cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
hmj.fkump@gmail.com
Editorial Address
Street of KH. Ahmad Dahlan PO Box 202 Purwokerto Central Java, Indonesia 53182
Location
Kab. banyumas,
Jawa tengah
INDONESIA
Herb-Medicine Journal
ISSN : -     EISSN : 2620567X     DOI : -
Core Subject : Health, Science,
Herb-Medicine Journal (HMJ) merupakan Terbitan Berkala Ilmiah Herbal, Kedokteran, dan Kesehatan diterbitkan oleh Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Purwokerto dengan frekuensi terbit 2 (dua) kali dalam setahun yaitu di bulan April dan Oktober. Jurnal ini merupakan media komunikasi ilmiah bagi siapapun yang tertarik menekuni bidang herbal baik dalam proses pendidikan, penelitian, maupun pengabdian kepada masyarakat yang dihubungkan dengan bidang kedokteran maupun kesehatan secara luas. Secara terbuka, redaksi menerima kontribusi artikel ilmiah tentang herbal, kedokteran, dan kesehatan dari pihak manapun yang ingin berpartisipasi dalam perkembangan dunia herbal, kedokteran, dan kesehatan.
Arjuna Subject : -
Articles 105 Documents
Perbandingan Terapi Topikal Natrium Klorida 0,9% dengan Minyak Biji Jintan Hitam (Nigella sativa) terhadap Waktu Transpor Mukosilliar Hidung Penderita Rinitis Alergi Fatimah Qonitah Diyanah; M Nurrizki Haitamy; Anis Kusumawati; Oke Kadarullah
Herb-Medicine Journal: Terbitan Berkala Ilmiah Herbal, Kedokteran dan Kesehatan Vol 2, No 2 (2019): Herb-Medicine Journal Oktober 2019
Publisher : Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30595/hmj.v2i2.3089

Abstract

Rinitis alergi terjadi 40% pada populasi dunia, di Indonesia cenderung meningkat setiap tahunnya. Paparan allergen yang menstimulus gejala rinitis dapat menganggu proses bersihan hidung dan  meningkatkan waktu Transpor Mukosilliar  (TMS). Semprot hidung NaCl 0,9% merupakan salah satu terapi suportif rinitis alergi. Minyak Biji Jintan Hitam diketahui sebagai antihistamin dan antiinflamasi yang dapat memperbaiki gejala rinitis alergi danTMS hidung. Mengetahui perbandingan terapitopikal NaCl 0,9% dengan Minyak Biji Jintan Hitam terhadap waktu TMS hidung penderita rinitis alergi. Penelitian ini merupakan clinical trial dengan melibatkan 10 subyek penelitian. Subyek dipilih dengan menggunakan kuesioner SFAR. Subyek yang terpilih dibagi menjadi 2 kelompok yang diterapi dengan topikal NaCl 0,9% dan Minyak Biji Jintan Hitam selama 14 hari. Sebelum dan sesudah terapi dilakukan pemeriksaan waktu TMS dengan tessakarin. Data perbedaan waktu TMS hidung sebelum dan sesudah terapi dianalisis dengan Paired T-Test. Data perbandingan waktu TMS hidung antara kelompok NaCl 0,9% dan Minyak Biji Jintan Hitam dianalisis dengan Independent T-Test. Waktu TMS hidung sebelum dan sesudah terapi pada kelompok NaCl 0,9% dan Minyak Biji Jintan Hitam masing - masing memiliki p>0,05. Perbandingan penurunan waktu TMS pada kedua terapi menunjukkan perbedaan yang tidak bermakna (p=0,831). Terdapat perbedaan yang tidak bermakna pada waktu TMS hidung terapi topikal NaCl 0,9% dan minyak biji jintan hitam pada penderita rinitis alergi.
AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL 70% TEMULAWAK (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) TERHADAP Staphylococcus epidermidis DAN Salmonella thyposa IN VITRO Dyah Mustikaturrokhmah; Erika Diana Risanti
Herb-Medicine Journal: Terbitan Berkala Ilmiah Herbal, Kedokteran dan Kesehatan Vol 3, No 3 (2020): Herb-Medicine Journal Oktober 2020
Publisher : Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30595/hmj.v3i3.6843

Abstract

Penyakit  infeksi yang disebabkan oleh bakteri masih menjadi masalah kesehatan di Indonesia. Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) merupakan bahan alami yang mudah ditemui dan memiliki sifat antibakteri. Staphylococcus epidrmidis dan Salmonella typhosa  adalah bakteri Gram positif dan Gram negatif yang menyebabkan beberapa jenis penyakit.  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antibakteri ekstrak etanol 70% Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) terhadap Staphylococcus epidermidis dan  Salmonella thyposa secara In Vitro. Desain penelitian yang digunakan adalah eksperimental laboratorium dengan metode post- test only control group design. Konsentrasi ekstrak temulawak yang digunakan adalah 5%, 15% dan 45%. Penelitian menggunakan Media Muller Hilton yang telah diolesi bakteri dan dibuat sumuran dengan diameter 6 mm sebagai tempat ekstrak temulawak. Kloramfenikol digunakan sebagai kontrol postif dan aquabides sebagai kontrol negatif. Diameter zona hambat diukur menggunakan jangka sorong setelah inkubasi pada suhu 37°C selama 24 jam. Hasil analisis data menggunakan Uji Krusskal-Wallis menunjukkan nilai p<0.005 dan Post-Hoc Mann Whitney dengan nilai p=0.008. Hasil tersebut menunjukkan bahwa ekstrak etanol 70% temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) memiliki aktivitas antibakteri terhadap Staphylococcus epidermidis dan Salmonella thyposa secara In Vitro.
HUBUNGAN PREEKLAMPSIA DAN PARITAS DENGAN KEJADIAN PARTUS PREMATURUS DI RSUD BANYUMAS PERIODE JANUARI SAMPAI DESEMBER 2017 anissa kusuma dewi; andi muh maulana; rizka adi nugrahaputra; amin nurokhim
Herb-Medicine Journal: Terbitan Berkala Ilmiah Herbal, Kedokteran dan Kesehatan Vol 1, No 2 (2018): Herb-Medicine Journal Oktober 2018
Publisher : Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30595/hmj.v1i2.3144

Abstract

Latar Belakang: Preeklampsia adalah keadaan pada ibu hamil yang mengalami hipertensi dengan tekanan darah ≥ 140/90 mmHg yang terjadi setelah umur kehamilan 20 minggu, dan disertai dengan proteinuria ≥ 300 mg/24 jam. Setiap harinya di tahun 2015, 830 perempuan meninggal karena terjadi komplikasi kehamilan dan persalinan termasuk preeklampsia. Kesehatan ibu yang terganggu seperti preeklampsia akan mengakibatkan gangguan pada perkembangan janin. Salah satu gangguan perkembangan janin adalah preterm birth (kelahiran prematur). Kelahiran prematur yang dipengaruhi oleh preeklampsia atau eklampsia diakibatkan oleh terjadinya spasme pembuluh darah, apabila berlangsung lama akan mengganggu pertumbuhan janin serta meningkatkan tonus dan kepekaan uterus terhadap rangsangan sehingga menyebabkan partus prematurus. Bayi dengan kondisi prematur akan mengalami gangguan dalam kehidupan selanjutnya seperti asfiksia dan kematian neonatal.Tujuan: Mengetahui hubungan antara preeklampsia dan paritas dengan kejadian partus prematurus.Metode: Analitik observasional dengan rancangan cross-sectional. Sampel diambil dari data rekam medis pasien preeklampsia di RSUD Banyumas, periode Februari – Desember 2017. Data dianalisis menggunakan uji Chi-square.Hasil: Pasien dengan preeklampsia primipara dengan persalinan prematur sebanyak 4,83%, pasien dengan preeklampsia multipara dengan persalinan prematur sebanyak 29,0% dan uji Chi-square diperoleh nilai  p=0,721.Kesimpulan: Tidak terdapat hubungan antara preeklampsia dan paritas terhadap kejadian partus prematurus. Kata Kunci : Preeklampsia, Paritas, Partus Prematurus
Studi Epidemiologi Perkembangan Prehipertensi Menjadi Normotensi, Tetap Prehipertensi, Hipertensi Stage I dan Stage II Setelah 10 Tahun HAIDAR Alatas
Herb-Medicine Journal: Terbitan Berkala Ilmiah Herbal, Kedokteran dan Kesehatan Vol 3, No 3 (2020): Herb-Medicine Journal Oktober 2020
Publisher : Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30595/hmj.v3i3.4392

Abstract

AbstractIndividual with a systolic BP of 120 to 139 mmHg or diastolic BP of 80 to 89 mmHg should be considered as prehypertensive and require health-promoting lifestyle modifications to prevent CVD. After four years, 40% of prehypertension that is not managed properly becomes serious hypertension. Approximately 31–37% of US adults are prehypertensive, is associated with 3-fold greater likelihood of developing hypertension and roughly twice the cardiovascular events. What is the progress of prehypertension after 10 years in rural populations? Will it be normal (normotensive), still prehypertension, become stage I hypertension or stage II hypertension. Epidemiological studies were conducted in Mlati Village, Sleman, Yogyakarta. From the prehypertension subject data as many as 4,091 who were on the computer, after 10 years were selected who were still aged 30-59 years, were willing to take further research and then do interviews and blood pressure checks. The data obtained was analyzed. Of the 743 subjects now aged 30-59 years, who had prehypertension ten years ago, their blood pressure became normal as many as 183 (25%), still prehypertension was 328 (44%), became stage I hypertension as much as 152 (20%) and became hypertensive stage II as many as 80 (11%).  AbstrakPrehipertensi menurut JNC 7 adalah tekanan darah 120-139/80-89 mmHg. Dalam 4 tahun, 40% prehipertensi dilaporkan akan menjadi hipertensi  yang serius bila tidak dikelola dengan baik. Sekitar 31-37% populasi di Amerika Serikat dewasa merupakan  penyandang prehipertensi dan berhubungan dengan kecenderungan tiga kali lipat untuk mengalami hipertensi dan dua kali lipat untuk  mengalami kejadian kardiovaskular dibanding orang dengan tekanan darah normal. Bagaimana perkembangan prehipertensi setelah 10 tahun pada populasi daerah pedesaan? Apakah akan menjadi normal (normotensi), tetap prehipertensi, menjadi hipertensi stage I atau hipertensi stage II. Dilakukan studi epidemiologi di Desa Mlati, Sleman, Yogyakarta. Dari data subyek prehipertensi sebanyak 4.091 yang ada di komputer, setelah 10 tahun dipilih yang masih berusia 30-59 tahun, bersedia mengikuti penelitian lanjutan kemudian dilakukan wawancara dan pemeriksaan tekanan darah. Data yang didapatkan dianalisis. Dari 743 subyek sekarang berusia 30-59 tahun, yang sepuluh tahun lalu prehipertensi, didapatkan tekanan darahnya menjadi normal sebanyak 183 (25%), tetap prehipertensi sebanyak 328 (44%), menjadi hipertensi stage I sebanyak 152 (20%) dan menjadi hipertensi stage II sebanyak 80 (11%). 
Ekspresi Realtif mRNA LMP2A Virus Epstein Barr Pada Berbagai Stadium Karsinoma Nasofaring di RSUD prof. Dr. Margono Soekarjo Tisna Sendy Pratama
Herb-Medicine Journal: Terbitan Berkala Ilmiah Herbal, Kedokteran dan Kesehatan Vol 1, No 2 (2018): Herb-Medicine Journal Oktober 2018
Publisher : Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30595/hmj.v1i2.2564

Abstract

Karsinoma nasofaring (KNF) adalah keganasan yang tersering di kepala dan Leher. Karsinogenesis KNF dipengaruhi oleh banyak faktor seperti faktor lingkungan, genetik, dan infeksi virus. Epstein Barr Virus (EBV) terbukti berperan penting dalam karsinogenesis KNF dan salah satu protein yang berperan penting adalah LMP2A. Penelitan ini mengidentifikasi hubungan antara stadium klinis KNF, klasifikasi TNM, dan ekspresi relatif mRNA LMP2A EBV. Biopsi formalin-fixed parafin-embedded (FFPE) dari jaringan tumor primer terkumpul dari 24 pasien KNF. Sampel diproses menggunakan qRT-PCR. Data di analisa dengan metode 2-ΔCt dan dianalisis secara statistik. Seluruh sampel mengekspresikan LMP2A. Berdasarkan analisis statistik tidak ditemukan hubungan stadium tumor dan klasifikasi TNM dengan ekspresi relatif mRNA LMP2A. Namun demikian  terdapat tren penurunan Ct dengan peningkatan stadium klinis KNF.
PENGARUH EKSTRAK ETANOL DAUN KEMANGI (Ocimum bacilicum L.) TERHADAP KADAR β2 MIKROGLOBULIN, ASAM URAT DAN GAMBARAN HISTOLOGI GINJAL PADA TIKUS PUTIH GALUR WISTAR (Rattus novergicus strain Wistar) YANG DIINDUKSI MONOSODIUM GLUTAMAT Paramita Septianawati; Hernayanti Hernayanti; Gratiana Ekaningsih W
Herb-Medicine Journal: Terbitan Berkala Ilmiah Herbal, Kedokteran dan Kesehatan Vol 3, No 1 (2020): Herb-Medicine Journal April 2020
Publisher : Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30595/hmj.v3i1.6638

Abstract

AbstractBasil leaves (Ocimum basilicum) is one of the traditional medicinal plants that is used as medicine.This study aims to determine the effect of giving basil leaves on levels of Beta 2 microglobulin, uric acid and kidney histology in white wistar-induced rats in MSG and determine the effective dose of basil leaves in an effort to improve kidney function.This study used 25 male Wistar strain rats with body weight 200-230 g. The test animal group was divided into five groups based on the stage of treatment. The first treatment group was a control group consisting of five mice that were not given basil leaf extract or MSG, the second treatment group was the group that was only given MSG without being given basil leaf extract, the third treatment group was the group given MSG followed by basil leaf extract dose 87, 5 mg / kgBB, the fourth treatment group was the group that was given MSG followed by the administration of basil leaf extract with a dose of 175 mg / kgBW, and the fifth treatment group was the group that was given MSG followed by the administration of basil leaf extract at a dose of 350 mg / kgBB. At the end of the treatment, rats were drawn for blood analysis of B2M levels and uric acid levels and kidney tissue uptake, as well as analyzing kidney tissue histology.The results showed that there were differences between Beta 2 microglobulin, uric acid and kidney histopathology of rats receiving basil leaf extract compared with MSG group without basil leaf extract. This study concludes that consuming basil leaf extract can reduce levels of B2M and uric acid and improve kidney histology induced by MSG.
Hubungan Derajat Depresi dengan Nyeri Kepala pada Penderita yang Berobat Di Poliklinik Saraf RSU Anutapura Palu Tahun 2018 Karmila Sari Sulhaji; Ruslan Ramlan Ramli
Herb-Medicine Journal: Terbitan Berkala Ilmiah Herbal, Kedokteran dan Kesehatan Vol 2, No 2 (2019): Herb-Medicine Journal Oktober 2019
Publisher : Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30595/hmj.v2i2.4444

Abstract

Depresi merupakan gangguan mental yang ditandai dengan munculnya gejala penurunan mood, kehilangan minat terhadap sesuatu, perasaan bersalah, gangguan tidur atau nafsu makan, kehilangan energi, dan penurunan konsentrasi. Depresi terbagi atas tiga yaitu depresi ringan, depresi sedang dan depresi berat. Nyeri kepala merupakan rasa nyeri atau rasa tidak mengenakkan pada seluruh daerah kepala dengan batas bawah dari dagu sampai ke daerah belakang kepala. Hubungan antara gangguan jiwa seperti depresi dan nyeri kepala penting untuk diketahui karena depresi merupakan salah satu penyebab utama ketidakmampuan di dalam kehidupan seseorang dan gangguan jiwa pada pasien dengan nyeri kepala akan memberikan hambatan dalam terapi nyeri kepala. Pasien nyeri kepala dengan depresi lebih banyak menggunakan layanan kesehatan karena gejala nyeri kepala yang sering berulang dan berlangsung lama. Penelitian  ini bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan antara derajat depresi dengan nyeri kepala pada penderita yang berobat di poliklinik saraf RSU. Anutapura tahun 2018. Penelitian ini merupakan analitik dengan desain case control study. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara menggunakan kuesioner kepada semua pasien nyeri kepala yang di kelompokkan menjadi nyeri kepala akut dan nyeri kepala kronis. Dilakukan analisis dengan uji Chi-square menggunakan SPSS 21. Pada batas kemaknaan α=5%. Hasil penelitian adalah dari 41 sampel nyeri kepala akut dan 41 sampel nyeri kepala kronis ditemukan hubungan bermakna (p=0,026) antara depresi ringan dengan nyeri kepala kronis dengan Odds Ratio sebesar 2,752 . Juga ditemukan hubungan yang bermakna antara depresi sedang dengan nyeri kepala akut dengan Odds ratio sebesar 2,752. Kesimpulan bahwa derajat depresi berhubungan dengan nyeri kepala. Depresi ringan merupakan faktor resiko nyeri kepala kronis sedangkan depresi sedang merupakan faktor resiko nyeri kepala akut.
MEKANISME KERJA ANDROGRAFOLIDA DARI SAMBILOTO SEBAGAI SENYAWA ANTIOKSIDAN Elvira Yunita
Herb-Medicine Journal: Terbitan Berkala Ilmiah Herbal, Kedokteran dan Kesehatan Vol 4, No 1 (2021): Herb-Medicine Journal Januari 2021
Publisher : Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30595/hmj.v4i1.8825

Abstract

Andrographolide is the main bioactive compound derived from sambiloto, Andrographis paniculata. Andrographolide compounds can potentially be used as phytopharmaca substances. Andrographolide has very broad pharmacological aspects, including anti-inflammatory, anticancer and anti-diabetic. The pharmacological aspects possessed by andrographolide are probably closely related to the chemical profile and the mechanism of action of andrographolide as an antioxidant in counteracting free radicals. Therefore, it is important to know the chemical profile and mechanism of action of andrographolide compounds as antioxidants to understand the mechanism of action of these compounds in dealing with various diseases. This study is based on a review of related literature. Based on the literature review, it was found that the mechanism of action of andrographolide as anti-cancer, anti-inflammatory and anti-dyslipidemia is closely related to the mechanism of action of this compound as an antioxidant. The unsaturated γ- lactone structure at C13 and C14 of andrographolide can neutralize superoxide anions. The double bond in this carbonyl ester group will affect the deprotonization of the H atone located at C15 so that the H atoms on C15 will be easily extracted by the highly reactive superoxide anion. Thus, andrographolide can stop the chain reaction of a radical molecule. This mechanism can cause andrographolide compounds to play a role in reducing the effects of free radicals in various diseases.
HUBUNGAN PENDIDIKAN KESEHATAN DENGAN PERUBAHAN SIKAP PENDERITA TUBERCULOSIS YANG BEROBAT DI PUSKESMAS KARANGANYAR, KEBUMEN Yuhantoro Budi Handoyo Sakti
Herb-Medicine Journal: Terbitan Berkala Ilmiah Herbal, Kedokteran dan Kesehatan Vol 2, No 1 (2019): Herb-Medicine Journal April 2019
Publisher : Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30595/hmj.v2i1.4371

Abstract

Penderita Tuberkulosis (TB) paru di Indonesia terus menerus mengalami peningkatan mulai dari tahun 1997 hingga tahun 2014. Kasus TB paru pada anak di Indonesia mulai ditemukan pada tahun 2013 yaitu pada umur < 1 tahun sebanyak 2‰, 1-4 tahun sebanyak 4‰ , dan 5-14 tahun sebanyak 0,30‰. Indonesia sekarang berada pada ranking kelima negara dengan beban TB tertinggi di dunia. Pada tahun 2013 Indonesia menduduki peringkat keempat dalam prevalensi  kasus  TB. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan Pendidikan dan sikap dari penderita TB. Jenis penelitian ini adalah eksperimen semu dengan rancangan one group pretest-posttest. Populasi dalam penelitian ini adalah semua penderita TB yang berobat di Puskesma. Sampel sejumlah 30 orang yang diambil dengan cluster random sampling. Data dikumpulkan dengan metode kuesioner dan wawancara. Hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan Uji paired t-test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa  terdapat pengaruh pendidikan kesehatan terhadap sikap pada nilai p=0,001. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh pendidikan kesehatan terhadap perubahan sikap penderita TB yang berobat di wilayah Puskesmas karanganyar.
NADI ISTIRAHAT DAN NADI PEMULIHAN DIPENGARUHI OLEH RUTINITAS OLAHRAGA Gusti Reka Kusuma; Sri Wahyu Basuki; Erika Diana Risanti; Budi Hernawan
Herb-Medicine Journal: Terbitan Berkala Ilmiah Herbal, Kedokteran dan Kesehatan Vol 3, No 3 (2020): Herb-Medicine Journal Oktober 2020
Publisher : Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30595/hmj.v3i3.6746

Abstract

The level of physical fitness in Indonesia is still poor. Research shows physical fitness 22 provinces inIndonesia is 56.07% middle, while the rest are stated as being moderate. Thera are any corelation betweenphysical fitness and pulse. Assessing the work of the heart can be seen fromthe pulse which is the propagationof the heart rate. The recovery rate is one indicator to determine the level of physical fitness. This Harvard stepup test measurement is to see how quickly the body's ability to recover after doing activities. The purpose of theauthors conducting this study was to determine the difference in mean resting pulse, recovery rate of minutes 1,2 and 3 in students who regularly exercise and do not. The research method is analytic observational using across-sectional approach. A sample of 65 students, 20 who regularly exercise and 45 students do not regularlyexercise. The results of this study were treated with the mann-whitney and t-independent test showing a restingpulse value p<0.05. Researchers concluded that there weresignificant differences in the mean resting pulse,recovery rate of minutes 1, 2 and 3 in students who routinely exercised and did not.

Page 4 of 11 | Total Record : 105