cover
Contact Name
Thomas Mata Hine
Contact Email
tomhin050566@gmail.com
Phone
+6282247944422
Journal Mail Official
jurnalnukleus@undana.ac.id
Editorial Address
Jln. Adisucipto, Penfui, Kupang, Indonesia, 85001
Location
Kota kupang,
Nusa tenggara timur
INDONESIA
Jurnal Nukleus Peternakan
ISSN : 23559942     EISSN : 2656792X     DOI : 10.35508
Aims Jurnal Nukleus Peternakan purposes to publish original research and reviews articles on tropical veterinary medicine and domesticated animals such as dog, cat, cattle, buffaloes, sheep, goats, pigs, horses, poultry, as well as Indonesian wild life. Scope Jurnal Nukleus Peternakan cover a broad range of research topics in animal production and fundamental aspects of genetics, reproduction, socioeconomic of livestock, nutrition, physiology, and preparation and utilization of animal products. Articles typically report research with beef cattle, goats, horses, pigs, and sheep; however, studies involving other farm animals, aquatic and wildlife species, endangered animals, and laboratory animal species that address fundamental questions related to livestock and companion animal biology will be considered for publication.
Articles 235 Documents
PENGARUH PEMBERIAN TEPUNG BONGGOL PISANG TERFERMENTASI DALAM RANSUM TERHADAP KONSUMSI DAN KECERNAAN SERAT KASAR DAN BETN PADA BABI PERANAKAN LANDRACE FASE STARTER Theresia Prasedis Uta; Twen Ocsierly Dami Dato; Tagu Dodu
JURNAL NUKLEUS PETERNAKAN Vol 4 No 2 (2017): Desember 2017
Publisher : Universitas Nusa Cendana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35508/nukleus.v4i2.825

Abstract

The study aimed at evaluating the effect of including fermented banana weevil (FBW) on intake and digestibility of crude fiber (CF) and nitrogen free extract (NFE) of starter landrace crossbred pigs. Procedure of block design of 4 treatments with 3 replicates was applied in the trial. The trial treatments consisted of: feed without (0%) fermented banana weevil(R0); feed containing FBW substituting 7% rice bran (R1), feed containing FBWsubstituting 14% rice bran(R2), and feed containing FBWsubstituting 21%rice bran (R3). The results showed that effect of treatment is significant (P<0,05) on intake and digestibility of NFE, but not significant (P>0,05)on intake and digestibility of crude fiber values. The conclusion draw is that fermented banana weevil can substitute 7-21% rice bran in the starter pigs feed. ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan tepung bonggol pisang terfermentasi dalam ransum terhadap konsumsi dan kecernaan serat kasar dan BETN. Rancangan yang digunakan adalah rancangan acak kelompok yang terdiri dari 4 perlakuan dan 3 ulangan. Masing-masing perlakuan diberi pakan tanpa bonggol pisang kepok terfermentasi 0% (R0), ransum mengandung 7% bonggol pisang kepok terfermentasi (R1), ransum mengandung 14% bonggol pisang kepok terfermentasi (R2), dan ransum mengandung 21% bonggol pisang kepok terfermentasi (R3). Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap konsumsi dan kecernaan BETN, namunberpengaruh tidak nyata (P>0,05) terhadap konsumsi dan kecernaan serat kasar. Bertolak dari hasil tersebut, disimpulkan bahwa tepung bonggol pisang kepok terfermentasi dapat digunakan sebagai pengganti dedak padi 7-21% dalam ransum ternak babi.
TAMPILAN ESTRUS DAN TINGKAT KEBERHASILAN INSEMINASI BUATAN KAMBING KACANG YANG DIINDUKSI MENGGUNAKAN PROSTAGLANDIN F2α (ESTRONTM BIOVETA) DENGAN DOSIS YANG BERBEDA Soleman Manaze Weiri Sinda; Thomas Mata Hine; Wilmientje Marlene Nalley
JURNAL NUKLEUS PETERNAKAN Vol 4 No 2 (2017): Desember 2017
Publisher : Universitas Nusa Cendana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35508/nukleus.v4i2.826

Abstract

The aim of this study was to evaluate the effect of different levels of PGF2α (Estron ™ bioveta) induction on estrus performance and artificial insemination of kacang does. Sixteen parous kacang does (3-4 years) were used in the study. The aniamls were housed in group following a block randomized design of 4 treatments with 4 blocks. The 4 treatments offered were: injection with physiological NaCl (P0); 0.25 mL PGF2α (P1); 0.50 mL PGF2α (P2); and 0.75 mL PGF2α (P3). Variable measured were: estrus intensity, estrus percentage, estrus duration, service per conception, and conception rate. All data collected were descriptively analyzed. Kacang does injected with PGF2α 0.5-0.75 mL resulted in higher estrus (100%) for P2 and P3, respectively than those injected with 0, 25 mL (P1). The higher estrus intensity was recorded for does had treatment P1 and P2 (score 3) than those treated with P0 and P1 (score 1-2). Goats injected P2 and P3 had longer estrus duration (38.75 - 45.50 hours) than P1 and P0 (32.67- 37.33 hours). Furthermore, the higher conception rate were recorded for P1 (66.67% S/C 1.33), followed by P0 (33.33% S/C 1.67), P2 (0.75 S/C 1.75), and P3 (25% S/C 1.75), respectively. Therefore, it can be concluded that does injected with 0.25 mL PGF2α (Estron ™, Bioveta) had highest conception rate. ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh induksi PGF2α dengan berbagai dosis yang berbeda terhadap tampilan estrus dan tingkat keberhasilan inseminasi buatan (IB) kambing kacang. Penelitian ini menggunakan kambing kacang betina sebanyak 16 ekor dengan umur 3-4 tahun. Ternak dikandangkan secara koloni mengikuti pola rancangan acak kelompok (RAK) dengan 4 perlakuan dan 4 ulangan. Perlakuan yang dicobakan adalah injeksi menggunakan NaCl fisiologis (P0), 0,25 mL PGF2α (P1), 0,50 mL PGF2α (P2), dan 0,75 mL PGF2α (P3). Parameter yang diukur adalah intensitas estrus, persentase estrus, lama estrus, service per conception, dan persentase kebuntingan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa injeksi PGF2α sebanyak 0,5 mL (P2) dan 0,75 mL (P3) pada kedua perlakuan menghasilkan persentase estrus 100%, lebih tinggi daripada yang dinjeksi 0,25 mL (P1) hanya 75%. Tampilan intensitas estrus lebih tinggi pada perlakuan P1 dan P2 dengan skor 3, sedangkan P0 dan P1 hanya menunjukkan intensitas estrus dengan skor 1-2. Demikian juga dengan lama estrus P2 dan P3 mencapai 38,75 – 45,50 jam pada perlakuan, lebih lama daripada P1 dan P0 dengan lama estrus 32,67 – 37,33 jam. Angka kebuntingan tertinggi ditunjukkan pada perlakuan P1 66,67% dan 1,33 untuk nilai services per conception diikuti dengan P0 yaitu 33,33% dan 1,67; dan angka kebuntingan terendah terdapat pada perlakuan P2 dan P3 dan 0,75 yaitu 25% dan 1,75. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa injeksi PGF2α ( Estron™, Bioveta ) sebanyak 0,25 mL menghasilkan angka kebuntingan tertinggi
TAMPILAN REPRODUKSI INDUK BABI LANDRACE HASIL INSEMINASI BUATAN PADA PARITAS YANG BERBEDA Petronela Lotu; Henderiana Laura Louisa Belli; Aloysius Marawali
JURNAL NUKLEUS PETERNAKAN Vol 4 No 2 (2017): Desember 2017
Publisher : Universitas Nusa Cendana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35508/nukleus.v4i2.827

Abstract

The purpose of the present study was to determine the reproductive performance of landrace crossbreed sows which being maintained at the village level. Eighteen crossbreed landrace sows and one landrace-male pigs as a source of semen were used in this study following a randomized complete block design with three treatments and six replications. The treatments were: P1 (first and second parity); P2 (third and fourth parity); and P3 (fifth and sixth parity). The parameters observed were: length of estrus, service per conception rate (S/C), conception rate (CR) and litter size. Data were analyzed using Anova. There were no significant difference (P>0.05) between treatments on length of estrus, service per conception rate (S/C), conception rate (CR) and litter size. However, the results indicate that length of estrus of landrace crossbreed sows were: 3.16 days; 3.33 days and 3.16 days for P1, P2 and P3, respectively. The services per conception obtained were: 1.16 times; 1.33 times and 1.16 times for P1, P2, and P3, respectively. Furthermore, conception rates were: P1 = 83.33%; P2 =100% and P3 = 100%. Litter size obtained were: 8.4; 8 and 8.6 for P1, P2 and P3, respectively. ABSTRAK Suatu penelitian terhadap kinerja reproduksi babi betina yang berbeda paritas telah dilaksanakan di Desa Penfui Timur, Kecamatan Kupang Timur, Kabupaten Kupang selama (4) bulan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kinerja dari babi–babi induk betina peranakan landrace yang sedang dipelihara ditingkat peternakan rakyat. Penelitian ini menggunakan 18 ekor babi betina bangsa peranakan landrace dan satu ekor babi jantan bangsa landrace sebagai sumber semen untuk keperluan inseminasi. Penelitian menggunakan rancangan acak kelompok dengan tiga perlakuan dan 6 ulangan.Perlakuan tersebut adalah: P1 (paritas pertama dan kedua); P2 (paritas ketiga dan keempat); dan P3 (paritas kelima dan keenam). Parameter yang diamati yaitu: lama estrus, service per conception rate (S/C), conception rate (CR) dan litter Size. Data dianalisis dengan menggunakan anova. Hasil penelitian menunjukkkan bahwa lama berahi babi betina peranakan landrace yaitu P1= 3,16 hari; P2= 3,33 hari dan P3= 3,16 hari. S/C yang diperoleh adalah: P1= 1,16 kali; P2= 1,33 kali dan P3= 1,16 kali. Selanjutnya angka kebuntingan P1 = 83,33 %; P2= 100% danP3= 100%. Litter size P1= 8,4 ekor; P2= 8 ekor dan P3= 8,6 ekor. Hasil analisis statistik menunjukan bahwa perlakuan berpengaruh tidak nyata terhadap lama berahi, angka kebuntingan (CR), service per conception (S/C) dan litter size (P>0.05).
PENGARUH PENGGUNAAN ASAP CAIR KAYU DAN DAUN KUSAMBI (SCHLEICHERA OLEOSA) TERHADAP KANDUNGAN AIR, LEMAK, PROTEIN, AROMA DAN WARNA SE’I SAPI Magdalena Dewi Mekarsari; Pieter Rihi Kale; Bastari Sabtu
JURNAL NUKLEUS PETERNAKAN Vol 4 No 2 (2017): Desember 2017
Publisher : Universitas Nusa Cendana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35508/nukleus.v4i2.828

Abstract

The aims of this research were to know the effect of using the liquid smoke of kusambi (Schleichera oleosa ) leaves and kusambi woods on water, fat , protein content, aroma and colour in beef se’i. The material used was 10 Kgs of fresh beef, kusambi wood liquid smoke (KWLS) and kusambi leaves liquid smoke (KLLS), salt, coriander, saltpeter, kusambi leaves and kusambi woods. The design of this research followed a completely randomized design (CRD) with 4 treatments and 3 replications. The treatments used were: S0 = Control; S1 = liquid smoke kusambi leaves 75% + liquid smoke kusambi woods 25%; S2 = liquid smoke kusambi leaves 50% + liquid smoke kusambi woods 50%; liquid smoke kusambi leaves 25% + liquid smoke kusambi woods 75%. Parameters measured were content of water, fat and protein, aroma and colour of beef se’i. Data of water, fat and protein were analysed by using analysis of variance (ANOVA) and followed by Duncan test. Whereas aroma and color were analyzed by using Kruskal- Wallis test and followed by Mann-Whitney test to see the different among treatments. The results showed that the treatment increased water content, effect protein, reduced fat content and increased aroma score of se’i (P<0.01) but was not affect the color (P>0.05). In conclusion, the combination the liquid smoke kusambi leaves and kusambi woods the best on treatments liquid smoke kusambi leaves 50% + liquid smoke kusambi woods 50% because able to lower fat content, increased aroma score of se’i and maintained the protein content ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan kombinasi asap cair kayu dan daun kusambi terhadap kandungan air, lemak, protein, aroma dan warna se’i sapi. Materi yang digunakan adalah 10 kg daging sapi segar, asap cair kayu dan daun kusambi, garam, ketumbar, salpeter, kayu dan daun kusambi. Model rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 3 ulangan. Perlakuan yang digunakan adalah : S0 = pengasapan se’i secara tradisional sebagai kontrol; S1 = asap cair murni kayu kusambi (75%) + asap cair murni dari daun kusambi (25%); S2 = asap cair murni kayu kusambi (50%) + asap cair murni dari daun kusambi (50%); S3 = asap cair murni kayu kusambi (25%) + asap cair murni dari daun kusambi (75%). Parameter yang diukur adalah kandungan air, lemak, protein, aroma dan warna se’i sapi. Analisis data yang digunakan adalah analysis of variance (ANOVA) untuk kandungan air, lemak, protein dilanjut dengan uji Duncan untuk mengetahui perbedaan diantara perlakuan. Data skor aroma dan warna dianalisis menggunakan Kruskal-Wallis test dengan SPSS 18 (Pratisto, 2009). Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa perlakuan menyebabkan kandungan air se’i meningkat demikian juga score aroma, tetapi kandungan protein berfluktuasi dan lemak menurun (P<0,01). Sedangkan score warna tidak dipengaruhi oleh perlakuan (P>0.05). Simpulan bahwa kombinasi asap cair kayu dan daun kusambi dalam pengolahan daging se’i sapi yang terbaik adalah pada perlakuan se’i yang diberi asap cair murni kayu kusambi 50% + se’i diberi asap cair murni daun kusambi 50%) karena mampu menurunkan kandungan lemak, meningkatkan score aroma dan dapat mempertahankan protein se’i sapi.
FERMENTASI JERAMI KACANG HIJAU MENGGUNAKAN CAIRAN RUMEN KAMBING DENGAN WAKTU YANG BERBEDA TERHADAP KONSENTRASI NH3 DAN VFA SECARA in-vitro Benny Yohanes Wole; Arnold Elyazer Manu; Luh Sri Enawati
JURNAL NUKLEUS PETERNAKAN Vol 5 No 1 (2018): Juni 2018
Publisher : Universitas Nusa Cendana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35508/nukleus.v5i1.829

Abstract

The purpose of the present study was to determine the effect of mung bean hay fermented with goat rumen liquor at different time on NH3 concentration and VFA at in-vitro. A Completely Randomized Design with five treatments and three replicates was used in this study. The treatments were R0: mung bean hay + sugar + microbe starter without fermentation; P1: mung bean hay + sugar + 1 week microbe starter fermentation; P2: mung bean hay + sugar + 2 weeks microbe starter fermentation; P3: mung bean hay + sugar + 3 weeks microbe starter fermentation and P4: mung bean hay + sugar + 4 weeks microbe starter fermentation. The results showed that rumen starter liquor as microbe source had no significant effect (P>0.05) on NH3 concentration and VFA. The NH3 and VFA concentrations were 4.8 mM and 88,57, respectively. ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan starter cairan rumen kambing sebagai sumber mikroba dalam fermentasi jerami kacang hijau dengan lama waktu yang berbeda terhadap konsentrasi NH3 dan VFA secara in-vitro. Penelitian ini telah dilaksanakan di laboratorium kimia pakan Fakultas Peternakan Universitas Nusa Cendana Kupang selama 8 minggu. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan dan 3 ulangan. Perlakuan yang diterapkan yaitu : P0 = Jerami Kacang Hijau + Gula + Starter Mikroba Tanpa Fermentasi, P1 = Jerami Kacang Hijau + Gula + Starter Mikroba difermentasi 1 minggu, P2 = Jerami Kacang Hijau + Gula + Starter Mikroba difermentasi 2 minggu, P3 = Jerami Kacang Hijau + Gula + Starter Mikroba difermentasi 3 minggu dan P4 Jerami Kacang Hijau + Gula + Starter Mikroba difermentasi 4 minggu. Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa pemberian starter cairan rumen sebagai sumber mikroba dalam fermentasi jerami kacang hijau memberikan pengaruh tidak nyata (P>0,05) terhadap konsentrasi NH3 dan VFA. Kisaran optimum konsentrasi NH3 6-21 mM, sedangkan hasil penelitian menunjukan kisaran 4.8 mM. Kisaran optimum untuk VFA 80-160 mM, sedangkan hasil penelitian cenderung menurun dari kisaran 103,35-81,07 dengan rataan 88,57.
RESPONS PRODUKSI AGROINDUSTRI SE’I BABI TERHADAP PERMINTAAN KONSUMEN (STUDI KASUS PADA USAHA AGROINDUSTRI SE’I BABI BAUN) Diana Meliani Sabat; Maria Krova; Solvi M Makandolu
JURNAL NUKLEUS PETERNAKAN Vol 5 No 1 (2018): Juni 2018
Publisher : Universitas Nusa Cendana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35508/nukleus.v5i1.830

Abstract

A case study focused on the agroindustry of Baun smoked pork in the District of Amarasi Barat Regency of Kupang has been conducted from September to October 2016. The aims of the study were: (1) to assess consumer perceptions about the peculiarities of Baun smoked pork; (2) to identify the efforts made by the producer in maintaining the customers; (3) to analyze factors that influence consumer demand, and (4) to analyze the extent of the production response to the demand of smoked pork. Ninety consumer respondents were included in this study following a simple random sampling procedure during 30 days of interviewed (3 respondents/day). The data obtained were descriptively analyzed for both qualitative and quantitative. Cobb-Douglas function was used to analyse the correlation and regression for quantitative data. The results showed that Baun smoked pork had a distinctive taste, with simple way of serving and on time. It also had available lesehan dining facilities. Factors that have a significant effect on the demand of smoked pork were the income and the number of family member. Furthermore, the production of smoked pork is influenced by consumer’s demand and day of production. The smoked pork production did not corresponding with the consumer demand, where the total demand of 2,624 kg per month. Therefore, producers should have the right strategy to maintain their potential consumers through the efforts of increasing the number of pig slaughtered especially at the week end. ABSTRAK Penelitian bertujuan untuk: (1) mengetahui persepsi konsumen tentang kekhasan produk se’i babi Baun; (2) mengidentifikasi upaya produsen dalam mempertahankan pelanggan; (3) menganalisis faktor yang mempengaruhi permintaan konsumen; (4) menganalisis sejauh mana respons produksi terhadap permintaan se’i babi. Pengambilan contoh konsumen sebanyak 90 orang dilakukan secara acak sederhana dengan teknik pengambilan tiga orang per hari selama 30 hari. Data dianalisis secara deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Analisis kuantitatif berupa analisis korelasi dan regresi dengan pendekatan fungsi Cobb-Douglas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa se’i babi Baun memiliki rasa yang khas, cara penyajiannya sederhana dan tepat waktu serta tersedia fasilitas makan lesehan. Faktor-faktor yang berpengaruh nyata terhadap jumlah permintaan se’i babi Baun yaitu pendapatan dan jumlah anggota keluarga. Selanjutnya, produksi se’i babi Baun dipengaruhi oleh permintaan konsumen dan hari produksi. Produksi belum merespon permintaan konsumen dimana jumlah permintaan sebanyak 2.624 kg per bulan belum dapat dipenuhi oleh produsen se’i babi. Oleh karena itu, produsen harus memiliki strategi yang tepat untuk mempertahankan konsumen potensialnya melalui upaya meningkatkan jumlah ternak babi yang dipotong khususnya pada akhir minggu.
PENGARUH CARA MEMASAK YANG BERBEDA TERHADAP KADAR PROTEIN, LEMAK, KOLESTEROL DAN RASA DAGING SAPI BALI Apliana Leki Nguju; Pieter Rihi Kale; Bastari Sabtu
JURNAL NUKLEUS PETERNAKAN Vol 5 No 1 (2018): Juni 2018
Publisher : Universitas Nusa Cendana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35508/nukleus.v5i1.831

Abstract

The purpose of this study was to determine the effect of different cooking methods on protein content, fat, cholesterol and taste of Bali beef cattle. The research method used was Completely Randomized Design (RAL) with 4 treatments and 3 replications as follows: P1: Boiled Meat, P2: Steamed Meat, P3: Roasted Meat, P4: Fried Meat. The variables measured were protein content, fat content, cholesterol level, and taste. Data on protein, fat content, and cholesterol levels were analyzed using ANOVA followed by Duncan test. Taste data was analyzed by nonparametric Kruskal-Wallis Test. The result of this study showed that the treatment had a significant effect (P <0.01) on protein content, fat content, and taste of bali beef cattle but not significant (P> 0,05) on beef cholesterol level. It can be concluded that frying and roasting methods produced higher protein and fat content, with taste that tend to be very tasty. However, boiling and steaming methods resulted in lower protein and fat content, with a tendency to taste less tasty. Cholesterol content in each cooking process is relatively similar. ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh cara memasak yang berbeda terhadap kadar protein, lemak, kolesterol dan rasa daging sapi Bali. Metode penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 3 ulangan. Perlakuan yang dikenakan adalah: P1: Daging Direbus, P2: Daging dikukus, P3: Daging dipanggang, P4: Daging digoreng. Variabel yang diukur adalah kadar protein, kadar lemak, kadar kolesterol, rasa. Data kadar protein, kadar lemak, dan kadar kolesterol dianalisis menggunakan ANOVA (SPSS) dilanjut dengan uji Duncan. Data rasa dianalisis menggunakan nonparametrik Kruskal-Wallis Test. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perlakuan berpengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap kadar protein, kadar lemak dan rasa daging sapi Bali tetapi berpengaruh tidak nyata (P>0,05) terhadap kadar kolesterol daging sapi Bali. Metode penggorengan dan pemanggangan menghasilkan kandungan gizi protein dan lemak relatif tinggi dengan rasa yang cenderung sangat enak. Metode perebusan dan pengukusan menghasilkan kandungan protein dan lemak lebih rendah dengan rasa yang cenderung kurang enak. Kandungan kolesterol pada setiap proses pemasakan relatif sama.
KOMPOSISI JENIS DAN JUMLAH PEMBERIAN PAKAN TERNAK SAPI BALI PENGGEMUKAN PADA KONDISI PETERNAKAN RAKYAT Upik Syamsiar Rosnah; Marten Yunus
JURNAL NUKLEUS PETERNAKAN Vol 5 No 1 (2018): Juni 2018
Publisher : Universitas Nusa Cendana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35508/nukleus.v5i1.833

Abstract

The present study aimed at evaluating the production and economic performances of Bali cattle fattened on traditional system. Seventeen farmers and thirty six cattle were randomly interviewed and observed, respectively. The collected data were analyzed for the average and standard deviation. 12 forages species were used to fatten Bali cattle in traditional system. Feed compositions were calculated in % fresh weight as followed: Leucaena leucocephala 85.2 ± 13.13; Sesbania grandiflora 5.49 ± 7.31; Ficus sp 2.92 ± 6.2; Musa paradisiacal stem 2.52 ±4.22; Acacia leucophloea 1.33 ± 3.79; Manihot utilisima stem 1.17 ±3.04; Brousonetia papyritera 0.52 ±1.18; Timonius timun 0.38 ±0.97; Hibiscus rosasinensis 0.37 ±1.06, and Melochiaum bellata 0.28 ±0.70. The average of daily feeds offered to cattle were: 19.923 ± 6.44 kg. It can be concluded that majority feeds offered to cattle were forages as protein sources, however still below the daily nutrients requirement. Therefore, it is recommended that additional of edible feeds are required to meet the animal needs. ABSTRAK Suatu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui komposisi botani dan jumlah pemberian pakan sapi bali penggemukan pada kondisi peternak. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adaah metode survey (wawancara dan observasi). Sebanyak 17 orang peternak sebagai responden dan 36 ekor ternak sapi penggemukan diambil secara acak untuk observasi. Data dianalisis dengan menghitung rataan dan simpangan baku. Hasil analisis data diperoleh bahwa komposisi botani (persen dasar bahan segar) yaitu lamtoro (Leucaena leucocephala)85.2 ± 13.13, turi (Sesbania grandiflora ) 5,49± 7,31, beringin (Ficus sp ) 2,92 ± 6,2, batang pisang (Musa paradisiacal)2,52 ±4,22, kabesak (Acacia leucophloea ) 1,33 ± 3,79, batang ubi kayu (Manihot utilisima) 1,17 ±3,04, kname/babui (Brousonetia papyritera) 0,52 ±1,18, timo (Timonius timun)0,38 ±0,97, kembang sepatu (Hibiscus rosasinensis) 0,37 ±1,06, dan busi (Melochiaum bellata ) 0,28 ±0,70; Rata-rata jumlah pemberian pakan 19,923 ± 6,44 kg/ekor/hari. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa komposisi botani didominansi oleh hijauan pohon sebagai sumber protein dan dengan jumlah pemberian pakan yang cukup akan tetapi belum memisahkan bagian edibel dan non edibel sehingga berpotensi pada pertambahan berat badan yang rendah.
ANALISIS USAHA TERNAK BABI LANDRACE YANG DIBERI RANSUM BASAL DENGAN PENGGUNAAN TEPUNG DAUN SINGKONG (Manihot utilissima) TERFERMENTASI Salden Eliasar Nifu; Johanes G. Sogen; Ni Nengah Suryani
JURNAL NUKLEUS PETERNAKAN Vol 5 No 1 (2018): Juni 2018
Publisher : Universitas Nusa Cendana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35508/nukleus.v5i1.834

Abstract

The objective of the study was to determine net income, additional benefits from the use of fermented cassava flour, break even Point (BEP), pay back period (PBP), revenue cost ratio (R/C) of pig business fed with fermented cassava flour substitute in basal ration. The animals used in this study were 12 pigs aged 4-5 months with weight 28-44 kg (KV = 15.29%). This study used Randomized Block Design (RAK) with four treatments and three replications. The treatments were R0: 100% Basal ration, R1: 95% Basal ration + 5% fermented cassava flour, R2: 90% Basal ration + 10% cassava fermented starch, R3: 85% Basal rations + fermented cassava flour 15%. Parameters measured are net income, partial budget, break even point (BEP), pay back period (PBP), revenue cost ratio (R/C). The data analysis used is income analysis, partial budget analysis, and business feasibility analysis using PBP and R/C. The results showed that the treatment had no significant effect (P <0,05) on net income and the additional benefit obtained at treatment R1. In BEPproduction, the sale of livestock products 10 tail can pay back the business capital and BEPharga is less than the market price. In PBP the capital is returned in the 3rd period and the R/C obtained is 1.3 meaning if issued Rp1.- it will be obtained Rp0.3 so it is concluded that the business is profitable. ABSTRAK Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pendapatan bersih, keuntungan tambahan dari penggunaan tepung daun singkong terfermentasi, break even point (BEP), pay back periode (PBP), revenue cost ratio (R/C) dari usaha ternak babi yang diberi pakan pengganti tepung daun singkong terfermentasi dalam ransum basal. Ternak yang digunakan dalam penelitian ini adalah 12 ekor ternak babi yang berumur 4-5 bulan dengan berat badan 28–44 kg (KV=15,29%). Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan empat perlakuan dan tiga ulangan. Perlakuan yang dicobakan adalah R0: 100% Ransum basal, R1: 95% Ransum basal + tepung daun singkong terfermentasi 5%, R2: 90% Ransum basal + 10% tepung daun singkong terfermentasi, R3: 85% Ransum basal + tepung daun singkong terfermentasi 15%. Parameter yang diukur yaitu pendapatan bersih, anggaran parsial, break even point (BEP), pay back periode (PBP), revenue cost ratio (R/C). Analisis data yang digunakan adalah analisis pendapatan, analisis anggaran parsial, dan analisis kelayakan usaha dengan menggunakan PBP dan R/C. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan berpengaruh tidak nyata (P<0,05) terhadap pendapatan bersih dan keuntungan tambahan yang diperoleh pada perlakuan R1. Pada BEPproduksi, penjualan produk ternak 10 ekor dapat mengembalian modal usaha dan BEPharga lebih kecil dari harga dipasaran. Pada PBP modal dikembalikan pada periode ke 3 dan R/C yang diperoleh adalah 1,3 artinya jika dikeluarkan Rp1.- maka akan diperoleh Rp0,3 sehingga disimpulkan bahwa usaha tersebut menguntungkan.
KOMPOSISI BOTANI DAN PRODUKSI HIJAUAN MAKANAN TERNAK PADANG PENGGEMBALAAN ALAM DI DESA LETNEO KECAMATAN INSANA KABUPATEN TTU Richardus Karya Putra; Herayanti Panca Nastiti; Yoakim Harsuto Manggol
JURNAL NUKLEUS PETERNAKAN Vol 5 No 1 (2018): Juni 2018
Publisher : Universitas Nusa Cendana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35508/nukleus.v5i1.835

Abstract

The present study aimed to determine the botanical composition and forages production of pasture in Letneo village of Insana District of TTU regency. The method used in this study was the survey along with direct measurement and observation in the field. Forages production was measured by using a plot (1m x 1m). The plot was randomly placed in the pasture following Summed Dominance Ratio (SDR) method based on frequency, density, and ground cover. The botanical forages composition in the pasture of Letneo village was dominated by Grasses (63%) and Leguminosae (36%) with the forages production 22,061 ton/ha. There were five species of forages found in the pasture consists of three types of grass: Eleusine indica, Paspalum Scrobiculatum, grass Limpo (Hemarthria Altisima) and two types of legume: Oldenlandia, Desmodium triflorum. It can be concluded that the botanical composition in the pasture of Letneo village was quite high, with a ratio of 63% grass and 36% legume forages. ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui komposisi botani dan produksi hijauan makanan ternak pada padang penggembalaan alam di Desa Letneo Kecamatan Insana Barat Kabupaten TTU. Metode yang yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei serta pengukuran dan pengamatan langsung dilapangan. Pengukuran produksi hijauan dilakukan dengan menggunakan petak ukur 1m x 1m dan penempatan petak ukur pada padang rumput dilakukan dengan cara pengukuran langsung dengan metode pengukuran Summed Dominance Ratio (SDR) berdasarkan frekuensi (keseringan), berdasarkan density (kerapatan), berdasarkan area cover (penutup tanah). hasil analisis komposisi botani hijauan di padang penggembalaan di Desa Letneo didominasi golongan Rumput-rumputan (63%) dan Leguminosae (36%) dan produksi hijauan makanan ternak yang ada di lokasi penelitian sebesar 22,061ton/ha, dengan melihat hasil data komposisi botani dan produksi hijauan makanan ternak pada padang penggembalaan, dapat disimpulkan bahwa hijauan yang tumbuh di lokasi penelitian adalah sebanyak 5 spesies yang terdiri dari 3 jenis rumput yakni Rumput belulang (Eleusine Indica), Rumput kinangan (Paspalum Scrobiculatum), Rumput limpo (Hemarthria Altisima) dan 2 jenis legum yakni Rumput mutiara (Oldenlandia), Sisik betok (Desmodium triflorum). komposisi botani padang penggembalaan di desa Letneo cukup baik, dengan perbandingan rasio rumput 63% dan legum 36% dan Produksi hijauan makanan ternak desa Letneo tergolong tinggi

Page 10 of 24 | Total Record : 235