Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search
Journal : Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora

Muthlaq dan Muqayyad M. Azmi Ubaidillah; Muhammad Farhan Rozi; Ali Akbar; Edi Hermanto
Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora Vol. 1 No. 2 (2025): APRIL-JUNI 2025
Publisher : Indo Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.63822/3des6h35

Abstract

Al-Qur’an merupakan kitab suci yang menjadi petunjuk bagi seluruh umat manusia dalam menjalani kehidupan di muka bumi. Al-Qur’an merupakan kitab dengan keistimewaan dan rahasia yang luar biasa, tak terkecuali jika ditinjau dari segi lafazhnya, seperti persoalan muthlaq dan muqayyad. Artikel ini bertujuan untuk mendeskripsikan lebih dalam mengenai lafazh muthlaq dan muqayyad dalam Al Qur’an. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif dengan pendekatan studi kepustakaan (library research), yaitu memaparkan permasalahan melalui dasar rujukan berupa literatur-literatur terkait muthlaq dan muqayyad. Adapun hasil dan temuan dalam artikel ini dapat dikelompokkan dalam tiga hal. Pertama, makna muthlaq dan muqayyad. Muthlaq diartikan sebagai suatu lafazh yang tidak terikat oleh suatu karakteristik tertentu, sedangkan muqayyad dimaknai sebagai suatu lafazh yang terikat oleh karakteristik tertentu. Kedua, faktor terbentuknya macam-macam muthlaq dan muqayyad. Faktor faktor tersebut terdiri atas empat hal, yaitu: (1) hukum dan sebabnya sama; (2) hukum berbeda, tetapi sebabnya sama; (3) hukumnya sama, tetapi sebabnya berbeda; dan (4) sebab dan hukum yang ada pada muthlaq berbeda dengan sebab serta hukum yang terdapat pada muqayyad. Ketiga, urgensi lafazh muthlaq dan muqayyad. Urgensi yang dimaksud adalah kedua lafazh tersebut sangat penting diteliti agar dapat menentukan dan menetapkan hukum yang sesuai serta tepat terhadap suatu permasalahan, khususnya persoalan syariat, seperti yang tercermin dalam ilmu ushul fiqh. Selain itu, artikel ini juga diharapkan dapat menjadi acuan dalam memahami lafazh Al Qur’an, khususnya pada ayat-ayat yang mengandung nilai hukum, serta bisa menjadi bagian dalam perkembangan studi Ulumul Qur’an dan Ushul Fiqh.  
Ketentuan Qadha dan Qadar dalam Perspektif Al-Quran Surah Al-Ra’d Ayat 8 dan 11 Tiara Patrin; Edi Hermanto; Ali Akbar; Wulan Aryati
Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora Vol. 1 No. 2 (2025): APRIL-JUNI 2025
Publisher : Indo Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.63822/jwstbj95

Abstract

Qadha dan Qadar merupakan bagian fundamental dalam sistem aqidah Islam yang mencerminkan keyakinan terhadap ketetapan dan pengaturan Allah SWT terhadap seluruh aspek kehidupan. Jurnal ini mengkaji makna qadha sebagai ketetapan Allah SWT yang telah ditentukan sejak azali, dan qadar sebagai ukuran dan ketentuan yang berlaku atas setiap peristiwa, baik dalam aspek jasmani maupun ruhani manusia. Melalui penafsiran Surah Ar-Ra'd ayat 8 dan 11, jurnal ini mengungkap bahwa Allah Maha Mengetahui dan Maha Mengatur setiap proses kehidupan manusia, termasuk penciptaan, pertumbuhan janin, perubahan sosial, hingga takdir hidup dan mati. Ayat 8 menekankan ilmu Allah yang sempurna dalam segala ciptaan, sedangkan ayat 11 menyoroti adanya keterkaitan antara kehendak Allah dan usaha manusia dalam meraih perubahan. Kajian ini menunjukkan bahwa keimanan kepada qadha dan qadar tidak meniadakan ikhtiar manusia, melainkan menempatkannya dalam kerangka kehendak dan ilmu Allah SWT yang sempurna. Pemahaman ini memperkuat sikap tawakal, usaha, dan penyerahan diri secara total kepada Allah dalam setiap aspek kehidupan
Al-Qur’an Sebagai Sumber Keajaiban, Mengenal I’jaz dan Kekuasaannya Hilya Mahfuza; Ali Akbar; Edi Hermanto; Suci Maharani
Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora Vol. 1 No. 2 (2025): APRIL-JUNI 2025
Publisher : Indo Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.63822/g1bvhv18

Abstract

Kajian tentang I'jaz dan Mukjizat merupakan bagian penting dalam studi Islam, khususnya dalam memahami keistimewaan al-Qur'ān sebagai wahyu terakhir. I'jaz berasal dari kata a'jaza yang berarti melemahkan, merujuk pada ketidakmampuan manusia untuk menandingi al-Qur'ān. Mukjizat sendiri adalah sesuatu yang luar biasa yang diberikan Allah kepada para nabi sebagai bukti kenabian mereka. Para ulama telah mengemukakan berbagai pandangan mengenai i'jaz, dengan menekankan bahwa keistimewaan al-Qur'ān mencakup aspek bahasa, hukum, ilmu pengetahuan, dan kebenaran berita gaib. Bentuk-bentuk i'jaz dalam al-Qur'ān sangat beragam, termasuk keindahan bahasanya, konsistensi isi, dan kesesuaiannya dengan penemuan ilmiah modern. Seiring perkembangan zaman, muncul pendekatan-pendekatan baru dalam memahami mukjizat al-Qur'ān, tidak hanya dari sisi kebahasaan, tetapi juga melalui pendekatan ilmiah dan kontekstual. Oleh karena itu, penting untuk memperkuat keterkaitan antara kebenaran al-Qur'ān dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), sehingga dapat meningkatkan keimanan dan menjadi landasan dalam membangun peradaban modern.
Toleransi Antar Umat Beragama Dalam Perspektif Al-Quran Ali Akbar; Edi Hermanto; Guslina Siregar; Naila Agnia Ramadhani; Saima Putri Nurfatimah Nst
Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora Vol. 1 No. 2 (2025): APRIL-JUNI 2025
Publisher : Indo Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.63822/5cmvc122

Abstract

In today’s world, characterized by an ever-growing mix of different cultural, religious, and ideological perspectives, it is unavoidable for individuals to engage with one another. This rich diversity serves as a positive force that enhances community bonds and fortifies social cohesion. Nevertheless, religious variances often lead to misunderstandings, strains, and, at times, disputes that threaten fundamental human values. Consequently, it is crucial to reflect on the principles of tolerance highlighted in Islamic teachings, especially those found in the Qur’an. As the sacred text for Muslims, the Qur’an embodies key tenets of tolerance, illustrated in Surah Al-Kafirun verse 6: “To you your religion, and to me mine," alongside Surah Al-Baqarah verse 256: “There is no compulsion in religion.” These passages convey that Islam values religious freedom and recognizes differing beliefs. This spirit of tolerance is not merely theoretical; it was actively demonstrated by the Prophet Muhammad (peace be upon him). Throughout his life, the Prophet coexisted with adherents of other faiths, including Jews and Christians, and fostered harmony through the Charter of Medina, securing the rights and responsibilities of all Medina's inhabitants, irrespective of their faith. In Islam, tolerance does not entail the dilution or merging of beliefs but guides Muslims to uphold their convictions while honoring the faiths of others, fostering a peaceful, just, and harmonious society that is prosperous and civilized.