cover
Contact Name
muhammad ikhsan
Contact Email
ichsan@uwgm.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
jmm.ummat@gmail.com
Editorial Address
Jalan KH. Ahmad Dahlan No 1 Pagesangan, Kota Mataram - NTB
Location
Kota mataram,
Nusa tenggara barat
INDONESIA
JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri)
ISSN : 25988158     EISSN : 26145758     DOI : 10.31764/jmm.v4i2.1962
Core Subject : Education,
JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) is a journal published by the Mathematics Education Departement of Education Faculty of Muhammadiyah University of Mataram. JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) aims to disseminate the results of conceptual thinking and ideas, especially the results of educational research and technology to be realized in the community, including (1) Fields of science, applied, social, economic, cultural, health, ICT development, and administrative services, (2) Training and improvement in the results of educational, agricultural, information and communication, and religious technology (3) Teaching and empowering communities and communities of students, youth, youth and community organizations on an ongoing basis
Arjuna Subject : Umum - Umum
Articles 146 Documents
Search results for , issue "Vol 8, No 1 (2024): Februari" : 146 Documents clear
PENDAMPINGAN KEPADA LEMBAGA PENYELENGGARA KESEJAHTERAAN SOSIAL (LKPS) DALAM MEMBINA ANAK PELAKU TINDAK PIDANA Liza Agnesta Krisna; Rini Fitriani; Nur Asyiah
JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) Vol 8, No 1 (2024): Februari
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jmm.v8i1.20823

Abstract

Abstrak: Anak merupakan investasi negara guna menopang pembangunan negara di masa yang akan datang. Anak dalam menjalankan kehidupannya diharuskan mendapatkan perlindungan dan pemenuhan hak dasar sebagaimana diatur dalam peraturan perundangan-undangan. Dalam menjalani kehidupannya, anak tidak luput dari kesalahan termasuk dalam hal melakukan tindak pidana. Sehingga anak tersebut berhadapan dengan hukum. Anak yang berhadapan dengan hukum baik sebagai pelaku maupun sebagai korban tetap harus diperlakukan sebagaimana anak pada umumnya. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman pendamping LKPS dalam membina anak pelaku tindak pidana yang dititipkan di LKPS Ayeum Mata. Metode yang digunakan mencakup observasi, praktek, dan ceramah terhadap LPKS Ayeum Mata. Hasil kegiatan dapat dilihat pola pembinaan anak pada LPKS Ayeum Mata sebelumnya masih standar, namun dengan adanya kegiatan pengabdian ini justru membawa perubahan terhadap terhadap pemahaman pendampingan pada LPKS telah 100% tersampaikan dengan baik. Selain itu, peran serta masyarakat dan orang tua juga dibutuhkan untuk memperbaiki psikis anak dalam masa pembinaan.Abstract: Children are a state investment to support the country's development in the future. In carrying out their lives, children are required to receive protection and fulfill their basic rights as regulated in statutory regulations. In living their lives, children are not free from mistakes, including committing criminal acts. So the child faces the law. Children who are in conflict with the law, either as perpetrators or as victims, must still be treated like children in general. This activity aims to increase the understanding of LKPS assistants in developing children who have committed criminal acts who are entrusted to LKPS Ayeum Mata. The methods used include observation, practice and lectures on the Ayeum Mata LKPS. From the results of the activity, it can be seen that the pattern of coaching children at LPKS Ayeum Mata was previously still standard, but with this service activity it has actually brought changes to the understanding of mentoring at LPKS that has been 100% well conveyed. Apart from that, the participation of the community and parents is also needed to improve children's psychology during the coaching period. 
PEMANFAATAN PANGAN LOKAL PADAT PROTEIN SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN STUNTING Sudirman Efendi; Ismi Irfiyanti Fachruddin; Ahmad Farhan
JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) Vol 8, No 1 (2024): Februari
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jmm.v8i1.19887

Abstract

Abstrak: Tingginya kemiskinan di Indonesia menjadi salah satu factor pemicu stunting. Program keluarga harapan merupakan program pengentasan kemiskinan yang memberikan bantuan tunai kepada keluarga penerima manfaat yang difokuskan untuk pemenuhan makanan bergizi, dengan memanfaatkan bahan pangan lokal yang salah satunya adalah tempe. Persoalan muncul manakala kebanyakan anak di perkotaan yang lebih tertarik mengkonsumsi jajanan luar. Masyarakat di Jl. Terompet Blok.X Kelurahan Manggala, kota Makassar dengan jumlah penerima bansos yang cukup tinggi dan berbanding lurus dengan kejadian stuntingnya. Tujuan kegiatan untuk meningkatkan kemampuan warga dalam mengolah makanan bergizi dan mengolah tempe menjadi kuliner seperti coto tempe, bakso tempe, tempe pedas manis, bolu cukke tempe dan tempe katsu. Metode yang digunakan menitik beratkan pada keaktifan peserta seperti demontrasi, simulasi dan edukasi. Peserta dalam kegiatan ini melibatkan 25 Anggota KPM Forum cahaya mata. Pelaksanaan kegiatan terbagi menjadi 3 tahapan yaitu tahap perencanaan pelatihan,tahap pelaksanaan kegiatan dan selanjutnya tahap ketiga evaluasi pelaksanaan kegiatan. Adapun hasil pre-post tes yang didapatkan terkait pengetahuan mengenai pencegahan stunting yakni sebelum diberikan edukasi di identifikasi pengetahuan dalam kategori baik sebanyak 8 peserta (32%) dan setelah diberikan edukasi naik menjadi 18 (72%) peserta,untuk kategori pengetahuan Cukup sebanyak 11 (44%) peserta turun menjadi 7 (28%) setelah diberikan edukasi.Sedangkan kategori pengetahuan kurang, dari 6 (24%)peserta menjadi 0 peserta. Kemudian hasil demo memasak dinilai secara obyektif dengan melihat tampilan dan juga cita rasa masakan oleh tim, semua peserta (100%) mampu melakukan masakan tersebut.Abstract: The high level of poverty in Indonesia is one of the factors that triggers stunting. The Family Hope Program is a poverty alleviation program that provides cash assistance to beneficiary families which is focused on providing nutritious food, by utilizing local food ingredients at affordable prices, one of which is tempeh. The problem arises when many children in urban areas are more interested in consuming outside snacks. People on Jl. Trumpet Blok x. The aim of the activity is to improve residents' ability to process nutritious food and process tempeh into culinary delights such as coto tempeh, tempeh meatballs, sweet and spicy tempeh, bolu cukke tempeh and tempeh katsu. The method used focuses on participant activity such as demonstrations, simulations and education. Participants in this activity involved 25 members of the KPM Cahaya Mata Forum. The steps for implementing activities are divided into 3 main stages, namely the training planning stage by holding an initial meeting with partners, the second stage of implementing activities which starts with education regarding stunting and strategies for starting a business, which then provides demonstration training on processing nutritious food ingredients for families based on ingredients. The local food tempeh is a culinary product that has selling value. The third stage of evaluation is to assess KPM's ability to produce culinary products as well as knowledge related to preventing stunting in children. The pre-post test results obtained were related to knowledge regarding stunting prevention, namely before being given the education, knowledge was identified in the good category as many as 8 participants (32%) and after being given the education it rose to 18 (72%) participants, for the Sufficient knowledge category there were 11 (44%) participants decreased to 7 (28%) after being given education. Meanwhile, the lack of knowledge category went from 6 (24%) participants to 0 participants. Then the results of the cooking demonstration were assessed objectively by looking at the appearance and taste of the cooking by the team, all participants (100%) were able to do the cooking.
PENERAPAN AI SEBAGAI ALAT BANTU PROSES PEMBELAJARAN DI TINGKAT PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR Nurkhalik Wahdanial Asbara; Agunawan Agunawan; Fitriani Latief; Nurani Nurani; Auliyah Zakilah Ifani; Selvia Deviv; Dara Ayu Nianty; Yusri Mahendra; Tenri Wulandari
JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) Vol 8, No 1 (2024): Februari
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jmm.v8i1.20083

Abstract

Abstrak: Tujuan dari kegiatan pengabdian ini adalah memberikan pelatihan, mendampingi guru tentang perkembangan Artificial Intelligence (AI) dalam dunia pendidikan. Dengan adanya kegiatan ini, dapat meningkatkan softskill dalam proses belajar mengajar, mulai dari bagaimana guru membuat materi pembelajaran berbasis media, video pembelajaran yang menarik dengan menggunakan AI, sehingga para siswa mudah memahami apa yang disampaikan oleh gurunya dan mengintegrasikan AI dalam proses pembelajaran sehari-hari. Diharapkan setelah kegiatan ini akan membantu menciptakan lingkungan pembelajaran yang lebih efektif, efisien, dan responsif terhadap kebutuhan siswa dan guru. Dengan pendekatan yang teliti dan bijaksana, mulai dari pemaparan teori dan praktek langsung, pengembangan Artificial Intelligence (AI) dalam pendidikan dapat membawa manfaat positif dan berkelanjutan bagi semua pihak yang terlibat dalam proses pendidikan. Mitra pada kegiatan ini adalah guru SD Inpres Unggulan BTN Pemda Makassar sebanyak 18 orang. Hasil dari kegiatan ini adalah tingkat kepahaman peserta sebanyak 54%, kurang paham 29 %, dan tidak paham 17%. Hasil dari kegiatan pengabdian ini adalah mitra dapat memanfaatkan AI dalam mendesain materi pembelajaran, mengelola dan mengevaluasi proses pembelajaran.Abstract: The purpose of this service activity is to provide training, accompany teachers about the development of Artificial Intelligence (AI) in the world of education. With this activity, it can improve soft skills in the teaching and learning process, starting from how teachers create media-based learning materials, interesting learning videos using AI, so that students can easily understand what is conveyed by their teachers and integrate AI in the daily learning process. It is hoped that following these activities will help create a learning environment that is more effective, efficient, and responsive to the needs of students and teachers. With a rigorous and thoughtful approach, starting from the presentation of theory and direct practice, the development of Artificial Intelligence (AI) in education can bring positive and sustainable benefits to all parties involved in the educational process. Partners in this activity are 18 teachers of SD Inpres Unggul BTN Pemda Makassar. The result of this service activity is that partners can utilize AI in designing learning materials, managing and evaluating the learning process.
IMPLEMENTASI PROGRAM ENGLISH FOR YOUNG LEARNER BERBASIS BUDAYA LOKAL SEBAGAI BENTUK PEMBELAJARAN KREATIF UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BAHASA INGGRIS ANAK-ANAK Tria Nurjanah; Nina Rosima; Anna Nuryanti Kaize; Nur Rahmadani
JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) Vol 8, No 1 (2024): Februari
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jmm.v8i1.20307

Abstract

Abstrak: Peran Pendidikan menjadi fondasi penting bagi perkembangan individu dan kemajuan secara keseluruhan karena Pendidikan dilakukan dalam waktu yang panjang. Pendidikan merupakan bagian penting bagi kebutuhan manusia, karena pendidikan bersifat sepanjang hayat. Faktor yang mendasari program ini menciptakan kelas BIMBEL Bahasa Inggris pada anak-anak yaitu karena ditemukan rendahnya pendidikan pada desa sasaran. Program ini bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada anak perempuan untuk mengembangkan softskill mereka berupa kemampuan berbahasa inggris baik itu dalam listening, speaking, reading dan writing skill sejak usia dini. Metode pengajaran yang digunakan yaitu, metode belajar sambil bermain, diskusi dan praktik. BIMBEL ini diikuti oleh 18 orang peserta, yang memiliki kisaran usia sekolah dasar (SD) dari kelas 3-6 hingga SMP kelas 7. Adapula mitra pendukung dari kegiatan ini adalah Kepala Desa, Aparat Desa dan setiap RT dengan jumlah keseluruhan 32 orang. Presentase keberhasilan kegiatan ini yaitu sebesar 41%, dilihat dari jumlah total peserta serta perkembangan kemampuan Bahasa inggris yang dilihat dari nilai midtest dan final test yang dilakukan peserta.Abstract: The role of education becomes an important foundation for individual development and overall progress as education takes place over long periods of time. Education is an important part of human needs because it is lifelong. The underlying factor behind this program was the creation of BIMBEL English classes for children because of the poor education found in the target village. The program aims to give girls the opportunity to develop their soft skills in the English language, such as listening, speaking, reading, and writing, from an early age. The teaching methods used are learning methods while playing, discussion, and practice. The BIMBEL was followed by 18 participants, who had a primary school age range (SD) from grades 3-6 to 7. However, the supporting partners of this activity are the Head of the Village, the Village Apparatus, and each RT, with a total of 32 people. The presentation success of this activity is 41%, as seen from the total number of participants as well as the development of English language skills seen from midtest and final test scores performed by participants.
PELATIHAN DAN PRAKTIK PEMBERIAN MAKANAN PADA BAYI DAN ANAK UNTUK MENDUKUNG PERCEPATAN PENURUNAN ANGKA STUNTING Indra Domili; Nuryani Nuryani; Agustian Maridji; Rizka Puji Astuti Daud; Ginaya Binolombangan; Rhofsan Suryani; Yusmiati T. Tolo
JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) Vol 8, No 1 (2024): Februari
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jmm.v8i1.19790

Abstract

Abstrak: Masalah gizi adalah masalah kesehatan masyarakat yang penanggulangannya tidak dapat dilakukan dengan pendekatan medis dan pelayanan kesehatan saja. Prevalensi stunting di Kota Gorontalo 28,3% dan telah ditetapkan beberapa wilayah lokus satunting, salah satunya wilayah di Kecamatan Kota Barat. Tujuan kegiatan pengabdian Masyarakat ini adalah untuk melakukan pelatihan dan praktek pembuatan makanan bayi dan anak pada kelompok dasawisma sebagai upaya pencegahan kejadian stunting pada balita. Pelaksanaan kegiatan terdiri dari tahap persiapan dengan penyusunan materi dan modul PMBA, tahap pelaksanaan dengan pemberian edukasi dan praktik pembuatan MP ASI, tahap monitoring dan evaluasi dengan melakukan pengukuran pre dan post-test. Hasil kegiatan menunjukkan terjadi peningkatan pengetahuan kelompok dasawisma setelah mengikuti kegiatan edukasi dan pelatihan praktik pembuatan MP ASI (48%) dan telah terbentuk MoA Poltekkes Kemenkes Gorontalo dan Kelurahan Dembe I sebagai mitra pengabdian kepada Masyarakat.Abstract: Nutritional problems are public health problems whose mitigation cannot be done with medical approaches and health services alone. The prevalence of stunting in Gorontalo City is 28.3% and several locus areas have been determined, one of which is in Kota Barat District. The purpose of this community service activity is to conduct training and practice in making baby and child food for dasawisma groups as an effort to prevent stunting in toddlers. The implementation of activities consists of the preparation stage with the preparation of PMBA materials and modules, the implementation stage by providing education and practice of making MP ASI, the monitoring and evaluation stage by measuring pre and post-tests. The results of the activity showed an increase in knowledge of the dasawisma group after participating in education and training activities on the practice of making MP ASI and an MoA of Poltekkes Kemenkes Gorontalo and Dembe I Village has been formed as community service partners.  
SIMULASI LATIHAN FISIK BERBASIS SELF-CARE PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS Hasir Hasir; Hairun Ruksin; Nurbaya Nurbaya
JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) Vol 8, No 1 (2024): Februari
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jmm.v8i1.20461

Abstract

Abstrak: Kejadian individu dengan diabetes mellitus tipe 2 di Propinsi Sulawesi Barat sebesar 0,89%. Sedangkan pada skala nasional, diabetes mellitus adalah penyakit dengan angka prevalensi nomor tujuh dan jumlah individu dengan diabetes mellitus diprediksi akan mencapai 21,3 juta jiwa pada tahun 2030. kegiatan pengabdian masyarakat ini dilakukan bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan latihan fisik senam berbasis self-care pada pada penderita, dan keluarga penderita diabetes mellitus tipe 2. Sasaran kegiatan pengabdian masyarakat ini sebanyak 30 orang yang terdiri dari penderita diabetes mellitus tipe 2 yang merupakan pasien rawat jalan, dan juga termasuk anggota kelompok program PTM (Penyakit Tidak Manular) Puskesmas Binanga, keluarga penderita serta kader kesehatan. Medote yang digunakan adalah penyuluhan dan simulasi latihan fisik berbasis self-care. Evalusi dilakukan dalam bentuk wawancara langsung pada sasaran. Kegiatan pengabdian masyarakat berjalan dengan lancar, peserta terlibat aktif dalam kegiatan penyuluhan dan secara sadar terlibat aktif dalam kegiatan latihan fisik.Abstract: The incidence of individuals with type 2 diabetes mellitus in West Sulawesi Province is 0.89%. Meanwhile, on a national scale, diabetes mellitus is a disease with the seventh prevalence rate and the number of individuals with diabetes mellitus is predicted to reach 21.3 million people in 2030. This community service activity is carried out with the aim of providing self-care based physical exercise to sufferers. , and families of people suffering from type 2 diabetes mellitus. The target of this community service activity is 30 people consisting of people suffering from type 2 diabetes mellitus who are outpatients, and also members of the PTM (Non-Manual Diseases) program group at the Binanga Health Center, families of sufferers and cadres health. The method used is counseling and physical exercise simulation based on self-care. Community service activities run smoothly, participants are actively involved in outreach activities and are consciously actively involved in physical training activities.
PELATIHAN INOVASI HIDROPONIK DALAM SHADING HOUSE UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENANAM SAYURAN DAN BUAH PADA KELOMPOK WANITA TANI DAHLIA Yani Sri Astuti; Mega Prani Ningsih; Abdul Hakim; Gilang Vaza Benatar
JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) Vol 8, No 1 (2024): Februari
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jmm.v8i1.19702

Abstract

Abstrak: Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dilatarbelakangi oleh tingginya kasus Stunting di Desa Calingcing, Kecamatan Sukahening, Kabupaten Tasikmalaya. Selain itu, desa ini memiliki potensi lahan produktif yang besar tetapi tingkat konsumsi sayur dan buah oleh masyarakat juga rendah. Tujuan utama dari kegiatan ini adalah membantu masyarakat khususnya Kelompok Wanita Tani (KWT) Dahlia sebanyak 25 orang agar dapat meningkatkan kemampuanya dalam memanfaatkan lahan pertanian dengan jenis tanaman sayur dan buah melalui teknik hidroponik melalui shading house untuk meningkatkan nilai ekonomis potensi lahan, pendapatan dan ketahanan pangan keluarga. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat dilakukan pada bulan Juli hingga September 2022. Metode yang digunakan adalah pelatihan melalui kegiatan penyuluhan, demonstrasi dan pendampingan pembuatan isntalasi dan penanaman secara hidroponik. Sistem evaluasi menggunakan kuesioner pree test dan post test. Hasil dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini yaitu (1) Kelompok Wanita Tani (KWT) Dahlia dapan menerapkan pembuatan shading house, perakitan media tanam hidroponik dan menanam ragam buah dan sayur melalui media tanam hidroponik; dan (2) Terdapat peningkatan pengetahuan dan penerapan keterampilan Kelompok Wanita Tani (KWT) Dahlia terhadap inovasi hidroponik dalam shading house untuk penanaman sayuran dan buah, yaitu sebesar 88%. Hal ini terbukti dengan keberhasilan panen yang dapat dinikmati hasilnya oleh para anggota KWT Dahlia.Abstract: This community service activity was motivated by the high number of stunting cases in Calingcing Village, Sukahening District, Tasikmalaya Regency. Apart from that, this village has large potential for productive land but the level of vegetable and fruit consumption by the community is also low. The main objective of this activity is to help the community, especially the Dahlia Women's Farming Group of 25 people, to increase their ability to utilize agricultural land with types of vegetable and fruit plants using hydroponic techniques through shading houses to increase the potential economic value of land, income and food security. family. Community service activities will be carried out from July to September 2022 on agricultur land of Dahlia Women's Farming Group. The method used is training through outreach activities, demonstrations and assistance in making hydroponic installations and planting. The evaluation system uses pre-test and post-test questionnaires. The results of this community service activity are (1) the Dahlia Women's Farming Group can implement the construction of a shading house, assemble hydroponic planting media and plant a variety of fruit and vegetables using hydroponic planting media; and (2) There is an increase in knowledge and application of the skills of the Dahlia Women Farmers Group regarding hydroponic innovation in shading houses for growing vegetables and fruit, namely by 88%. This is proven by the success of the harvest that KWT Dahlia members can enjoy.
PELATIHAN PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KOLABORATIF BAGI GURU TK SEBAGAI UPAYA MENUMBUHKAN KETRAMPILAN KOLABORASI SEJAK DINI Endang Lestari; Dian Apriliana Rahmawatie
JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) Vol 8, No 1 (2024): Februari
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jmm.v8i1.19918

Abstract

Abstrak: Ketrampilan berkolaborasi merupakan ketrampilan wajib yang harus dimiliki oleh masyarakat era 4.0 dan 5.0. Di bidang Kesehatan, Indonesia saat ini mempunyai masalah kesehatan yang semakin kompleks, yang membutuhkan tenaga Kesehatan yang trampil dan mampu bekerjasama antar profesi kesehatan, untuk mengurangi komplikasi dan mencegah kejadian malpraktek. Ketrampilan kolaborasi perlu diajarkan sejak usia dini. Pengabdian ini bertujuan untuk meningkatkan ketrampilan guru TK dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) kolaboratif. Pengabdian ini menerapkan ceramah dalam kegiatan pelatihan dan praktek penyusunan RPP yang didampingi oleh pengabdi. Subjek pengabdian adalah guru TK se Kecamatan Boja. Indikator keberhasilan dari kegiatan ini adalah tersusunnya RPP pembelajaran kolaboratif oleh guru guru TK di kecamatan Boja. Evaluasi keberhasilan dilakukan menggunakan uji pre-post terhadap jumlah RPP pembelajaran kolaboratif yang disusun oleh guru di kecamatan Boja menggunakan uji statistic McNemar. Sebanyak 72 guru mengikuti kegiatan pelatihan. Dari data yang terkumpul diketahui pada pre pelatihan hanya 26 (36,1%) guru yang telah memiliki RPP, setelah pelatihan, sebanyak 58 (80,5%) guru telah berhasil menyusun RPP. Terdapat perbedaan signifikan jumlah guru yang menyusun RPP kolaboratif prepost pelatihan (p<0.001). Pelatihan memberikan dampak peningkatan ketrampilan guru dalam penyusunan RPP kolaboratif yang dibuktikan dengan penambahan jumlah RPP yang dihasilkan oleh guru TK Kecamatan Boja. RPP yang tersusun telah sesuai dengan ketentuan Permendiknas No.41 tahun 2007. Kegiatan pelatihan dan pendampingan berhasil meningkatkan ketrampilan guru guru untuk menyusun RPP kolaboratif sesuai dengan ketentuan permendiknas.Abstract: Collaboration skills are mandatory skills that must be acquired by society in the 4.0 and 5.0 era. In the health sector, Indonesia currently has increasingly complex health problems, which require skilled health workers who are able to collaborate between health professions, to reduce complications and to prevent malpractice. Considering that, collaboration skills need to be taught from an early age. This community service program aimed to improve the skills of kindergarten teachers in developing lesson plans (RPP) for teaching collaboration at kindergarten. This community service program implemented lectures and training in developing RPPs. The subjects of the community service were kindergarten teachers in Boja District. The indicator of the success of this program was the improvement of teachers’ ability in developing collaboration skill lesson plans. Evaluation of the success was carried out using a pre-post test on the number of collaborative learning lesson plans developed by teachers, implementing McNemar statistical test. A total of 72 teachers took part in the training. From the data collected, it was revealed that at pre-training only 26 (36.1%) teachers had RPPs, after the training, 58 (80.5%) teachers had succeeded in developing RPPs. There was a significant difference in the number of collaboration skill lesson plans produced pre and post training (p<0.001). The increase of numbers of collaboration skill lesson plans produced by teachers was evidence of the improvement and awareness of teachers' skills in developing collaboration skill lesson plans in Boja District. The structure of RPPs developed by teachers was in accordance with the provisions of Permendiknas No.41 of 2007. The training succeeded in improving teachers’ skills in developing lesson plan of teaching collaboration skills.
PENINGKATAN LITERASI KESEHATAN TENTANG PENYAKIT TIDAK MENULAR UNTUK MENINGKATKAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU PADA REMAJA Reny Sulistyowati; Aida Kusnaningsih; Nang Randu Utama; Yuyun Christyanni; Fina Ratih Wira Putri Fitri Yani; Fetty Rahmawaty
JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) Vol 8, No 1 (2024): Februari
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jmm.v8i1.20958

Abstract

Abstrak: Penyakit tidak menular (PTM) seperti kanker, diabetes mellitus (DM) dan hipertensi merupakan penyakit yang dianggap hanya dialami oleh orang yang sudah lanjut usia namun pada kenyataannya saat ini bahkan remaja banyak yang mengalami penyakit ini dan harus berakhir di rumah sakit untuk melakukan perawatan. Tujuan pengabmas ini adalah agar para remaja dapat meningkatkan literasi kesehatan mengenai PTM dari sumber terpercaya agar remaja dapat meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku untuk mencegah PTM. Metode kegiatan dengan pemberian edukasi pada siswa SMAN 2 Kasongan sebanyak 50 orang, diawali dengan pre-test, dilanjutkan pemberian edukasi dan evaluasi setelah pemberian edukasi (post-test). Dari 50 orang peserta, 52% laki-laki dan 48% perempuan. Sebagian besar Ppeserta paling banyak berusia 16 tahun sebanyak (50%), dan paling sedikit berusia 14 tahun dan 17 tahun sebesar 12%; sebagian besar peserta kelas XI (80,6%). Terdapat peningkatan pengetahuan pre-test dan post-test yaitu sebesar 18% dan peningkatan perilaku sebesar 6%. Peningkatan pengetahuan dengan cara literasi bukan hanya meningkatkan dari segi kognitif remaja tetapi sekaligus memicu segi afektif dan psikomotor melalui penerapan sebagai bentuk hasil dari keberhasilan literasi kesehatan.Abstract: Non-communicable diseases (NCDs) such as cancer, diabetes mellitus (DM) and hypertension are diseases that are thought to only be experienced by elderly people, but in reality, nowadays many teenagers even experience these diseases and have to end up in hospital for treatment. The aim of this community service is so that teenagers can increase health literacy regarding PTM from trusted sources so that teenagers can increase their knowledge, attitudes and behavior to prevent PTM. The activity method involves providing education to 50 students of SMAN 2 Kasongan, starting with a pre-test, followed by providing education and evaluation after providing education (post-test). Of the 50 participants, 52% were men and 48% were women. Most participants were 16 years old (50%), Participants were at most 16 years old (50%), and at least 14 years old and 17 years old at 12%; most were class XI participants (80.6%). There was an increase in pre-test and post-test knowledge, namely 18% and behavior increased by 6%. Increasing knowledge by means of literacy not only improves the cognitive aspect of adolescents but also triggers the affective and psychomotor aspects through application as a result of successful health literacy.
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM PENGOLAHAN SABUN BERBAHAN DASAR MINYAK JELANTAH DI DESA TANJUNGSARI, KABUPATEN BOGOR Lina Berliana Togatorop; Adinda Salwa Sabina; Adinda Zahra Nabila; Akbar Ridho Rifai; Dita Amalia Dewi; Fitri Rahmawati; Galang Rendheart; Lulu Bastareina; Muhammad Gilang Maulana; Pheliasaskara Dhanariswari Nurraissa Aryaputri; Silvia Putri Angelica; Siti Nurhalija; Zafira Virgine Tavipiana
JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) Vol 8, No 1 (2024): Februari
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jmm.v8i1.20011

Abstract

Abstrak: Minyak jelantah merupakan salah satu bahan sisa yang menyumbang limbah dalam jumlah banyak di Indonesia. Permasalahan tersebut dapat teratasi dengan kegiatan pengolahan sabun berbahan dasar minyak jelantah. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai daur ulang dan pembuatan sabun olahan minyak jelantah. Metode yang diaplikasikan berupa ceramah dan demonstrasi, dengan mitra sebanyak 30 orang yaitu ibu-ibu dan remaja putri Desa Tanjungsari RT.13. Evaluasi dari pelaksanaan kegiatan dilakukan terhadap tahap persiapan, pelaksanaan dan peningkatan pengetahuan peserta melalui pengisian kuesioner. Hasil akhir membuktikan bahwa terdapat penambahan proporsi pengetahuan peserta sebelum dan sesudah diberikan edukasi. Dengan nilai rata-rata pre-test adalah 6.50 dan setelah dilakukan edukasi nilai rata-rata post-test meningkat menjadi 8.Abstract: Used cooking oil is one of the waste materials that contributes to large amounts of waste in Indonesia. This problem can be resolved by processing soap made from used cooking oil. This activity aims to increase public knowledge regarding recycling and making used cooking oil soap. The method applied was in the form of lectures and demonstrations, with 30 partners, namely mothers and young women from Tanjungsari Village RT.13. Evaluation of the implementation of activities is carried out at the preparation, implementation, and increasing participants' knowledge stages through filling out questionnaires. The final results prove that there was an increase in the proportion of participants' knowledge before and after being given education. The average pretest score was 6.50; after education, the average post-test score increased to 8.

Page 1 of 15 | Total Record : 146