Claim Missing Document
Check
Articles

The Morphology, Standing Stock and Habitat Distribution of Several Bamboo Species in the Reok Sub-District, Manggarai Regency, East Nusa Tenggara Province, Indonesia Apu, Orlando Calvin; Pramatana, Fadlan; Purnama, Maria M. E.; Pamona Silvia Sinaga
Media Konservasi Vol. 29 No. 4 (2024): Media Konservasi Vol 29 No 4 September 2024
Publisher : Department of Forest Resources Conservation and Ecotourism - IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/medkon.29.4.570

Abstract

Bamboo plays a vital role in preventing soil erosion and conserving water. In East Nusa Tenggara Province, many communities rely on bamboo species, making its cultivation a priority due to the region’s favorable biophysical conditions and available support from Non-Governmental Orgabization as facilitators. Approximately 387 villages have undergone assessment and socialization processes aimed at developing bamboo villages, including the Reok sub-district. One of the next steps in this process is conducting an inventory of bamboo standing stock in the area.This study aims to assess the species diversity and standing stock of bamboo in Reok sub-district. Research was carried out at 11 randomly selected sampling points across six villages, using the single circular plot method (radius of 17.9 m), with a total of 55 plots. Each plot was surveyed to identify and quantify clumps and culms, categorized by age (young, medium, and old). Four bamboo species were identified: Bambusa spinosa, Bambusa vulgaris, Gigantochloa atter, and Dendrocalamus asper. Gigantochloa atter was the most prevalent species, found at nearly all survey points, and had the highest number of clumps and culms. The estimated standing stock of bamboo in the Reok sub-district is 57,496 clumps, with a total of 3,692,890 culms. Gigantochloa atter accounted for the majority, with 35,526 clumps and 1,815,593 culms. This standing stock holds significant potential for further development, as bamboo is a key non-timber forest product (NTFP) in the region, with the potential to enhance the local economy.
Pelatihan Pembuatan Ecoprint Untuk Mendorong Kreativitas Berwirausaha Bagi Pemuda Gereja Ebenhaezer Matani Sinaga, Pamona Silvia; Marimpan, Lusia S.; Purnama, Maria M. E.; Sipayung, Roni H.; Pramatana, Fadlan; Fallo, Tri Putra M.
Journal Of Human And Education (JAHE) Vol. 5 No. 2 (2025): Journal of Human And Education (JAHE)
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jh.v5i2.2299

Abstract

Kegiatan pengabdian ini bertujuan untuk mendorong kreativitas berwirausaha bagi pemuda Gereja Ebenhaezer Matani dengan menggunakan metode pendekatan yang digunakan dalam upaya pemecahan masalah utama yang dihadapi oleh Komunitas Pemuda Gereja Ebenhaezer Matani adalah transfer informasi berupa penyuluhan dan pelatihan pembuatan ecoprint untuk mendorong kreativitas berwirausaha. Kegiatan penyuluhan dengan metode ceramah dilakukan kepada masyarakat yang terlibat dalam proses pembuatan ecoprint. Hasil yang didapat dari Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini merupakan salah satu upaya untuk menumbuhkan minat pemuda-pemudi gereja untuk berwirausaha. Dilatarbelakangi kondisi saat ini mencari pekerjaan sangat sulit, sehingga berwirausaha bisa menjadi pilihan. Kreativitas untuk berwirausaha menjadi hal yang sangat penting, untuk memunculkan ide-ide dan inovasi dalam pembuatan produk wirausaha. Pemuda Gereja Ebenhaezer Matani sangat antusias dengan kegiatan pengabdian Masyarakat ini. Kegiatan ini dapat menumbuhkan jiwa kewirausahaan pemuda, dan dapat meningkatkan kreativitas serta dapat menjadi penggerak ekonomi kreatif. Pelatihan pembuatan ecoprint dari bahan alami juga sebagai ide bagi pemuda untuk berwirausaha sehingga dapat mengurangi tingkat penggangguran dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Wildlife Trade in East Nusa Tenggara Province Based on Facebook Social Media Groups Pramatana, Fadlan; Nainupu, Stefani Angela; Purnama, Maria M. E.; Soimin, Muhamad; Hidayat, Oki
Jurnal Manajemen Hutan Tropika Vol. 31 No. 3 (2025)
Publisher : Institut Pertanian Bogor (IPB University)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.7226/jtfm.31.3.274

Abstract

Wildlife conservation is fundamental to mitigating the extinction due to wildlife trade. Thus, various conservation policies have been used as a reference: IUCN, CITES, and Government Policy P.106 of 2018. This research aims to record Facebook-based wildlife trade, identify the traded wildlife conservation status, and estimate the selling price. Data was taken since the group was formed until 1 July 2023. The results reveal that 107 species belonging to 53 families were recorded in 31 trading groups, comprising 82 species of aves, 17 species of herpetofauna, and eight species of mammals. Among those traded wildlife, based on P.106, 80 species are unprotected, while 27 are protected. Based on the IUCN, most traded wildlife is categorized as LC with 77 species. Some species are categorized as CR with four species, EN with 9, VU with 8, NT with 8, and NE with one species. Referring to CITES, 73 species classified as non-appendices dominate the trading groups, followed by 24 species of Appendix II, 9 of Appendix I, and 1 of Appendix III. The estimated selling price of all traded wildlife is approximately IDR 317,125,000. Governments and other conservation bodies must pay more attention to the growing Facebook-based wildlife trade, especially for protected and endangered species.
Improving Environmental Awareness through Conservation Education at SD Inpres Naikoten I: Peningkatan Kesadaran Lingkungan melalui Pendidikan Konservasi di SD Inpres Naikoten I Pramatana, Fadlan; Marimpan, Lusia Sulo; Purnama, Maria M. E.; Mau, Astin E.; Sinaga, Pamona Silvia; Sipayung, Roni Haposan
Dinamisia : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 9 No. 5 (2025): Dinamisia: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Universitas Lancang Kuning

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31849/

Abstract

Urban area development is the main goal in supporting the community economy. However, urban development often harms the environment. Human resources increasing, if not balanced with environmental awareness, will potentially cause problems in the future. Increasing ecological awareness needs to be done from an early age so that the benefits and impacts of human activities on the environment can be understood. This service activity aims to improve environmental awareness and provide knowledge about ecological love and the benefits of the environment. This service activity was carried out in two stages: delivering material using the environmental game and the evaluation stage. SD Inpres Naikoten I students received the program well, as seen from their activeness and enthusiasm when delivering the material. Students are also active in discussions and provide opinions at the evaluation stage. The teachers accompanied the students during the program's implementation and felt helped by the game media, which could be used sustainably
PKM PENANAMAN ANAKAN MANGROVE DESA NOELBAKI RT 35, RW 12 KECAMATAN KUPANG TENGAH Purnama, Maria M. E.; Kaho, Norman P. L. B. Riwu; Mau, Astin Elise
Community Development Journal : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 5 No. 1 (2024): Volume 5 No 1 Tahun 2024
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/cdj.v5i1.21710

Abstract

Jumlah penduduk Desa Noelbaki yang meningkatkan menyebabkan penambahan kawasan pemukiman sampai di kawasan pesisir. Keberadaan hutan mangrove di desa Noelbaki seluas 8 ha dan terus mengalami penurunan. Hal ini disebabkan oleh tingkat pemahaman masyarakat desa sekitar yang belum memahami akan betapa pentingnya manfaat hutan mangrove. Kehidupan masyarakat yang sebagian besar hidup sebagai petani dan nelayan dengan tingkat ekonomi yang rendah juga sangat mendorong masyarakat untuk melakukan eksplotasi terhadap hutan mangrove. Faktor manusia merupakan faktor dominan penyebab kerusakan hutan mangrove dalam pemanfaatan lahan yang berlebihan. Faktor alam, seperti banjir, kekeringan dan hama penyakit yang merupakan faktor penyebab dan relatif kecil. Metode pendekatan yang digunakan dalam upaya pemecahan masalah utama yang dihadapi petani di desa Noelbaki adalah transfer informasi berupa penyuluhan, pelatihan dan demonstrasi plot (penanaman anakan mangrove). Kegiatan penyuluhan dengan metode ceramah terhadap masyarakat tentang fungsi dan peranan mangrove dalam penyerapan karbon, fungsi dan manfaat mangrove dari aspek konservasi dan teknik budidaya mangrove serta kegiatan penanaman anakan mangrove sebagai kegiatan praktek lapang. Sosialisasi disampaikan oleh narasumber yang terdiri atas materi yaitu peran dan fungsi mangrove dari aspek konservasi, fungsi dan peranan mangrove dalam penyerapan karbon dan fungsi rehabilitasi hutan mangrove dikawasan pesisir. Puncak dari kegiatan ini adalah kegiatan penanaman anakan mangrove. Dengan kegiatan ini masyarakat pesisir semakin mengetahui betapa besar fungsi dari hutan mangrove dan mendukung untuk merehabiliasi kembali hutan mangrove yang sudah hampir punah.
Herpetofauna Diversity at the Nusa Cendana University Pramatana, Fadlan; Aini, Yusratul; Purnama, Maria M. E.; Sipayung, Roni Haposan; Hidayat, Oki
Jurnal Penelitian Pendidikan IPA Vol 11 No 1 (2025): January
Publisher : Postgraduate, University of Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jppipa.v11i1.8130

Abstract

University campuses are built to carry out the learning process. Therefore, this area has dramatically developed and impacted on the environment and biodiversity. The Nusa Cendana University (Undana) campus area as a habitat for wild animals is included in the built and managed habitat categories. In human-dominated habitats in urban areas such as Undana, it is still possible for animal species to find habitats to find food, shelter, and water sources. This research aims to analyze herpetofauna diversity and update information on preliminary studies of herpetofauna at Nusa Cendana University so that it can be used as primary data for assessing time series. Data was collected using the Visual Encounter Survey combined with the time-constrained search method for three hours from 18.30 to 21.30 WITA at three habitat types (Agricultural, open-area, and built-area habitat). The observation period is divided into two categories: dry and rainy season. Twelve species from eight herpetofauna families, consisting of four amphibians and eight reptiles, were recorded in three habitat types in the Undana campus area. It was recorded that there were six additional herpetofauna species compared to the preliminary study.
ESTIMASI KARBON YANG TERKANDUNG PADA JENIS CEMARA GUNUNG (Casuarina junghuhniana Miq.) DI RESORT KONSERVASI WILAYAH TAMAN WISATA ALAM RUTENG WILAYAH I GOLO LUSANG Hari, Elisabeth Sartika; Marimpan, Lusia Sulo; Purnama, Maria M. E.
Wana Lestari Vol 1 No 01 (2019): Vol. I no. 01 November 2019
Publisher : Program Studi Kehutanan, Fakultas Pertanian, Universitas Nusa Cendana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35508/wanalestari.v1i01.1902

Abstract

Climate change due to global warming is an environmental issue related to forests which is now being explored in the future. Reducing the impact of climate change, efforts that can be done at this time are to reduce carbon emissions, increase carbon sequestration and maintain existing carbon stocks by managing forests to stay awake. The purpose of this study was to determine the estimation of the amount of carbon found in the type of Cemara Gunung (Casuarina junghuhniana Miq) at the Conservation Resort of the Golo Lusang Region I Nature Park in Ruteng. This study was limited to an area of ​​50 ha from the total area of ​​the Golo Lusang Region I, which was 8,742.83 Ha. Data retrieval is done by non destructive sampling method with sampling intensity of 5% of the total. Sampling in this study was carried out using the random sampling method. The amount of carbon reserves in each cemara gunung (Casuarina junghuhniana Miq) type is calculated by the allometric equation The total carbon content in the study location amounted to 246,592.66 tons / ha. For the tree phase that is equal to 245,308.1 tons / ha, the pole phase is 833.65 tons/ha of sapling phase of 450.92 tons/ha and seedling phase of 0 tons / ha. The highest percentage of carbon content is found in the stem (76%), twigs (16%) and leaves (8%).
PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP HUTAN TAMAN WISATA ALAM CAMPLONG DI KELURAHAN CAMPLONG I, KECAMATAN FATULEU, KABUPATAN KUPANG, PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR Maubanu, Demris A.; Purnama, Maria M. E.; Rammang, Nixon
Wana Lestari Vol 2 No 01 (2020): manajemen, konservasi dan silvikultur
Publisher : Program Studi Kehutanan, Fakultas Pertanian, Universitas Nusa Cendana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35508/wanalestari.v2i01.2581

Abstract

Kawasan Taman Wisata Alam Camplong berdasarkan surat menurut Keputusan Menteri Kehutanan dan Perkebunan No.423/Kpt-II/1999 Tentang Penetapan Kawasan Hutan Taman Wisata Alam Camplong, sejak tanggal 15 Juni 1999 dengan luas 696,60 Ha. Kemudian pada Tahun 2014 terbit dasar hukum terbaru yaitu Surat Keputusan Menteri Kehutanan No.3911/MENHUT-VII/KUH/2014 tanggal 14 Mei 2014 tentang Kawasan Hutan Konservasi Perairan Provinsi Nusa Tenggara Timur dengan luas luasan yang sama 696,60 Ha. Taman Wisata Alam Camplong merupakan salah satu Taman Wisata Alam yang ada di Indonesia, status kawasan Taman Wisata Alam Camplong adalah Hutan Produksi. Taman Wisata Alam Camplong memiliki vegetasi yang merupakan perwakilan 2 tipe ekosistem,yaitu ekosistem hutan musim dan ekositem savana. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui respon masyarakat tentang adanya Taman Wisata Alam di Kelurahan Camplong I dan untuk mengetahui pengaruh adanya Taman Wisata Alam terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat di Kelurahan Camplong I. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah penduduk sekitar kawasan Tamana Wisata Alam Camplong yang berjumlah 66 jiwa, dengan penentuan menggunakan purposive random sampling. Berdasarkan hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa respon dari masyarakat Kelurahan Camplong I terhadap Taman Wisata Alam berupa sikap masyarakat terhadap kawasan Hutan Taman Wisata Alam Camplong dikategorikan sangat baik, partisipasi masyarakat dalam pengelolaan kawasan Hutan Taman Wisata Alam Camplong dikategorikan baik, dan perilaku masyarakat terhadap kawasan Hutan Taman Wisata Alam Camplong dikategorikan tidak baik, sedangkan untuk persepsi masyarakat terhadap kondisi sosial ekonomi mayarakat sekitar kawasan Hutan Taman Wisata Alam Camplong dikategorikan baik
STUDI KEKAYAAN DAN KEANEKARAGAMAN JENIS BURUNG DI JALUR TRACKING WOLOGAI TAMAN NASIONAL KELIMUTU, KABUPATEN ENDE, PROPINSI NUSA TENGGARA TIMUR Langkamau, Gregorius B; Purnama, Maria M. E.; Riwu Kaho, Norman P.L.B.
Wana Lestari Vol 2 No 01 (2020): manajemen, konservasi dan silvikultur
Publisher : Program Studi Kehutanan, Fakultas Pertanian, Universitas Nusa Cendana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35508/wanalestari.v2i01.2590

Abstract

Indonesia merupakan salah satu negara dengan tingkat keanekaragaman yang tinggi, diantaranya dalam kategori burung tercatat 1.771 jenis burung yang ditemukan diwilayah indonesia dan diantaranya terdapat 563 yang dilindungi. Kecamatan Kelimutu merupakan salah satu kecamatan yang terdapat sebuah Taman Nasional yang disebut Taman Nasional Kelimutu. Didalam Taman Nasional Kelimutu, terdapat areal Jalur Tracking Wologai. Penelitian ini dilaksanakan selama 2 bulan dari bulan Maret-April 2019 dengan menggunakan metode daftar jenis MacKinnon dan indeks Keanekaragaman ShannonWienner.Hasil penelitian menunjukkan di Jalur Tracking Wologai terdapat 36 jenis burung dari 20 suku. Dari 36 jenis burung tersebut terdapat 5 jenis burung yang dilindungi dan 5 jenis burung endemik Flores Jenis burung yang paling banyak yang ditemukan dilokasi penelitian adalah Perkici Pelangi sebanyak 18 individu sedangkan jenis burung yang paling sedikit ditemukan adalah Gelatik Batu Kelabu sebanyak 1 individu. Keanekaragaman jenis burung yang terdapat di Jalur Tracking Wologai adalah 3.37 dengan tingkat keanekaragaman hayati yang tinggi
ANALISIS KETERSEDIAAN DAN PREFERENSI PAKAN RUSA TIMOR (Rusa timorensis) DI STASIUN PENELITIAN BU’AT, KABUPATEN TIMOR TENGAH SELATAN Faot, Maria L. A; Purnama, Maria M. E.; Riwu Kaho, Norman P.L.B.
Wana Lestari Vol 2 No 01 (2020): manajemen, konservasi dan silvikultur
Publisher : Program Studi Kehutanan, Fakultas Pertanian, Universitas Nusa Cendana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35508/wanalestari.v2i01.2595

Abstract

Berdasarkan IUCN red list, sejak beberapa tahun terakhir Rusa timor (Rusa timorensis) termasuk dalam kategori vulnerable (rentan). Upaya konservasi perlu dilakukan untuk mempertahankan populasi Rusa timor (Rusa timorensis) baik secara in-situ maupun ek-situ. Salah satu kawasan konservasi ek-situ Rusa timor yang ada di Nusa Tenggara Timur adalah Stasiun Penangkaran Bu’at Soe. Komponen habitat Rusa timor (Rusa timorensis) yang perlu mendapatkan perhatian lebih adalah pakan. Komponen habitat tersebut harus diperhatikan supaya kebutuhan hewan terpenuhi sehingga dapat hidup secara layak dan dapat membantu keberhasilan konservasi Rusa timor. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ketersediaan dan preferensi pakan Rusa timor yang ada di stasiun penelitian bu’at kabupaten Timor Tengah Selatan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari-Maret 2019. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan melakukan analisis vegetasi untuk ketersediaan pakan sedangkan untuk preferensi pakan dengan menimbang dan mencatat sisa setiap jenis pakan yang tidak dimakan rusa, setelah data diperoleh, data di analisis secara deskriptif dan diolah menggunakan statistika One-Way Anova dan Uji lanjut BNJ. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa Ketersediaan pakan Rusa timor (Rusa timorensis) yang tumbuh secara alami di Stasiun Penelitian Bu’at memiliki keanekaragaman yang tinggi berdasarkan analisis vegetasi yaitu Pennisetum purpureum, Leucaena leucocephala, Gliricidia sepium, Sesbania grandiflora, Ubi hutan, Senna alata, Eucalypthus urophylla, Calliandra, Acacia leucophloea, dan Chromolaena odorata. Namun berdasarkan pengamatan dan wawancara diketahui bahwa tidak semua pakan yang tumbuh alami dalam penangkaran dimakan rusa misalnya Casuarinaceae. Preferensi pakan Rusa timor (Rusa timorensis) di Stasiun Penelitian Bu’at yang paling tertinggi yaitu Rumput Gajah (Pennisetum purpureum) dengan rata-rata komsumsi 14 kg/hari diikuti Lamtoro (Leucaena leucocephala) yaitu 12,40 kg, Jati Putih (Gmelina arborea) yaitu 9,8 kg, Kabesak Putih (Acacia leucophloea) 6,8 kg, Turi (Sesbania grandiflora) 6,4 kg sedangkan yang jenis pakan yang paling sedikit dikomsumsi Rusa timor adalah beringin (Ficus benjamina) dengan rata-rata komsumsi rusa yaitu 5,6 kg/hari.