cover
Contact Name
Lukman Hakim Husnan
Contact Email
elha@stiqlathifiyyah.ac.id
Phone
+628115701309
Journal Mail Official
stiqlathifiyyah@gmail.com
Editorial Address
Jl. Basuki Rahmat, Lrg. Zuriah, No. 173 Kel. Talang Aman, Kec, Kemuning, Palembang
Location
Kota palembang,
Sumatera selatan
INDONESIA
Jurnal Al-Dirayah
ISSN : 2621315X     EISSN : 27212580     DOI : -
Core Subject : Religion,
Jurnal Al-Dirayah adalah Jurnal Studi Al-Quran dan Al-Hadits yang diterbitkan oleh Sekolah Tinggi Ilmu Al-Quran (STIQ) Al-Lathifiyyah Palembang. Memuat berbagai naskah akademik yang berkaitan dengan Ilmu Al-Quran dan Ilmu Hadits berupa: (1) Hasil penelitian; (2) Naskah Opini, (3) Resensi Buku, atau artikel-artikel keagamaan lainnya.
Arjuna Subject : Umum - Umum
Articles 92 Documents
PENGARUH GHORIB TERHADAP PENAFSIRAN Al-QUR’AN Lailatul Mu’jizat
Al-Dirayah Vol. 10 No. 2 (2022): Jurnal Al-Dirayah
Publisher : STIQ al-Lathifiyyah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

artikel ini bertujuan untuk membahas tentang bacaan-bacaan gharib dalam al-Quran. mengingat betapa pentingnya mempelajari bacaan-bacaan gharib tersebut. karena penulis melihat dalam sebuah proses pembelajaran al- Qur’an, terkadang pembelajar dihadapkan pada munculnya bacan-bacaan al- Qur’an yang tidak sesuai atau keluar dari kaidah yang sebenarnya. Dengan demikian penulis ingin mengetahui apakah bacaan-bacaan gharib tersebut berpengaruh terhadap penafsiran ayat al-Qur’an, ataukah justru mengandung hikmah didalamnya. Gharib ada dua macam yaitu gharib fi al-tafsir dan gharib gharib fi al-qira’at, untuk itu penulis hanya akan memfokuskan kepada gharib fi al-Qiraat, dengan menggunakan studi kepustakaan. Sehingga diperoleh kesimpulan sebagai berikut: Gharib adalah kalimat yang dianggap asing, karena bacaannya tidak sesuai atau keluar dari kaidah ilmu tajwid. Istilah gharib muncul karena adanya perbedaan dialek antar suku arab dalam membaca dan melafalkan ayat al-Qur’an. Dengan kemunculan istilah ini, khazanah keilmuan dalam ilmu qira’at semakin luas. Bacaan gharib riwayat Hafsh ini tidak sedikitpun mengubah penafsiran dari ayat-ayat al-Qur’an, justru ghorib disini berfungsi sebagai penyempurna makna dari ayat-ayat al-Qur’an yang terkadang rancu ataupun kurang tepat maknanya.
MODERASI BERAGAMA DALAM PENGAJIAN KITAB TAFSIR JALALAIN DI PONDOK PESANTREN TAHFIDZUL QUR’AN PUTRI AL-LATHIFIYYAH PALEMBANG Siti Alfiatun Hasanah
Al-Dirayah Vol. 11 No. 1 (2023): Jurnal Al-Dirayah
Publisher : STIQ al-Lathifiyyah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini berusaha mengungkap nilai-nilai moderasi beragama yang terdapat dalam pengajian kitab Tafsir Jalalain di Pondok Pesantren Tahfizul Qur’an Putri Al-Lathifiyyah. Nilai-nilai moderasi beragama dalam pengajian kitab Tafsir Jalalain akan dibedah dengan teori yang diungkapkan oleh M. Quraish Shihab tentang hakikat moderasi beragama yang meliputi tiga hal pokok yaitu aqidah, syari’ah dan akhlak. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nilai moderasi Islam dalam pengajian tafsir Jalalain dalam bidang aqidah terdapat dalam penjelasan tafsir surat Ali Imran ayat 67 dan 70, sedangkan dalam bidang syari’ah terdapat dalam penjelasan tafsir surat Ali Imran ayat 71 dan 76, dan dalam bidang akhlak, terdapat dalam penjelasan tafsir surat Ali Imran ayat 74 dan 75.
FENOMENA FLEXING DALAM PANDANGAN AL-QUR’AN : (Kajian Tafsir Tahlili Q.S Al-Qashash ayat 76-84) Lailatul Mu’jizat
Al-Dirayah Vol. 11 No. 1 (2023): Jurnal Al-Dirayah
Publisher : STIQ al-Lathifiyyah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK: Artikel ini bertujuan untuk membahas tentang fenomena flexingyang beberapa waktu terakhir sedang marak terjadi di masyarakat. Flexingmerupakan perilaku pamer harta kekayaan, yang ditampilkan dengan beragamcara, kemudian dikemas semenarik mungkin untuk menarik perhatian publik.Banyak pelaku flexing yang berlomba-lomba untuk melakukan aksi pamer atasapa yang dimilikinya, mulai dari gaya hidup yang penuh dengan kemegahmegahan dan berujung kepada sifat bangga (sombong) atas apa yang dimilikinyadan kemudian memamerkannya. Perilaku pamer dulu adalah suatu hal yang tabudi masyarakat, namun kini perilaku pamer harta (flexing) sudah menjadi perilakuburuk yang dinormalisasikan dan tanpa disadari telah menjadi trend dimasyarakat. Melalui penelitian ini penulis ingin mengkaji bagaimana perilakuflexing dalam pandangan Al-Qur’an, yang difokuskan pada Q.S Al-Qashash ayat76-84.
Kontekstualisasi Tafsir As Sya'rowi dalam Kehidupan Modern Karlopi, Putri Guspida; Pathurrahman
Al-Dirayah Vol. 13 No. 1 (2024): Jurnal Al-Dirayah
Publisher : STIQ al-Lathifiyyah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstract This study aims to examine the development of Tafsir As-Syarawi in modern life, explore how this tafsir remains relevant and accepted by various Muslim circles, and identify the contribution of Sheikh As-Syarawi in answering various challenges and contemporary issues through his work. This study uses a qualitative method with a library research approach to analyze various sources and interpretations used by Sheikh As-Syarawi in interpreting the Qur'an, as well as how his linguistic, contextual, and scientific approaches can be applied in modern life. The results of this research This study shows that Tafsir As-Syarawi by Sheikh Muhammad Mutawalli As-Shaarawi remains relevant in modern life. First, this tafsir uses clear and simple language, making it easier to understand for various groups, including the younger generation and those who do not have a deep Islamic scientific background. Second, As-Syarawi relates the verses of the Quran to relevant social, cultural, and moral contexts in daily life, providing a practical view for Muslims in facing the challenges of modern times. This tafsir also emphasizes the moral and ethical values of the Quran, helping to shape the character and behavior of Muslims according to religious teachings. As-Syarawi offers concrete solutions to contemporary issues such as education, economics, and social relations. His open approach to modern science allows this interpretation to remain relevant in an ever-evolving scientific and technological context. Through media such as lectures on television and digital platforms, Sheikh As-Syaravi's teachings can reach millions of people around the world, including the younger generation. The life and example of Sheikh As-Syarawi as a moderate and integrity scholar inspires Muslims to practice the teachings of Islam wisely and with compassion.
Keselarasan Tafsir Taisirul at-Tafsir dengan Perkembangan Zaman: Menyingkap Relevansi dan Adaptasi Penafsiran Al-Qur'an di Era Modern Pratama, Fingki; Pathurrahman
Al-Dirayah Vol. 14 No. 2 (2024): Jurnal Al-Dirayah
Publisher : STIQ al-Lathifiyyah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This research aims to examine the alignment of Tafsir Taisirul at-Tafsir with modern developments, revealing the relevance and adaptation of the interpretation of the Qur'an in the contemporary era. The research method used is a qualitative approach, including text analysis and literature study. Text analysis is carried out in depth on Tafsir Taisirul at-Tafsir to understand the meaning, symbolism, and context of interpretation given by the author. Literature studies are conducted by collecting secondary data from related literature, including other Qur'anic commentaries, academic articles, books, and journals. Historical methods are used to trace the social, cultural, and intellectual backgrounds that influence interpretation, while sociological methods are applied to analyze the social and cultural context of the present. The literary method is used to identify symbolism and implicit meaning in interpretation. The results of the study show that Tafsir Taisirul at-Tafsir has a good alignment with the development of modern times. The contextual approach used allows this interpretation to remain relevant to contemporary issues, such as technology, human rights, and changing social values. The use of symbolism and implicit meaning in tafsir also provides depth of meaning and allows for deeper reflection on religious teachings. This research makes a valuable contribution in understanding the relevance and adaptation of Tafsir Taisirul at-Tafsir in modern developments and shows the importance of a multidisciplinary approach in the interpretation of the Qur'an.
PERGESERAN PARADIGMA PENAFSIRAN ULAMA NUSANTARA TENTANG MODERASI BERAGAMA (Tafsir Al-Azhar dan Tafsir Al-Misbah) Cici Noviana; Ris’an Rusli; Siti Alfiatun Hasanah
Al-Dirayah Vol. 7 No. 1 (2021): Jurnal Al-Dirayah
Publisher : STIQ al-Lathifiyyah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Berbagai gagasan mengenai sikap moderasi beragama terus tumbuh menunjukkan bagaimanaintelektual Muslim Indonesia memiliki pandangan mengenai sikap-sikap yang toleran atas pemeluk agamalain. Salah satu tokohnya ialah Hamka dan Quraish Shihab dengan karya Tafsirnya. Kedua tokoh tersebutmenghadapi situasi yang berbeda karena lahir pada generasi berbeda. Artikel ini berusaha untuk melihatbagaimana respon kedua tokoh tersebut tentang toleransi beragama di Indonesia di dalam karya tafsirmasing-masing dengan menggunakan pendekatan Kuhn mengenai konsep pergeseran paradigm (paradigmshift) untuk melihat pergeseran penafsiran yang terjadi. Analisis akan diarahkan dengan meninjau latarbelakang ideologi, relasi kuasa (otoritas), dan fanatisme terhadap suatu ideologi. Penelitian ini fokus padaayat-ayat moderasi beragama yakni surah al-Baqarah [2]: 256, Ali ‘Imran [3]: 85, Al-Kafirun [109]: 1-6, yangakan ditinjau juga dengan mengalisis aspek sosial-budaya dan otoritas penafsiran yang terjadi. Hasil daripenelitian ini menunjukkan adanya pergeseran pemikiran dari kedua tokoh di atas dari teologi-Madhabikepada teologi-Humanis. Penafsiran Hamka cenderung klasik terutama dalam melihat relasi agama danbudaya, sementara Shihab lebih terbuka atas perbedaan. Ini menunjukkan keterpengaruhan penafsiranberdasarkan konteks keindonesiaan yang beragam.
PERSPEKTIF AL-QUR’AN TENTANG KESEIMBANGAN DAN PELESTARIAN ALAM (Menelaah Ayat-ayat Kauniyah) Sofia Fahrany
Al-Dirayah Vol. 13 No. 1 (2024): Jurnal Al-Dirayah
Publisher : STIQ al-Lathifiyyah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Esensi penelitian meliputi latar belakang bumi merupakan kesatuan lingkungan hidup yang amat luas.Permukaannya diperkirakan seluas 510 juta HA, tapi dengan permukaan tanah hanya 153 juta Km persegi atau15.300 juta Ha. Oleh karena itu, suatu desa tempat tinggal kita hanya merupakan luasan lingkungan hidup yangamat kecil jika dibandingkan dengan bumi sebagai suatu tatanan lingkungan hidup, kita tentu teringat kejadianselama dua bulan terakhir ini, yakni gempa garut pada Tanggal 27 April 2024, banjir bandang Sumatra Baratpada Tanggal 11 Mei 2024, berawal dari erosi terkikisnya tanah, karena pengeboran dan penambangan liar padapermukaan bumi sehingga terjadinya pergerakan tanah dan adanya pembuangan sampah sembarang ke sungai,kali, saluran air, sehingga tertutupnya jalur air yang penuh dengan sampah, dorongan lebih kuat dan jebolnyatanggul sungai dan bendungan air. Semua kejadian buruk menurut perspektif Al-Qur’an, jelas mencerminkankelengahan kita memegang amanat Allah SWT dalam surat Hud dijelaskan, seyogyanya mengingatkan kitakepada peringatan Allah dalam surat Ar-Rum ayat 41 yang berbunyi “Telah nampak kerusakan di darat dan di lautdisebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagai bagian akibatperbuatan mereka agar mereka kembali kepada jalan yang benar.” Tujuan penelitian ini adalah bentuk dakwahliteratur dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif, verifikasi, historiologi, mengharapkan hasilpenelitian ini, manusia menjaga kelestarian alam terhindar dari kepunahan demi keberlangsungan hidupberkelanjutan. Hasil penelitian mengharapkan agar manusia menjadikan Al-Qur’an (ayatul kauniyah) sebagaipedoman hidup demi kelestarian alam berkelanjutan.
PENAFSIRAN IBNU KATSIR TERHADAP QS. AL-BAQARAH AYAT 261 DAN IMPLIKASINYA DALAM PENGENTASAN KEMISKINAN Mandra Jaya; Halimatussa’diyah; Tri Handayani
Al-Dirayah Vol. 7 No. 1 (2021): Jurnal Al-Dirayah
Publisher : STIQ al-Lathifiyyah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan dari artikeil ini adalah untuk meingkaji peinafsiran Ibnu Katsir. QS. Al-Baqarah ayat 261 dan peindeikatan yang harus dilakukan untuk meingurangi keimiskinan. Peineilitian ini meirupakan bagian dari studi keipustakaan, yaitu peineilitian yang datanya dikumpulkan dari beirbagai liteiratur. Tidak hanya buku, teitapi juga bahan doikumeintasi, majalah, jurnal, dan beintuk liteiratur lainnya. Meinurut teimuan peineilitian, peinafsiran Ibnu Katsir meindeifinisikan miskin seibagai oirang yang tidak meimiliki apa-apa untuk dibeilanjakan, seihingga Allah meimeirintahkan manusia untuk meimbantu meireika deingan seisuatu yang dapat meimeinuhi keibutuhan meireika dan meinghilangkan keirugian meireika. Goiloingan masyarakat seipeirti inilah yang patut meindapat peirhatian dan keipeidulian, diikuti deingan cara-cara Al-Qur'an meimbantu meingeintaskan keimiskinan dan upaya yang dilakukan peimeirintah untuk meingeintasakan keimiskinan.
KONSEP KEPEMIMPINAN MENURUT PANDANGAN BUYA HAMKA DALAM TAFSIR AL-AZHAR Septiana Dwi Srikandi; Halimatussa’diyah; Emilia Sari
Al-Dirayah Vol. 7 No. 1 (2021): Jurnal Al-Dirayah
Publisher : STIQ al-Lathifiyyah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tentang Kepemimpinan, Haji Abdullah Malik Karim Abdullah (HAMKA) sebagai tokohulama ulama Nusantara telah banyak membincangkan hal-hal yang berkaitan kepemimpinan didalam karya-karya beliau. Tafsîr Al-Azhâr sebagai karya agung beliau turut tidak ketinggalan dalammembincangkan masalah tersebut. Skripsi ini akan mengupas lebih mendalam tentang banyak halyang berkaitan dengan kepemimpinan studi pemikiran Hamka. Pembahasan di dalamnya berisitentang memahami ayatayat tentang kepemimpinan yang ada dalam tafsir karya beliau membahastentang istilah atau pemaknaan yang telah digunakan Hamka dalam menjelaskan maksud darikepemimpinan itu sendiri. Skripsi ini juga akan membicarakan pemikiran Hamka tentangbagaimana seseorang menjadi pemimpin yang ideal menurut pandangan Hamka, Serta tidakketinggalan membahas peranan Hamka yang telah banyak memberi sumbangsih dan peranan yangamat penting dalam menginspirasi umat, khususnya umat islam sendiri dan perjuangannya ataskemajuan bangsa semasa ia hidup.
TEORI AL-ṢARFAH DAN RELEVANSINYA TERHADAP KEOTENTIKAN AL-QUR’AN Ayu Annisa; Pathurrahman; Andy Hariyono
Al-Dirayah Vol. 11 No. 1 (2023): Jurnal Al-Dirayah
Publisher : STIQ al-Lathifiyyah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis teori Al-Ṣarfah dan menjelajahi relevansinya terhadapkeotentikan Al-Qur’an. Konsep Al-Ṣarfah menjelaskan bahwa ada upaya Allah Swt untuk mencegah manusia danmencabut kemampuan, motivasi, ilmu, dan pengetahuan yang diperlukan untuk menandingi Al-Qur’an. KeotentikanAl-Qur’an menjadi fokus utama dalam penelitian ini, dengan penekanan pada pemahaman yang lebih mendalamtentang teori Al-Ṣarfah terhadap interpretasi dan pemahaman Al-Qur’an. Penelitian menggunakan studi pustakauntuk meninjau teori Al-Ṣarfah dan keotentikan Al-Qur’an dari berbagai sumber yang relevan. Hasil penelitian inimengungkapkan bahwa teori Al-Ṣarfah memiliki relevansi yang signifikan terhadap keotentikan Al-Qur’an. Dalamproses analisis, teori Al-Ṣarfah mempertimbangkan konteks kebahasaan, dan perbedaan budaya pada saatpenurunan wahyu. Pemahaman yang lebih mendalam tentang teori Al-Ṣarfah dapat memberikan wawasan yangberharga bagi pemahaman dan interpretasi Al-Qur’an. Penelitian ini memberikan kontribusi penting dalam bidangstudi Al-Qur’an dan ilmu-ilmu terkait. Temuan penelitian ini dapat digunakan untuk memperkaya pemahamankeagamaan, bahwa teori Al-Ṣarfah mempinyai sisi lain terkait keotentikan Al-Qur’an dan mengembangkan pemikirankritis dalam memahami wahyu yang terkandung dalam Al-Qur’an.

Page 7 of 10 | Total Record : 92