Claim Missing Document
Check
Articles

Evaluation of the Implementation of the Youth Care Health Service Program in the West Lingkar Health Center of Bengkulu City Oktarianita Oktarianita; Bintang Agustina Pratiwi; Henni Febriawati; Riska Yanuarti
Disease Prevention and Public Health Journal Vol. 15 No. 2 (2021): Disease Prevention and Public Health Journal
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12928/dpphj.v15i2.4034

Abstract

Background: One of the strategies to overcome adolescent problems is the formation of the Youth Care Health Service Program or Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR). PKPR itself is a health service program aimed at adolescents and is a forum for overcoming adolescent problems. This study aimed to analyze the implementation of the PKPR program in the working area of the West Lingkar Health Center. Method:  This research was a qualitative descriptive study conducted in March-April 2021. The methods used were observation and in-depth interviews with seven informants: the person in charge of the PKPR program, health workers, peer counselors, and youth participating in PKPR. Results: The results showed that the PKPR program was aligned with the 2014 standard guidelines. This research was done inside and outside the health center by collaborating with PKPR's person in charge and the health team based on the Decree of PKPR implementation. PKPR program is held in three schools in the working area of the West Lingkar Health Center and provides services such as health checks, counseling, and education about youth health. The peer counselor training subprogram has fulfilled the standard 10% of the target schools. PKPR is fully funded by the Special Operational Assistance or Bantuan Operasional Khusus (BOK) fund. Recording and reporting were done every two to three months to the public health office. Monitoring was reported during the activities, while the evaluation report is annual. This research discovered the availability of counseling rooms and related references about communication, information, and education books on PKPR. This research had collaborated with cross-sectors such as schools and the National Antinarcotics Agency. Conclusion:  Implementation is under PKPR guidelines, but overall it was still not optimal. There was no regular socialization of PKPR, especially for youth who did not attend school.
Faktor Pendukung Pendewasaaan Usia Perkawinan : Enabling Factors of Marriage Age Maturity Wulan Angraini; Hilma Amrullah; Henni Febriawati; Riska Yanuarti
Jurnal Bidan Cerdas Vol. 3 No. 4 (2021)
Publisher : Poltekkes Kemenkes Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33860/jbc.v3i4.535

Abstract

Introduction: Maturity of age marriage (PUP) plays as an important role in implementation of population development and family planning programs that aimed in improving quality of life. The proportion of adolescents in Province Bengkulu who know about family development is still below national figure, which is only 61,67%. Purpose: it is known factor maturity age marriage in Province Bengkulu. Methods: Design research cross-sectional used secondary data from Performance Survey and Accountability Program (SKAP) in 2019. Research time July to December 2020. The research population who were successfully interviewed was 69,662 families. The sample research was coverage in Province Bengkulu were 341 people. Data analysis are univariable and bivariable chi-square. Results: 71.6% of adolescents in Bengkulu Province plan to get married when they are 21 years old for women and 25 years for men. Gender is factor enabling that influences maturity of age marriage (p-value=0.013 OR: 1,89 CI 95%: 1,16-3,07). Residence of adolescents (p-value=0.374) and wealth index of adolescents (p value=0.491) did not have a significant relationship with maturity of age marriage of adolescent in Bengkulu Province. Conclusion: Understanding of the ideal age for marriage needs to be give early as possible to prevent child marriage. Interventions related to maturity age marriage in rural areas need to be increased for adolescents through PLB which is an extension of the BKKBN.
Edukasi Kesehatan Stunting di Kabupaten Bengkulu Utara: Health Education of Stunting in Bengkulu Utara Wulan Angraini; Bintang Agustina Pratiwi; M. Amin; Riska Yanuarti; Henni Febriawati; M. Ismail Shaleh
Poltekita : Jurnal Ilmu Kesehatan Vol. 14 No. 1 (2020): May
Publisher : Poltekkes Kemenkes Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33860/jik.v14i1.36

Abstract

Pemantauan status gizi Kabupaten Bengkulu Utara bulan Juni 2018 menunjukkan prevalensi stunting 9,03% dari total 1.289 balita yang diukur status gizi dalam status gizi stunting. Puskesmas Argamakmur merupakan salah satu yang tertinggi jumlah balita dengan status gizi stuntingberjumlah 143 orang. Penelitian ini bertujuan untuk mengedukasi kesehatan stunting terhadap pengetahuan dan sikap ibu di Puskesmas Arga Makmur Kabupaten Bengkulu Utara. Penelitian ini menggunakan metode quasy experimentdengan pre danpost test one group pada 29 Juli sampai dengan 19 Agustus 2019 di Puskesmas Arga Makmur Kabupaten Bengkulu Utara. Populasi dalam penelitian ini seluruh ibu yang memiliki balita sedangkan sampel merupakan sebagian ibu yang memiliki anak usia 24-36 bulan dengan teknik accedental samplingsebanyak 19 responden. Analisis data menggunakan uji Compare Means Paired T-Test. Analisis data didapatkan rerata sebelum diberikan edukasi kesehatan terhadap pengetahuan (4,95), sikap (24,21), rata- rata sesudah di berikan edukasi kesehatan terhadap pengetahuan (7,89), sikap (29,58). Rerata pengetahuan dan sikap meningkat tentang stuntingsetelah edukasi pendidikan kesehatan dalam bentuk flipchat (lembar balik) di Puskesmas Arga Makmur Kabupaten Bengkulu Utara.
Pengetahuan dan Sikap Ibu Menyusui Tentang Asi Eksklusif Pada Masa Pandemi Covid-19 Loli Kambera; Bintang Agustina Pratiwi; Riska Yanuarti; Oktarianita Oktarianita; Nopia Wati
Poltekita : Jurnal Ilmu Kesehatan Vol. 15 No. 3 (2021): November
Publisher : Poltekkes Kemenkes Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33860/jik.v15i3.493

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan pengetahuan dan sikap ibu sebelum dan sesudah diberikan edukasi tentang ASI Eksklusif di masa pandemi Covid-19 Wilayah Kerja Puskesmas Lingkar Timur Kota Bengkulu. Jenis penelitian quassy experimental dengan rancangan one group pretest-posttest design. Penelitian dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Lingkar Timur. Populasi penelitian yaitu semua Ibu menyusui yang memiliki bayi usia 0 – 6 bulan di wilayah kerja Puskesmas Lingkar Timur Kota Bengkulu berjumlah sebanyak 59 orang, selanjutnya sampel diambil dengan teknik purposive sampling. Data yang terkumpul dianalisis, univariat dan bivariat (paired sample t test). Hasil analisis univariat menunjukan bahwa rata-rata skor pengetahuan sebelum edukasi sebesar 11,76 dan sesudah edukasi sebesar 15,69, sedangkan rata-rata skor sikap sebelum edukasi sebesar 78,93 dan sesudah edukasi sebesar 98,80. Hasil analisis bivariat menunjukan bahwa terdapat perbedaan signifikan pengetahuan (P value = 0.000) dan sikap (P Value = 0.000) sebelum diberikan edukasi dan sesudah diberikan edukasi ASI Eksklusif. Edukasi sebaiknya terus dilakukan terutama selama masa pandemic, sehingga ibu tetap semangat terus memberikan ASI eksklusif
ANALISIS HIGIENE SANITASI DEPOT AIR MINUM DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SIDOMULYO KOTA BENGKULU Yuni Kartika; Henni febriawati; Muhammad Amin; Riska Yanuarti; Wulan Angraini
Jurnal Kesmas (Kesehatan Masyarakat) Khatulistiwa Vol 8, No 1 (2021): JURNAL KESMAS (KESEHATAN MASYARAKAT) KHATULISTIWA
Publisher : Universitas Muhammadiyah Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29406/jkmk.v8i1.2674

Abstract

Air minum adalah air yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung di minum. Bersadarkan survei pendahuluan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Sidomulyo Kota Bengkulu saat ini sebagaian besar menggunakan air produksi dari Depot Air Minum (DAM) untuk dikonsumsi karena tidak perlu dimasak, harganya murah dan terdapat layanan jemput antar sehingga tidak perlu membeli langsung ke depot. Tujuan dari penelitian ini adalah diketahuinya pelaksanaan higiene sanitasi DAM dan kandungan mikrobiologi pada air minum. Jenis penelitian ini adalah kualitatif berupa deskriptif, menggunakan lembar kuesioner dari Permenkes RI No. 43 Tahun 2014 tentang Higiene Sanitasi Depot Air Minum. Jumlah sumber informan pada penelitian ini sebanyak 7 DAM. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua DAM tidak memenuhi syarat kelaikan fisik dan pemeriksaan secara laboratorium menunukkan 2 DAM tidak memenuhi syarat karena ditemukan bakteri e.coli dan colifrom. Kesimpulan dari penelitian ini adalah beberapa aspek higiene sanitasi yang masih perlu diperhatikan seperti penjamah, air baku, air minum, dan sanitasi dasar belum tersedianya tempat pembuangan sampah, pembuangan air limbah yang tertutup dan tempat cuci tangan. Disarankan kepada masyarakat untuk membeli air minum dari depot air minum yang memenuhi syarat kesehatan dengan cara memperhatikan hasil uji laboratorium.
PENGETAHUAN IBU, AKSES AIR BERSIH DAN DIARE DENGAN STUNTING DI PUSKESMAS ATURAN MUMPO BENGKULU TENGAH Wulan Angraini; Mohammad Amin; Bintang Agustina Pratiwi; Henni Febriawati; Riska Yanuarti
Jurnal Kesmas (Kesehatan Masyarakat) Khatulistiwa Vol 8, No 2 (2021): JURNAL KESMAS (KESEHATAN MASYARAKAT) KHATULISTIWA
Publisher : Universitas Muhammadiyah Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29406/jkmk.v8i2.2816

Abstract

Stunting merupakan masalah gizi kronik yangmana pencegahan harus dilakukan sejak dari dalam kandungan ibu. Laporan gizi Puskesmas Aturan mumpo menunjukkan dari 312 balita terdapat 15 orang balita pendek dan 1 orang sangat pendek. Dampak dari stunting terlihat bukan dari jangka pendek namun akan terlihat pada jangka panjang kelak ketika ia dewasa akan cenderung overweight dan rentan terhadap penyakit tidak menular. Tujuan dari penelitian ini adalah diketahuinya hubungan pengetahuan ibu, akses air bersih dan diare dengan kejadian stunting di wilayah kerja Puskesmas Aturan Mumpo Kabupaten Bengkulu Tengah. Penelitian ini observasional dengan rancangan cross sectional dengan menggunakan. Penelitian dilaksanakan pada Februari-Maret 2021. Sampel ibu yang memiliki anak berusia 24 – 59 bulan yang berada di wilayak kerja Puskesmas Aturan Mumpo Kabupaten Bengkulu Tengah dengan metode penarikan sampel purposive sampling. Analisis data univariat dan bivariate chi-squaare. Hasil penelitian menunjukkan ibu yang memiliki balita berstatus gizi stunting berpengetahuan kurang sebesar 45,5% dan ibu yang memiliki balita dengan status gizi normal berpengetahuan baik 83,1%, ibu yang memiliki akses air bersih dengan risiko tinggi mempunyai balita dengan status gizi stunting 43,8%, ibu yang memiliki akses air bersih dengan risiko sedang mempunyai balita dengan status gizi stunting 15,5%, ibu yang memiliki akses air bersih dengan risiko rendah mempunyai balita dengan status gizi stunting 14,3%, ada hubungan antara pengetahuan ibu dan akses sarana air bersih dengan kejadian stunting. Balita dengan berstatus gizi stunting pernah mengalami diare sebesar 35,7% dan balita dengan status gizi normal tidak pernah mengalami diare 82,4%, tidak ada hubungan diare dengan kejadian stunting di Wilayah Kerja Puskesmas Aturan Mumpo Kabupaten Bengkulu Tengah. Disarankan diadakannya kunjungan rumah mulai dari awal atau pada saat kehamilan sehingga bisa mengontrol perkembangan dan pertumbuhan balita
Pengetahuan dan Sikap Berhubungan dengan Risiko Penularan Virus Covid-19 pada Masyarakat di Wilayah Kerja Puskesmas Lingkar Barat Kota Bengkulu Siti Nurazisah; Henni Febriawati; Bintang Agustina Pratiwi; Oktarianita Oktarianita; Wulan Angraini; Riska Yanuarti
Jurnal Kesehatan Masyarakat Indonesia Volume 16. No. 3. Tahun 2021
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (297.118 KB) | DOI: 10.26714/jkmi.16.3.2021.160-167

Abstract

Latar Belakang: Covid-19 mewabah dengan cepat keseluruh penjuru dunia karena keunikan model penyebarannya, sehingga pergerakan dan penyebaran virus terus meningkat. Tujuan: untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap dengan risiko penularan virus Covid-19 pada masyarakat di wilayah kerja puskesmas Lingkar Barat Kota Bengkulu. Metode: Jenis penelitian kuantitatif dengan rancangan cros sectional. Sampel sebanyak 96 responden dengan teknik simple random sampling. Pengumpulan data penelitian menggunakan kuesioner yang telah diuji validitas dan reabilitas. Analisis data penelitian berupa analisis univariat dan bivariat menggunakan uji chi-quare. Hasil: penelitian menunjukan dari 96 responden sebagian besar memiliki pengetahuan baik yaitu 66,7%, dengan masyarakat mayoritas memiliki sikap positif yaitu 56,3% dan 69,8% masyarakat berisiko rendah tertular Covid-19. Hasil analisis bivariat menunjukan ada hubungan antara pengetahuan dan sikap dengan risiko penularan Covid-19 (p value < 0,05). Kesimpulan: Pengetahuan yang baik dan sikap yang positif dari masyarakat dalam menghadapi pandemi Covid-19 dapat membuat masyarakat melakukan tindakan nyata untuk mengurangi risiko tertular Covid-19.
Analisis Ketersediaan Fasilitas Kesehatan dan Pencapaian Universal Health Coverage Jaminan Kesehatan Nasional se Provinsi Bengkulu Yandrizal Yandrizal; Desri Suryani; Betri Anita; Henni Febriawati; Riska Yanuarti; Bintang Agustina Pratiwi; Heldi Saputra
Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia Vol 5, No 3 (2016)
Publisher : Center for Health Policy and Management

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (179.848 KB) | DOI: 10.22146/jkki.v5i3.30668

Abstract

ABSTRACTIntroduction: The National Health Insurance began in 2014 gradually toward Universal Health Coverage. The purpose of the National Health Insurance in general is easier for people to access health services and obtain quality health services. Health providers are limited, extensive spread of population and limited access, leading to less supply (provision of services) by the government and other parties, so it would appear inequality and financing of health care.Purpose: to know the availability of health care facilities as well as efforts to achieve compliance with Univarsal Coverange Health in Bengkulu Province.Metoe Research: Research using design analysis method formative To assess the implementation of policies. Descriptive study is observational, presents an overview and focus on solving the actual problem. The unit analyzes the data collection was health facilities using quantitative and qualitative approaches.Results And Discussion: The first-level health facilities(FKTP) as much as 272 units, 590 units needs. Puskesmas capitation average Rp. 4847, -. All hospitals are already working with BPJS and needs a bed in 1769, the highest available FKTP 1329. Utilization of Physician Practice. Government encourages open pratama clinics and doctors as well as provide opportunities practice at the PPDS.Conclusion: The first-level health facilities are lacking. Doctors and dentists in the health centers are still less impact on the small capitation funds received. Local Government clinics and physician practices to encourage and develop the health center. Shortage of specialist doctors by maximizing all participants Medical Education Program Specialist of the Bengkulu Province can return by providing specialist medical support equipment and incentives.Keywords: Equity Services, Access Services, Equity Health Care Financing.ABSTRAKLatar belakang: Jaminan Kesehatan Nasional dimulai pada Tahun 2014 secara bertahap menuju Universal Health Coverage. Tujuan Jaminan Kesehatan Nasional secara umum yaitu mempermudah masyarakat untuk mengakses pelayanan kesehatan dan mendapatkan pelayanan kesehatan yang bermutu. Pemberi pelayanan kesehatan yang terbatas, penyebaran penduduk yang luas dan akses yang terbatas, menyebabkan kurang supply (penyediaan layanan) oleh pemerintah dan pihak lain, sehingga akan muncul ketidakmerataan pelayanan dan pembiayaan kesehatan.Tujuan: mengetahui ketersediaan fasilitas pelayanan kesehatan serta upaya pemenuhan untuk mencapai Univarsal Health Coverange di Provinsi Bengkulu.Metode: penelitian menggunakan rancangan metode analisisformatif Untuk menilai pelaksanaan kebijakan. Jenis penelitian deskriptif yang bersifat observasional, menyajikan Gambaran dan memusatkan pada pemecahan masalah aktual. Unit analisis fasilitas kesehatan. Pengumpulan data menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif.Hasil: Fasilitas kesehatan tingkat pertama (FKTP) sebanyak 272 unit, kebutuhan 590 unit. Kapitasi Puskesmas rerata Rp. 4.847,-. Semua rumah sakit sudah bekerja sama dengan BPJS dan kebutuhan tempat tidur 1769, tersedia 1329. Pemanfaatan FKTP tertinggi Dokter Praktek. Pemerintah mendorong buka klinik pratama dan prakter dokter serta memberi kesempatan Pendidikan Dokter Spesialis.Kesimpulan: Fasilitas kesehatan tingkat pertama masih kurang. Dokter umum dan dokter gigi di Puskesmas masih kurang berdampak kepada kecil dana kapitasi yang diterima. Pemerintah Daerah mendorong klinik dan dokter praktek dan mengembangkan Puskesmas Perawatan. Kekurangan dokter spesialis dengan memaksimalkan semua peserta Program Pendidikan Dokter Spesialis dari Provinsi Bengkulu dapat kembali dengan menyediakan peralatan penunjang medis spesialistik dan insentif .Kata Kunci : Pemerataan Pelayanan, Akses Pelayanan, Pemerataan Pembiayaan Kesehatan.
Analisis Besaran dan Pembayaran Kapitasi Berbasis Komitmen Pelayanan terhadap Pengendalian Rujukan di Puskesmas Kota Bengkulu Henni Febriawati; Yandrizal Yandrizal; Yulia Afriza; Bintang Agustina Pratiwi; Riska Yanuarti; Desri Suryani
Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia Vol 6, No 4 (2017)
Publisher : Center for Health Policy and Management

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2719.886 KB) | DOI: 10.22146/jkki.v6i4.30890

Abstract

Background: Puskesmas as primary health care center where the role of Puskesmas is interpreted as gate keeper or first contact and referral agent in accordance with standard of medical service. BPJS Kesehatan always strives to increase efficiency and effectiveness by developing quality control system of service and payment system of health service through capitation payment pattern to first  level health facility. Problem formulation, how the implementation of Kapuas basaran policy based on fulfillment of service commitment to control at Public Health Center of Bengkulu City. Research Objective, knowing the role of policy of capitation scale based on fulfillment of service commitment to referral control at public health center Bengkulu City. Research methods: This research uses quantitative and qualitative method with exploratory research design, unit of Puskesmas analysis in Bengkulu City. The type of this research is descriptive research to describe the implementation of capitation policy based on fulfillment of service commitment to referral number in public health center Bengkulu City. Results and discussion:Referral from public health center in Bengkulu City decreased from 2014 as many as 113,075 visits and 25,183 (22.27%) referrals, by 2015 149,483 visits and 26,963 (18.04%) referrals, 2016 226,313 visitation and 23,545 referrals (10 , 40%) In 2016 the number of participants in Bengkulu City was 156,854 inhabitants and the number of contact rate was 15.726 (10.06%). Visits were 13,068 (8.33%) and healthy visits 2,658 (1.69%). All informants understand about the activities undertaken to achieve the safe zone target ratio. Conclusions and recommendations:The implementation of a service commitment-based capitation policy can control the referral of the public health center. Informants have a common perception in achieving contact numbers to achieve the target of safe zones and achievement zones by optimizing public health efforts and individual health efforts to make healthy visits and sick visits to the community. Policy implementation can be developed by maximizing existing community health efforts in Puskesmas, improving the achievement of contact rates indicator, non-specialist referral ratios, and proline visits routinely.
Faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Pernikahan Usia Dini Wulan Angraini; Bintang Agustina Pratiwi; Henni Febriawati; Riska Yanuarti; Betri Anita; Oktarianita Oktarianita
Jurnal Biometrika dan Kependudukan (Journal of Biometrics and Population) Vol. 8 No. 2 (2019): JURNAL BIOMETRIKA DAN KEPENDUDUKAN
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/jbk.v8i2.2019.183-191

Abstract

Bengkulu Tengah is one of the Regencies in Bengkulu Province with the highest number of marriages in the early age compared to the other nine regencies/cities, which amounted to 29.12 percent. This study aims to determine the factors that influence early marriage in Bengkulu Tengah District. This type of research is quantitative, the population were all married couples in January-September 2017. Sampling using Propotional Random Sampling technique with a total sample of 237 people. Data was collected using a valid and reliable questionnaire then analyzed using univariate and multivariabel analysis (Multiple Linear Regression Test). The result show that youngest age of marriage is 15 years, lowest income Rp 100,000, youngest menarche age 10 years, average knowledge score 6.19, attitude 29.43, media exposure 1.63, influence of friend 5, parental support 2.23, stigma 4.29. The factors that influence the occurrence of early marriage are knowledge, Age of Menarche, and Media (p value < 0.05). The age of Menarche is the most influential factor in the age of marriage. The younger the age of menarche, the younger the age of one's marriage. It is better for teens who have experienced menstruation to maintain their reproductive health by delaying marriage in their teens.
Co-Authors Achmad Allfaress , Reffky Afriyanto Afriyanto Afriyanto Agung Suhadi Agus Ramon Agus Ramon, Agus Agustinawati, Zulaikha Amrullah, Hilma Andri, Juli Aprilia, Miranti ardianti, jeni Betri Anita Betri Anita Betrianita Betrianita Bintang Agustina Pratiwi Cahyo Prihantoro Delvita Efrianti Desri Suryani Egi Alifia putri Emi kosvianti1, 2 , Emy Susanti3 , Windhu Purnomo4, Agung Suhadi5 Erni Riany ESSY TUWI SUSANTI EVA OKTAVIDIATI, EVA Fandini, Mutia Ade Fatmawati, Tresna Fauzia Farah Az Zahra Febyona Jolest Puteri Feni Ramandani Fitri Wulandari Harjuita, Tiara Rifki Heldi Saputra Heni Helvia Henni Febriawati Henni Febriawati Henni Febriawati Henni Febriawati, Henni Hilma Amrullah Husin, Hasan Ida Samidah Kambera, Loli Lina, Liza Fitri Loli Kambera Loli Kambera Lusi Okavianti M. Amin M. Amin M. Amin M. Amin M. Ismail Shaleh Maghfiroh, Arina Amalia Mandraguna, Yosa Meilanda, Vella Mohammad Amin Mohammad Amin Mohammad Amin Muhammad Amin Muhammad Arif Tobing Mutia Ade Fandini Okavianti, Lusi Oktarianita, Oktarianita P, Bintang Agustina Padila Padila Padila Padila, Padila Pebi Fermana Pradani, Ahmad Bagas PRAMITA, CHANDRA WIDIATNI Putri Wulan Dari Raju Sungsang Amir Rizal, Achmad Faisal Sabrina Sella Samidah, Ida Sandos Yedilau Sefdiyanto, Riki Sella Wiritanaya Selvia Novitasari Shaleh, M. Ismail Sinta, Fera Siti Nurazisah Sri Dwi Nengsih Tiara Monica Tiara Rifki Harjuita Wati, Nopia Wulan Angraini Wulan Angraini Yandrizal Yandrizal Yanti, Lussyefrida Yulia Afriza Yundari, Yundari Yuni Kartika Zulaikha Agustina Wati Zulaikha Agustinawati