TELEIOS: Jurnal Teologi dan Pendidikan Agama Kristen
TELEIOS: Jurnal Teologi dan Pendidikan Agama Kristen, merupakan wadah publikasi ilmiah dari hasil penelitian Teologi dan Pendidikan Agama Kristen, yang diterbitkan oleh Sekolah Tinggi Teologi Transfromasi Indonesia dengan nomor ISSN 2798-0642 (Online) 2798-1797 (Print), serta telah memiliki DOI 10.53674, dan diperuntukkan bagi semua dosen maupun para peneliti di kalangan STT Transformasi dan Institusi lainnya. Jurnal Teleios terbit dua kali dalam setahun (Juni dan Desember). Jurnal Teleios menggunakan sistem double-blind review. Adapun yang menjadi Fokus dan Ruang Lingkup dalam Jurnal Teleios adalah: 1. Teologi Biblika 2. Teologi Historika 3. Teologi Sistematika 4. Teologi Praktika 5. Teologi Kharismatik 6. Pendidikan Agama Kristen
Articles
75 Documents
Keberadaan Manusia dari Perspektif Roma 7:14: Sebuah Studi Antropologis-Teologis
Daniel Pesah Purwonugroho
TELEIOS: Jurnal Teologi dan Pendidikan Agama Kristen Vol 4, No 1 (2024): Teologi dan Pendidikan Kristiani
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Transformasi Indonesia
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.53674/teleios.v4i1.99
Abstract: Anthropology is a study of how humans understand and evaluate various aspects of life. From a Christian perspective, anthropology needs to be seen from the standpoint of the Bible. The intersection between the science of anthropology and theology is evident in the writings of Paul. Paul elucidates the anthropological aspect in his letter to the Romans. Romans 7:14 is a rather challenging verse, and it explicates about humans. Humans experience tension between their old human life and their new life resulting from Christ's sacrifice in response to the Law of Moses. Although the Law of Moses is spiritual, humans are entrenched in the existence of sin, causing them to fail to obey the Law of Moses perfectly. Jesus is the divine human who can perfectly obey all the demands of the Law of Moses. Through a descriptive qualitative approach, it can be concluded that human anthropology from the perspective of Romans 7:14 leads humans to place their faith in Jesus Christ.Abstrak: Antropologi adalah sebuah studi tentang bagaimana manusia memahami dan menilai berbagai aspek kehidupan. Dalam perspektif Kristianitas, antropologi perlu dilihat dari sisi Alkitab. Persinggungan antara ilmu antropologi dan juga ilmu teologi terlihat jelas dalam tulisan Paulus. Paulus menjelaskan sisi antropologi dalam tulisannya kepada jemaat di Roma. Roma 7:14 adalah ayat yang cukup sukar dan ayat tersebut menjelaskan tentang manusia. Manusia memiliki ketegangan antara kehidupan lama manusia dan juga kehidupan manusia yang baru akibat dari pengorbanan Kristus dalam merespon Hukum Taurat. Meskipun Hukum Taurat bersifat rohani, namun manusia ada di dalam keberadaan dosa yang membuat manusia gagal mentaati Hukum Taurat secara sempurna. Yesus adalah manusia illahi yang dapat mentaati segala tuntutan Hukum Taurat secara sempurna. Melalui pendekatan kualitatif deskriptif, dapat disimpulkan bahwa antropologi manusia dalam perspektif Roma 7:14 membawa manusia untuk menaruh iman di dalam Yesus Kristus.
“Hati yang Gembira adalah Obat” di Masa Pandemi Covid 19: Analisis Amsal 17:22
Cindy Walangitan;
Hendi Senduk
TELEIOS: Jurnal Teologi dan Pendidikan Agama Kristen Vol 1, No 2 (2021): Desember 2021
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Transformasi Indonesia
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.53674/teleios.v1i2.111
Abstrak:Covid 19 is a life phenomenon that has had a very significant impact on human life, such as the impact on the economy, education, politics, and most prominently, health. The Covid 19 pandemic has created a frightening situation, because many people have died due to Covid 19, this is also a reason why many people feel anxious, afraid and restless. This paper uses the literature study method. The results of this research show that a happy heart as described in Proverbs 17:22 can have a positive impact on health for people who experience anxiety.AbstrakCovid 19 merupakan fenomena kehidupan yang telah memberi dampak yang sangat signifikan dalam kehidupan manusia, seperti dampak terhadap ekonomi, Pendidikan, politik, dan yang paling menonjol ialah kesehatan. Masa pandemi covid 19 telah memberi sebuah situasi yang menakutkan, oleh karena banyaknya manusia yang meninggal dengan penyebab covid 19, hal ini juga menjadi sebuah alasan banyak orang merasa cemas, takut dan gelisah. Tulisan ini menggunakan metode studi literatur. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa hati yang gembira sebagaimana yang dijelaskan dalam Amsal 17:22 mampu memberikan dampak positif dalam kesehatan bagi orang-orang yang mengalami kecemasan.
Kualitas Kedewasaan Rohani serta Implementasinya bagi Jemaat di Abad ke 21: Kajian 2 Petrus 1:3-11
Paulus Kunto Baskoro;
Orlando Hutapea
TELEIOS: Jurnal Teologi dan Pendidikan Agama Kristen Vol 4, No 1 (2024): Teologi dan Pendidikan Kristiani
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Transformasi Indonesia
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.53674/teleios.v4i1.97
Abstract: Spiritual maturity is an important part of a believer's spiritual life. There are quite a few Christians who have been going to church for a long time but their spiritual condition is still childish, and there are even quite a few church administrators or church servants who, even though they are actively involved in the church, are still often disappointed and hurt. A healthy spiritual life must also experience healthy growth. Spiritual maturity should be an important point since a person experiences repentance and new birth. So that you become a Christian who has the maximum quality of spiritual maturity. This will be studied based on 2 Peter 1:3-11. This research uses descriptive qualitative methods. The aim of this research is First, to find the principles of the quality of spiritual maturity in 2 Peter 1:3-11. Second, the principles of the quality of spiritual maturity can be implemented in the lives of believers today. Third, the quality of maturity of believers grows rapidly and becomes an important part of the process of spiritual life. So, everything experienced by every believer can have a greater impact on personal life and God's church, so that the character of Christ becomes real.Abstrak: Kedewasaan rohani menjadi bagian penting dalam kehidupan spiritual orang percaya. Tidak sedikit orang Kristen, yang sudah lama ke gereja tetapi keadaan rohaninya masih kekanak-kanakan bahkan tidak sedikit pengurus gereja atau pelayan gereja yang meskipun terlibat aktif di dalam gereja namun masih sering kecewa dan sakit hati. Kehidupan rohani yang sehat haruslah mengalami pertumbuhan yang sehat pula. Kedewasaan rohani hendaknya menjadi point penting sejak seseorang mengalami pertobatan dan kelahiran baru. Sehingga menjadi orang Kristen yang memiliki kualitas kedewasaan rohani yang maksimal. Hal ini akan dikaji berdasarkan 2 Petrus 1:3-11. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif. Tujuan dari penelitian ini adalah Pertama, menemukan prinsip-prinsip kualitas kedewasaan rohani dalam 2 Petrus 1:3-11. Kedua, prinsip-prinsip kualitas kedewasaan rohani dapat diimplementasikan dalam kehidupan orang percaya masa kini. Ketiga, kualitas kedewasaan orang percaya menjadi bertumbuh pesat dan menjadi bagian penting dalam proses kehidupan rohani. Jadi dari semua dialami oleh setiap orang percaya dapat lebih berdampak bagi kehidupan secara pribadi dan gereja Tuhan, sehingga karakter Kristus menjadi nyata.
Kepemimpinan Kristen Berdampak Pada Loyalitas, Perilaku, Dan Kinerja Pengurus Aras Persekutuan Gereja-Gereja Pentakosta Indonesia (PGPI) Provinsi Dki Jakarta
Jusuf Agustian Widodo;
Elsjani Adelin Langi
TELEIOS: Jurnal Teologi dan Pendidikan Agama Kristen Vol 1, No 2 (2021): Desember 2021
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Transformasi Indonesia
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.53674/teleios.v1i2.131
Penelitian ini bertujuan untuk memahami pengaruh kepemimpinan Kristen terhadap loyalitas, perilaku, dan kinerja pengurus di Persekutuan Gereja-Gereja Pentakosta Indonesia (PGPI) Provinsi DKI Jakarta. Kepemimpinan merupakan faktor penting dalam keberhasilan organisasi keagamaan, di mana pemimpin berperan dalam mengarahkan, memotivasi, dan memberdayakan pengurus untuk mencapai tujuan bersama. Namun, masih terbatas pemahaman tentang dinamika kepemimpinan Kristen dan dampaknya terhadap aspek-aspek loyalitas, perilaku, dan kinerja pengurus dalam konteks PGPI Provinsi DKI Jakarta. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif untuk mengeksplorasi pengalaman, persepsi, dan pemahaman pengurus PGPI Provinsi DKI Jakarta terkait pengaruh kepemimpinan. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara semi-terstruktur dengan pengurus yang dipilih melalui teknik purposive sampling. Data yang terkumpul dianalisis menggunakan metode analisis tematik untuk mengidentifikasi tema-tema kunci yang muncul. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan yang diterapkan oleh pemimpin PGPI Provinsi DKI Jakarta, seperti kepemimpinan transformasional dan melayani, memiliki pengaruh positif terhadap loyalitas pengurus. Pemimpin yang menginspirasi, memberdayakan, dan menunjukkan kepedulian terhadap pengurus mendorong peningkatan komitmen dan dedikasi terhadap organisasi.
Kasih Allah yang Universal: Suatu Tafsir Naratif Yunus 3:1-10 dalam Membangun Moderasi Beragama di Indonesia
Roby Hendra Tumangger;
Fredi Ardo Purba;
Moresd Cio Ginting
TELEIOS: Jurnal Teologi dan Pendidikan Agama Kristen Vol 4, No 1 (2024): Teologi dan Pendidikan Kristiani
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Transformasi Indonesia
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.53674/teleios.v4i1.109
Abstract: Religious plurality in Indonesia is a reality that must be accepted and faced wisely by every citizen. In this context, the exclusivism of religious people and the claim that truth or salvation can only be found in one religion will only trigger conflicts and disputes. The attitude of exclusivism in the biblical narrative is owned by the Prophet of God, Jonah, who rejected God's attitude to save the Ninevites. In this paper, the author conducts a narrative interpretation of Jonah 3:1-10. The narrative interpretation of Jonah 3:1-10 shows that God revealed His love and forgiveness to all nations, including the Ninevites who were not considered among His chosen people. God's universal love in saving the Ninevites shows that God's salvation and love are not limited to one group or nation. The love that God gives breaks down the barriers that exist, namely religion. This is an important foundation for Christians to strive for harmony and harmony in the midst of religious plurality in Indonesia.Abstrak: Pluralitas agama di Indonesia adalah suatu realitas yang harus diterima dan dihadapi dengan bijaksana oleh setiap warga negara. Dalam konteks ini, sikap eksklusivisme umat beragama dan klaim bahwa kebenaran atau keselamatan hanya didapatkan pada satu agama, hanya akan menjadi pemicu terjadinya konflik dan pertikaian. Sikap eksklusivisme dalam narasi Alkitab dimiliki oleh Nabi Allah, yaitu Yunus yang menolak sikap Allah menyelamatkan bangsa Niniwe. Dalam tulisan ini, penulis melakukan sebuah tafsir naratif terhadap Yunus 3:1-10. Penafsiran naratif terhadap Yunus 3:1-10 menunjukkan bahwa Allah menyatakan kasih dan pengampunan-Nya kepada semua bangsa, termasuk bangsa Niniwe yang dipandang bukan termasuk umat pilihan-Nya. Kasih Allah yang universal dengan menyelamatkan bangsa Niniwe tersebut menunjukkan, bahwa keselamatan dan kasih Allah tidak terbatas pada satu kelompok atau bangsa saja. Kasih yang Allah berikan merubuhkan sekat pembatas yang ada, yaitu agama. Hal tersebut menjadi landasan penting bagi orang Kristen untuk mengupayakan terciptanya harmoni dan kerukunan di tengah-tengah pluralitas agama yang ada di Indonesia.
Merenungkan Firman Tuhan sebagai Pertumbuhan Spiritualitas Jemaat: Kajian Eksegetis Mazmur 1:2
Cindy Walangitan;
Refaildikson Sampepadang
TELEIOS: Jurnal Teologi dan Pendidikan Agama Kristen Vol 1, No 2 (2021): Desember 2021
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Transformasi Indonesia
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.53674/teleios.v1i2.112
Abstrak:This article discusses the spiritual growth of believers (congregations) which is based on contemplation of God's Word based on Psalm 1:2. Meditating on the good and true Word of God has implications for the spiritual growth of the congregation. The method used in this paper is qualitative with literature study and exegetical study methods. The result of this research is that Psalm 1:2 provides an understanding and practical steps in contemplating the good and true Word of God, which has positive implications for the spiritual growth of believers (congregations).Abstrak:Tulisan ini membahas mengenai pertumbuhan spiritualitas orang-orang percaya (jemaat) yang didasari pada perenungan Firman Tuhan yang berdasarkan Mazmur 1:2. Merenungkan Firman Tuhan yang baik dan benar berimplikasi pada pertumbuhan spiritualitas jemaat. Metode yang digunakan pada tulisan ini ialah kualitatif dengan metode studi pustaka dan kajian eksegetis. Hasil dari penelitian ini adalah bahwa Mazmur 1:2 memberikan sebuah pemahaman serta langkah-langkah praktis dalam merenungkan Firman Tuhan yang baik dan benar, yang memberi implikasi positif bagi pertumbuhan spiritualitas orang-orang percaya (jemaat).
Model Pembelajaran Blended Learning: Implementasi pada Peningkatan Kompetensi Pedagogik dan Kompetensi Profesional Dosen
Frimsi Wohon;
Ferry Johnny Nicolaas Sumual;
Ristan Rakim
TELEIOS: Jurnal Teologi dan Pendidikan Agama Kristen Vol 4, No 1 (2024): Teologi dan Pendidikan Kristiani
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Transformasi Indonesia
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.53674/teleios.v4i1.90
Abstract: This article discusses the implementation of blended learning model to improve pedagogical competence and professional competence of lecturers. The formulation of this research problem is how the implementation of blended learning models can improve the pedagogical competence and professional competence of lecturers? The researcher used a qualitative research method with a descriptive approach that involved the participation of lecturers as research subjects. Data were collected through surveys, observations, interviews, and document analysis. The main objective of this research is to investigate the impact of using blended learning model on improving the pedagogical competence and professionalism of lecturers. The application of the blended learning model had a positive impact on the pedagogical competence and professional competence of lecturers. On the improvement of lecturers pedagogical competence, Blended Learning helps lecturers improve their understanding of the learning process, mastery of learning technology and how to prepare effective learning by improving the ability to design interesting and relevant teaching materials, as well as the ability to deliver materials more interactively. The improvement of lecturers professional competence can also be reflected in the promotion of lecturers academic positions, lecturers publications in accredited national and even reputable international journals and extensive community service.Abstrak: Artikel ini membahas implementasi model pembelajaran blended learning untuk meningkatkan kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional dosen. Rumusan masalah penelitian ini adalah bagaimana implementasi model pembelajaran blended learning dapat meningkatkan kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional dosen? Peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif yang melibatkan partisipasi dosen sebagai subjek penelitian. Data dikumpulkan melalui survei, observasi, wawancara, dan analisis dokumen. Tujuan utama penelitian ini adalah untuk menginvestigasi dampak penggunaan model pembelajaran blended learning terhadap peningkatan kompetensi pedagogik dan profesionalisme dosen. Dalam penerapan model pembelajaran Blended Learning memberi dampak positif pada kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional dosen. Pada peningkatan kompetensi pedagogik dosen, Blended Learning membantu dosen meningkatkan pemahaman mereka tentang proses pembelajaran, penguasaan teknologi pembelajaran dan bagaimana mempersiapkan pembelajaran yang efektif dengan peningkatan kemampuan merancang bahan ajar yang menarik dan relevan, serta kemampuan menyampaikan materi dengan lebih interaktif. Peningkatan kompetensi profesional dosen dapat tergambar juga pada kenaikan pangkat jabatan akademik dosen, publikasi dosen pada jurnal nasional terakreditas bahkan internasional bereputasi serta pengabdian masyarakat secara luas.
Dekadensi Ibadah Israel di Kitab Hakim-Hakim: Refleksi pada Peribadatan Kristen di Era Digital
Feri Aman Mendrofa;
Tony Suhartono
TELEIOS: Jurnal Teologi dan Pendidikan Agama Kristen Vol 4, No 1 (2024): Teologi dan Pendidikan Kristiani
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Transformasi Indonesia
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.53674/teleios.v4i1.113
Abstract: Various digital technologies in the digital era have made it easier for people to carry out their activities. However, despite the immense benefits of using digital technology, it is crucial to acknowledge the potential negative consequences if not used responsibly. In churches, the imprudent use of digital technology often diverts the primary focus of worshippers during worship. Worship focus is no longer centred on God but is switched to digital technology. This is a serious issue that can hinder spiritual growth. Building upon this problem, the author addresses the situation of worship decadence in Israel during the Judges and reflects on Christian worship in the digital era. Using literature studies and narrative interpretation methods, the author will delve into the life of Israel, which once lost its worship focus due to idol worship. This situation can be a reflection of the shifting worship focus due to the misplaced use of technology. This analogy is relevant because it reflects the same primary attention diversion away from God. From these research steps, the author finds that ministers must prepared to be unpopular among the congregation for daring to advise on using digital technology responsibly, Christians must educated not to disrupt the sanctity of worship, and parents must provide understanding and set an example of responsible digital technology use for their family members.Abstrak: Berbagai teknologi digital yang digunakan di era digital telah memberikan kemudahan kepada manusia melakukan aktivitasnya. Akan tetapi besarnya manfaat yang diperoleh dari penggunaan teknologi digital tidak menutup celah adanya dampak negatif apabila tidak digunakan secara bertanggung jawab. Di gereja, penggunaan teknologi digital yang tidak bijak sering mengalihkan fokus utama umat dalam beribadah. Fokus ibadah tidak lagi berpusat kepada Allah melainkan teralihkan pada teknologi digital. Hal ini merupakan masalah serius yang dapat menghambat pertumbuhan spiritual. Berangkat dari masalah tersebut penulis mengangkat situasi dekadensi ibadah Israel di masa para Hakim dan merefleksikannya pada peribadatan Kristen di era digital. Menggunakan studi kepustakaan dan metode penafsiran naratif penulis akan menggali kehidupan Israel yang pernah mengalami kehilangan fokus beribadah akibat terjerumus pada penyembahan berhala. Situasi ini dapat menjadi refleksi pada beralihnya fokus penyembahan akibat penggunaan teknologi yang tidak pada tempatnya. Penganalogian ini relevant karena sama-sama mencerminkan pengalihan perhatian utama kepada Allah. Dari sejumlah langkah penelitian tersebut, penulis menemukan bahwa para pelayan harus siap tidak populer di kalangan umat karena berani menasehati dalam menggunakan teknologi digital secara bertanggung jawab, orang-orang Kristen harus diberikan pemahaman agar tidak merusak kesakralan peribadatan dan orang tua harus memberikan pemahaman dan keteladanan menggunakan teknologi digital yang bertanggung jawab kepada anggota keluarganya.
Eksplorasi Rohani sebagai Pertumbuhan Spiritualitas dalam Ruang Virtual: Misi Kekristenan di Era Digital
Yonatan Alex Arifianto;
Jirmia Dofi Suharijono;
Adi Sujaka
TELEIOS: Jurnal Teologi dan Pendidikan Agama Kristen Vol 4, No 1 (2024): Teologi dan Pendidikan Kristiani
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Transformasi Indonesia
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.53674/teleios.v4i1.98
Abstract: The church in using the sophistication of the digital era popular with social media can be used as a sacred space and a tool to present a church that networks, builds and fosters congregational relationships. And of course the church and digital activities in actualizing Christian education into virtual space is a church mission that must be packaged creatively in the digital era so that empirical congregations can grow spiritually and continue to the Christian mission. Using a descriptive qualitative method with a literature study approach, it can be concluded that spiritual exploration as a growth of spirituality in virtual space: the mission of Christianity in the digital age, requires Christianity and Christian leadership to provide a paradigm-shifting understanding of how Christianity and spirituality in a digital context must be echoed as part of technological advances that the church can use in building the spirituality of the congregation. Furthermore, the church can carry out Christian activities so that the people of God can carry out Spiritual Exploration, which can awaken the mission and answer the challenges of the digital era church. In the end, the church can properly actualize its life as a Christian Mission in the Digital Age so that it can bring spiritual change and can also grow the congregation to actualize itself as a perpetrator of the Great Commission.Abstrak: Gereja dalam menggunakan kecanggihan teknologi di era digital yang populer dengan media sosial dapat dijadikan sebagai ruang sakral dan alat untuk menghadirkan gereja yang berjejaring, membangun dan membina hubungan jemaat. Dan tentunya gereja dan kegiatan digital dalam mengaktualisasikan pendidikan Kristen kedalam ruang virtual merupakan misi gereja yang harus dikemas secara kreatif pada era digital supaya empiris jemaat dapat bertumbuh secara spiritual dan berlanjut kepada misi Kristen. Menggunakan metode kualitatif deskritif dengan pendekatan studi literature, maka dapat disimpulkan bahwa eksplorasi rohani sebagai pertumbuhan spritulitas dalam ruang virtual: misi kekristenan di era digital, mengharuskan kekristenan dan kepemimpinan Kristen haruslah memberikan pemahaman yang mengubah paradigma bagaimana kekristenan dan spritulitas dalam konteks digital haruslah di gaungkan sebagai bagian dari kemajuan teknologi yang dapat digunakan gereja dalam membangun spiritulitas kerohanian jemaat. Selanjutnya gereja dapat melakukan kegiatan kekristenan sehingga jemaat Tuhan dapat melakukan Eksplorasi Rohani, yang mana hal ini dapat membangkitkan misi dan menjawab tantangan gereja era digital. Pada akhirnya gereja dapat secara benar mengaaktualisasikan kehidupannya sebagai Misi Kristen dalam Era Digital supaya dapat membawa perubahan kerohanian dan juga dapat menumbuhkan jemaat untuk mengaktualisasikan dirinya sebagai pelaku dari Amanat Agung.
Pemimpin sebagai Sarana Pertumbuhan Spiritualitas Jemaat: Analisis Keluaran 18:21
Daud A Ngamon
TELEIOS: Jurnal Teologi dan Pendidikan Agama Kristen Vol 2, No 2 (2022): Teologi dan Pendidikan Kristiani (Desember 2022)
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Transformasi Indonesia
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.53674/teleios.v2i2.122
Abstract: The role of a leader is very important in church, as well as in the spiritual growth of the congregation. A good and true leader will have a positive impact on the spiritual growth of the congregation, but on the other hand, if the leader lives a life that is not good, it will have a negative impact on the spiritual growth of the congregation. This is of course an important highlight, so there needs to be a correct basis as offered and presented in this article, namely a hermeneutic analysis of Exodus 18:21. The method used is library research and hermeneutic analysis. The results of this research show that a true and good leader based on Exodus 18:21 is a leader who understands how he should lead, and understands congregational management, so that he can grow the spirituality of the congregation.Abstrak: Peran seorang pemimpin sangatlah penting dalam bergereja, maupun dalam pertumbuhan spiritualitas jemaat. Pemimpin yang baik dan benar akan memberikan dampak yang positif terhadap pertumbuhan spiritualitas jemaat, tapi sebaliknya bila pemimpin hidup dalam kehidupan yang tidak baik, maka akan berdampak buruk bagi pertumbuhan spiritualitas jemaat. Hal ini tentunya menjadi sorotan yang penting, sehingga perlu adanya landasan yang benar sebagaimana tawaran yang diberikan dan dipaparkan ditulisan ini yaitu analisis hermeneutik terhadap Keluaran 18:21. Metode yang digunakan ialah studi pustakan serta analisis hermeneutic. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa pemimpin yang benar dan baik berdasarkan Kelauran 18:21 ialah pemimpin yang memahami bagaimana dia harus memimpin, dan memahami sebuah manajement jemaat, sehingga bisa menumbuhkan spiritualitas jemaat.