cover
Contact Name
Intje Picauly
Contact Email
jpazih19@gmail.com
Phone
+6282237145517
Journal Mail Official
jpenelitianpgk@gmail.com
Editorial Address
Jl. Cak Doko, Nomor : 40 Kec. Oebobo Kota Kupang
Location
Unknown,
Unknown
INDONESIA
Jurnal Pangan, Gizi dan Kesehatan
ISSN : 20852371     EISSN : 27456536     DOI : https://doi.org/10.51556/ejpazih
Core Subject : Health,
Jurnal PAZIH mewadahi tulisan hasil kajian dan penelitian terkait bidang ilmu Pangan, Gizi dan Kesehatan dengan berbagai frame penelitian seperti : Penelitian Dasar/Fundamental Penelitian pengembangan/R&D Penelitian Laboratorium/ Lapangan/Masyarakat Penelitian Eksperimen dengan berbagai Jenisnya Studi Kualitatif (Investigasi, Studi Analisis, Deskriptif, dan sejenisnya) Studi Kaji Tindak Kebijakan atau Program Studi Literatur/Kepustakaan Penelitian lain dengan topik-topik terkait yang diangkat dapat berupa Adopsi - Inovasi dan Lain-lain Adapun Kajian berdasarkan masing-masing bidang antara lain : Bidang Pangan meliputi : Pertanian, Perikanan, dan Peternakan Managemen Sumberdaya alam (Pertanian, Perikanan, dan Peternakan) Teknologi Pengolahan Pangan sumber Pertanian, Perikanan, dan Peternakan Analisis kandungan gizi dan efisiensi dari hasil pengembangan produk Bidang Gizi meliputi : Analisis pengaruh pengolahan pangan terhadap kandungan gizi pangan Studi Pola Konsumsi Pangan skala Individu, keluarga, maupun wilayah Analisis Determinan masalah gizi dan kesehatan skala Individu, keluarga, maupun wilayah Penilaian Konsumsi Pangan dan Status gizi Masyarakat Survei Keragaman dan Pola Pangan Harapan suatu wilayah Bidang Kesehatan meliputi : Kesehatan Ibu dan Anak Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Kesehatan Lingkungan Epidemiologi Kesehatan Pendidikan/Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku
Articles 89 Documents
PEMANFAATAN PELAYANAN KESEHATAN OLEH MAHASISWA BERDASARKAN JENIS KELAMIN, JAMINAN KESEHATAN, DAN SELF-PERCEIVED NEED David R. L. Sirait; Tadeus A. L. Regaletha; Ribka Limbu
Jurnal Pangan Gizi dan Kesehatan Vol. 11 No. 1 (2022): Jurnal Pangan Gizi dan Kesehatan
Publisher : Pergizi Pangan DPD NTT

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51556/ejpazih.v11i1.180

Abstract

Pelayanan Kesehatan ialah upaya yang di selenggarakan sendiri atau bersama-sama dalam suatu organisasi guna memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan perseorangan, keluarga, kelompok dan ataupun masyarakat. Tujuan utama pelayanan kesehatan adalah untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit dan sasaran utamanya adalah untuk kelompok dan masyarakat. Pemanfaatan pelayanan kesehatan merupakan hal penting dalam rangka memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah suatu penyakit timbul atau bertambah parah,menyembuhkan penyakit, dan memulihkan kondisi kesehatan. Meskipun begitu, masih terdapat masyarakat yang tidak dapat memenuhi kebutuhannya akan pelayanan kesehatan, termasuk mahasiswa. Pemanfaatan pelayanan kesehatan dapat dipengaruhi oleh faktor predisposisi, faktor pemungkin, dan faktor kebutuhan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pemanfaatan pelayanan kesehatan oleh Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Nusa Cendana angkatan tahun 2017-2019 berdasarkan jenis kelamin, kepemilikan jaminan kesehatan, dan self-perceived need. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan metode rancangan survei. Sampel penelitian berjumlah 155 responden yang merupakan mahasiswa aktif Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Nusa Cendana angkatan tahun 2017-2019. Sampel dipilih menggunakan teknik proportionate stratified random sampling dan pengambilan sampel dilakukan dengan teknik simple random sampling. Hasil penelitian menemukan bahwa mahasiswa aktif Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Nusa Cendana yang melakukan pemanfaatan pelayanan kesehatan sebesar 7,43% laki-laki dan 28% perempuan; 32% mahasiswa memiliki jaminan kesehatan dan 3,43% tidak memiliki jaminan kesehatan; 30,86% mahasiswa merasa membutuhkan pelayanan kesehatan dan 4,57% tidak merasa membutuhkan pelayanan kesehatan. Dengan demikian, penelitian ini menyimpulkan bahwa pemanfaatan pelayanan kesehatan paling banyak dilakukan oleh mahasiswa aktif Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Nusa Cendana berjenis kelamin perempuan yang merasa membutuhkan pelayanan kesehatan karena mereka memiliki jaminan kesehatan.
HUBUNGAN PENGELUARAN PANGAN DAN TINGKAT KECUKUPAN ENERGI DAN PROTEIN DENGAN STATUS GIZI REMAJA PUTRI “SMAN NOEMUTI” KEFAMENANU KABUPATEN TIMOR TENGAH UTARA Milenia F.A.V. Lahade; Anna H. Talahatu; Marselinus Laga Nur
Jurnal Pangan Gizi dan Kesehatan Vol. 11 No. 1 (2022): Jurnal Pangan Gizi dan Kesehatan
Publisher : Pergizi Pangan DPD NTT

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51556/ejpazih.v11i1.181

Abstract

Kekurangan Energi Kronik (KEK) adalah keadaan dimana ibu menderita kejadian kekurangan kalori dan protein (malnutrisi) yang mengakibatkan timbulnya gangguan kesehatan pada wanita usia subur (WUS) dan pada ibu hamil (bumil). Masalah KEK tidak terlepas dari konsumsi pangan, salah satu faktor yang mempengaruhi konsumsi pangan yaitu pengeluaran uang untuk pangan rumah tangga yang berdampak pada konsumsi energi dan protein pada Wanita Usia Subur (WUS). Untuk mencegah risiko KEK pada ibu hamil sebelum kehamilan wanita usia subur sudah harus mempunyai gizi baik, misalnya dengan LILA tidak kurang dari 23,5 cm. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan pengeluaran pangan, tingkat kecukupan energi dan protein dengan status kurang energi kronis pada remaja putri Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) Noemuti Kefamenanu kabupaten Timor Tengah Utara. Jenis penelitian ini adalah observasi analitik dengan rancangan cross sectional study. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswi putri kelas III “SMAN Noemuti” Kefamenanu sebanyak 126 orang. Pengambilan sampel dalam penelitian ini secara eksidental dan diperoleh sampel sebanyak 56 siswi. Analisis statistik terhadap variabel dependen dan independen menggunakan uji fisher’s exact test dengan dengan kriteria penolakan H0 apabila nilai p<0,05. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara pengeluaran pangan dengan status gizi remaja putri “SMAN Noemuti” (p<0,05/p=0,006), terdapat hubungan yang bermakna antara tingkat kecukupan energi dengan Status gizi remaja putri “SMAN Noemuti” (p<0,05/p = 0,004), dan terdapat hubungan yang bermakna antara tingkat kecukupan protein dengan status gizi remaja putri “SMAN Noemuti” (p<0,05/p=0,018), dan terdapat hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan dengan status gizi remaja putri “SMAN Noemuti” (P<0,05/p=0,001).
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN STATUS ANEMIA IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PASIR PANJANG, KOTA KUPANG PROPINSI NUSA TENGGARA TIMUR Nofithasin A. Masae; Utma Aspatria; Rut R. Riwu
Jurnal Pangan Gizi dan Kesehatan Vol. 11 No. 1 (2022): Jurnal Pangan Gizi dan Kesehatan
Publisher : Pergizi Pangan DPD NTT

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51556/ejpazih.v11i1.182

Abstract

Kematian ibu didefinisikan sebagai kematian yang terjadi saat masa kehamilan atau dalam kurun waktu 42 hari setelah persalinan. Angka Kematian Ibu (AKI) di suatu bangsa menggambarkan status gizi, kesehatan ibu, tingkat pelayanan kesehatan terutama bagi ibu hamil, ibu melahirkan, serta ibu nifas. Angka Kematian Ibu (AKI) saat ini masih jauh dari target Tujuan Pembangunan Berkelanjutan/Sustainable Development Goals (SDGs) yakni 70 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2030. Di Indonesia, Angka Kematian Ibu (AKI) masih tergolong tinggi. Meskipun telah banyak upaya yang dilakukan oleh pemerintah, AKI belum turun secara signifikan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan status anemia ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Pasir Panjang tahun 2019. Jenis penelitian yang digunakan adalah bersifat analitik dan dipakai rancangan penelitian cross sectional study. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh ibu hamil yang diberikan suplemen zat besi di Puskesmas Pasir Panjang. Sampel dalam penelitian ini adalah 70 orang ibu hamil yang bertempat tinggal di wilayah kerja Puskesmas Pasir Panjang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan ibu hamil berada pada kategori baik (72,9%), tingkat kepatuhan konsumsi tablet besi paling banyak berada pada kategori patuh (61,4%), tingkat asupan protein paling banyak berada pada kategori baik (64,3%), tingkat asupan zat besi paling banyak berada pada kategori baik (72,9%) dan tingkat asupan vitamin C paling banyak berada pada kategori kurang (55,7%). Data kemudian dianalisis menggunakan uji Chi Square dan menunjukkan bahwa ada hubungan antara tingkat pengetahuan ibu hamil tentang zat besi, kepatuhan konsumsi tablet besi dan asupan protein, zat besi dan vitamin C dengan status anemia ibu hamil.
HUBUNGAN ANTARA FAKTOR PREDISPOSISI DAN FAKTOR PEMUNGKIN DENGAN KECELAKAAN KERJA PADA PEKERJA LAS LISTRIK DI KOTA KUPANG Ventrius Benu; Andreas U. Roga; Luh P. Ruliati
Jurnal Pangan Gizi dan Kesehatan Vol. 11 No. 1 (2022): Jurnal Pangan Gizi dan Kesehatan
Publisher : Pergizi Pangan DPD NTT

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51556/ejpazih.v11i1.183

Abstract

Kecelakaan kerja adalah kecelakaan berhubungan dengan hubungan kerja. Hubungan kerja disini dapat berarti bahwa kecelakaan terjadi dikarenakan oleh pekerjaan atau pada waktu melaksanakan pekerjaan. Maka dalam hal ini, dapat dua permasalahan penting yaitu, kecelakaan akibat pekerjaan itu atau kecelakaan terjadi pada saat pekerjaan sedang dilakukan. Kecelakaan merupakan suatu yang tidak diinginkan oleh semua orang, begitu juga halnya dalam melaksanakan pekerjaan. Kecelakaan disini dikelompokan kedalam, kecelakaan akibat kerja ditempat kerja, kecelakaan lalu lintas dan kecelakaan di rumah. Berdasarkan Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor 04/Men/1993, tentang kecelakaan kerja, kecelakaan kerja adalah kecelakaan yang terjadi berhubungan dengan hubungan kerja, termasuk penyakit yang timbul karena hubungan kerja, demikian pula kecelakaan yang terjadi dalam perjalanan berangkat dari rumah menuju tempat kerja, dan pulang kerumah melalui jalan yang biasa atau wajar dilalui. Kecelakaan merupakan masalah yang terjadi pada saat melalukan pekerjaan atau penyakit yang timbul karena pekerjaan. Faktor penyebab kecelakaan kerja sendiri dapat dibagi menjadi tiga yaitu faktor lingkungan, faktor manusia dan faktor peralatan. Welding merupakan pekerjaan pada industri logam yang mempunyai resiko fisik yang tinggi sehingga dalam pelaksanaannya membutuhkan keahlian dan peraltan khusus agar pekerja tidak mengalami kecelakaan kerja. Alat khusus yang dimaksud dalam hal ini adalah alat pelindung diri (APD). Penggunaan APD juga dipengaruhi oleh faktor pengetahuan, sikap, dan kenyamanan pekerja itu sendiri terkait dengan APD yang mereka kenakan. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan antara faktor predisposisi dan faktor pemungkin dengan kecelakaan kerja pada pekerja las listrik di Kota Kupang. Jenis penelitian yang digunakan adalah survey analitik dengan desain Cross Sectional Study. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik total sampling dengan jumlah sampel 71 responden. Hasil analisis menunjukan bahwa terdapat hubungan signifikan antara pengetahuan, sikap, kenyamanan dan ketersediaan sarana dan prasarana dengan kecelakaan kerja (p-value <0,05). Perlu adanya peningkatan pengetahuan, sikap, dan kenyamanan pada pekerja las listrik yang menggunakan APD serta perhatian pemilik usaha untuk memberikan APD yang memadai bagi pekerja.
GAMBARAN PERILAKU PETANI DALAM PENGGUNAAN PESTISIDA DAN ALAT PELINDUNG DIRI TERHADAP KELUHAN KESEHATAN PETANI DI DESA NETENAEN KABUPATEN ROTE NDAO Yofandri Thobias Tallo; Serlie K.A. Littik; Soni Doke
Jurnal Pangan Gizi dan Kesehatan Vol. 11 No. 1 (2022): Jurnal Pangan Gizi dan Kesehatan
Publisher : Pergizi Pangan DPD NTT

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51556/ejpazih.v11i1.184

Abstract

Pestisida adalah zat kimia atau bahan lain yang digunakan petani dalam proses pertanian dengan tujuan untuk meningkatkan produktifitas hasil pertanian. Berdasarkan jenis hama yang akan diberantas, pestisida digolongkan menjadi insektisida, herbisida, nematisida, fungisida, dan rodentisida. Bahan aktif pestisida yang ditemukan mencapai 53 jenis, untuk insektisida didominasi golongan piretroid (41,38%), Organofosfat (13,79%), Karbamat (10,34%). Untuk fungisida sekitar 73,91% berupa mancozeb yang termasuk dalam golongan dithiocarbamat (Marinajati DKK, 2012). Oleh karena itu, penggunaan pestisida tanpa diiringi dengan perilaku penggunaan alat pelindung diri (APD) yang tepat dapat meningkatkan resiko petani mengalami keluhan kesehatan akibat penggunaan pestisida. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran perilaku petani dalam pencampuran pestisida, penyemprotan pestisida, pengamanan pestisida, dan penggunaan APD saat menggunakan pestisida. Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan metode penelitian survey. Lokasi penelitian yaitu Desa Netenaen Kabupaten Rote Ndao. Penelitian dilakukan selama 2 minggu terhitung tanggal 04 Oktober sampai 18 Oktober 2019. Populasi penelitian ini adalah seluruh petani di Desa Netenaen sebanyak 557 petani. Metode pengambilan sampel dalam penelitian ini yaitu teknik sampling purposive diperoleh sampel penelitian sebanyak 24 petani. Data yang diperoleh dalam penelitian ini dianalisa secara deskriptif, penyajian data diuraikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua (100%) petani memiliki perilaku kurang baik dalam pencampuran pestisida, semua (100%) petani memiliki perilaku baik dalam penyemprotan pestisida, sebagian besar (87,5%) petani memiliki perilaku baik dalam pengamanan pestisida sedangkan sisanya (12,5%) memiliki perilaku kurang baik dalam pengamanan pestisida, semua (100%) petani memiliki perilaku kurang lengkap dalam penggunaan APD, semua (100%) petani pernah mengalami keluhan kesehatan akibat menggunakan pestisida.
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN MP-ASI DINI PADA USIA 6-12 BULAN DI PUSKESMAS ACEH TAMIANG Yulita Yulita; Rizka Amelia; Agnes Sry Vera Nababan; Wanda Lestari
Jurnal Pangan Gizi dan Kesehatan Vol. 11 No. 2 (2022): Jurnal Pangan Gizi dan Kesehatan
Publisher : Pergizi Pangan DPD NTT

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51556/ejpazih.v11i2.214

Abstract

Capaian ASI Eksklusif sebesar 55% menurun dari tahun sebelumnya sebesar 61%. Wilayah puskesmas Simpang Kiri Aceh Tamian tahun 2022 menemukan 14 orang ibu yang mempunyai bayi usia 6-12 bulan, 9 orang ibu menyusui sudah memberikan MP ASI Dini, 5 bayi diberikan MP ASI dini saat berumur 5 bulan, dan 4 orang bayi diberikan MP ASI dini saat berumur 3-4 bulan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian MPASI dini pada bayi usia 6-12 bulan di Puskesmas Simpang Kiri Aceh Tamiang. Jenis penelitian analitik observasional dengan rancangan penelitian Cross Sectional study. Populasi dalam penelitian adalah ibu yang mempunyai bayi usia 6-12 bulan sejumlah 137. Besar sampel 102 dengan tekhnik proporsional random sampling. Data dianalisis dengan melakukan uji analisis Chi-square. Ada hubungan pendidikan  terhadap pemberian MP ASI dini (p value 0,05),  ada hubungan pengetahuan terhadap pemberian MP ASI dini (p value 0,042), ada hubungan dukungan keluarga terhadap pemberian MP ASI dini (p value 0,00). Responden diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan kesadaran tentang pentingnya perencanaan waktu pemberian makanan pendamping ASI yang tepat yaitu > 6 bulan agar tidak terjadi komplikasi pada bayi, dan diharapkan bagi petugas kesehatan agar memberikan  informasi mengenai kapan waktu yang tepat untuk memberikan makanan pendamping ASI.
PENGARUH LINGKUNGAN FISIK RUMAH, RIWAYAT KONTAK DAN STATUS GIZI TERHADAP KEJADIAN TUBERKULOSIS ANAK DI KOTA KUPANG Eryc Bunga; Chatarina Umbul W; Hari Basuki
Jurnal Pangan Gizi dan Kesehatan Vol. 11 No. 2 (2022): Jurnal Pangan Gizi dan Kesehatan
Publisher : Pergizi Pangan DPD NTT

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51556/ejpazih.v11i2.215

Abstract

Provinsi NTT menempati urutan ke 8 di Indonesia, wilayah Kota Kupang adalah wilayah yang ternotifikasi sebagai wilayah dengan jumlah kasus tertinggi diantara kabupaten lainnya dengan cakupan penemuan proporsi pasien sebesar 5%.Desain penelitian menggunakan case control. Populasi kasus adalah penderita tuberkulosis anak yang tercatat di Poli DOTS dan populasi kontrol adalah anak non tuberkulosis yang mempunyai salah satu kriteria gejala batuk ≥3 minggu atau demam tanpa sebab yang jelas yang tercatat di Poli Anak RSUD WZ YOHANES Kota Kupang. Hasil analisis menunjukkan lingkungan fisik rumah: suhu kamar (OR 2,6 CI95% (1,08-6,27), kelembaban kamar (OR 5,8 CI95% (2,3-14,6), ventilasi kamar (OR 2,83 CI95% (1,12-7,12), pencahayaan kamar (OR 2,52 CI95% (1,07-5,97), jenis dinding kamar (OR 3,4 CI95% (1,42-8,18), kepadatan hunian kamar (OR 5,4 CI95% (2,13-13,69), riwayat kontak anak (OR 20,8 CI95% (6,63-65,2) serta status gizi (OR 2,8 CI95% (1,18-6,73) mempunyai pengaruh terhadap kejadian tuberkulosis anak. Lingkungan fisik rumah (suhu kamar, kelembaban kamar, ventilasi kamar, pencahayaan kamar, jenis dinding kamar serta kepadatan hunian kamar), riwayat kontak anak serta status gizi dengan penderita BTA+ merupakan faktor risiko kejadian tuberkulosis anak di Kota Kupang. Pemerintah diharapkan memfasilitasi dan memberdayakan masyarakat setempat sebagai wadah dalam kegiatan gotong royong guna menciptakan lingkungan fisik rumah yang lebih sehat.
HUBUGAN KETAHANAN PANGAN RUMAH TANGGA DENGAN STATUS GIZI ANAK BALITA DI DESA FAFOE KECAMATAN MALAKA BARAT KABUPATEN MALAKA Anastasia Hoar; Utma Aspatria; Sarci Magdalena Toy
Jurnal Pangan Gizi dan Kesehatan Vol. 11 No. 2 (2022): Jurnal Pangan Gizi dan Kesehatan
Publisher : Pergizi Pangan DPD NTT

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51556/ejpazih.v11i2.216

Abstract

Anak balita merupakan salah satu kelompok masyarakat yang peka terhadap masalah ketahanan pangan dan rentan terhadap kurang gizi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat ketahanan pangan rumah tangga dengan status gizi anak balita di Desa Fafoe Kecamatan Malaka Barat Kabupaten Malaka Tahun 2018. Jenis penelitian ini adalah survei analitik dengan pendekatan cross sectional study. Populasi penelitian ini adalah seluruh balita di Desa Fafoe, Kecamatan Malaka Barat, Kabupaten Malaka sebanyak 67 balita. Sampel penelitian adalah balita yang berusia 12-59 bulan yang bertempat tinggal di Desa Fafoe Kecamatan Malaka Barat Kabupaten Malaka. Hasil penelitian menunjukan bahwa sebagian besar keluarga termasuk dalam kategori ketahanan pangan kurang (74,6%), tingkat konsumsi energi dengan kategori kurang dan cukup (44,8%), tingkat konsumsi protein dengan kategori cukup (49,2%), tingkat pendidikan ibu anak balita dengan kategori rendah (53,7%), jumlah anggota keluarga dengan kategori besar (58,2%), pendapatan keluarga dengan kategori rendah (55,2%), dan tingkat pengetahuan gizi ibu dengan kategori kurang (80,6%). Status gizi anak balita dengan kategori gizi kurang (58,2%). Petugas Puskesmas harus mengadakan pendidikan gizi bagi ibu melalui penyuluhan tentang pentingnya memilih, menyediakan dan memberikan makanan dengan memperhatikan jenis, jumlah dan frekuensi makanan agar kebutuhan gizi anak balita dapat terpenuhi dan dapat diperhatikan.
GAMBARAN BUDAYA NENO BO’HA PADA IBU MELAHIRKAN DI DESA TOBU KECAMATAN TOBU KABUPATEN TIMOR TENGAH SELATAN Denys Inyo Olla; Petrus Romeo; Ribka Limbu
Jurnal Pangan Gizi dan Kesehatan Vol. 11 No. 2 (2022): Jurnal Pangan Gizi dan Kesehatan
Publisher : Pergizi Pangan DPD NTT

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51556/ejpazih.v11i2.217

Abstract

Neno bo’ha adalah salah satu budaya di suku Timor yang dikhususkan pada ibu pasca melahirkan selama 40 hari. Selama periode waktu tersebut, seorang ibu dilarang keluar dari rumah bulat, yakni tempat yang dijadikan sebagai sarana pelaksanaan budaya tersebut. Ibu dan bayi hanya boleh dijenguk kerabat terdekatnya saja. Selama menjalankan budaya tersebut, ibu bayi juga dikompres dengan air panas, yang dalam bahasa lokal dinamakan tatobi. Selain itu, ibu bayi harus menjalankan pantangan-pantangan makanan tertentu selama menjalankan budaya neno bo’ha. Tujuan penelitian ini adalah menggambarkan budaya neno bo’ha pada ibu melahirkan di Desa Tobu Kecamatan Tobu Kabupaten Timor Tengah Selatan. Metode penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan etnografi dimana penelitian ini memiliki tujuan untuk mengkaji bentuk dan fungsi bahasa yang tersedia dalam budaya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa beberapa masyarakat (terutama ibu yang baru melahirkan) masih tetap menjalankan budaya panggang karena mereka masih mengikuti budaya warisan leluhur, mereka juga masih menjalankan tatobi karena meskipun beresiko bagi kesehatan, tetapi mereka percaya bahwa dengan tatobi dapat mengeluarkan semua darah kotor yang ada didalam tubuh. Ada juga yang masih percaya pada larangan-larangan makanan tertentu bagi ibu pasca melahirkan karena larangan-larangan tersebut berpengaruh terhadap kesehatan ibu dengan bayi.
PENGARUH FAKTOR SOSIAL EKONOMI TERHADAP KEJADIAN STUNTING Dwiki Holbala; Marselinus Laga Nur; Daniela L. A. Boeky
Jurnal Pangan Gizi dan Kesehatan Vol. 11 No. 2 (2022): Jurnal Pangan Gizi dan Kesehatan
Publisher : Pergizi Pangan DPD NTT

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51556/ejpazih.v11i2.219

Abstract

Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita (bayi di bawah lima tahun)akibat dari kekurangan gizi kronis sehingga anak terlalu pendek untuk usianya. Kekurangan gizi terjadi sejak bayi dalam kandungan dan pada masa awal setelah bayi lahir akan tetapi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh factor social ekonomi terhadap kejadian stunting pada balita usia 12-59 bulan diwilayah kerja Puskesmas Batakte Kecamatan Kupang Barat. Jenis penelitian yang digunakan adalah observasi analitik dengan rancangan case control study. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 120 ibu yang memiliki anak balita yang dibagi menjadi 60 untuk balita stunting dan 60 untuk balita normal di wilayah kerja Puskesmas Batakte. Analisis data yang digunakan adalah analisis univariat, bivariat dan multivariat, dengan uji statistik chi square dan regresi logistik berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa faktor yang berpengaruh terhadap kejadian stunting adalah tingkat pendidikan ibu (p=0,025) dan factor besar keluarga (p=0,022), sedangkan faktor yang tidak berpengaruh terhadap kejadian stunting adalah pekerjaan ibu (p=0,761), dan tingkat pendapatan keluarga (p=0,819).