Claim Missing Document
Check
Articles

FAKTOR RESIKO YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PARTUS LAMA DI RSUD Dr. H. ABDUL MOELOEK PROPINSI LAMPUNG Yulistiana Evayanti
Holistik Jurnal Kesehatan Vol 6, No 1 (2012)
Publisher : Program Studi Ilmu Keperawata Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (9982.075 KB) | DOI: 10.33024/hjk.v6i1.190

Abstract

Perilaku seksual yang tidak sehat di kalangan remaja khususnya remaja yang belum menikah cen meningkat. Hal ini terbukti dari hasiÍsurvey yang dilakukan pada Sekolah Menengah Umum Se-Kecamata Kemuning Lampung Utara, terdapat fakta bahwa seluruh Sekolah Menengah Urnum yang ada dikecé Bukitkemuning Lampung Utara setiap tahunnya pernah terpaksa mengeluarkan siswanya dari sekolah hamil di luar nikah, akibat perilaku seks pranikah sebanyak 10. Penelitian ini bertujuan untuk meng pengaruh faktor individu dan orang tua yang dominan terhadap perilaku seksual pranikah pada remaja. Penelitian ini merupakan jenis kuantitatif dengan menggunakan pendekatan cross sectional dan explanatory riset dengan variabel independen jenis kelamin, pengetahuan, sikap, pendidikan ore pendapatan orangtua, dan pola asuh orangtua. Sampel penelitian ini adalah siswa-siswa Sekolah Mer Umum Se- kecamatan Bukit Kernuning Lampung Utara yang diambil secara acak sebanyak 106 Pengumpulan data dilakukan dengan cara penyebaran angket dan kemudian data dianalisis dengan uji s chi-square dan regresi logistik ganda model prediksi. Hasil penelitian menunjukan bahwa tidak ada pengaruh antara pendidikan orang tua (p-value 0,3 0,05) dengan perilaku seks pranikah, tidak ada pengaruh antara jenis kelamin (p-value 0,179 > a 0,05) c perilaku seks pranikah , tidak ada pengaruh antara pendapatan orang tua (p-value 0,172 > a 0,05)perilaku seks pranikah, tidak ada pengaruh antara pola asuh orang tua (p-value 0,073 > a 0,05) dengan p seks pranikah, ada pengaruh antara pengetahuan (p-value 0,017 < a 0,05) dengan perilaku seks pranikat pengaruh antara sikap (p-value 0,012 < a 0,05) dengaå perilaku seks pranikah. Faktor yang paling berper adalah sikap remaja (OR-Adjasted 2,886) dengan nilai probabilitas 73,2. Disimpulkan bahwa sikap merupakan faktor yang paling dominan mempengaruhi perilaku seks pranikah di Sekolah Menengah kecamatan Bukitkemuning Lampung Utara. Sehingga disarankan adanya sosialisasi dari petugas kesehaté pihak sekolah tentang bahaya-bahaya perilaku seks pranikah dengan menggunakan media-media yang ( oleh remaja seperti film atau pagelaran musik dan menganjurkan kepada orang tua untuk memberikan poh yang tepat yaitu pola asuh otoriter karena dalam hal ini orang tua harus ketat dalam pengawasanny anaknya tidak terjerumus kedalam perilaku seksual pranikah.
UJI EFEKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAUN URANG ARING (Eclipta alba L.Hassk) TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI Escherichia coli SECARA In vitro Yulistiana Evayanti
Holistik Jurnal Kesehatan Vol 10, No 3 (2016)
Publisher : Program Studi Ilmu Keperawata Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (176.317 KB) | DOI: 10.33024/hjk.v10i3.250

Abstract

Di Indonesia cakupan ASI Eksklusif masih rendah yaitu 53,3 %, Dilampung cakupan pemberian ASI eksklusif pada tahun 2008 sebesar 48,05% dan target 80%  menurun  pada tahun2009 yaitu sebesar 30,06 %. Berdasarkan pre survey yang dilakukan peneliti pada tanggal 18 maret 2016 di BPS Lela M.Bangswan  Natar Lampung Selatan. Tujuannya untuk mengetahui faktor-faktor ysng berhubungan dengan pemberian ASI eksklusif di BPS Lela M Bangsawan Natar Lampung Selatan Tahun 2016. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang  berkunjung dan memiliki bayi usia 0-6 bulan yaitu sebanyak 32 orang. Sampel dari semua populasi yaitu total populasi sebanyak 32 orang. Secara umum penelitian ini diperoleh distribusi frekuensi pengetahuan ibu yang memberikan ASI, sebagian ibu memiliki pengetahuan  baik yaitu sebanyak 17 orang (53,1%). Distribusi pendidikan ibu yang memberikan ASI, sebagian besar ibu memiliki pendidikan rendah  15 orang (46,9%). Distribusi frekuensi pekerjaan ibu yang memberikan ASI, sebagian kecil ibu bekerja, yaitu sebanyak  9 orang (28,1%), sedangkan sebagian besar ibu tidak bekerja ,yaitu sebanyak 23 orang ( 71,9%). Terdapat hubungan anatara pengetahuan ibu menyusui dengan pemberian ASI eksklusif , dengan P-Value = 0,04, Terdapat antara hubungan antara pendidikan ibu menyusui dengan pemberian ASI eksklusif, dengan  P-Value = 0,34 Tidak terdapat hubungan antara pekerjaan ibu menyusui dengan pemberian ASI eksklusif, dengan P-Value =3,65 Dari hasil penelitian ini diharapkan bagi petugas kesehatan dapat lebih rutin lagi dalam memberikan penyuluhan-penyuluhan tentang kesehatan kepada masyarakat khususnya tentang ASI eksklusif sehingga masyarakat dapat memiliki pengetahuan baru dan menerapkannya dalam pemberian ASI.
ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRE MENSTRUAL SYNDROME PADA REMAJA PUTRI DI SMPN 5 BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015 Rully Ramadhani; Octa Reni setiawati; yulistiana Evayanti
JURNAL DUNIA KESMAS Vol 5, No 2 (2016): Volume 5 Nomor 2
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jdk.v5i2.459

Abstract

Pre menstrual syndrome adalah sejumlah perubahan mental maupun fisik yang terjadi antara hari pertama hingga keempat belas sebelum menstruasi dimulai. Sebanyak 60% remaja putri merasa tidak nyaman secara fisik maupun psikis saat mengalami pre menstrual syndrome (PMS). Tujuan penelitian untuk mengetahui faktor PMS. Jenis penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Populasi remaja putri yang sudah menstruasi kelas VIII dan IX SMPN 5 Bandar Lampung 2015, berjumlah 398. Sampel 200 remaja putri. Data diperoleh dengan wawancara menggunakan kuesioner dan lembar observasi. Analisis data menggunakan uji Chi square, dengan tingkat kepercayaan 95% dan regresi logistik.Hasil uji statistik menunjukkan ada hubungan stres (p = 0,000), status gizi (p =0,007), kebiasaan makan tinggi garam dan glukosa (p = 0,022), kebiasaan minum yang mengandung kafein dan soda (p = 0,000), dan tidak ada hubungan merokok (p value = 0,135), dan olah raga (p = 0,001) dengan kejadian PMS. Faktor yang paling dominan adalah kebiasaan minum yang mengandung kafein dan soda (OR = 7,770).Kata Kunci: stres, status gizi, garam, glukosa, kafein dan soda, merokok, olah raga, dan pre menstrual syndrome.
FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN IMUNISASI TETANUS TOXOID PADA IBU HAMIL PRIMIGRAVIDA DI PUSKESMAS RAMAN UTARA LAMPUNG TIMUR 2013 Yulistiana Evayanti; Linda Linda
JURNAL DUNIA KESMAS Vol 6, No 1 (2017): Volume 6 Nomor 1
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jdk.v6i1.475

Abstract

Berdasarkan laporan analisa uji coba di Indonesia pada tahun 2005-2006 yang disusun oleh WHO (world health organization) yang bekerja sama dengan Departemen Kesehatan RI, tetanus masih merupakan penyebab utama kematian dan kesakitan maternal dan neonatal. Kematian akibat tetanus di negara berkembang 135 kali lebih tinggi dibanding negara maju. Di Indonesia sekitar 9,8 % (18032 bayi) dari 184 ribu kelahiran bayi menghadapi kematian akibat imunisasi tetanus tetap rendah (Depkes RI, 2006). Berdasarkan hasil pre survei dengan teknik wawancara bebas pada tanggal 5 Februari 2011 di Puskesmas Raman Utara Lampung Timur kepada 10 ibu hamil didapat 8 orang (80%) kurang memahami suntikan TT (Tetanus Toxoid) pada masa kehamilan, 7 orang (70%) ibu menganggap pemberian imunisasi tidak penting bagi bayi. Hasil observasi buku KIA didapat 7 orang (70%) tidak teratur melakukan imunisasi TT. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui faktor yang Berhubungan dengan imunisasi TT pada ibu hamil primigravida di Puskesmas Raman Utara Lampung Timur 2013.Jenis penelitian ini adalah kuantitatif desain penelitian korelasi dengan pendekatan cross sectional, populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil primigravida di Puskesmas Raman Utara Lampung Timur. Pengambilan sampel menggunakan accidental sampling dengan jumlah sampel 38 responden. Uji statistik menggunakan Chi-Square.Hasil penelitian diperoleh jumlah primigravida yang melakukan imunisasi TT hanya 14 orang dan yang tidak melakukan imunisasi TT sebanyak 24 orang. Hasil statistik diketahui ada hubungan antara pengetahuan dengan imunisasi TT, ada hubungan antara sikap dengan imunisasi TT.Saran bagi Puskesmas Raman Utara Lampung Timur adalah dapat terus meningkatkan pelayanan Prenatal khususnya petugas KIA dan memberikan pendidikan kesehatan kepada masyarakat berupa penyuluhan kesehatan tentang pentingnya melaksanakan imunisasi TT. sebagai pencegah terjadinya potensi tetanus neonatorum dan infeksi masa nifas. Selain itu diupayakan untuk terus memberikan informasi secara langsung dengan membagikan leaflet ata upun memasang poster-poster mengenai imunisasi TT dan penggunannya di tempat-tempat pelayanan kesehatan seperti Posyandu dan Puskesmas.Kata Kunci: Pengetahuan, sikap, imunisasi TT
Pijat Oksitoksi Pada Ibu Nifas 0-3 Hari Di RSIA Santa Anna Yulistiana Evayanti; Rosmiyati Rosmiyati; Nurul Isnaini
JURNAL KREATIVITAS PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (PKM) Volume 3 Nomor 2 Oktober 2020
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v3i2.3037

Abstract

Pijat oksitosin adalah suatu tindakan pemijatan tulang belakang mulai dari nervus ke 5–6 sampai scapula yang akan mempercepat kerja saraf parasimpatis untuk menyampaikan perintah ke otak bagian belakang sehingga oksitosin keluar. Tujuan Pijat oksitosin untuk merangsang refleks oksitosin Atau let down reflex dan merangsang let down reflex. Manfaat pijat oksitosin bagi ibu nifas dan ibu menyusui, diantaranya: Mempercepat penyembuhan luka bekas implantasi plasenta, mencegah terjadinya perdarahan post partum, dapat mempercepat terjadinya proses involusi uterus, meningkatkan produksi ASI, meningkatkan rasa nyaman pada ibu menyusui, meningkatkan hubungan psikologis antar ibu dan keluarga. Metode yang digunakan  pre planning,persiapan alat-alat yaitu handuk dan minyak zaitun atau boby oly.Pasien di pijat di bagian tulang belakang, ASI ditampung dengan gelas atau botol, pijat dilakukan pada 10 ibu menyusui. Hasil dari kegiatan pasien dan suami paham cara melakukan pijat oksitosi dan menghasilkan ASI yang banyakKesimpulan Pijat oksitosin sangat mudah dilakukan.Anda bisa menggunakan minyak zaitun atau minyak lainnya agar pijatan mudah dilakukan. Tentunya, Anda membutuhkan bantuan orang lain untuk melakukan pijatan ini, misalnya suami Anda Kata Kunci :  Pijat Oksitoksi,Produksi Asi, Ibu Nifas  ABSTRACTOxytocin massage is an act of massaging the spine from the 5th to 6th nerves to the scapula which will accelerate the work of the parasympathetic nerves to convey commands to the back of the brain so that oxytocin comes out. Purpose of oxytocin massage to stimulate the oxytocin reflex or let down reflex and stimulate the let down reflex. The benefits of oxytocin massage for postpartum and nursing mothers, including: Accelerate healing of placental implantation scars, Prevent post partum bleeding, Can accelerate the process of uterine involution, Increase breast milk production, Increase comfort in nursing mothers, Improve psychological relationships between mothers and families. The method used was pre planning, preparation of tools, namely towels and olive oil or boby oly. Patients were massaged on the spine, breast milk was collected in a glass or bottle, massage was carried out on 10 nursing mothers.The results of the activities of the patient and the husband understand how to do oxytoc massage and produce lots of breast milk. Conclusion Oxytocin massage is very easy to do. You can use olive oil or other oil to make massage easier. Of course, you need help from other people to do this massage, for example, your husband. Keywords: Oxytoxy Massage, Breast Production, Mother Postpartum
HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN KB SUNTIK 3 BULAN DENGAN SIKLUS MENSTRUASI DI PUSKESMAS SIMPUR RAWAT INAP TANJUNG KARANG PUSAT TAHUN 2015 Lady Octaviany Iqmi; Yulistiana Evayanti; Nurul Hidayati
JKM (Jurnal Kebidanan Malahayati) Vol 2, No 1 (2016): Volume 2 Nomor 1
Publisher : Program Studi Kebidanan Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkm.v2i1.566

Abstract

Pembangunan kependudukan dan keluarga kecil berkualitas merupakan langkah penting alam mencapai pembangunan berkelanjutan.Penggunaan kontrasepsi di Indonesia hanya mencapai  9,7%.Penggunaan alat kontrasepsi di Provinsi Lampung pada 2014 mengalami penurunan menjadi 65,91%. Data di Puskesmas Rawat Inap Simpur periode pada bulan April 2015 mengenai akseptor KB  sebanyak 127 akseptor, sedangkan yang menggunakan KB suntik 56 orang (44,1%). Tujuan penelitian ini adalah diketahuinya hubungan antara penggunaan KB suntik KB 3 bulan dengan siklus menstruasi di Puskesmas Simpur Rawat Inap Tanjung Karang Pusat Tahun 2015.Penelitian ini dilakukan pada Agustus 2015 di Puskesmas Simpur.Jenis penelitian ini adalah kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh akseptor KB di Puskesmas Rawat Inap Simpur Tanjung karang dari bulan April  2015 (tanggal 1-30)  yang berjumlah 127 orang akseptor Teknik yang digunakan menggunakan Accidental sampling  dengan jumlah sampel sebanyak 34 orang. Analisa penelitian ini menggunkan analisa chi square.Hasil penelitian berdasarkan analisis univariat diperoleh penggunaan alat kontrasepsi suntik 3 bulan  yaitu sebanyak 18 orang (52,9%). Gangguan menstruasi responden, yaitu sebanyak 22 orang (64,7%). Sedangkan berdasarkan analisa bivariat diperoleh hasil bahwa terdapat hubungan antara kb suntik 3 bulan dengan siklus menstruasi di Puskesmas Rawat Inap Simpur Tanjung Karang Pusat Tahun 2015, dengan P-Value = 0,040, Odds Ratio (OR) = 6,42 Untuk itu, disarankan untuk tenaga kesehatan agar meningkatkan pemberian penyuluhan tentang efek samping suntik KB 3 bulan. Kata Kunci      : Penggunaan KB Suntik 3 Bulan, Siklus Menstruasi
PERBEDAAN EFEKTIVITAS ANTARA PEMBERIAN AIR PEPPERMINT DAN ASI TERHADAP LAMA PENYEMBUHAN PUTTING SUSU LECET PADA IBU MENYUSUI DI BPM YULIANTI NILAWATI, M.Kes LAMPUNG TENGAH TAHUN 2018 Yulistiana Eva Yanti
JKM (Jurnal Kebidanan Malahayati) Vol 5, No 3 (2019): Volume 5 Nomor 3, Juli 2019
Publisher : Program Studi Kebidanan Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkm.v5i3.1451

Abstract

ABSTRACT: ADHERENCE TO TREATMENT AND QUALITY OF LIFE IN PATIENTS WITH UNDERGOING DIALYSIS AT CIBABAT HOSPITAL – CIMAHI, BANDUNGBackground: Hemodialysis is a therapy to replace kidney’s role which commonly used among patients with chronic kidney failure, besides kidney transplantation and peritonial dialysis. Compliance therapy among hemodialysis patient is  very crucial to be observed, because there will be accumulation of harmful substances as a product of metabolism in blood if the patient isn’t compliant which will impact their quality of life.Purpose: To understand the relationship between hemodialysis therapy compliance with patient’s quality of life in Cibabat hospital Cimahi which held on May 21-27 2015 with 37 respondents.Methods: Type of research design used is descriptive correlation with purposive sampling. Instruments used are demographical and quality of life questionnaire.Results: Research’s result was tested with Chi Square showing that most respondents who’s compliance in doing hemodialysis therapy is 81,1% (30 people) and most respondents has good quality of life 75,7% (28 people). Correlation coefficient Chi Square test shows p 1 (p > 0,05) which means there are no significant relationship between hemodialysis therapy compliance with patient’s quality of life, with correlation strength (OR) = 0,85 shows compliant patient has chance 0,85 times higher to have a good quality of life than patients who don’t compliant in doing hemodialysis therapy. Keywords: Adherence to treatment, quality of life, patients, undergoing dialysis Pendahuluan: Hemodialisa merupakan salah satu terapi pengganti fungsi ginjal yang paling banyak digunakan oleh pasien dengan gagal ginjal kronik, selain transplantasi ginjal dan dialisis peritonial. Kepatuhan terapi pada penderita hemodialisa merupakan hal yang penting untuk diperhatikan, karena jika pasien tidak patuh akan terjadi penumpukan zat-zat berbahaya dari tubuh hasil metabolisme dalam darah sehingga akan berdampak pada kualitas hidup pasien.Tujuan: Penelitian ini untuk mengetahui hubungan kepatuhan menjalani terapi hemodialisa dengan kualitas hidup pasien di unit hemodialisis RSUD Cibabat-Cimahi yang dilakukan pada tanggal 21 – 27 Mei 2015 dengan jumlah responden 37 orang.Metode: Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelasi dengan pengambilan sampel purpusive sampling. Instrumen penelitian berupa kuesioner data demografi dan kualitas hidupHasil: Dengan uji Chi Square dengan hasil menunjukkan sebagian besar responden patuh menjalani terapi hemodialisa 81,1% (30 orang) dan sebagian besar responden memiliki kualitas hidup yang baik  75,7% (28 orang). Dari uji koefisien korelasi Chi Square didapat nilai p 1 (p > 0,05) yang menunjukkan tidak  terdapat hubungan yang bermakna antara kepatuhan menjalani terapi hemodialisa dengan kualitas hidup pasien, dengan kekuatan korelasi (OR) = 0,85 menunjukan bahwa pasien yang patuh memiliki peluang 0,85 kali memiliki kualitas hidup baik dibandingkan dengan pasien yang tidak patuh  menjalani terapi hemodialisa. Kata Kunci: Kepatuhan, terapi hemodialisa, kualitas hidup, pasien
PENYULUHAN TENTANG BAHAYA SEKS BEBAS MEMPENGARUHI PENGETAHUAN REMAJA Afri Diana; ledy Octaviani Iqmy; Yulistiana Evayanti
JKM (Jurnal Kebidanan Malahayati) Vol 6, No 1 (2020): Volume 6,Nomor 1,Januari 2020
Publisher : Program Studi Kebidanan Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkm.v6i1.1732

Abstract

ABSTRAK   Latar Belakang Pusat Penelitian Kesehatan Universitas Indonesia bekerja sama dengan Sentra Kawla Muda Perkumpulan Keluarga Berencana Indaonesia Lampung dan World Population Foundation Indonesia,  diketahui remaja di perkotaan memiliki perilaku seks yang memprihatinkan. Dari 634 responden remaja Bandar Lampung 13,1% pernah melakukan petting, 6,5% pernah melakukan hubungan seks melalui oral, 4,6% pernah berhubungna seks melalui vaginal, 3,5% pernah masturbasi bersama dan 1,1 % pernah berhubungan seks via anal (BKKBN, 2017). Angka kejadian seks bebas di SMA Negeri 14 Bandar Lampung pada tahun 2018 yaitu sebanyak 3 siswi, dimana 3 siswi tersebut di keluarkan karena mengalami kehamilan diluar pernikahan. Prasurvey melalui wawancara terpimpin dari 10 remaja, 6 diantaranya belum mengatahui bahaya dari seks bebas, dimana selama ini tidak dilakukan penyuluhan di sekolah khususnya penyuluhan tentang seks bebas.   Tujuan ialah mengetahui Pengaruh Penyuluhan Tentang Bahaya Seks Bebas Terhadap Pengetahuan Remaja di SMA Negeri 14 Bandar Lampung Tahun 2019.  Metode Jenis penelitian kuantitatif, pendekatan quasi eksperimen one group pretest posttest. Waktu penelitian pada bulan April-Agustus 2019. Tempat penelitian di SMA N 14 Bandar Lampung.Populasi yaitu siswa kelas X dan XI di SMA N 14 Bandar Lampung yang berjumlah 206 orang. Sampel sebanyak 136 orang menggunakan systematic random sampling. Analisa data menggunakan uji t-Test independent Hasil Rata-rata pengetahuan sebelum dilakukan yaitu sebesar 40,571, setelah dilakukan penyuluhan sebesar 83,227. 05  Kesimpulan Ada Pengaruh Penyuluhan Tentang Bahaya Seks Bebas Terhadap Pengetahuan Remaja di SMA Negeri 14 Bandar Lampung Tahun 2019, uji t didapat (p value 0,000 <a 0.  Saran bagi tenaga kesehatan untuk melakukan komunikasi informasi edukasi (KIE) kepada remaja sebagai salah satu cara untuk meningkatkan pengetahuan mengenai bahaya seks bebas. Bagi para responden agar mau menerapkan hidup sehat tanpa seks bebas.  Kata Kunci: Seks Bebas   
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU DETEKSI KANKER PAYUDARA TERHADAP TEKHNIK SADARI PADA WANITA USIA SUBUR DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS WAY JEPARA TAHUN 2016 Yulistiana Evayanti
JKM (Jurnal Kebidanan Malahayati) Vol 2, No 4 (2016): Volume 2 Nomor 4
Publisher : Program Studi Kebidanan Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkm.v2i4.587

Abstract

Puskesmas Way Jepara pada tahun 2013 Cakupan WUS yang melakukan pemeriksaan SADARI sebesar 32 %. Ditemukan 10 kasus positif kanker payudara. Pada tahun 2013 terdapat 5 kasus kematian karena penyakit ini. Rendahnya pengetahuan tentang SADARI diperkirakan dapat berdampak  terhadap  meningkatnya  kejadian penyakit yang  seharusnya sebesar 95%  kejadian kanker payudara dapat dideteksi dengan metode SADARI.. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku deteksi kanker payudara dengan tekhnik SADARI pada wanita usia subur  di wilayah  Puskesmas Way Jepara Kabupaten Lampung Timur tahun 2016.Jenis penelitian adalah kuantitatif dengan pendekatan Cross Sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh  Wanita Usia Subur Di wilayah kerja Puskesmas Way Jepara Kabupaten Lampung pada bulan Mei tahun  2015 yaitu sebanyak 121  orang.Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik accidental sampling yaitu sebanyak 40 Wanita Usia subur. Analisis data menggunakan chi-square, dengan α = 0,05.Hasil analisis didapatkan (72,5%) mempunyi perilaku positive, (75%) Wanita Usia Subur yang berpengetahuan baik, (62,5%) mendapatkan informasi tentang SADARI dari tenaga kesehatan (72,5%) mempunyai motivasi tinggi. Ada hubungan antara pengetahuan dengan perilaku SADARI terhadap deteksi kanker payudara pada Wanita Usia Subur di Puskesmas Way Jepara Lampung Timur tahun 2016 (p-value = 0.014; OR = 7,500), tidak ada hubungan antara sumber informasi dengan perilaku SADARI terhadap deteksi kanker payudara pada Wanita Usia Subur di Puskesmas Way Jepara Lampung Timur tahun 2016 (p-value = 0,716; OR = 1,583), ada hubungan antara motivasi dengan perilaku SADARI terhadap deteksi kanker payudara pada Wanita Usia Subur di Puskesmas Way Jepara Lampung Timur tahun 2016 (p-value = 0,042; OR = 5,760).Disarankan agar Wanita Usia Subur  aktif dalam  mengikuti kegiatan-kegiatan yang diadakan oleh petugas kesehatan berupa penyuluhan yang diadakan oleh Tim Puskesmas agar pengetahuan dan motivasi tentang SADARI meningkat
FAKTOR STUNTING PADA BALITA USIA 12-59 BULAN DI UPT. PUSKESMAS GEDUNG SURIAN, LAMPUNG BARAT Yayang Khomsatun Khoiriah; Yulistiana Evayanti; Ratna Dewi Putri; Dainty Maternity
JKM (Jurnal Kebidanan Malahayati) Vol 6, No 3 (2020): Volume 6 Nomor 3 Juli 2020
Publisher : Program Studi Kebidanan Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkm.v6i3.1696

Abstract

ABSTRACT  Background:  Stunting is a condition of chronic malnutrition that occurred during the critical period of the process of growing and flowers ranging from the fetus.  Stunting cases in West Lampung Regency competed in 3 consecutive years 2015-2017, by the year 2015 the number reached 28.5%, stunting on 2016 reached 33.2% and in the year 2018 rose to 37.3% of the work-area of The Technical Service Unit of Gedung Surian Central Health  with prevalence stuning reached 35.8% in 2018. Purpose:  in this research is to know the factors that relate to a Stunting on Toddler age 12-59 months in The Technical Service Unit of Gedung Surian Central Health, West Lampung.   Method:  The design of this research is a survey technique using the analytic approach of Cross sectional Imaging in applications using statistical data (SPSS).   Result:  Obtained from the processing of data using SPSS applications showed that the factors that led to the occurrence of stunting is;  Birth length with the value P-Value reaches the value of 0.039, Odd-Ratio of 3.7;  Birth weight with value P-Value reach 0.000, Odd-Ratio value of 0.607; and the educational level of the mother with the value P-Value reached 0.005 Odd-Ratio of 5.00 Conclutions: The conclusions are the relationship between birth length, birth weight, and mother's education level with the incidence of stunting in children aged 12-59 months.  Suggesstion: The incidence of stunting can be prevented by providing balanced nutrition during pregnancy and and the role of the health department to support people's knowledge to pay more attention to the nutritional adequacy of children.:  Keywords: Stunting, birth weight, birth length, Mother’s known, a growing toddler.  ABSTRAK  Latar Belakang: Stunting Merupakan kondisi kekurangan gizi kronis yang terjadi pada periode kritis dari proses tumbuh dan kembang mulai dari janin.  Kejadian stunting di Kabupaten Lampung Barat mengalami kenaikan pada 3 tahun berturut-turut 2015-2017, yaitu pada tahun 2015 angka stunting mencapai 28,5%, pada 2016 mencapai 33,2% dan pada tahun 2018 meningkat menjadi 37,3% Wilayah kerja Puskesmas Gedung Surian dengan prevalensi stunting mencapai 35,8% tahun 2018. Tujuan: Tujuan penelitian ini untuk mengetahui Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Stunting pada Balita usia 12-59 Bulan di UPT. Puskesmas Gedung Surian Lampung Barat.   Metode Penelitian: Rancangan penelitian ini adalah survey analitik dengan pendekatan Cross sectional, Populasi balita umur 12-59 bulan dengan risiko stunting sebanyak 500, sampel 84, teknik sampling menggunakan quota sampling, pengumpulan data menggunakan kuesioner dan data sekunder, uji statistik menggunakan Chi-Square.   Hasil: Uji statistik menunjukan faktor yang berhubungan dengan stunting antara lain Panjang badan lahir dengan kejadian stunting nilai (P-Value = 0,039 ; OR = 3.7);  Berat badan lahir nilai (P-Value = 0,000 ; OR = 0,607);  Tingkat pendidikan ibu dengan nilai (P-Value = 0,005 ; OR = 5,00);   Kesimpulan: Simpulan ada hubungan panjang badan lahir, berat badan lahir, dan tingkat pendidikan ibu dengan kejadian stunting pada balita usia 12-59 bulan.  Saran : Kejadian stunting dapat dicegah dengan pemberian gizi seimbang pada masa kehamilan dan dan peran serta dinas kesehatan mendukung pengetahuan masyarakat agar lebih memperhatikan kecukupan gizi balita.   Kata kunci: Stunting, Berat badan lahir, Panjang badan lahir, Tingkat pendidikan ibu, Pertumbuhan balita