Claim Missing Document
Check
Articles

Found 20 Documents
Search

VALIDITAS DAN RELIABILITAS KUESIONER MENTAL HEALTH CONTINUUM SHORT FORM (MHC-SF) PADA IBU HAMIL Perwitasari Perwitasari; Risky Puji Wulandari; Tenny Tarnoto; Ajeng Hayuning Tiyas
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 5 No. 2 (2024): JUNI 2024
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jkt.v5i2.27440

Abstract

Kesehatan mental maternal selama periode kehamilan diketahui berdampak pada outcome kehamilan dan janin. Pengukuran kesehatan mental terbagi menjadi aspek positif dan negatif. Banyak penelitian yang berfokus pada kesehatan mental negatif dimana mengukur adanya gejala seperti depresi, kecemasan, dan distress psikologis. Modifikasi kuesioner Mental Health Continuum-Short Form (MHC-SF) untuk menilai kesehatan mental aspek positif telah digunakan di Indonesia pada sampel berusia 17-54 tahun, namun belum diketahui validitasnya terhadap sampel ibu hamil. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui validitas dan reliabilitas kuesioner modifikasi MHC-SF pada ibu hamil. Desain penelitian ini menggunakan metode deskriptif statistik untuk uji validitas dan reliabilitas MHC-SF yang telah dimodifikasi dan berjumlah 11 item. Sampel sebanyak 30 responden ibu hamil yang tinggal di wilayah Magelang Provinsi Jawa Tengah diambil sesuai kriteria inklusi dan eksklusi. Penelitian dilakukan pada bulan Maret hingga April 2023 menggunakan google form. Analisis pearson correlation untuk menilai validitas dan cronbach alpha untuk uji reliabilitas. Hasil analisis menunjukkan sebelas pernyataan memiliki nilai r hitung 0,569 - 0,933, tidak ada r hitung lebih dari r tabel (0,316), sehingga seluruh item dinyatakan valid. Nilai cronbach’s alpha sebesar 0,906 yang mengindikasikan bahwa kuesioner modifikasi MHC-SF sangat reliabel karena nilai reliabilitas ? 0,9. Penelitian ini menyimpulkan kuesioner MHC-SF yang dimodifikasi dengan jumlah 11 item memiliki nilai validitas dan reliabilitas yang baik sehingga dapat digunakan untuk melakukan skrining dan mempromosikan kesehatan mental ibu hamil.
Hubungan Pengetahuan Ibu dan Dukungan Suami terhadap Pemakaian Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) di Kecematan Mamuju Yulianti Anwar; Erna Amin; Ajeng Hayuning Tiyas
Indonesia Berdaya Vol 5, No 3 (2024)
Publisher : UKInstitute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47679/ib.2024887

Abstract

Metode kontrasepsi jangka panjang memiliki tingkat efektivitas yang lebih tinggi dibandingkan metode KB lainnya. Jenis MKJP adalah IUD, implan, MOW dan MOP. Cakupan keikutsertaan KB MKJP di Kabupaten Mamuju tahun 2021 masih rendah yaitu 12,1%, jauh di bawah rata-rata nasional 23,1% (SDKI, 2017) dan target nasional di tahun 2021 25,93%. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pengetahuan ibu dan dukungan suami terhadap  pemakaian Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) di Kecematan Mamuju. Metode penelitian yang digunakan adalah mixed methods dengan desain sequential explanatory designs, dimana pada tahap pertama penelitian dilakukan dengan menggunakan metode kuantitatif (survei cross sectional) dan pada tahap kedua dilakukan dengan metode kualitatif. Teknik pengumpulan data kuantitatif dengan dengan kuesioner, data kualitatif dengan indepth interview, dan studi dokumen, sampel sebanyak 121 orang responden dengan teknik proportional stratified random sampling.Analisis data yang digunakan untuk data kuantitatif adalah analisis univariat, analisis bivariat dengan uji statistik chi square test. Analisa data kualitatif menggunakan analisa tematik dengan tahapan reduksi data, penyajian data, dan verifikasi data. Hasil penelitian berdasarkan Chi Square Test menunjukkan ada hubungan antara pengetahuan (p value = 0,028) dan dukungan suami (p value = 0,23) terhadap keikutsertaan KB MKJP. Artinya bahwa tingkat pengetahuan ibu merupakan variabel yang berpengaruh pada WUS untuk memutuskan menggunakan KB MKJP  disusul dukungan suami. KIE dan konseling yang efektif dari tenaga kesehatan sangat dibutuhkan bagi PUS dalam menentukan kontrasepsi yang tepat dan efektif dalam menjarangkan atau membatasi kehamilan.
Peningkatan Pengetahuan Ibu Hamil tentang IMD dan ASI Eksklusif di Puskesmas Beru-Beru, Kab. Mamuju Ajeng Hayuning Tiyas; Erna Amin; Yulianti Anwar
Jurnal Pengabdian Masyarakat Indonesia Vol 4 No 1 (2024): JPMI - Februari 2024
Publisher : CV Infinite Corporation

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52436/1.jpmi.2045

Abstract

Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan salah satu indikator penting dalam menentukan tingkat kesehatan masyarakat. Salah satu upaya untuk menekan angka kematian bayi adalah dengan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dan dilanjutkan dengan pemberian ASI secara eksklusif sampai bayi berusia 6 bulan. Persentase bayi baru lahir yang dilakukan IMD di Provinsi Sulawesi Barat masih rendah 57,03%, di bawah rata-rata nasional yaitu 64,55%, sedangkan untuk persentase pemberian ASI eksklusif pada bayi usia kurang dari 6 bulan sebesar 27,8%, terendah ketiga setelah Provinsi Papua dan Papua Barat. Diantara wilayah Kabupaten Mamuju, Kecamatan Kalukku masuk ke dalam 3 kecamatan dengan cakupan ASI yang masih rendah. Berdasarkan masalah tersebut disusun suatu kegiatan pengabdian masyarakat sebagai upaya meningkatkan cakupan pemberian ASI eksklusif khususnya di wilayah kerja Puskesmas Beru-Beru Kecamatan Kalukku melalui kegiatan peningkatan pengetahuan kepada ibu hamil tentang Inisiasi Menyusui Dini (IMD) dan ASI eksklusif di lokasi tersebut. Metode pelaksanaan kegiatan pengabdian pada masyarakat ini dilakukan dengan melakukan penyuluhan kesehatan, pemberian booklet dan pendampingan kader untuk memastikan pelaksanaan IMD dan pemberian ASI eksklusif berjalan dengan baik. Hasil dari kegiatan ini menghasilkan adanya peningkatan pengetahuan ibu hamil tentang IMD dan ASI eksklusif dan meningkatnya persentase cakupan pemberian IMD pada bayi baru lahir.
Relationship Between Age and Education of Women of Fertile Age with Participation in Long-Term Contraceptive Methods Erna Amin; Ajeng Hayuning Tiyas; Yulianti Anwar; Suryanti S; Nur Anita
Genius Journal Vol. 5 No. 1 (2024): GENIUS JOURNAL
Publisher : Inspirasi Foundation

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56359/gj.v5i1.366

Abstract

Objective: The aim of this research is to determine the relationship between age and education and the decision of women of childbearing age (WUS) to become MKJP family planning acceptors in Mamuju District. Method: This research is quantitative research with a cross-sectional method. Data collection techniques include questionnaires. The data analysis used was univariate analysis and bivariate analysis with the chi square statistical test. Result: The results of research based on the Chi Square Test show that there is a relationship between age (p value = 0.050) and education (p value = 0.017) and MKJP family planning participation. Conclusion: The results of this study explain that there is a relationship between age, education, and WUS participation in family planning programs using long-term contraceptive methods.
Unmet Need KB pada WUS di Kabupaten Mamuju : Studi Fenomenologi Ajeng Hayuning Tiyas; Erna Amin; Yulianti Anwar; Nurdiana Nurdiana; Neneng Julianti
Jurnal Kebidanan Vol 13 No 1 (2023): Jurnal Kebidanan Maret 2023
Publisher : ITSKES Insan Cendekia Medika Jombang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35874/jib.v13i1.1166

Abstract

Unmet need KB atau kebutuhan ber-KB yang tidak terpenuhi merupakan salah satu indikator terhadap kinerja pelayanan program Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi. Unmet need adalah kelompok wanita usia subur yang tidak menggunakan kontrasepsi namun tidak ingin hamil baik untuk menjarangkan ataupun membatasi kehamilan. Unmet need KB meningkatkan resiko aborsi dan komplikasi pada kehamilan, persalinan dan nifas karena adanya kehamilan tidak diinginkan, jarak hamil terlalu dekat, melahirkan terlalu banyak maupun komplikasi lainnya. Tujuan penelitian ini adalah mengeksplorasi informasi secara mendalam penyebab tingginya angka unmet need KB di Kabupaten Mamuju baik dari segi hambatan klien (demand side) di level personal. Metode penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Sampel diambil dengan teknik purposeful sampling dengan strategi criterion sampling. Informan utama adalah wanita usia subur dengan unmet need, informan pendukung suami dari wanita unmet need, bidan Puskesmas, PLKB, PPKBD/sub PPKB di wilayah Kecamatan Mamuju dan Kecamatan Simboro dan Kepulauan. Teknik pengumpulan data dengan indepth interview, focus group discussion (FGD) dan studi dokumen. Analisa data menggunakan analisa tematik. Hasil penelitian menunjukkan beberapa hambatan WUS di level personal dalam menggunakan KB yaitu kurangnya pemahaman resiko kehamilan tidak diinginkan, motivasi lemah menggunakan kontrasepsi modern, persepsi negatif kontrasepsi modern, persepsi rendah terhadap fertilitas, dan strategi yang dinilai efektif dalam mencegah kehamilan.
LOCAL HERBAL INTERACTIVE MEDIA AS A BEHAVIORAL INTERVENTION FOR ANEMIA PREVENTION IN PREGNANCY Rr. Nindya Mayangsari; Ajeng Hayuning Tiyas; Etni Dwi Astuti; Erinda Nur Pratiwi; Aris Noviani
Media Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Vol. 35 No. 2 (2025): MEDIA PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEHATAN
Publisher : Poltekkes Kemenkes Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34011/jmp2k.v35i2.3150

Abstract

Anemia pada wanita hamil merupakan masalah kesehatan masyarakat yang signifikan dan dapat memengaruhi hasil kehamilan ibu dan janin. Salah satu pendekatan efektif untuk mencegah anemia adalah melalui intervensi edukasi yang tepat. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh media interaktif berbasis herbal lokal terhadap perilaku pencegahan anemia pada ibu hamil. Desain penelitian kuasi-eksperimental dengan pendekatan kelompok kontrol pretest-posttest dilakukan di Puskesmas Sempaja pada 1 Januari hingga 30 Maret 2025. Sebanyak 60 ibu hamil pada trimester kedua dan ketiga dipilih menggunakan purposive sampling dan dibagi menjadi kelompok intervensi dan kontrol. Kelompok intervensi menerima edukasi menggunakan media interaktif tentang herbal lokal, termasuk modul digital, infografis, dan video edukasi mengenai daun kelor, bayam, dan kereklama. Pendidikan menggunakan media interaktif berbasis herbal lokal selama tiga sesi dalam satu minggu, dengan durasi 30-45 menit per sesi  yang disampaikan secara tatap muka oleh peneliti. Kelompok kontrol menerima konseling tentang anemia pada ibu hamil sesuai dengan standar pelayanan dari puskesmas sejumlah satu sesi dengan durasi 30 menit secara tatap muka tanpa media interaktif. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner yang divalidasi untuk mengukur perilaku pencegahan anemia, yang mencakup pengetahuan, sikap, dan praktik. Analisis data dilakukan dengan uji-t berpasangan dan uji-t independen (p < 0,05). Hasil menunjukkan bahwa kelompok intervensi mengalami peningkatan perilaku pencegahan anemia yang signifikan (p = 0,000), sedangkan kelompok kontrol tidak mengalami perubahan yang signifikan (p = 0,083). Kesimpulannya, media interaktif berbasis herbal lokal efektif dalam meningkatkan perilaku pencegahan anemia pada ibu hamil dan dapat menjadi alternatif pendidikan kesehatan yang inovatif serta relevan secara budaya.
Pemberdayaan Kader KB dalam Meningkatkan Penggunaan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang pada Pasangan Usia Subur di Kelurahan Rangas, Kabupaten Mamuju, Provinsi Sulawesi Barat Anwar, Yulianti; Tiyas, Ajeng Hayuning; Sunar, Sunar
Jurnal Pengabdian Masyarakat Indonesia Vol 5 No 3 (2025): JPMI - Juni 2025
Publisher : CV Infinite Corporation

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52436/1.jpmi.3397

Abstract

Berdasarkan data profil kesehatan Provinsi Sulawesi Barat, cakupan peserta KB MKJP di Provinsi Sulawesi Barat masih rendah dan di bawah rata-rata nasional yaitu 11,20%, dari total cakupan peserta KB aktif sebesar 46,79%. Di antara wilayah Provinsi Sulawesi Barat, Kabupaten Mamuju, merupakan salah satu wilayah dengan cakupan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) yang masih rendah yakni 9,7%,. Untuk mendorong minat PUS tersebut harus didukung dengan peran kader KB guna meningkatkan pengetahuan dan memberikan pengaruh pada PUS untuk menggunakan MKJP. Berdasarkan masalah tersebut disusun suatu kegiatan pengabdian masyarakat sebagai upaya meningkatkan penggunaaan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) pada Pasangan Usia Subur (PUS) melalui pemberdayaan kader KB di Kelurahan Rangas, Kabupaten Mamuju tersebut. Metode pelaksanaan kegiatan pengabdian pada masyarakat ini dilakukan dengan melakukan pelatihan KIE/Konseling pada kader KB, pembagian ABPK, Roda Klop dan buku saku kepada kader KB serta pendampingan pelaksanaan KIE/Konseling oleh kader KB kepada PUS dan pemantauan penjaringan calon akseptor KB sampai mendapatkan pelayanan sesuai dengan target di wilayah kelurahan Rangas. Sebelum  pelatihan dilakukan Pre Test dan  hasil pre test menunjukan bahwa dari 21 orang peserta kegiatan, sebagian besar tingkat pengetahuan peserta berada pada kategori cukup yaitu 10 orang (48%), 7 orang kurang (33%) sedangkan yang memiliki pengetahuan awal dalam kategori baik sebanyak 4 orang (19%).  Dan setelah kegiatan hasil post test menunjukan bahwa dari 21 orang peserta kegiatan, terdapat peningkatan pengetahuan terkait pemberian KIE/Konseling. Hasil post test menunjukkan bahwa seluruh nilai peserta masuk kategori baik (100%)
Pemberdayaan PLKB dan PPKBD melalui Pelatihan KIE/Konseling dalam Rangka Meningkatkan Keikutsertaan KB di Kabupaten Mamuju Amin, Erna; Tiyas, Ajeng Hayuning; Anwar, Yulianti
Reswara: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 5, No 2 (2024)
Publisher : Universitas Dharmawangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46576/rjpkm.v5i2.4068

Abstract

Tingginya jumlah penduduk di Indonesia salah satu sebabnya adalah tingginya Total Fertility Rate (TFR). Sedangkan penyebab tingginya TFR adalah Contraceptive Prevalence Rate yang rendah salah satunya di Kabupaten Mamuju dengan presentase CPR sebesar 49,15% pada tahun 2021. Perlu adanya penguatan pemberdayaan kader khususnya PLKB (Petugas Lapangan KB) sebagai garda terdepan yang mempunyai peran penting dalam memberikan pemahaman, pengetahuan melalui KIE kepada masyarakat tentang pentingnya mengikuti program KB. Tujuan kegiatan PkM  ini adalah meningkatnya pengetahuan dan keterampilan PLKB dan PPKBD dalam melakukan KIE/konseling KB sehingga dapat meningkatkan cakupan keikutsertaan KB pada PUS di Kabupaten Mamuju. Mitra dan sasaran kegiatan ini yaitu Kepala Dinas PPKB, PLKB, PPKBD, dan pasangan usia subur (PUS) di Kabupaten Mamuju. Kegiatan PkM dilakukan dengan memberikan pelatihan KIE/konseling KB untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan PLKB dalam melakukan KIE, serta pendampingan PLKB melalui pemberian ABPK berupa RODA KLOP, dan pemantauan penjaringan calon akseptor KB sampai mendapatkan pelayanan sesuai dengan target. Hasil yang dicapai yaitu peningkatan pemahaman PLKB dalam melakukan KIE/Konseling dengan rata-rata nilai posttest sebesar 75.
Sociodemographic and psychosocial factors influencing Long-Term Contraceptive Method (LTCM) uptake among Indonesian women: A mixed-methods study Hayuning Tiyas, Ajeng; Amin, Erna; Anwar, Yulianti
Journal of Current Health Sciences Vol. 5 No. 4: 2025
Publisher : Utan Kayu Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47679/jchs.2025129

Abstract

Despite the high effectiveness of long-term contraceptive methods (LTCM), participation rates in Indonesia—particularly in Mamuju—remain well below national targets, highlighting an urgent public health gap. This study addresses this issue by investigating the interplay of sociodemographic and psychosocial determinants shaping women’s decisions to adopt LTCM, using a sequential explanatory mixed-methods design. A total of 120 women of reproductive age were purposively sampled for quantitative analysis, followed by in-depth interviews with 10 diverse informants. Quantitative findings identified parity as the most influential factor: women with three or more children were over nine times more likely to use LTCM, followed by age over 35, knowledge, and husband’s support, while higher education showed an inverse association. Psychosocial variables such as value of children and perception of the ideal family, though culturally significant, did not independently predict LTCM use. Qualitative insights revealed that husband’s approval and practical economic or health concerns often outweighed cultural ideals. These results suggest that interventions must prioritize tailored IEC for high-parity and older women, empower male partners, and strengthen service accessibility. Family planning programs in similar contexts should integrate couple-based counseling and community engagement to drive LTCM uptake and address persistent gaps in reproductive health outcomes.
Social Cultural Aspects During Childbirth of Coastal Community Mamuju Regency Supriadi, Rizky Febriyanti; Ashriady, Ashriady; Mariana, Dina; Tiyas, Ajeng Hayuning; Salim, Luthfi Agus
Jurnal Bidan Cerdas Vol. 7 No. 2 (2025)
Publisher : Poltekkes Kemenkes Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33860/jbc.v7i2.3426

Abstract

Background: Pregnancy and birth experience is essentially a social construction shaped by cultural perceptions and practices. It is crucial for healthcare professionals to identify the most common practices in their environment to improve the concept of care for the patients. This study aimed to determine the socio-cultural aspects of childbirth care in the coastal area of Mamuju (Karampuang and Beru-Beru villages), Mamuju Regency. Methods: This study use a qualitative research method with a phenomenological approach. The subjects of this study consisted of the primary informants, the mothers in labor, and supporting informants, the village midwives, shamans, and community leaders. Results: It showed that the socio-cultural aspects during childbirth were in the form of myths or beliefs related to specific behaviors and rituals. The behavior is a form of symbolic language containing the meaning of merit or to ease the labor process. From a health perspective, these myths do not have a direct negative impact on health status. However, some myths can maintain and improve maternal health if adequately supervised. Conclusion: Healthcare professionals need a synergistically and sustainably practical communication approach to change attitudes and behavior related to childbirth care with an adaptive approach while respecting the good values in every aspect of culture.