Claim Missing Document
Check
Articles

Found 25 Documents
Search

STUDI PEMBENTUKAN RUANG KOMUNITAS PADA KAWASAN CAR FREE DAY RENON, DENPASAR MADE ANGGITA WAHYUDI LINGGASANI; GDE BAGUS ANDHIKA WICAKSANA; NI KOMANG INDRA MAHAYANI; MADE DWI ARYA DAMAUTAMI; ANAK AGUNG AYU AMITHA DEWI
GANEC SWARA Vol 18, No 4 (2024): Desember 2024
Publisher : Universitas Mahasaraswati K. Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35327/gara.v18i4.1175

Abstract

The purpose of this research is to understand how communal space develops in the Car Free Day (CFD) Renon in Denpasar, which transforms from a traffic space into a social space every week. Combination methods—also known as mixed methods—were used in this research. This method includes a qualitative approach through interviews and observations as well as a quantitative approach through surveys and questionnaires. The focus of the research is on physical space, how the space is used, social interactions, and the impact on the local community. The research results show that the distribution of communities in the CFD is relatively even, and the flow of visitor movement does not significantly affect the distribution of communities. Adequate public space, strategic and easily accessible locations, and opportunities for social interaction among communities are all factors that contribute to a positive community response. However, the issues faced by some communities include visitor congestion that reduces the efficiency of activities and the disorderliness of communal space arrangements in CFD. Therefore, gaining a better understanding of how CFD spaces are used can aid in better urban planning, improve urban quality of life, and encourage similar design efforts in other cities
PENGABDIAN PENGEMBANGAN GAME VIRTUAL REALITY SEBAGAI SARANA REHABILITASI BAGI PENYANDANG DISABILITAS FISIK Andhika Wicaksana, Gde Bagus; Made Anggita Wahyudi Linggasani; I Nyoman Darma Kotama
Jurnal Abdi Masyarakat Vol. 8 No. 1 (2024): Jurnal Abdi Masyarakat November 2024
Publisher : Universitas Kadiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30737/jaim.v8i1.6182

Abstract

Berasal riset yang dilakukan pada tahun 2022 dan 2023 telah menghasilkan inovasi dalam pemanfaatan Virtual Reality (VR) sebagai media rehabilitasi bagi penyandang disabilitas fisik, menunjukkan peningkatan efektivitas terapi hingga 20% dan perbaikan dalam regulasi emosi. YPK Bali, sebuah yayasan kemanusiaan, tertarik mengadopsi VR untuk memperkaya program terapinya. YPK telah memberikan layanan fisioterapi dan dukungan psikologi tanpa biaya sejak 2001 dan memperluas layanannya dengan program edukasi dan rehabilitasi keliling. Di Bali, terdapat 12.806 penyandang disabilitas, dan 30% mengalami disabilitas fisik, seringkali merasa tidak nyaman dan terisolasi dalam masyarakat. Terapi menjadi solusi untuk meningkatkan kualitas layanan dan mengembangkan potensi penyandang disabilitas sesuai Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2016. VR, yang umumnya digunakan untuk permainan, kini juga berpotensi sebagai sarana terapi berkat riset yang mengungkap manfaatnya dalam neuroscience dan rehabilitasi fisik, seperti pada pasien post-stroke. YPK Bali berinisiatif untuk mengembangkan lebih lanjut pemanfaatan VR dalam terapi, membutuhkan keilmuan arsitektur dan IT untuk menciptakan lingkungan virtual interaktif, desain yang fungsional dan estetis, serta infrastruktur yang mendukung kegiatan terapi VR. Terdapat sinergi antara peneliti, mitra, dan penyandang disabilitas fisik untuk mengembangkan aplikasi VR, dengan harapan menjadi solusi rehabilitasi masa depan.
PENGABDIAN MASYARAKAT PERANCANGAN AKSESIBILITAS GAMAT BAY NUSA PENIDA Made Anggita Wahyudi Linggasani; Ida Bagus Gede Parama Putra; Dewa Ayu Nyoman Sriastuti
Jurnal Abdi Masyarakat Vol. 7 No. 2 (2024): Jurnal Abdi Masyarakat Mei 2024
Publisher : Universitas Kadiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30737/jaim.v7i2.5199

Abstract

Kawasan Eksisting Gamat Bay sebagian besar terdapat kawasan hutan lindung yang kedepannya akan diusulkan menjadi salah satu DTW Gamat Bay. Hutan lindung memiliki pesona yang tidak kalah dengan pesisir gamat Bay namun potensinya belum banyak dikenal orang. Oleh karena itu Desa Sakti ingin mengembangkan DTW Gamat Bay sebagai ekspansi daya tarik yang ditawarkan bagi wisatawan untuk menikmati sudut lain dari Pulau Nusa Penida. Terdapat lima pilar yang dapat berperan dalam pengembangan pariwisata terhadap kawasan Nusa Penida khususnya Gamat Bay yang terdiri dari Atraksi, Aksesibilitas, Amenitas, Ancilleries dan Comunity Involvement. Kawasan Hutan Lindung dalam kawasan Gamat Bay di Desa Sakti memiliki luasan sekitar 33 hektar sebagai Hutan Lindung. Secara harfiah perancangan aksesibilitas dan RTH dapat menjadi hal utama dalam perancangan kawasan pariwisata sebagai penghubung antar zona maupun antara fasilis. Pada umumnya aksesibilitas merupakan derajat kemudahan pencapaian maupun penggunaan baik terhadap lingkungan maupun objek serta pelayanan. Aksesibilitas terbagi atas dua, yakni aksesibilitas fisik dan non fisik, aksesibilitas fisik meliputi akses pada bangunan umum, akses pada jalan umum, pada pertamanan dan pemakaman umum, dan taman kota. Aksesibilitas dirancangan sebagai penghubung area antar zona serta sebagai akses terhadap fasiltias-fasilitas penunjang pariwisata pada Kawasan Hutan Lindung. Perancangan aksesibilitas sangat memperhitungkan faktor-faktor dasar dalam merencanakan aksesibilita yang lebih aksesibel dan mendukung kegiatan konservasi hutan lindung
PENGABDIAN MASYARAKAT PERANCANGAN VISUAL BRANDING DESA SAKTI SEBAGAI DAYA TARIK WISATA NUSA PENIDA Gde Bagus Andhika Wicaksana; Made Anggita Wahyudi Linggasani; I Nyoman Darma Kotama
Jurnal Abdi Masyarakat Vol. 7 No. 2 (2024): Jurnal Abdi Masyarakat Mei 2024
Publisher : Universitas Kadiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30737/jaim.v7i2.5200

Abstract

Desa Sakti merupakan desa tua yang memiliki framing sosial, budaya dan alam yang menjadi satu kesatuan sebagai ciri khas DTW di Nusa Penida. Untuk menciptakan momentum Desa Wisata dalam framing local genius diperlukan promosi mengenai karakteritik dan keunikan Desa Sakti dalam DTW Gamat Bay melalui destination branding. Upaya branding dilakukan untuk mengemas keseluruhan potensi baik potensi fisik, budaya, adat istiadat, alam, ekonomi dan sosial budaya serta potensi flora dan fauna pada DTW Gamat Bay pada Desa Sakti. Branding dalam ranah arsitektur pada nantinya akan memperjelas identitas objek yang akan dipromosikan. Memperkenalkan sesuatu yang masih tersembunyi sehingga dapat diketahui orang banyak dengan cara yang bijak tentunya agar daerah tersebut tidak terdegradasi akibat branding yang dilakukan. Branding dapat memberikan identitas baru untuk memperkuat identitas sebelumnya yang akan berjalan secara konsisten sesuai dengan visi misi objek yang dipromosikan dalam hal ini yaitu Daya Tarik Wisata Gamat Bay. Sehingga setiap branding harus menyesuikan dengan karakteristik yang terdapat dalam destinasi. Visual branding berupa logo menjadi hal penting yang diperlukan desa untuk memberikan promosi secara lebih informatif, menyenangkan dan lebih kekinian terhadap usaha memajukan desa Sakti sekaligus menjadi trigger bagi wisatawan untuk mengenal desa Sakti lebih dalam. Logo juga dapat diterapkan sebagai bagian dari produk atau cinderamata desa sekaligus menjadi key visual dalam digitalisasi promosi Desa kedepannya dalam platorm media sosial maupun website. Pada kesimpulannya, banyak manfaat yang dapat digunakan oleh pihak Desa Sakti untuk membantu mereka memajukan desa Sakti sekaligus menjaga potensi Hutan Lindungnya melalui slogan” the Herritage of Nusa Penida.dinikmati oleh pengguna khususnya wisatawan
PEMBUATAN DESAIN DAN PEMBUATAN PRODUK FURNITUR SEBAGAI PENUNJANG AKTIVITAS BAGI PENYANDANG DISABILITAS FISIK Made Anggita Wahyudi Linggasani; I Dewa Ayu Eka Pertiwi; I Wayan Yogik Adnyana Putra; Gde Bagus Andhika Wicaksana
Jurnal Abdi Masyarakat Vol. 8 No. 2 (2025): Jurnal Abdi Masyarakat Mei 2025
Publisher : Universitas Kadiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30737/jaim.v8i2.6677

Abstract

The Special Education Foundation (YPK) has been committed since 2001 to filling the gap in health and rehabilitation services for people with disabilities in Bali. Through the development of its services, YPK not only focuses on physical and psychological health aspects but also expands its scope into education as part of efforts to create a more inclusive environment for people with disabilities. In facing challenges in providing facilities and equipment to support rehabilitation activities—particularly the need for specially designed furniture—YPK recognizes the importance of collaboration with academia, especially with Warmadewa University. This community service activity focuses on the significance of such collaboration in developing ergonomic, accessible, and aesthetic furniture design solutions. Special furniture such as walkers, support chairs, and support tables play a vital role in fostering independence and improving the quality of life of YPK service recipients. Through this collaboration, it is expected that innovations in furniture design will emerge that not only meet functional needs but also take into account ergonomic and aesthetic aspects, in line with the principles of inclusive education. This community service activity explores how academic insights in design and ergonomics can make significant contributions to creating sustainable and effective solutions, reinforcing the importance of cooperation between the non-profit and academic sectors in addressing social challenges. The outcomes of this collaboration are expected not only to strengthen the supporting infrastructure at YPK but also to serve as a model for similar initiatives focusing on disability community services.