Claim Missing Document
Check
Articles

Found 31 Documents
Search

Budaya Maritim dan Diplomasi Maritim untuk Kepentingan Nasional Peni Hanggarini; M. Adnan Madjid; Anak Agung Banyu Perwita; Surya Wiranto
Indonesian Perspective Vol 7, No 2: (Juli-Desember 2022): 134-255
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/ip.v7i2.50777

Abstract

This paper discusses how pillars in Indonesia’s vision of Global Maritime Fulcrum (GMF) are interrelated, particularly maritime culture and maritime diplomacy. These two pillars need to be implemented as an entity concept. Previous literatures have mainly discussed how each of the pillars contribute to the realization of GMF vision. Based on the perspectives of International Relations theory, this paper explains how maritime culture can influence the formulation of strategy and implementation of Indonesia’s maritime diplomacy. The authors argue that the pillars of maritime culture and maritime diplomacy are reflection of the national interests supporting the GMF vision. Additionally, the embedded maritime culture in Indonesian society can have positive implications for the inputs, processes, outputs, and outcomes of maritime diplomacy. If maritime culture can be managed, it would serve as an instrument of soft power, it would construct the national identity and it would drive the creation of regional security governance, maritime norms and regime that could serve as facilitating factors for the achievement of national interests through Indonesia’s maritime diplomacy. The pillar of maritime culture is the root of maritime diplomacy for achieving national interests. 
Budaya Maritim dan Diplomasi Maritim untuk Kepentingan Nasional Hanggarini, Peni; Madjid, M. Adnan; Perwita, Anak Agung Banyu; Wiranto, Surya
Indonesian Perspective Vol 7, No 2: (Juli-Desember 2022): 134-255
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/ip.v7i2.50777

Abstract

This paper discusses how pillars in Indonesia’s vision of Global Maritime Fulcrum (GMF) are interrelated, particularly maritime culture and maritime diplomacy. These two pillars need to be implemented as an entity concept. Previous literatures have mainly discussed how each of the pillars contribute to the realization of GMF vision. Based on the perspectives of International Relations theory, this paper explains how maritime culture can influence the formulation of strategy and implementation of Indonesia’s maritime diplomacy. The authors argue that the pillars of maritime culture and maritime diplomacy are reflection of the national interests supporting the GMF vision. Additionally, the embedded maritime culture in Indonesian society can have positive implications for the inputs, processes, outputs, and outcomes of maritime diplomacy. If maritime culture can be managed, it would serve as an instrument of soft power, it would construct the national identity and it would drive the creation of regional security governance, maritime norms and regime that could serve as facilitating factors for the achievement of national interests through Indonesia’s maritime diplomacy. The pillar of maritime culture is the root of maritime diplomacy for achieving national interests. 
NAVIGASI AMAN DI ERA TEKNOLOGI: TANTANGAN DAN SOLUSI BAGI KESELAMATAN PELAUT Trilia, Dewi; Albert Mamahit, Desi; Wiranto, Surya; Widodo, Pujo; Juni Risma Saragih, Herlina; Suwarno, Panji
NUSANTARA : Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial Vol 11, No 9 (2024): NUSANTARA : Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31604/jips.v11i9.2024.3886-3890

Abstract

Dalam era teknologi modern, industri maritim mengalami transformasi signifikan dengan pengenalan sistem navigasi yang semakin canggih. Namun, keselamatan pelaut tetap menjadi perhatian utama karena berbagai tantangan yang muncul. Tantangan tersebut meliputi kerentanan terhadap serangan siber, kompleksitas teknologi baru, serta kurangnya keterampilan pelaut dalam mengoperasikan peralatan canggih. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi tantangan utama tersebut dan menawarkan solusi yang dapat diterapkan untuk meningkatkan keselamatan pelaut. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, metode kualitatif merupakan pendekatan obervasi yang diambil dari kajian literatur dan diolah secara deskriptif untuk menghasilkan analisis terkait dengan fakta yang ada. Pendekatan ini lebih bersifat memberikan gambaran yang lebih jelas tentang suatu masalah sesuai dengan fakta di lapangan dengan memberikan penjelasan yang lebih rinci.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa tantangan utama mencakup risiko serangan siber terhadap sistem navigasi, kurangnya pelatihan yang memadai bagi pelaut, dan kesenjangan antara teknologi yang tersedia dengan keterampilan pengguna. Solusi yang diusulkan mencakup peningkatan program pelatihan dan sertifikasi bagi pelaut, pengembangan sistem keamanan siber yang lebih kuat, serta implementasi teknologi yang lebih user-friendly. Penelitian ini menyimpulkan bahwa meskipun teknologi menawarkan banyak keuntungan, upaya berkelanjutan diperlukan untuk memastikan pelaut dapat menavigasi dengan aman dan efektif di era teknologi ini.
Military Technology In 2100: The Evolution Of Defense Toward A Futuristic Era Snekubun, Elyakim; Wiranto, Surya; Hilmansyah, Ceppi
International Journal of Education, Vocational and Social Science Vol. 4 No. 04 (2025): September - November, International Journal of Education, Vocational and Socia
Publisher : Cita konsultindo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.63922/ijevss.v4i04.2431

Abstract

This article explores anticipated shifts in military technology through the year 2100 by synthesizing present-day technological trajectories, scientific advancements, and evolving defense policies. Over the coming century, defense architectures are likely to transform substantially, marked by pervasive combat automation, sophisticated exoskeleton systems, adaptive smart-material camouflage, and the incorporation of genetic and biotechnological applications for defense purposes. Control of cyberspace and outer space will emerge as pivotal strategic arenas. Together, these trends will reframe warfare from primarily kinetic encounters to conflicts driven by advanced technologies and data-centric operations. Developments in artificial intelligence, machine learning, and autonomous weapons are expected to lessen direct human involvement while accelerating and streamlining military decision-making processes (Scharre, 2018). However, these innovations raise serious concerns automated escalation, erosion of meaningful human oversight, and potential unethical deployment of powerful technologies highlighting the pressing need for robust international legal and ethical governance. This paper offers a detailed examination of these trajectories and their implications for global military capabilities and international security in the twenty-second century.
Strategi Diplomasi Keamanan Maritim Untuk Menghadapi Ancaman Krisis Pangan Dalam Mewujudkan Visi Indonesia Emas 2045 Sahrul, Sahrul; S, Berkat Exsaudi; Wiranto, Surya; Yusnaldi, Yusnaldi; R, Herlina Juni; Suwarno, Panji; Widodo, Pujo
Innovative: Journal Of Social Science Research Vol. 4 No. 4 (2024): Innovative: Journal Of Social Science Research
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/innovative.v4i4.13452

Abstract

Faktor penyebab terjadinya krisis pangan, salah satunya disebabkan oleh adanya Eksploitasi ikan yang berlebihan. Selain itu, adanya konflik dan ketidakstabilan politik juga menjadi salah satu pemicu terjadinya krisis pangan. Salah satunya konflik antara Rusia dan Ukraina, yang menurut Mentri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebutkan jumlah orang yang rawan pangan meningkat dua kali lipat selama kurun 2 tahun, dimana ini disebabkan oleh efek situasi Ukraina yang tengah berkonflik yang dapat memicu meningkatkan 323 juta orang. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui penyebab terjadinya ancaman krisis Pangan dalam mewujudkan visi Indonesia Emas 2024 dan mengetahui strategi Diplomasi Keamanan maritim yang perlu di terapkan dalam mencegah krisis pangan tersebut. Penelitian ini menggunakan teknik penelitian kualitatif untuk menganalisis strategi keamanan Indonesia di bidang diplomasi maritim dalam menghadapi ancaman krisis pangan dalam rangka mewujudkan Visi Emas 2045. Penelitian kualitatif berarti peneliti mengumpulkan dan menganalisis data non-matematis sambil mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang konteks global yang mendasarinya. Peluang diplomasi dibidang maritim dapat mengatasi krisis pangan yang dihadapi oleh dunia, termasuk dengan Indonesia, yaitu diplomasi yang dilakukan antar negara diharapkan berfokus pada menghasilkan kerjasama pada Pengelolaan Sumber Daya, Pembangunan Ekonomi Wilayah Pesisir dan Pengembangan Koridor Logistik Maritim. dalam menyediakan pasokan pangan, krisis pangan menjadi tantangan serius yang dihadapi oleh banyak negara, termasuk Indonesia, sehingga sebagai upaya dalam meningkatkan keamanan maritim dalam menjamin pasokan pangan maka penulis merumuskan beberapa strategi yang dikemas dalam 3P (Pengembangan, Pembangunan dan Pengawasan).
Regional Collaboration Strategy to Overcome Geopolitical Threats in the ASEAN Maritime Region Trilia, Dewi; Mamahit, Desi Albert; Wiranto, Surya; Widodo, Pujo; Saragih, Herlina Juni Risma; Suwarno, Panji
Formosa Journal of Applied Sciences Vol. 3 No. 8 (2024): August 2024
Publisher : PT FORMOSA CENDEKIA GLOBAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55927/fjas.v3i8.10491

Abstract

The ASEAN maritime region is a strategic area that faces various geopolitical threats, such as piracy, smuggling and territorial disputes. Overcoming this threat requires effective regional collaboration among ASEAN member countries. This research aims to analyze regional collaboration strategies that can be implemented to improve maritime security in ASEAN. The research methods used include qualitative analysis of existing cooperation initiatives, evaluation of the effectiveness of collaboration mechanisms, as well as interviews with experts and stakeholders in the field of maritime security. The research results show that strengthening dialogue mechanisms, increasing the capacity of member countries, developing maritime infrastructure, and collaborating with external partners are key elements in the regional collaboration strategy.
Maritime Security Diplomacy Facing the Threat of Pollution and Environmental Damage to Realize Golden Indonesia 2045 Mulyaningrum, Retno; Wiranto, Surya; Saragih, Herlina Juni Risma; Ali, Yusuf; Suwarno, Panji; Widodo, Pujo; Syahtaria, Moh Ikhawan
Formosa Journal of Applied Sciences Vol. 3 No. 8 (2024): August 2024
Publisher : PT FORMOSA CENDEKIA GLOBAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55927/fjas.v3i8.10522

Abstract

Research analysis with qualitative methods that explain the relationship between the theory of maritime diplomacy and maritime security in the discussion. The correlation of Indonesian environmental law and international environmental law in the understanding between countries which is the basis for acting between countries so that there are safe limits and do not violate international or domestic Indonesian agreements. The discussion refers to the development of maritime diplomacy by analyzing the threat of pollution and environmental damage experienced by Indonesia. The results of research that takes environmental problems including pollution, wastewater that have occurred provide an overview of the threat of pollution and environmental damage that can arise from various sources, including pollution, climate change, deforestation, and unsustainable exploitation of natural resources.
An Analysis of the Impact of Moving the National Capital on Indonesia's Maritime Security: a Literature Review Sahrul, Sahrul; Wiranto, Surya; Yusnaldi, Yusnaldi; Firmansyah, Firmansyah; Yusuf, Andi M.
Formosa Journal of Applied Sciences Vol. 3 No. 8 (2024): August 2024
Publisher : PT FORMOSA CENDEKIA GLOBAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55927/fjas.v3i8.11031

Abstract

The Indonesian government has decided to move the National Capital (IKN) from Jakarta to East Kalimantan. This move is not without reason, but rather an effort from the government to carry out equitable development that does not only focus on the island of Java, but more than that to increase national competitiveness, and realize a more advanced and sustainable Indonesia in the future. This research aims to determine the impact of the move to East Kalimantan on Indonesia's maritime security and the challenges and opportunities that arise for Indonesia's maritime security due to the move. This research uses a library research method with a qualitative approach, data derived from a literature study, and exploration of various trusted references so that the results of the study are expected to answer how the impact of the relocation of the National Capital (IKN) on Indonesia's maritime security.
UPAYA MENGHADIRKAN NEGARA MELALUI PENGESAHAN RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG DAERAH KEPULAUAN Prissandi, Gita; Wiranto, Surya; Djoko Said, Budiman; Widodo, Pujo; Juni Risma Saragih, Herlina; Suwarno, Panji
NUSANTARA : Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial Vol 10, No 4 (2023): NUSANTARA : JURNAL ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31604/jips.v10i4.2023.1705-1716

Abstract

Pembukaan konstitusi UUD NRI tahun 1945, mencakup berbagai cita-cita nasional seperti melindungi seluruh rakyat Indonesia dan seluruh wilayah Indonesia, serta untuk meningkatkan kesejahteraan umum. Namun, tujuan tersebut belum seutuhnya tercapai karena daerah kepulauan masih menghadapi ketidakadilan dan perlakuan yang tidak setara dibandingkan dengan daerah lainnya. Dalam menganalisis isu ini, penulis menggunakan pendekatan kualitatif dengan mempelajari literatur yang ada. Dalam pembahasannya, Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah belum memberikan kepastian yuridis yang jelas mengenai tata kelola wilayah laut dan pemerintahan di wilayah kepulauan. Diperlukan perlakuan khusus yang memperkuat kapasitas masyarakat serta pemerintah daerah kepulauan dalam mengelola sumber dayanya. Langkah ini dapat diambil melalui pengesahan Rancangan Undang-Undang (RUU) tentang Daerah Kepulauan, yang sekarang telah terdaftar dalam Prolegnas Prioritas 2020-2024 dan sudah berada pada tahap pembahasan pembicaraan tingkat II di DPR, menjadi Undang-Undang. Sebagai kesimpulan, Pengesahan RUU tentang Daerah Kepulauan menjadi Undang-Undang bertujuan untuk memperjelas kewenangan dalam menguasai dan mengelola potensi di wilayah daratan dan perairan di daerah kepulauan. Dalam menyusun RUU tentang Daerah Kepulauan, negara telah berupaya mengarahkan kebijakannya agar sejalan dengan nilai-nilai Pancasila.
NAVIGASI AMAN DI ERA TEKNOLOGI: TANTANGAN DAN SOLUSI BAGI KESELAMATAN PELAUT Trilia, Dewi; Albert Mamahit, Desi; Wiranto, Surya; Widodo, Pujo; Juni Risma Saragih, Herlina; Suwarno, Panji
NUSANTARA : Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial Vol 11, No 9 (2024): NUSANTARA : Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31604/jips.v11i9.2024.3886-3890

Abstract

Dalam era teknologi modern, industri maritim mengalami transformasi signifikan dengan pengenalan sistem navigasi yang semakin canggih. Namun, keselamatan pelaut tetap menjadi perhatian utama karena berbagai tantangan yang muncul. Tantangan tersebut meliputi kerentanan terhadap serangan siber, kompleksitas teknologi baru, serta kurangnya keterampilan pelaut dalam mengoperasikan peralatan canggih. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi tantangan utama tersebut dan menawarkan solusi yang dapat diterapkan untuk meningkatkan keselamatan pelaut. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, metode kualitatif merupakan pendekatan obervasi yang diambil dari kajian literatur dan diolah secara deskriptif untuk menghasilkan analisis terkait dengan fakta yang ada. Pendekatan ini lebih bersifat memberikan gambaran yang lebih jelas tentang suatu masalah sesuai dengan fakta di lapangan dengan memberikan penjelasan yang lebih rinci.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa tantangan utama mencakup risiko serangan siber terhadap sistem navigasi, kurangnya pelatihan yang memadai bagi pelaut, dan kesenjangan antara teknologi yang tersedia dengan keterampilan pengguna. Solusi yang diusulkan mencakup peningkatan program pelatihan dan sertifikasi bagi pelaut, pengembangan sistem keamanan siber yang lebih kuat, serta implementasi teknologi yang lebih user-friendly. Penelitian ini menyimpulkan bahwa meskipun teknologi menawarkan banyak keuntungan, upaya berkelanjutan diperlukan untuk memastikan pelaut dapat menavigasi dengan aman dan efektif di era teknologi ini.