peran Guru sebagai pendidik, pembimbing, dan sebagai motivator dalam membangun psikologi pembelajaran hafal Al-Qur’an pada anak usia dini di RA Teladan Imam Syafi’i. Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Jenis penelitiannya adalah studi kasus. Adapun Hasil dalam penelitian ini yaitu: 1) Peran Guru sebagai pendidik dalam Mengembangkan psikologi pembelajaran hafal Al-Qur’an Pada Anak Usia Dini khususnya kelompok B di RA Telasan Imam Syafi’i adalah sebagai pengayom, pendamping, dan pelayan bagi peserta didiknya. Mengayomi, mendampingi, dan melayani peserta didik merupakan kewajiban dan tanggung jawab seorang guru sebagai pendidik untuk merealisasikan psikologi pembelajaran anak penghafal Al-Qur’an khususnya dalam mengemabangkan nilai spiritual, emosional moral, sosial, dan intelektual dalam pribadinya. 2) Peran Guru sebagai Pembimbing dalam mengembangkan psikologi pembelajaran anak penghafal Al-Qur’an Pada Anak Usia Dini khususnya kelompok B di RA Telasan Imam Syafi’i adalah sebagai pengarah, pengontrol, pemantau, pengawal, dan pengingat yang dalam pelaksanaannya adalah senantiasa menemani, mengarahkan, mengingatkan dan membimbing peserta didik agar memiliki perilaku, budi pekerti, dan akhlak yang baik. Sebagai pembimbing guru tidak hanya membimbing peserta didik dari aspek jasmani tapi juga membangun mental yang baik, perilaku yang baik, dan moral yang baik. Begitu juga halnya ketika guru berperan sebagai pembimbing dalam pembelajaran hafal Alqur’an. Dalam hal ini ada 3 cara yang dilakukan guru RA Teladan Imam Syafi’i sebagai pembimbing psikologi pembelajaran hafal Al-Qur’an pada anak yaitu, encoding, storage, dan retrival. 3)Peranan guru sebagai motivator yaitu guru bisa menganalisis segala sesuatu yang menyebabkan anak didik malas untuk menghafal Al-Qur’an kemudian guru bertindak sebagai pemberi semangat dan memberikan kata-kata sederhana yang mampu diserap anak agar anak memiliki keinginan atau semangat lagi dalam memuroja’ah hafalannya. dengan kata lain untuk dapat menjadi seorang motivator yang hebat bukanlah hal yang sederhana, mengingat begitu kompleksnya masalah-masalah yang berkaitan dengan perilaku individu (siswa), baik yang terkait dengan faktor-faktor internal dari individu itu sendiri maupun keadaan eksternal yang mempengaruhinya.