Claim Missing Document
Check
Articles

PENAMBAHAN PROBIOTIK Lactobacillus fermentum DALAM AIR MINUM TERHADAP PERFORMANS PRODUKSI BROILER mohammad Rofi'i; Sunaryo Sunaryo; Muhammad Farid Wadjdi
Dinamika Rekasatwa: Jurnal Ilmiah (e-Journal) Vol 2, No 2 (2017)
Publisher : Dinamika Rekasatwa: Jurnal Ilmiah (e-Journal)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh penambahan probiotik Lactobacillus fermentum. Materi Penelitian yang digunakan pada penelitian sebagai berikut: 1 Probiotik Lactobacillus fermentum Penelitian percobaan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL), dengan 4 perlakuan dan 4 ulangan. P0 = tampa perlakuan (kontrol) P1 = dengan probiotik Lactobacillus fermentum 1 ml/l. P2 = 2 ml/l. P3 = 3 ml/l. Variabel yang diamati adalah konsumsi pakan, pertambahan bobot badan, konversi pakan, mortalitas, bobot badan dan indek performans. Berdasarkan analisis ragam menunjukkan bahwa penambahan probiotik (Lactobacillus fermentum) berpengaruh sangat nyata (P<0.01) terhadap semua variabel kecuali mortalitas umur 20-35 hari. Rata-rata konsumsi pakan selama penelitian, P0 = 2015a, P1 = 2080ab, P2 = 2140b dan P3 = 2030a (g/ekor), rata-rata pertambahan bobot badan: P0 = 986a, P1 =1213c, P2 = 1313d dan P3 = 1091b. (g/ekor), rata-rata konversi pakan : P0 = 2,0d, P1 = 1,7b, P2 = 1,6a dan P3 = 1,9c, rata-rata bobot badan: P0 = 1785a, P1 = 1988b, P2 = 2175c dan P3 = 1841a (g/ekor), rata-rata indeks performans: P0 = 136a, P1 = 202c, P2 = 229d dan P3 = 166b. Sedangkan pemberian probiotik menunjukkan pengaruh nyata (P<0.05) terhadap mortalitas dengan rata-rata mortalitas, P0 = 1.25b, P1 = 1b, P2 = 0.25a dan P3 = 0.0a. Kesimpulan penelitian penambahan probiotik mulai umur 20 hari memberikan respon positif terhadap performans broiler. disarankan menambahkan probiotik dengan dosis 2 ml/l air minum mulai umur 20 hari. Untuk mendapatkan performans broiler disarankan dilakukan penelitian dengan penambahan probiotik Lactobacillus fermentum dosis yang sama mulai umur setelah fase indukan.Kata kunci : probiotik Lactobacillus fermentum, broiler fase finisher, performans produksi
PENGARUH TINGKAT PENAMBAHAN Lactobacillus fermentum TERENKAPSULASI PLUS MULTI ENZIM TERHADAP KECERNAAN PAKAN BURUNG PUYUH Ahmad Luayyi Nur Rozikin; M Farid Wadjdi; Sunaryo sunaryo
Dinamika Rekasatwa: Jurnal Ilmiah (e-Journal) Vol 4, No 02 (2021): Dinamika Rekasatwa
Publisher : Dinamika Rekasatwa: Jurnal Ilmiah (e-Journal)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh tingkat penambahan Lactobacillus fermentum terenkapsulasi plus multi enzim terhadap kecernaan pakan burung puyuh. Materi yang digunakan yaitu burung puyuh umur 17 minggu, pakan komersial, isolat bakteri Lactobacillus fermentum, multi enzim, maltodextrin, tepung maizena, dan sampel feses. Penelitian dengan metode eksperimen secara In Vivo mengunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) 4 perlakuan dan 4 ulangan, perlakuan A : pakan komersial tanpa probiotik (kontrol), perlakuan B : pakan komersial + probiotik Lactobacillus fermentum terenkapsulasi plus multi enzim 1,5 g/kg pakan, perlakuan C : pakan komersial + probiotik Lactobacillus fermentum terenkapsulasi plus multi enzim 3 g/kg pakan, dan perlakuan D : pakan komersial + probiotik Lactobacillus fermentum terenkapsulasi plus multi enzim 4,5 g/kg pakan. Variabel yang diamati kecernaan bahan kering dan kecernaan bahan organik . Data yang diperoleh dianalisis ragam. Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa penambahan Lactobacillus fermentum terenkapsulasi plus multi enzim berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap kecernaan bahan kering dan berbeda nyata (P<0,05) terhadap kecernaan bahan organik. Rataan kecernaan bahan kering perlakuan A : 72,09a, perlakuan B : 72,44a, perlakuan C : 72,66a, dan perlakuan D : 74,50b. Rataan kecernaan bahan organik perlakuan A : 67,87a, perlakuan B : 68,53a, perlakuan C : 69,03a, dan perlakuan D : 72,94b. Kesimpulan penelitian ini bahwa penambahan Lactobacillus fermentum terenkapsulasi plus multi enzim  sebanyak 4,5 g/kg pakan memberikan nilai rataan kecernaan bahan kering dan kecernaan bahan organik terbaik.Kata kunci : Lactobacillus fermentum, multi enzim, enkapsulasi, kecernaan bahan kering, kecernaan bahan organik 
PENGARUH SUHU DAN LAMA PENGERINGAN PROSES ENKAPSULASI PADA WHEY TERHADAP JUMLAH MIKROBA DAN NILAI pH Kamelia Oktafiyanti; Umi Kalsum; M. Farid Wadjdi
Dinamika Rekasatwa: Jurnal Ilmiah (e-Journal) Vol 5, No 01 (2022): Dinamika Rekasatwa
Publisher : Dinamika Rekasatwa: Jurnal Ilmiah (e-Journal)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh suhu dan lama pengeringan pada proses enkapsulasi Bakteri Asam Laktat dalam whey terhadap jumlah mikroba dan nilai pH. Peneltian ini dilaksanakan pada tanggal 01-30 November 2021 di Laboratorium Pangan 2, Fakultas Peternakan UNISMA. Materi yang digunakan adalah Whey keju, de Man Rogosa Sharpe Agar, tepung maizena, maltodekstrin, dan ZA. Alat yang digunakan adalah timbangan analitik, oven, inkubator 37°C, autoklaf, Colony Counter,  pH meter, dan cawan petri. Metode penelitian ini dilakukan dengan eksperimental menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) pola Faktorial dengan 6 perlakuan dan 3 ulangan. Faktor yang diamati yaitu faktor suhu (40°C dan 50°C) dan faktor Lama Pengeringan (5 jam, 6 jam, dan 7 jam). Variabel yang diamati dalam penelitian ini adalah jumlah mikroba dan nilai pH. Data hasil penelitian dianalisis menggunakan Analysis of variance (ANOVA). Uji lanjutan menggunakan jarak berganda (DMRT) utuk mengetahui perbedaan antar perlakuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa interaksi suhu dan lama pengeringan proses enkapsulasi whey berpengaruh sangat nyata terhadap jumlah mikroba dan nilai pH (P<0,01). Rataan mikroba yaitu S40L5 = 1,5 x 107 c, S40L6 = 2,6 x 106 b, S40L7 = 4,9 x 105 a, S50L5 = 4,9 x 105 a, S50L6 = 1,2 x 106 b, dan S50L7 = 2,1 x 106 b. Rataan nilai pH diperoleh S40L5 = 4,57 bc, S40L5 = 4,59 c, S40L7 = 4,60 c, S50L5 = 4,56 b, S50L6 = 4,47 a, S50L7 = 4,45 a. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat interaksi suhu dan lama pengeringan proses enkapsulasi whey terhadap jumlah mikroba dan nilai pH. Kombinasi suhu dan lama pengeringan terbaik terdapat pada perlakuan S40L5 (suhu 400C lama pengeringan 5 jam) untuk jumlah mikroba terbanyak. Disarankan untuk melakukan penelitian lanjutan terkait pemanfaatan whey keju sebagai aditif pakan ternak.   Kata kunci : Enkapsulasi, probiotik, whey keju, bakteri Asam Laktat, nilai pH
EVALUASI PENAMPILAN PRODUKSI AYAM PEDAGINGDENGAN KEPADATAN KANDANG YANG BERBEDA DI DAERAH MALANG RAYA Joko Dwi Bahtiar; Sunaryo .; Muhammad Farid Wadjdi
Dinamika Rekasatwa: Jurnal Ilmiah (e-Journal) Vol 1, No 2 (2016): Jurnal Peternakan
Publisher : Dinamika Rekasatwa: Jurnal Ilmiah (e-Journal)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini dilaksanakan di daerah Malang raya dengan metode studi kasus yang dilakukan pada Kemitraan 101 unit Malang pada periode pemeliharaan April 2014 – Desember 2014.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasipenampilan ayam pedaging yang dipengaruhi oleh kepadatan kandang di wilayah Malang raya.Adapun kegunaannya adalahsebagai bahan informasi dan referensi bagi para praktisi perunggasan untuk mengetahui kepadatan kandang yang ideal yang dapatditerapkan di daerah Malang Raya.Materi yang digunakan adalah data performans ayam broiler dari peternak plasma yangmeliputi konsumsi pakan, bobot badan akhir, mortalitas, feed conversion ratio serta menghitung angka gross margin per unit floorspace. Kandang yang digunakan untuk pengambilan data berkapasitas 5000 ekor, dengan system kandang litter panggung atasbawah, yang masing – masing kandang menghadap ke timur dan barat. Masing – masing kepadatan kandang akan diambil sampeldata dari 5 periode terakhir pemeliharaan yang terjadi dalam kurun waktu yang hampir bersamaan pada bulan April 2014 –Desember 2014. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah study kasus dengan teknik pengambilan data penampilanakhir yang ada di kemitraan 101 unit Malang.Analisis ragamyang dilakukan ialah dengan menggunakan Analisis Ragam satu arahdan akan dilanjutkan dengan Uji lanjut Beda Nyata Terkecil. Berdasarkan hasil penelitian ternyata kepadatan kandang memilikipengaruh yang tidak nyata (P>0,05) terhadap konsumsi pakan dan memiliki pengaruh yang berbeda nyata (P<0,05) terhadapbobot badan akhir dan feed conversion ratio serta memiliki pengaruh yang sangat berbeda nyata (P<0,01) terhadap mortalitas.Kepadatan kandang 7 ekor per m2 memiliki nilai gross margin per unit floor space yang terbaik apabila dibandingkan dengankepadatan 8 ekor per m2, kepadatan 9 ekor per m2 dan kepadatan 10 ekor per m2.Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwakepadatan kandang 7 ekor per m2 memiliki penampilan produksi dan perhitungan gross margin per unit floor space yang palingbaik bila dibandingkan dengan kepadatan kandang 8 ekor per m2, 9 ekor per m2 dan 10 ekor per m2, sehingga kepadatan 7 ekorper m2 sangat direkomendasikan untuk diaplikasikan pada pemeliharaan ayam broiler di daerah  Malang Raya.  
Pengaruh Penambahan Probiotik Enkapsulasi Terhadap Konsumsi Pakan, Produksi Telur dan Efisiensi pakan Pada Burung Puyuh Suroso .; Umi Kalsum; Muhammad Farid Wadjdi
Dinamika Rekasatwa: Jurnal Ilmiah (e-Journal) Vol 1, No 2 (2016): Jurnal Peternakan
Publisher : Dinamika Rekasatwa: Jurnal Ilmiah (e-Journal)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian probiotik enkapsulasi dalam pakan burungpuyuh terhadap konsumsi pakan, produksi telur,dan efisiensi pakan pada burung puyuh. Materi yang digunakan dalampenelitian ini antara lain: burung puyuh betina umur 90 hari sebanyak 80 ekor, bahan pakan, dan probiotik Lactobacillussalivarius enkapsulasi.. Metode yang digunakan adalah percobaan dengan Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiridari 4 kelompok perlakuan dan 4 kali ulangan, tiap kelompok terdiri dari 5 ekor burung puyuh. Perlakuan dalam penelitianini adalah perlakuan A= pakan standar tanpa probiotik, perlakuan B= pakan standar + 3g probiotik, perlakuan C= pakanstandar + 5g probiotik dan D= pakan standar + 7g probiotik. Hasil analisa ragam menunjukkan bahwa penambahanprobiotik enkapsulasi pada pakan tidak berpengaruh nyata terhadap konsumsi pakan (P>0, 05 tetapi berpengaruh sangatnyata terhadap produksi telur dan efisiensi pakan (P<0, 01). Rata-rata nilai konsumsi pakan (gram) adalah A= 567.46g, B=589.46g, C= 592.67g dan D= 574.21g. Rata-rata produksi telur (gram) adalah A=221.14 a , B= 240.00ab C= 278.03b dan D=330.47c. Sedangkan untuk efisiensi pakan adalah A= 38.95a, B= 40.81a, C 47.02a, dan D= 57.76b. Disimpulkan bahwapenambahan 7gram probiotik Lactobacillus salivarius terenkapsulasi per kilogram pakan memberikan pengaruh yangterbaik terhadap produksi telur dan efisiensi pakan pada burung puyuh.
PENGARUH PEMBERIAN JENIS PRODUK PROBIOTIK TERHADAP PERFORMANS PULLET Idhom Fairozi; Umi Kalsum; Muhammad Farid Wadjdi
Dinamika Rekasatwa: Jurnal Ilmiah (e-Journal) Vol 1, No 2 (2016): Jurnal Peternakan
Publisher : Dinamika Rekasatwa: Jurnal Ilmiah (e-Journal)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruhpemberianjenisprodukprobiotikterhadap performance pullet.Materi penelitian adalah 320 ekorayam pullet berumur 55hari. Pakan yang digunakan adalah konsentrat SB 21 M produksi PTCharoen Pokphand Indonesia.Metode yang digunakan adalah metode percobaan denganmenggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 4 perlakuan. Setiapperlakuanada 4 kali ulangan, setiapulanganterdiridari dari 20 ekor ayam. Perlakuan dalampenelitian ini adalah P0 = TanpaProbiotik (kontrol) penggunaan,  P1 =Menggunakan Herbalprobiotik (Bio-Top) dengandosis 3ml per liter air minum, P2=menggunakaneffektifmikroorganisme 4 (EM4) dengandosis 3 ml per liter air minum, P3=menggunakanpenggemukternak organic cair (M8). Variabel yang diamati adalahkonsumsipakan,pertambahanbobotbadandan  konversi pakan.Kesimpulan dari penelitian iniadalah pemberianberbagaijenisprobiotik    pada airminumdapatmeningkatkanpertambahanbobotbadandanmenurunkankonversipakan.Pemberianherbal probiotik (Bio-Top) dengandosis 3ml / liter air minummemberikanpengaruh yangterbaikpadapertambahanbobotbadandankonversipakanpadaayam pullet.
PENGARUH TINGKAT PENGGUNAAN MAGGOT SEBAGAI SUMBER PROTEIN HEWANI DALAM CAMPURAN RANSUM AYAM PETELUR JANTAN PERIODE FINISHER TERHADAP KONSUMSI, PBB, DAN KONVERSI Eko Wahyu Fauzul Adha; Sunaryo sunaryo; Muhamad Farid Wadjdi
Dinamika Rekasatwa: Jurnal Ilmiah (e-Journal) Vol 4, No 02 (2021): Dinamika Rekasatwa
Publisher : Dinamika Rekasatwa: Jurnal Ilmiah (e-Journal)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini memiliki tujuan untuk menganalisis pengaruh kegunaan maggot sebagai bahan pakan finisher ayam petelur jantan terhadap konsumsi, pertambahan berat badan (PBB) dan konversi. Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah jagung, dedak halus, Vitmix, bungkil kedelai, Maggot BSF fase larva umur 13 hari dan ayam petelur jantan 80 ekor dengan umur 22 hari. Penelitian menggunakan metode percobaan dengan rancangan acak lengkap (RAL) 4 perlakuan 4 ulangan, perlakuan penelitian ini adalah pemberian campuran maggot dengan presentase yang berbeda pada ayam petelur jantan periode finisher yang meliputi kontrol P0 = pakan komersial broiler finisher, perlakuan ransum campuran dengan penggunaan maggot umur 13 hari P1 = 15%, P2 = 20%, P3 =25%. Variabel yang diamati konsumsi, pertambahan bobot badan dan konversi pakan. Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa pemberian maggot pada ayam petelur jantan berpengaruh tidak nyata (P>0,05) terhadap konsumsi pakan, miliki pengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap pertambahan bobot badan dan konversi pakan. Rata – rata nilai konsumsi P0 = 1864,50 P1 = 1844,00 P2 = 1847,00 P3 = 1837,00. Rerata nilai penambahan bobot badan (g) P0 = 635,30b P1 = 522,35a P2 = 563,85a P3 = 616,53b. Rata-rata nilai konversi pakan P0 =2,94a, P1 =3,53b, P2=3,28b, P3 =2,98a. Kesimpulan penelitian bahwa pemberian maggot umur 13 hari pada ayam petelur jantan tidak memiliki pengaruh atas penggunaan konsumsi pakan tetapi berpengaruh pada PBB dan konversi pakan. Penggunaan maggot umur 13 hari dalam ransum sebesar 25% tidak berbeda dengan ransum broiler finisher. Katakunci : Maggot, Konsumsi, Pertambahan bobot badan, Konversi, Petelur jantan
PENGARUH PENAMBAHAN METIONIN DALAM PROSES ENKAPSULASI PROBIOTIK Lactobacillus Salivarius TERHADAP JUMLAH MIKROBA DAN NILAI pH Kurnia Angga Pratama; Usman Ali; M. Farid Wadjdi
Dinamika Rekasatwa: Jurnal Ilmiah (e-Journal) Vol 2, No 1 (2019): Edisi Khusus Dinamika Rekasatwa
Publisher : Dinamika Rekasatwa: Jurnal Ilmiah (e-Journal)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak.Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh penambahan metionin dalam proses enkapsulasi probiotik Lactobacillus salivarius terhadap jumlah mikroba dan nilai pH sehingga diperoleh hasil penambahan metionin yang optimal dalam proses enkapsulasi. Materi utama isolat bakteri Lactobacillus salivarius, metionin dan bahan – bahan kimia untuk ekapsulasi. Metodepenelitian menggunakan percobaan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 4 ulangan. Perlakuan pada penelitian ini adalah penambahan metionin dalam proses enkapsulasi probiotik meliputi : A = pengenkapsulasi tanpa menggunakan metionin, B = penambahan metionin sebesar 1,9%, C = penambahan metionin sebesar 2,4%, D = penambahan metionin sebesar 2,9%.Analisis ragam penambahan metionin menunjukan pengaruh tidak. nyata (P>0,05) terdahap jumlah. mikroba dan nilai pH. Rata – rata jumlah mikroba menunjukan : A 1,51 x ± 0,017 log cfu/g, B 1,58 x ± 0,019 log cfu/g, C 1,57 x ± 0,004 log cfu/g,.D 1,51 x ± 0,011 log cfu/g. sedangkan pada nilai pH menunjukan A. 5,33, B. 5,26, C. 5,32, D. 5,33. Kesimpulan dari penelitian ini adalah Berdasarkan dari hasil percobaan dan ulangan didapatkan penambahan metionin 1,9% - 2,9% pada bahan enkapsulasi dapat mempertahankan jumlah mikroba Lactobacillus salivarius dan dapat mempertahankan nilai pH dari produk probiotik enkapsulasi. Disarankan penggunaan metionin dengan dosis 1,9 % dalam proses enkapsulasi mampu untuk mempertahankan jumlah mikroba.Kata kunci : enkapsulasi, metionin, jumlah mikroba, nilai pH
PENGARUH TINGKAT PENGGANTIAN PAKAN KOMERSIAL TERFERMENTASI DAN PENAMBAHAN ACIDIFIER TERHADAP PERFORMANS AYAM PEDAGING FINISHER Isnan Mashuri; Umi Kalsum; M. Farid Wadjdi
Dinamika Rekasatwa: Jurnal Ilmiah (e-Journal) Vol 1, No 1 (2019): Edisi Khusus Dinamika Rekasatwa
Publisher : Dinamika Rekasatwa: Jurnal Ilmiah (e-Journal)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis terhadap pengaruh penggunaan pakan komersial yang telah difermentasi dan diberikan tambahan acidifier terhadap performans ayam pedaging pada fase finisher. Materi yang digunakan adalah ayam pedaging/broiler finisher, yaitu ayam usia 20 hari sampai panen (usia 34 hari) sebanyak 200 ekor, menggunakan strain Cobb 500. Jenis pakan yang digunakan adalah pakan komersial GCI 201 cs. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL). Variabel yang diamati yaitu konsumsi pakan, penambahan bobot badan dan konversi pakan. Data yang didapat dianalisa dengan analisis ragam (ANOVA). Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa penggunaan pakan komersial yang telah difermentasi dan diberikan tambahan acidifier menunjukkan pengaruh nyata (P<0,05) terhadapkonsumsi pakan, penambahan bobot badan dan konversi pakan, Hasil perhitungan nilai rata-rata konsumsi pakan ayam pedaging periode finisher selama penelitian (gram/ekor) yaitu P0(1975)c, P1(1962)bc, P2(1960)abc, P3(1945)ab, P4(1932)a, hasil perhitungan nilai rata-rata penambahan bobotbadan ayam pedaging periode finisher selama penelitian (gram/ekor) yaitu P0(1196,25)a, P1(1221,88)a, P2(1245,63)a, P3(1259,38)ab, P4(1315,00)b, hasil perhitungan nilai rata-rata konversi pakan ayam pedaging periode finisher selama penelitian yaitu P0(1,65)C, P1(1,61)bc, P2(1,57)b, P3(1,55)ab, P4(1,47)a. Kesimpulan bahwa semakin tinggi penggunaan pakan komersialterfermentasi dan penambahan acidifier memberikan performans yang baik pada ayam pedaging periode finisher.Kata kunci : konsumsi pakan, penambahan bobot badan, konversi pakan, fermentasi, acidifier
PENGARUH TINGKAT PENAMBAHAN BAKTERI Lactobacillus fermentum TERENKAPSULASI DALAM PAKAN TERHADAP KONSUMSI, PERTAMBAHAN BOBOT BADAN, DAN KONVERSI PAKAN PADA BROILER PERIODE FINISHER Heider Ali Mansyur; M. Farid Wadjdi; Umi Kalsum
Dinamika Rekasatwa: Jurnal Ilmiah (e-Journal) Vol 2, No 1 (2019): Edisi Khusus Dinamika Rekasatwa
Publisher : Dinamika Rekasatwa: Jurnal Ilmiah (e-Journal)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh tingkat penambahan bakteri Lactobacillus fermentum terenkapsulasi pada pakan broiler finisher. Terhadap konsumsi, Pertambahan Bobot Badan (PBB), dan konversi pakan. Materi yang digunakan adalah broiler periode finisher sebanyak 48 ekor. Penelitian percobaan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan bobot badan awal rata-rata = 971,625 ± 61,73851 dan KK = 6%. Parameter yang diteliti konsumsi, PBB dan konversi pakan. Data yang diperoleh dianalisis ragam dan uji Beda Nyata Terkecil (BNT). Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa penambahan bakteri Lactobacillus fermentum terenkapsulasiberpengaruh tidak nyata (P>0,05) terhadap konsumsi pakan broiler periode finisher, rataan konsumsi pakan (gram/ekor) dengan masing-masing perlakuan P0= 2096,58, P4= 2103,58, P6=2159,67, dan P8= 2138,67. Hasil analisis ragam menunjukan bahwa berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap (PBB) broiler periode finisher dengan masing-masing perlakuan (gram/ekor) P0= 1165,17a, P4= 1198,75ab, P6= 1283,33bc, P8= 1306,83C. Hasil analisis ragam juga menunjukan berpengaruh nyata (P<0,050) terhadap konversi pakan broiler periode finisher dengan masingmasing perlakuan (gram/ekor) P0= 1,82c, P4= 1,75bc, P6= 1,69ab dan P8= 1,64a. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu angka penambahan 8 gram bakteri Lactobacillus fermentum terenkapsulasi dapatmeningkat secara nyata (PBB) dan menurunkan nilai konversi pakan.Kata kunci: broiler, enkapsulasi, Lactobacillus fermentum, peformans