cover
Contact Name
I KETUT MUDITE ADNYANE
Contact Email
adnyane@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
acta.vet.indones@gmail.com
Editorial Address
-
Location
Kota bogor,
Jawa barat
INDONESIA
ACTA VETERINARIA INDONESIANA
ISSN : 23373207     EISSN : 23374373     DOI : -
Core Subject : Health,
Acta Veterinaria Indonesiana (Indonesian Veterinary Journal) mempublikasikan artikel-artikel dalam bentuk: penelitian, ulasan, studi kasus, dan komunikasi singkat yang berkaitan dengan berbagai aspek ilmu dalam bidang kedokteran hewan, biomedis, peternakan dan bioteknologi. Artikel ditulis dalam bahasa Indonesia atau Inggris. Acta Veterinaria Indonesiana diterbitkan oleh Fakultas Kedokteran Hewan bekerjasama dengan Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia. Terbit dua kali dalam satu tahun pada bulan Januari dan Juli. [ISSN 2337-3202, E-ISSN 2337-4373]
Arjuna Subject : -
Articles 318 Documents
Pengamatan Profil Darah Domba Terinfestasi Larva Chrysomya Bezziana dan Diberi Terapi Krim Herbal Sus Derthi Widhyari; Aulia Andi Mustika; Ietje Wientarsih; Lina Noviyanti Sutardi; Arief Purwo Mihardi; Esti Dhamayanti
Acta VETERINARIA Indonesiana Vol. 6 No. 2 (2018): Juli 2018
Publisher : IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (733.616 KB) | DOI: 10.29244/avi.6.2.8-15

Abstract

Larva Chrysomya bezzianamerupakan penyebab kejadian miasispada hewan ternak, dan merupakan masalah cukup serius karena dapat merugikan secara ekonomi.Pengobatan secara kimiawi dapat beresiko terhadap residu yang ditimbulkan, oleh karena itu perlu dicari obat alternatif berupa obat herbal yang aman bagi tubuh. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui status kesehatan melalui pemeriksaan gambaran darah pada domba garut yang diinfestasi larva Chrysomya bezziana dan diberi terapi krim herbal sirih merah. Semua kelompok perlakuan dilakukan infestasi larva kecuali kelompok kontrol (K0). Pembuatan luka insisi dan diinfestasi 50 larva pada setiap lubang. Penelitian ini terdiri dari 5 kelompok perlakuan yaitu kelompok kontrol (K0), kelompok dengan terapi krim sirih merah 2% (P1), kelompok dengan terapi krim sirih merah 4% (P2), kelompok dengan terapi krim asuntol (KP), dankelompok tanpa terapi (KN).Pengambilan darah dilakukan pada awal pengamatan (pre terapi) dan akhir pengamatanyaitu hari ke-7 setelah terapi diberikan (post terapi). Parameter yang diamati berupa jumlah sel darah merah, kadar hemoglobin dan nilai hematokrit.Infestasi larva Chrysomya bezzianadan pemberian krim herbal sirih merah tidak berpengaruh terhadap jumlah eritrosit, nilai hematokrit, dan kadar hemoglobin.Hasil penelitian menunjukkan pemberian krim sirih merah 4% memberikan profil darah yang paling baik. Krim sirih merah memiliki kemampuan dalam penyembuhan luka
Kompetensi Maturasi Oosit in vitro dan Kajian Histologi Folikel dari Ovarium Domba Pascapenyimpanan pada Suhu 4°C Masturi Muhajir; Ni Wayan Kurniani Karja; Mohamad Agus Setiadi; I Ketut Mudite Adnyane
Acta VETERINARIA Indonesiana Vol. 6 No. 2 (2018): Juli 2018
Publisher : IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (678.149 KB) | DOI: 10.29244/avi.6.2.16-23

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji kompetensi maturasi oosit secara in vitro dan gambaran histologi ovarium pascapenyimpanan ovarium pada suhu 4°C selama empat hari. Ovarium dari rumah potong hewan dibagi menjadi 4 kelompok dan disimpan pada suhu 4°C selama 0 jam (kelompok H-0/kontrol), 24 jam (Kelompok H-1), 48 jam (Kelompok H-2), 72 jam (Kelompok H-3) dan 96 jam (Kelompok H4). Pada setiap akhir periode penyimpanan, oosit dikoleksi dan diseleksi berdasarkan keadaaan kekompakan sel-sel kumulus, kehomogenan dari sitoplasma (Grade A sampai C). Oosit dengan grade A dan B dimaturasi secara in vitro selama 24 jam. Gambaran folikel dalam ovarium pascapenyimpanan dikaji dengan pewarnaan Hematoksilin-Eosin. Terjadi penurunan yang signifikan (P<0.05) pada jumlah oosit dengan grade A setelah hari kedua penyimpanan. Kemampuan oosit untuk mencapai MII menurun setelah penyimpanan hari kedua (P<0.05). Seiring dengan penurunan jumlah oosit yang mencapai MII, terjadi peningkatan jumlah oosit yang mengalami degenerasi pada hari ketiga dan keempat pascapenyimpanan ovarium (P<0.05). Dari gambaran histologi, ditemukan adanya folikel yang mengalami piknotik setelah penyimpanan 24 jam. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kualitas oosit persentase oosit mencapai MII menurun setelah penyimpanan 24 jam. Terjadi perubahan struktur sel dan degenerasi dari oosit pada gambaran histologi folikel dalam ovarium.
Peripheral Blood Mesenchymal Stem Cells Isolated from Indonesia Long Tailed Monkey (Macaca fascicularis) Agus Harsoyo; Dondin Sajuthi; Arief Boediono; Yoga Yuniadi; Irma H Suparto
Acta VETERINARIA Indonesiana Vol. 6 No. 2 (2018): Juli 2018
Publisher : IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (880.537 KB) | DOI: 10.29244/avi.6.2.56-69

Abstract

An experiment to compare age of Macaca fascicularis (Mf) as pheripheral blood (PB) mesenchymal stem cell (MSC) isolate sources and the impact of its concentration on the pheriperal blood mononucleous cells (PBMC) development has been conducted. Twelve male Mf were used in this experiment. Three different age groups (infant (A1), juvenil (A2) and adult (A3)) of the Mfs were compared as treatments. Isolate of pheriperal blood MSC were created by taking 1 ml, 5 ml or 10 ml the Mfs pheriperal blood, processed them into PBMC, counted, isolated, cultured, subcultured, pelleted, extracted for their messenger Ribonucleic Acid (mRNA). Reverse transcriptase - polymerase chain reaction (RT-PCR) were conducted to obtain complentary Deoxyribonucleic Acid (cDNA). PCR amplification were performed to look cluster differentiation (CD) of the MSC gene expression. Incomplete block design was used and the data were analysed using descriptive statistic and T-Test. The results showed that PBMC counted from infant, juvenil and adult were 6.78 – 7.28, 6.18 – 7.30, and 6.01 – 7.34 log cell, respectively. The subculture and pelleting cells were only obtained from A3 with positive 73, 90, 105 and negative 34, 45 CD markers. It is concluded that pheriperal blood of adult Mf can be utilized as MSC source.
Biosupplementation of Ethanolic Extract of Cashew Leaf (Anacardium occidentale L.) to Improve Weight Gain and Immunity of Jawa Super Chicken Manesta Edelweis Jingga; Haris Setiawan; Ardaning Nuriliani; Hendry Trisakti Saragih
Acta VETERINARIA Indonesiana Vol. 7 No. 2 (2019): Juli 2019
Publisher : IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1167.73 KB) | DOI: 10.29244/avi.7.2.57-65

Abstract

Effect of ethanolic extract of cashew leaf (Anacardium occidentale L.) in the feed on the weight gain and immunity were investigated on Jawa Super Chicken. Ninety chicken were divided into 6 groups those were basal feed group and 5 different concentration of chasew leaf extract groups. Experiment was conducted for 16 days started by 2 days acclimatization after hatching. Body weight was measured every 3 days starting from 0th day. On 16th day, the chicken were sacrificed, spleen and bursa of Fabricius were collected to quantify some histological parameters such as white pulp and follicle area as well as follicle thickness of those organs. The data were analyzed by regression and one way ANOVA followed by Tuckey test. Histological analysis was performed using optilab and Image Raster software. The results showed that growth and development of immune system of chicken increased significantly as could be seen in body weight, organs weight and index, as well as histological parameters. The regression results showed that spleen and bursa of Fabricius weight influenced increasing of body weight by 64.2% and 38.4% respectively. It could be concluded that biosupplementation of cashew leaf extract in basal feed could increase growth and immunity of Jawa Super Chicken.
Kajian Epidemiologi Infeksi Bovine Viral Diarrhea (BVD) pada Sapi Perah di Kabupaten Sleman Yogyakarta Primatika, Roza Azizah; Sumiarto, Bambang -; Drastini, Yatri; Widiasih, Dyah Ayu
Acta VETERINARIA Indonesiana Vol. 8 No. 1 (2020): Januari 2020
Publisher : IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (886.423 KB) | DOI: 10.29244/avi.8.1.32-39

Abstract

Sapi perah merupakan hewan ruminansia yang menghasilkan susu untuk konsumsi sehari hari masyarakat Indonesia karena mengandung sumber kalsium yang baik bagi tubuh. Namun, saat ini kendala yang dihadapi oleh peternak adalah menurunnya produksi susu sapi perah sehingga menyebabkan kerugian ekonomi yang cukup besar. Salah satu penyakit yang menyebabkan penurunan produksi susu pada sapi perah adalah Bovine Viral Diarrhea (BVD). Bovine Viral Diarrhea telah menyebar di seluruh dunia termasuk di Indonesia. Pemerintah Indonesia belum menetapkan kebijakan vaksinasi BVD. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui seroprevalensi dan faktor resiko mengenai infeksi Bovine Viral Diarrhea (BVD) di tingkat peternak di Kabupaten Sleman Yogyakarta. Metode penelitian ini adalah dengan melakukan wawancara terhadap peternak melalui kuesioner dan metode sampling yang digunakan pada penelitian ini adalah teknik sampling tahapan ganda serta dianalisis secara univariat dan bivariat. Sampel penelitian ini adalah 96 peternak terpilih yang memiliki sapi perah dan dilakukan pengujian Bovine Viral Diarrhea (BVD) dengan metode Enzyme-linked Immunosorbent Assay (ELISA) antibodi. Berdasarkan analisis univariat, diperoleh seroprevalensi penyakit BVD pada sapi perah sebesar 56,25%. Berdasarkan analisis bivariate, hasil yang diperoleh adalah tidak terdapat hubungan antara variabel yang diuji dengan adanya penyakit BVD pada sapi perah di Kabupaten Sleman, yang ditunjukkan dengan nilai p_value > 0.05.
Kualitas Spermatozoa dalam Modifikasi Pengencer Ringer Laktat Kuning Telur dengan Tambahan Astaxanthin dan Glutathione pada Tiga Jenis Ayam Lokal Nila Pratiwi; Tuty Laswardi Yusuf; Iis Arifiantini; Cece Sumantri
Acta VETERINARIA Indonesiana Vol. 7 No. 1 (2019): Januari 2019
Publisher : IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (644.149 KB) | DOI: 10.29244/avi.7.1.46-54

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji efek antioksidan astaxanthin dan glutathione dalam pengencer Ringer Laktat Kuning Telur (RL-KT) pada kualitas semen cair ayam merawang, SK kedu, dan kampung. Masing-masing 5 ekor ayam merawang, SK kedu, dan kampung, berumur 1-1,5 tahun digunakan sebagai sumber semen. Penelitian ini terdiri atas 2 tahap: (I) penelitian pertama bertujuan untuk menentukan dosis terbaik antioksoidan astaxanthin (0,004 %, 0,005 %) dan glutathione (0,007%, 0,008 %) pada motilitas spermatozoa dengan menggunakan lima ekor ayam merawang. (II) penelitian kedua bertujuan menguji dosis antioksidan terbaik yang didapatkan dari penelitian pertama pada motilitas dan viabilitas spermatozoa pada 3 jenis ayam lokal. Hasil penelitian pertama menunjukkan tidak ada perbedaan pengaruh antara dosis astaxanthin dan glutathione dalam pengencer RL-KT yang disimpan selama 60 jam, namun spermatozoa pada dosis astaxanthin 0,004% (3900±3,3%) menunjukkan motilitas yang lebih baik sehingga digunakan pada penelitian kedua. Hasil penelitian kedua menunjukkan bahwa penambahan astaxanthin 0,004% dapat mempertahankan motilitas spermatozoa yang disimpan sampai 36 jam pada ayam SK kedu (40,10±1,33%) dan kampung (41,03±2,44%) dan 24 jam pada ayam merawang (46,41±4,42%). Viabilitas spermatozoa pada ketiga jenis ayam tergolong tinggi, yaitu berkisar antara 59,37±5,65% sampai 65,35±6,25%. Dari data yang diperoleh, volume dan konsentrasi spermatozoa ayam merawang lebih tinggi dibandingkan SK kedu dan kampung. Semen diketahui mampu bertahan dalam waktu 36 jam pada pengencer RL-KT dengan penambahan astaxanthin 0,004% dengan motilitas mencapai 40%. Pengencer RL-KT yang ditambahkan astaxanthin 0,004% menghasilkan rata-rata fertilitas spermatozoa sebesar 87%.
Potensi Ekstrak Kulit Pisang Kepok (Musa paradisiaca forma typica) dan Uli (Musa paradisiaca sapientum) Menaikkan Aktivitas Superoksida Dismutase dan Menurunkan Kadar Malondialdehid Organ Hati Tikus Model Hiperkolesterolemia Azizatul Ulfa; Damiana Rita Ekastuti; Tutik Wresdiyati
Acta VETERINARIA Indonesiana Vol. 8 No. 1 (2020): Januari 2020
Publisher : IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (696.658 KB) | DOI: 10.29244/avi.8.1.40-46

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis potensi antioksidan kulit pisang kepok dan kulit pisang uli pada hati tikus hiperkolesterolemia. Kulit pisang kepok dan uli diekstraksi dengan metode maserasi menggunakan pelarut air, etanol 70% dan etanol 96%. Ekstrak diuji fitokimia secara kualitatif. Ekstrak diuji aktivitas antioksidanya menggunakan metode DPPH. Ekstrak dengan nilai IC50 terendah dipilih untuk uji in vivo. Desain penelitian pada uji in vivo meliputi pencegahan dan pengobatan. Uji in vivo dilakukan dengan memberikan varian ekstrak kepada kelompok tikus percobaan. Parameter yang diamati adalah aktivitas SOD dan kadar MDA organ hati. Ekstrak kulit pisang kepok memiliki rendemen 17,97% (pelarut air), 17,18% (pelarut etanol 70%) dan 15,02% (pelarut etanol 96%). Ekstrak kulit pisang uli memiliki rendemen 33,04% (pelarut air), 27,2% (pelarut etanol 70%) dan 34,42% (pelarut etanol 96%). Ekstrak kulit pisang kepok dan uli pada berbagai pelarut memiliki karakteristik warna coklat. Semua ekstrak mengandung senyawa flavonoid. Saponin terdapat pada semua ekstrak kecuali ekstrak kulit pisang uli dengan pelarut etanol 96%. Triterpenoid hanya terkandung pada ekstrak kulit pisang kepok dengan pelarut etanol. Ekstrak kulit pisang kepok dengan pelarut etanol 70% memiliki nilai IC50 terendah (P<0.01) dibandingkan dengan jenis ekstrak lainnya. Kelompok pencegahan dan kelompok pengobatan yang dicekok ekstrak etanol 70% kulit pisang kepok memiliki aktivitas SOD secara nyata lebih tinggi dan kadar MDA lebih rendah dibandingkan kelompok yang tidak dicekok ekstrak (P<0,05). Ekstrak kulit pisang kepok dengan pelarut etanol 70% menunjukkan aktivitas antioksidan yang paling baik. Ekstrak etanol 70% kulit pisang kepok menaikkan aktivitas superoksida dismutase dan menurunkan kadar malondialdehid organ hati tikus percobaan model hiperkolesterolemia baik sebagai pencegahan maupun pengobatan.
Prevalensi dan Faktor Risiko Infeksi Hookworm Zoonotik Pasca Pemberian Anthelmintik pada Anjing Ardilasunu Wicaksono; Yusuf Ridwan; Ridi Arif
Acta VETERINARIA Indonesiana Vol. 7 No. 2 (2019): Juli 2019
Publisher : IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (652.478 KB) | DOI: 10.29244/avi.7.2.26-32

Abstract

Infeksi hookworm pada anjing menjadi masalah penting baik ditinjau dari sisi kesehatan hewan maupun sisi kesehatan masyarakat karena seluruh spesies hookworm pada anjing memiliki potensi zoonosis. Infeksi hookworm merupakan kejadian endemis di wilayah Asia Tenggara dan prevalensi kejadiannya di Provinsi Jawa Barat mencapai 92.5%. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur prevalensi infeksi hookworm pasca pemberian anthelmentik pada anjing dan untuk mengidentifikasi faktor risiko yang memengaruhi kejadiannya. Prevalensi diukur setelah 3 bulan dilakukannya pengobatan kecacingan massal pada anjing di wilayah Kabupaten Sukabumi. Penelitian ini merupakan kajian lintas seksional dengan mengambil 100 sampel feses anjing untuk mengamati keberadaan telur hookworm menggunakan metode flotasi sederhana dan melakukan wawancara kepada pemilik anjing untuk menhidentifikasi faktor risiko. Data penelitian dianalisis secara deskriptif dan analitis menggunakan Uji Chi Square dan menghitung odds ratio. Hasil penelitian menunjukkan bahwa prevalensi infeksi hookworm setelah pemberian anthelmentik masih sebesar 21.0% (SK 95%: 14.2– 30.0%). Infeksi pada anjing muda (12%) lebih tinggi dari anjing dewasa (9.0%), anjing berburu (14.0%) lebih tinggi dari anjing penjaga (7.0%), area pegunungan (17.0%) lebih tinggi dari pesisir pantai (4.0%), dan kontak dengan anjing liar (20.4%) lebih tinggi dari tidak ada kontak (2.0%). Faktor yang signifikan memengaruhi kejadian infeksi hookworm adalah topografi wilayah pemeliharaan (X2=4.448, p=0.035) yang mana anjing yang dipelihara di area pegunungan memiliki kemungkinan terinfeksi 3.381 (SK 95% : 1.043–10.960) kali dibandingkan area pesisir pantai. Penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan anthelmentik masih belum dapat memberantas infeksi hookworm dikarenakan beberapa faktor dan faktor risiko yang paling berpengaruh adalah topografi lingkungan pemeliharaan anjing.
Resistensi Enterobacteriaceae Terhadap Antibiotik Asal Sisa Makanan dari Sampah Pesawat di Bandara Internasional Soekarno Hatta Julia Rosmaya Riasari; Mirnawati Bachrun Sudarwanto; Agustin Indrawati; Hadri Latif; Navasuriya Radha Krisnan; Herwin Pisestiyani
Acta VETERINARIA Indonesiana Vol. 8 No. 1 (2020): Januari 2020
Publisher : IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (679.687 KB) | DOI: 10.29244/avi.8.1.47-54

Abstract

Sampah yang berasal dari pesawat internasional yang datang di Indonesia harus dimusnahkan tanpa kecuali dan berlaku untuk penerbangan dari negara manapun. Pemusnahan dilakukan untuk menghindari risiko penyebaran penyakit dari sampah yang dapat menyerang hewan, tumbuhan dan manusia. Aktivitas penumpang dari mancanegara, migrasi orang dan hewan dari satu negara ke negeri lain serta importasi makanan membuat bakteri yang terbawa masuk, termasuk bakteri yang resisten terhadap antibiotik dapat menyebar. Penelitian mengenai risiko masuknya bakteri resisten terhadap antibiotik melalui sampah pesawat belum pernah dilakukan. Untuk itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keberadaan bakteri resisten terhadap antibiotik pada sisa makanan dari sampel sampah internasional yang diambil dari Terminal 2D BISH. Hasil penelitian yaitu dari 78 sampel yang berasal dari 24 pesawat dan 2 perusahaan penyedia makanan pesawat (in-flight catering), didapatkan 53 sampel (67,95%) positif Enterobacteriaceae. Hasil pengujian isolat resistensi Enterobacteriaceae terhadap antibiotik dalam sisa makanan penerbangan internasional menunjukkan tingkat resistensi yang cukup tinggi, yaitu: Nalidixic Acid (57%), Cefoxitin (32%), Ampicillin (26%), Amoxicillin (15%), Tetracycline (9%), Cefotaxime (5%), Kanamycin (3%), dan terendah adalah Sulfatrimethoprim (1%). Selain itu, bakteri Enterobactriaceae ini juga menunjukkan tingkat intermediate terhadap antibiotik Cefotaxime (37%), Cefoxitin (13%), Tetracycline (6%), Kanamycin (6%), Amoxicillin (4%), Nalidixic Acid (4%), Sulfatrimethoprim (2%), dan Ampicillin (0%).
Transmisi Strain Wuchereria bancrofti Periodik Nokturnal oleh Culex quinquefasciatus di Kota Pekalongan Tri Ramadhani; Upik Kesumawati Hadi; Susi Soviana; Zubaidah Irawati
Acta VETERINARIA Indonesiana Vol. 7 No. 2 (2019): Juli 2019
Publisher : IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (750.455 KB) | DOI: 10.29244/avi.7.2.1-8

Abstract

Wuchereria bancrofti dikenal sebagai penyebab filariasis limfatik di Kota Pekalongan. Kegiatan ini dilakukan untuk mencari upaya dalam pengendalian penularan filariasis limfatik yang lebih efektif dan efisien. Tujuan penelitian untuk mendiskripsikan perilaku mikrofilaria Wuchereria bancrofti yang ditularkan oleh Culex quinquefasciatus. Uji periodisitas dilakukan pada enam orang relawan yang positif mengandung mikrofilaria hasil survei darah. Pengambilan darah dilakukan setiap dua jam sekali selama 24 jam (12 kali pengamatan). Uji periodisitas cacing filaria menggunakan formula Aikat dan Das . Hasil survei darah menunjukkan dari 500 sampel darah sebanyak 17 orang positif mikrofilaria (mf rate = 3,4%). Sebagian besar mikrofilaria muncul antara pukul 22.6'36" sampai 03.56'24" yang menggambarkan periodisitas mikrofilaria Wuchereria bancrofti yang nokturnal. Kasus filariasis limfatik memiliki gelombang yang harmonik atau sirkardian dengan indeks periodisitas lebih dari 100%. Hasil penelitian ini akan sangat membantu dalam mengevaluasi dan memantau program pengobatan massal yang sedang berjalan untuk eliminasi filarisis limfatik di Kota Pekalongan.

Page 11 of 32 | Total Record : 318