Claim Missing Document
Check
Articles

Found 31 Documents
Search

ANTIHIPERURESEMIA FLAVONOID DARI EKSTRAK ETANOL PELEPAH DAUN NIPAH (Nypa fruticans.Wurmb) Raharjo, Danang; Dwi S, Anita; Ardiyantoro, Bagas
Jurnal Ilmiah Ibnu Sina (JIIS): Ilmu Farmasi dan Kesehatan 2023: Webinar Nasional & Call For Paper
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan ISFI Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36387/jiis.v8i3.1681

Abstract

Hyperuresimia or gout in advanced stages causes joint damage (gout), kidney stones and kidney damage. Flavonoids as antioxidants can inhibit the activity of the enzyme xanthine oxidase which causes uric acid not to form. Nypa fruticans or known as nipah is traditionally used in the treatment of asthma, leprosy, tuberculosis, sore throat, liver disease, snake bites, as a pain reliever, as a sedative and carminative. The content of flavonoid compounds in nipah plants includes chlorogenic acid, protocatechuic acid, kaempferol, gallic acid, hydroxybenzoic acid, rutin, quercetin, cinnamic acid, and anthocyanins. The purpose of this study was to isolate flavonoid compounds that have potential as antihyperuresemia from nipah fronds. The research process began with the extraction of nipah leaves using 96% ethanol by maceration, fractionation using liquid-liquid partition method, isolation using centrifugal chromatography (chromatotron) method and structure elucidation using 1HNMR, 13CNMR, FTIR and GC-MS. Antihyperuresemia testing was carried out in-vitro by inhibiting xanthine oxidase enzyme activity. From the results of the study, two flavonoid compounds were successfully isolated including (-) epicatechin, and chamferol. The results of measuring the inhibitory activity of xanthine oxidase enzyme obtained IC50 values of (-) epicatechin and chamferol of 3.543 ppm and 10.383 ppm, respectively.
FORMULASI SERUM ANTI AGING EKSTRAK ETANOL DAUN RAMBUSA (PASSIFLORA FOETIDA L.) DENGAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN MENGGUNAKAN METODE DPPH Wali Jati, Ilham; Wardani, Tatiana Siska; Ardiyantoro, Bagas
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 5 No. 4 (2024): DESEMBER 2024
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jkt.v5i4.34739

Abstract

Penuaan pada kulit bisa terjadi karena salah satu penyebabnya adalah radikal bebas. Daun rambusa (Passiflora foetida L.) diketahui memiliki kandungan senyawa metabolit sekunder yang bermanfaat sebagai antioksidan dan berpotensi sebagai anti penuaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antioksidan dan evaluasi mutu fisik dari sediaan serum wajah ekstrak etanol daun rambusa (Passiflora foetida L.). Ekstraksi dilakukan menggunakan metode maserasi dengan pelarut etanol 70% perbandingan 1:10 selama 3 hari kemudian remaserasi 2 hari. Pengujian aktivitas antioksidan menggunakan metode DPPH, serum diformulasikan dengan variasi konsentrasi ekstrak 0,5% 1%, 1,5%, 2% dan 2,5%. Evaluasi uji fisik meliputi uji organoleptik, uji pH, uji homogenitas, uji viskositas dan uji daya sebar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sediaan serum ekstrak etanol daun rambusa (Passiflora foetida L.) dengan variasi konsentrasi ekstrak 0,5% 1%, 1,5%, 2% dan 2,5% memiliki aktivitas antioksidan dengan nilai IC50 253,655 ?g/mL, 236,776 ?g/mL, 197,545 ?g/mL, 160,943 ?g/mL dan 132,497 ?g/mL, diketahui memiliki hasil uji fisik yang baik dengan memenuhi standar evaluasi sediaan serum yang baik, meliputi uji organoleptik sediaan berwarna coklat, tekstur kental agak cair dengan aroma citrus orange, pada Uji pH didapatkan hasil yang baik dengan rentang 5,59 - 6,45, pada uji homogenitas didapatkan hasil yang baik dengan tidak ditemukan partikel - partikel kasar pada sediaan, pada uji viskositas didapatkan hasil yang baik dengan rentang 306,7 – 806,7 cPs dan pada uji daya sebar didapatkan hasil yang baik yang baik dengan rentang 6,26 - 7,04 cm. Hal ini menunjukan sediaan serum memiliki aktivitas antioksidan yang baik pada konsentrasi 2,5% dan memiliki mutu fisik yang baik.
FORMULASI DAN UJI AKTIVITAS ANTIFUNGI PADA SEDIAAN HAIR TONIC EKSTRAK DAUN PEPAYA (CARICA PAPAYA L.) TERHADAP PERTUMBUHAN JAMUR CANDIDA ALBICANS uswatun hasanah, alfiana; Maulid Wicahyo, Septian; Ardiyantoro, Bagas
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 5 No. 4 (2024): DESEMBER 2024
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jkt.v5i4.34753

Abstract

Kulit kepala merupakan habitat terbaik bagi pertumbuhan jamur karena kondisi lembab. Jamur yang terdapat pada kulit kepala yaitu Candida albicans, Aspergillus niger, Criptococcus spp, dan Penicillum spp. Daun pepaya dapat digunakan sebagai antifungi terhadap Candida albicans karena memiliki senyawa alkaloid, flavonoid, saponin dan tanin. Penggunaan daun pepaya secara langsung pada kulit dinilai kurang efektif sehingga perlu diformulasikan menjadi sediaan topikal yaitu hair tonic. Penelitian ini merupakan metode eksperimental untuk mengetahui ekstrak daun pepaya pada sediaan hair tonic memiliki aktivitas antifungi dan mencari konsentrasi ekstrak paling kuat pada sediaan terhadap jamur Candida albicans. Penelitian ini menggunakan kontrol (-), kontrol (+), F1 (15%), F2 (20%), dan F3 (25%). Dilakukan pengujian mutu fisik meliputi organoleptis, homogenitas, pH, viskositas, bobot jenis dan aktivitas antifungi terhadap jamur Candida albicans dengan metode difusi. Pengolahan data dengan SPSS 26 menggunakan one way ANOVA untuk uji aktivitas antifungi. Penelitian ini menunjukkan bahwa peningkatan konsentrasi ekstrak dalam sediaan dapat mempengaruhi peningkatan viskositas, bobot jenis dan zona hambat jamur, namun terdapat penurunan pada pH. Hair tonic dengan variasi ekstrak daun pepaya memiliki aktivitas antifungi terhadap jamur Candida albicans.
Growth Inhibiting Activity Of Staphylococcus Aureus ATCC 25923 Kirinyuh Leaves (Chromolaena Odorata L.) Using The Soxhletation Method Fitriawati, Anna; Rahmad Adji, Alenda; Ardiyantoro, Bagas; Abdul Wahab Sabrina, Azimah; Karim, Karim
Proceeding of the International Conference Health, Science And Technology (ICOHETECH) 2024: Proceeding of the 5th International Conference Health, Science And Technology (ICOHETECH)
Publisher : LPPM Universitas Duta Bangsa Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47701/icohetech.v5i1.4227

Abstract

Kirinyuh leaves (Chromolaena odorata L.) have the potential as a medicinal plant because of the active compounds contained in kirinyuh leaves (Chromolaena odorata L.). The purpose of this study was to determine the antibacterial activity of ethanol extract of kirinyuh leaves (Chromolaena odorata L.) against the growth of Staphylococcus aureus ATCC 25923 bacteria. Kirinyuh leaf extract (Chromolaena odorata L.) was carried out using the soxhletation method and the solvent used was 96% ethanol. The concentrations used for each treatment were 30%, 40% and 50%. Each concentration was tested for antibacterial activity against Staphylococcus aureus bacteria using the disc diffusion method. The results showed that the extract of kirinyuh leaves (Chromolaena odorata L.) with a concentration of 30% had an average diameter of the inhibition zone of 9.2 mm, a concentration of 40% had an average diameter of the inhibition zone of 12.36 mm, and a concentration of 50% had an average diameter of the inhibition zone of 13.71 mm. The research conducted can be concluded that the extract of kirinyuh leaves can provide the best effect of inhibiting bacterial growth at a concentration of 50% with the results of the anova test p <0.05 which means there is a significant difference compared to other concentrations
Teratogenic Tinospora Cordifolia And Carica Papaya On White Mouse Fetuses (Mus Musculus) ardiyantoro, Bagas; arniwati mat daud, Noor
Proceeding of the International Conference Health, Science And Technology (ICOHETECH) 2024: Proceeding of the 5th International Conference Health, Science And Technology (ICOHETECH)
Publisher : LPPM Universitas Duta Bangsa Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47701/icohetech.v5i1.4241

Abstract

Tinospora cordifolia and Carica papaya in the production of traditional herbal medicines, specifically in formulations known as tinospora cordifolia and Carica papaya herbal mixtures. Extracts from Tinospora cordifolia stems and Carica papaya contain bioactive flavonoid antioxidants, which can inhibit phosphodiesterase enzymes that hydrolyze cAMP. Elevated cAMP concentrations can impede growth acceleration. This research aims to assess the teratogenic effects on the fetuses of white mice after administering tinospora cordifolia and carica papaya extracts. The study involved 25 Mus musculus divided into five groups. The first group, serving as the negative control, received 0.5% Na CMC, while the second group, serving as the positive control, was injected with intravenous Cyclophosphamide at 50 mg/kg. The other groups were administered various doses: ET Dose 1120, ECP Dose 1120, Dose 1 ETCP 2:1, Dose 2 ETCP 1:2, and Dose 3 ETCP 1:1. The extracts were given during the organogenesis period, and on the 18th day, the mice underwent laparotomy to collect the fetuses. The research findings indicate that tinospora cordifolia and carica papaya extracts can cause teratogenic effects, particularly at Dose 3 ETCP 1:1.
KADAR KALSIUM KARBONAT LIMBAH CANGKANG AYAM RAS DALAM PEMANFAATAN MENJADI SEDIAAN GEL TABIR SURYA Hidayat, Rahmat; Ardiyantoro, Bagas; Permata, Bangkit Riska; Khasanah, Uswatun
Duta Pharma Journal Vol. 5 No. 1 (2025): Duta Pharma Journal
Publisher : Universitas Duta Bangsa Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47701/djp.v5i1.4815

Abstract

Potensi pemanfaatan limbah cangkang telur ayam sebagai sumber kalsium karbonat (CaCO3) untuk formulasi sediaan gel tabir surya. Cangkang telur ayam, yang sering dibuang sebagai limbah, mengandung sekitar 90,5% kalsium karbonat, yang memiliki sifat pemblokiran UV. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuat formulasi gel tabir surya menggunakan tepung cangkang telur dan mengevaluasi sifat fisik serta nilai Sun Protection Factor (SPF) sediaan tersebut. Cangkang telur diproses menjadi tepung, dan kadar kalsium ditentukan menggunakan titrasi kompleksometri dengan EDTA. Tepung yang dihasilkan kemudian dimasukkan ke dalam basis gel yang mengandung karbopol 940, propilen glikol, gliserin, dan stabilisator lainnya untuk membuat empat formulasi dengan konsentrasi tepung cangkang telur yang berbeda (0%, 10%, 15%, dan 20%). Formulasi gel tabir surya diuji untuk sifat fisiknya, termasuk uji organoleptik, pH, homogenitas, daya sebar, daya lekat, dan viskositas. Nilai SPF ditentukan menggunakan spektrofotometer UV-Vis, dengan hasil yang menunjukkan peningkatan signifikan pada SPF seiring dengan peningkatan konsentrasi tepung cangkang telur. Formulasi dengan 20% tepung cangkang telur menunjukkan nilai SPF tertinggi sebesar 15,1, yang dikategorikan sebagai perlindungan maksimal. Secara keseluruhan, penelitian ini membuktikan bahwa limbah cangkang telur dapat dimanfaatkan secara efektif sebagai bahan aktif dalam formulasi tabir surya, memberikan solusi ramah lingkungan untuk pengelolaan limbah sekaligus aplikasi kosmetik.
Pelatihan Pembuatan Reed Diffuser Berbasis Limbah Kulit Jeruk untuk Mendukung Ekonomi Sirkular di SMK Astra Mitra Purwodadi Bagas ardiyantoro; Anita dwi setiarini; Netty Dea Sosiantini
JURNAL AKADEMIK PENGABDIAN MASYARAKAT Vol. 3 No. 3 (2025): MEI
Publisher : CV. KAMPUS AKADEMIK PUBLISING

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61722/japm.v3i3.4432

Abstract

Orange peel waste, which is often discarded and causes environmental problems, actually has great potential for reuse. Orange peels contain essential oils that can be processed into reed diffusers—natural and environmentally friendly air fresheners. However, public knowledge about the utilization of orange peel is still limited. Vocational high school (SMK) students, as the young generation preparing to enter the workforce or become entrepreneurs, can play an important role in developing this innovation. Through education and training, SMK students can learn the process of making reed diffusers from orange peel, starting from essential oil extraction to product packaging. This not only hones technical skills and creativity but also opens up entrepreneurial opportunities. The utilization of orange peel for reed diffusers aligns with the principles of circular economy and sustainable development, which emphasize the efficient use of resources. By mastering these skills, SMK students can contribute to reducing organic waste while creating products with high economic value. This also supports the vision of vocational education to produce competent, creative, and competitive graduates. This community service activity was carried out at SMK Astra Mitra Purwodadi, located in Grobogan Regency. The aim of the program was to provide participants with knowledge on how to produce reed diffusers using orange peel as the main ingredient.
SKRINING FITOKIMIA METABOLIT SEKUNDER INFUSA DAUN KELOR (Moringa oleifera) DAN BUNGA TELANG (Clitoria ternatea) Putri, Anisa Fadilah Kumala; Ardiyantoro, Bagas; Rahmatillah, Annie
Prosiding Seminar Informasi Kesehatan Nasional 2025: SIKesNas 2025
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Duta Bangsa Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47701/sjgbj188

Abstract

Daun kelor (Moringa oleifera) dan bunga telang (Clitoria ternatea) mengandung senyawa flavonoid yang berperan sebagai antioksidan alami. Dua tumbuhan ini sedang marak dijadikan ramuan herbal oleh masyarakat Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan metabolit sekunder dari larutan infusa daun kalor dan juga bunga telang. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental. Pembuatan larutan infusa daun kelor dan bunga telang dilakukan dengan metode infundasi menggunakan pemanasan selama 30 menit. Standardisasi larutan infusa juga dilakukan untuk mengetahui adanya cemaran logam berat dan juga kandungan etanol. Selanjutnya, skrining fitokimia dilakukan dan didukung dengan analisis kualitatif menggunakan kromatografi lapis tipis (KLT) untuk memvalidasi keberadaan senyawa aktif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa larutan infusa daun kelor dan bunga telang mengandung senyawa metabolit sekunder seperti alkaloid, flavonoid, tanin, steroid, dan saponin, serta bebas dari kontaminasi logam berat dan etanol. Flavonoid dikonfirmasi lebih lanjut dengan uji KLT dengan nilai Rf sebesar 0,75. Dengan demikian, hasil penelitian ini memperkuat potensi penggunaan daun kelor dan bunga telang sebagai bahan herbal yang aman dan kaya senyawa bioaktif.
EFEKTIFITAS EKSTRAK ETANOL DAUN MANGGA (Mangifera indica L.) TERHADAP PENYEMBUHAN LUKA KELINCI JANTAN NEW ZEALDAN (Oryctolagus cuniculus) MODEL DIABETES Suharjaya, Feby Nuranawati; Luthfiyanti, Niken; Ardiyantoro, Bagas
Prosiding Seminar Informasi Kesehatan Nasional 2025: SIKesNas 2025
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Duta Bangsa Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47701/d8qnpw41

Abstract

Diabetes Mellitus adalah penyakit metabolisme yang merupakan suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang karena adanya peningkatan kadar glukosa darah diatas nilai normal. Kadar glukosa darah tinggi dapat mempengaruhi proses penyembuhan luka yang disebabkan oleh suplai darah tidak maksimal ke area luka dan luka akan sembuh lebih lama. Daun mangga diketahui memiliki senyawa metabolit sekunder, seperti flavonoid, saponin, tanin yang berperan dalam penyembuhan luka diabetes. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas penyembuhan luka diabetes dan mengetahui dosis optimal ekstrak etanol daun mangga arumanis (Mangifera indica L) terhadap kelinci model diabetes yang diinduksi aloksan. Uji aktivitas luka diabetes dilakukan pada 3 ekor kelinci yang diinduksi aloksan melalui intravena. Hewan uji masing – masing diberikan 5 kelompok perlakuan yaitu kelompok kontrol negatif (aquadest), kelompok kontrol positif (oxoferin), kelompok konsentrasi 20%, 25% dan 30%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak daun mangga arumanis (Mangifera indica L.) konsentrasi 25% dan 30% memiliki nilai AUC(Area Under Curve) sebesar (11,42±0,56) dan 11,25±0,65 dosis yang optimal dalam penyembuhan luka diabetes pada kelinci dengan nilai p value (< 0.05).
OPTIMASI GELLING AGENT DAN HEMUKTAN SEDIAAN SEMI PADAT EKSTRAK KULIT KAYU SECANG (Caesalpinia Sappan L.) Ardiyantoro, Bagas; Hidayat, Rahmat; Raharjo, Danang
Duta Pharma Journal Vol. 4 No. 2 (2024): DUTA PHARMA JOURNAL
Publisher : Universitas Duta Bangsa Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47701/kb0khh06

Abstract

Kulit kayu secang (Caesalpinia sappan L.) umumnya digunakan untuk obat tradisional guna mengobati banyak sekali penyakit. Secang sendiri mengandung senyawa fenolik misalnya asam gallat, brazilin dan brazilein. Senyawa tersebut dikenal sebagai senyawa intermediet antioksidan, dan memiliki fungsi sebagai penangkal radikal bebas serta serta reactive oxygen spesies (ROS) secara langsung, sehingga menghambat regenerasi ROS dan dapat meningkatkan aktivitas antioksidan dan enzim antioksidan seluler secara tidak langsung. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan manfaat ekstrak kulit kayu secang sebagai antioksidan alami, menemukan formula terbaik ekstrak kayu secang , dan mengevaluasi sediaan gel terbaik ekstrak kayu secang. Optimasi ekstrak kulit kayu secang (Caesalpinia sappan L.) dengan menggunaan metode DPPH (1,1-difenil-2-pikrilhidrazil). Untuk evaluasi yang digunakan sebagai parameter penelitian menggunakan uji organoleptis, uji pH, uji viskositas, uji daya lekat, dan uji sebar. Dengan optimasi menggunakan geling agent dan hemuktan gel, komposisi HPMC 4,210 % dan propilenglikol 14,790 % sebagai formula gel yang di gunakan. Kadar flavonoid total ekstrak etanol kulit kayu secang (Caesalpinia sappan L.) adalah 10,145 EQ/g sampel, dan aktivitas antioksidan metode DPPH (1,1- Diphenyl-2 Picrylhdrazyl) menunjukkan aktivitas antioksidan yang sangat kuat dengan nilai IC50 sebesar 48,14 ppm, sediaan gel F1 sebesar 48,21 ppm dan F0 sebesar 563,03 ppm yang tidak memiliki antioksidan aktif karena >500.