cover
Contact Name
Daniel Fajar Panuntun
Contact Email
niel398@gmail.com
Phone
+6285747332374
Journal Mail Official
masokan.iakntoraja@gmail.com
Editorial Address
Jalan Poros Makale - Makassar Km. 11,5, Kelurahan Rante Kalua', Kecamatan Mengkendek, Kabupaten Tana Toraja, Sulawesi Selatan, Indonesia (91871).
Location
Kab. tana toraja,
Sulawesi selatan
INDONESIA
Masokan: Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan
ISSN : 27981932     EISSN : 27982262     DOI : https://doi.org/10.34307/misp.v1i1
Jurnal ini diterbitkan oleh Institut Agama Kristen Negeri (IAKN) Toraja. Masokan dalam Bahasa Toraja artinya anugerah atau kemurahan, dapat juga diartikan sebagai kebaikan. Konsepnya, pengetahuan dimaknai sebagai anugerah atau kemurahan yang diberikan Allah kepada manusia, agar manusia dapat menggunakan pengetahuan untuk melakukan kebaikan kepada seluruh ciptaan Allah. Logo Masokan terdiri 3 bagian yaitu: tangan, buku dan pohon yang berbuah. 1. Tangan sebagai dasar utama, diartikan sebagai karya manusia. Melalui tangan, manusia berkarya, berpengaruh, membuat sesuatu, dan tangan warna biru merupakan kepercayaan dan profesionalisme. Lambang tangan berwana biru kemudian diartikan sebagai karya yang dapat dipercaya dan dibuat secara professional. 2. Buku yang terdiri dari 3 warna, diartikan sebagai buku sebagai sumber informasi, pengetahuan. Warna hijau identik dengan warna alam yang memberikan efek rileks, selain itu warna hijau juga identif dengan kehidupan, harapan, dan harmoni. Warna hijau mewakili ilmu psikologi dan ilmu kesehatan. Warna biru identik sebagai lambang pengetahuan dan kecerdasan. Lambang biru mewakili ilmu pendidikan. Warna kuning sebagai lambang kebijaksanaan, cahaya, keceriaan dan cinta yang mewakili hubungan sosial manusia mewakili ilmu sosial. 3. Lambang Pohon diartikan sebagai keberadaan pohon memberikan manfaat bagi manusia yang menggunakan atau memanfaatkannya. Pohon juga menjadi simbol kehidupan. Pohon dengan bunga pohon warna kuning diartikan sebagai pembawa kabar baik, harapan baik, dan kebahagiaan. Sehingga logo Masokan, diharapkan sebagai hasil karya yang professional, yang berasal dari bidang keilmuan sosial dan ilmu pendidikan yang menghasilkan manfaat, kabar baik, dan kebahagiaan bagi manusia yang membutuhkannya. Pada konteks inilah, jurnal Masokan muncul, memuat artikel dan penelitian pada cendekia (dosen, peneliti, maupun mahasiswa) sehingga karya tulisan dapat menjadi pengetahuan yang dibagikan untuk kebaikan manusia. Focus and Scope: 1. Digital learning in education 2. Education and e-learning invention 3. Psychology and humanities practice 4. Education of languages 5. Child and family health
Articles 45 Documents
GEREJA YANG RAMAH UNTUK KESEHATAN MENTAL: MEMBACA 1 RAJA-RAJA 19:1-8 DENGAN LENSA NEUROSAINS DAN PSIKOANALISIS SIGMUND FREUD Rerung, Alvary Exan
Masokan Ilmu Sosial dan Pendidikan Vol. 5 No. 1 (2025): June 2025
Publisher : Institut Agama Kristen Negeri Toraja

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34307/misp.v5i1.139

Abstract

This paper discusses the phenomenon of mental health problems in Indonesia, which continue to increase in number. This reality must certainly make Christianity try to help the government to minimize the increase in this problem. The church must not become one of the perpetrators of the increase in mental health problems because it does not know what to do. That is why, by using a descriptive qualitative method, this paper offers the concept of a church that is friendly to mental health. This effort will be built based on reading the text of 1 Kings 19:1-8 through the lens of neuroscience and Sigmund Freud's psychoanalysis. The results of this study indicate three important things that the church must implement to become a church that is friendly to mental health, namely: first, eliminating the negative stigma on those who experience mental health problems as not having strong faith in God; second, focusing on the phase of mental health disorders experienced by a person so that the church can help in efforts to cancel the intention to commit suicide; and third, it must be able to be a comfortable community so that someone feels owned and has. Tulisan ini membahas tentang fenomena masalah gangguan kesehatan mental di Indonesia yang jumlahnya terus bertambah. Realitas ini tentu harus membuat kekristenan berupaya membantu pemerintah guna meminimalisir bertambahnya masalah ini. Jangan sampai gereja malah menjadi salah satu pelaku bertambahnya masalah gangguan kesehatan mental akibat tidak tahu apa yang harus dilakukan. Itulah sebabnya, dengan menggunakan metode kualitatif deskriptif, tulisan ini menawarkan konsep gereja yang ramah untuk kesehatan mental. Upaya ini akan dibangun berdasarkan pembacaan terhadap teks 1 Raja-raja 19:1-8 dengan lensa Neurosains dan Psikoanalisis Sigmund Freud. Hasil penelitian ini menunjukkan tiga hal penting yang harus diterapkan gereja guna menjadi gereja yang ramah untuk kesehatan mental, yaitu: Pertama, menghilangkan stigma negatif pada mereka yang mengalami masalah kesehatan mental sebagai tidak memiliki iman yang kuat kepada Tuhan; Kedua, fokus terhadap fase gangguan kesehatan mental yang dialami seseorang agar gereja bisa membantu dalam usaha membatalkan niat untuk melakukan tindakan bunuh diri; dan Ketiga, harus bisa menjadi komunitas yang nyaman agar seseorang merasa dimiliki dan memiliki.
ANALISIS DESKRIPTIF GEJALA STRES PADA ANAK YANG BERHADAPAN DENGAN HUKUM DI LPKA KELAS II BANDUNG Situmorang, Aryanti
Masokan Ilmu Sosial dan Pendidikan Vol. 5 No. 1 (2025): June 2025
Publisher : Institut Agama Kristen Negeri Toraja

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34307/misp.v5i1.142

Abstract

This study aims to describe the stress symptoms experienced by children in conflict with the law (CICL) at the Bandung Juvenile Detention Center (LPKA). A quantitative descriptive approach was used, with data collected through a structured questionnaire based on Lazarus's transactional stress theory and the DASS-42 scale. The instrument measured four key aspects of stress: physical, cognitive, emotional, and behavioral. The sample consisted of 60 children selected through simple random sampling. The results revealed that the highest stress symptoms appeared in cognitive (57.22%) and emotional (51.47%) aspects, reflecting mental burdens, anxiety, guilt, and fear of the future. Meanwhile, physical and behavioral symptoms were in the low category. These findings indicate that psychological pressure is more internalized in thoughts and emotions than in overt behaviors. The study highlights the need for cognitive-emotion-based psychosocial interventions and a holistic approach within the rehabilitation system at LPKA to support comprehensive recovery. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan gejala stres yang dialami oleh anak yang berhadapan dengan hukum (ABH) di Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Bandung. Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif deskriptif dengan teknik pengumpulan data melalui kuesioner tertutup, yang disusun berdasarkan teori stres transaksional Lazarus dan alat ukur DASS-42. Instrumen penelitian mencakup empat aspek utama stres, yaitu fisik, kognitif, emosional, dan perilaku. Sampel berjumlah 60 anak, dipilih melalui teknik simple random sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gejala stres tertinggi terdapat pada aspek kognitif (57,22%) dan emosional (51,47%), yang mencerminkan beban pikiran, kegelisahan, serta perasaan bersalah dan cemas terhadap masa depan. Sementara itu, aspek fisik dan perilaku berada pada kategori rendah. Kondisi ini menunjukkan bahwa tekanan psikologis ABH lebih banyak terinternalisasi dalam pikiran dan perasaan daripada dalam tindakan nyata. Temuan ini menekankan pentingnya intervensi psikososial berbasis kognitif-emosional dan pendekatan holistik dalam sistem pembinaan anak di LPKA agar mendukung pemulihan menyeluruh.
PEMBELAJARAN MENULIS LANJUTAN DI SEKOLAH DASAR: SEBUAH ANALISIS DAN USULAN TEORETIS Ittihad, Nurul; Hamzah, Rahma Ashari; Citra, Reli
Masokan Ilmu Sosial dan Pendidikan Vol. 5 No. 1 (2025): June 2025
Publisher : Institut Agama Kristen Negeri Toraja

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34307/misp.v5i1.143

Abstract

To improve students' writing skills, they must master the type of essay based on their own personal experiences. While they are learning to write, the goal of advanced writing instruction in elementary school is for students to develop the ability to convey their thoughts and feelings, as well as to express their knowledge, ideas, and opinions. This literature review will employ qualitative research methods and will be based on a study or review of existing literature. Consequently, the aim of this research is to gather information about the methods elementary schools use to teach effective writing skills. One challenge with teaching writing is that the open-ended materials used by teachers are often not engaging. Additionally, publicly available creative writing resources are often insufficient for teachers. Many educators argue that writing is merely an assignment to be completed and graded. Developing writing skills in elementary school is a crucial step toward improving students' literacy. However, many teachers focus solely on students' written results without actively helping them develop their writing process. Advanced writing instruction fosters students' creativity and critical thinking by teaching various writing styles, such as narration, description, and exposition, which helps them articulate their ideas more systematically. Teachers play a vital role in supporting students to improve the quality of their writing through guidance and constructive feedback. Untuk meningkatkan keterampilan menulis siswa, mereka harus menguasai jenis karangan yang didasarkan pada pengalaman pribadi mereka sendiri. Pembelajaran menulis lanjutan di sekolah dasar bertujuan untuk menulis lanjutan di sekolah dasar adalah untuk memperoleh informasi dan pemahaman mengenai metode serta strategi yang digunakan oleh guru sekolah dasar dalam meningkatkan keterampilan menulis lanjutan siswabelajaran menulis lanjutan di sekolah dasar adalah agar siswa memiliki kemampuan tertulis menyampaikan pikiran dan perasaan mereka serta mengungkapkan pengetahuan, ide, dan pendapat mereka. Penelitianini menggunakan metode penelitian kualitatif didasarkan pada studi literatur atau kajian pustaka. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan informasi tentang metode yang digunakan sekolah dasar untuk mengajar keterampilan menulis yang baik. Salah satu masalah dengan keterampilan menulis adalah bahan terbuka yang digunakan guru tidak menarik. Selain itu, sumber daya penulisan kreatif yang tersedia untuk umum tidak cukup untuk guru. Banyak guru berpendapat bahwa menulis hanyalah tugas yang harus dikumpulkan dan dinilai sendiri. Menulis lanjutan di sekolah dasar adalah langkah penting dalam meningkatkan keterampilan literasi siswa. Banyak guru yang hanya fokus pada hasil tulisan siswa tanpa membantu mereka menulis secara aktif. Pembelajaran menulis lanjutan meningkatkan kreativitas dan daya berpikir kritis siswa dengan mengajarkan berbagai jenis tulisan, seperti narasi, deskripsi, dan eksposisi, yang membantu mereka menyampaikan ide-ide mereka dengan lebih sistematis. Guru bertanggung jawab untuk membantu siswa memperbaiki dan meningkatkan kualitas tulisan mereka dengan memberikan bimbingan dan umpan balik.
STRATEGI INOVATIF DALAM PEMBELAJARAN BERBICARA LANJUTAN: STUDI LITERATUR PADA KONTEKS SEKOLAH DASAR Baso, Rini Zakiah; Hamzah, Rahma Ashari; Nurdianah, Nurdianah
Masokan Ilmu Sosial dan Pendidikan Vol. 5 No. 1 (2025): June 2025
Publisher : Institut Agama Kristen Negeri Toraja

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34307/misp.v5i1.145

Abstract

This study aims to examine advanced speaking learning strategies in elementary schools to enhance students' communication skills. The research approach is qualitative, utilizing desk research and referencing relevant, current literature. The analysis shows that interactive methods such as group discussions, role plays, and oral presentations effectively improve students' speaking abilities. Technology-based innovations, including educational applications and creative projects, also positively influence students' confidence and fluency. Moreover, project-based assessment is identified as a relevant approach, allowing teachers to comprehensively evaluate students' fluency, pronunciation, and idea communication. The study also highlights barriers to language learning, such as students' lack of confidence, inconsistent teaching practices, and limited learning environments. Therefore, this article offers recommendations for innovative learning strategies to improve students' speaking skills and emphasizes the importance of authentic assessment in supporting successful advanced speaking development. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis strategi pembelajaran berbicara lanjutan di sekolah dasar guna meningkatkan kemampuan komunikasi siswa. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan metode penelitian kepustakaan mengacu pada literatur relevan dan terkini. Hasil analisis menunjukkan bahwa metode interaktif, seperti diskusi kelompok, bermain peran, dan presentasi lisan, efektif untuk meningkatkan keterampilan berbicara siswa. Inovasi berbasis teknologi, seperti penggunaan aplikasi pendidikan dan proyek kreatif, turut memberikan pengaruh positif terhadap kepercayaan diri dan kelancaran berbicara siswa. Selain itu, evaluasi berbasis proyek diidentifikasi sebagai pendekatan penilaian yang relevan, memudahkan guru untuk menilai aspek kelancaran, pengucapan, dan penyampaian gagasan siswa secara komprehensif. Penelitian ini juga mengidentifikasi kendala dalam pembelajaran berbicara, seperti rasa kurang percaya diri siswa, metode pengajaran yang tidak variatif, serta keterbatasan lingkungan belajar. Dengan demikian, artikel ini memberikan rekomendasi strategi pembelajaran berbasis inovasi yang mampu meningkatkan kemampuan berbicara siswa, serta pentingnya evaluasi autentik dalam mendukung keberhasilan pembelajaran berbicara lanjutan.
STATUS SOSIAL EKONOMI PESERTA DIDIK DENGAN PERFORMA AKADEMIK: AKANKAN BERHUBUNGAN ATAU BERTOLAK BELAKANG? Muzaki, Alfian Nur; Fadholi, Lukman; Rohana, Putri Ayu; Riseva, Stella Dea; Wijaya, Tri Wisnu Hadi; Mardiyana, Isna Ida
Masokan Ilmu Sosial dan Pendidikan Vol. 5 No. 1 (2025): June 2025
Publisher : Institut Agama Kristen Negeri Toraja

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34307/misp.v5i1.147

Abstract

The academic success of students is often linked to various factors, including their parents' socioeconomic status (SES). This study aimed to examine the relationship between SES and the academic performance of students in class 2B UPTD SDN Pangeran 3 in English and mathematics, and to identify other factors influencing academic success. The research adopted a qualitative methodology with triangulation techniques. Findings indicated that while SES significantly impacts students' academic achievement, other factors such as parental involvement, motivation to learn, and environmental influences also play a role. The study revealed that in class 2B UPTD SDN Pangeran 3, some students with low SES can achieve high academic results. In contrast, students with high SES may struggle academically due to a lack of parental supervision and uncontrolled technology use. Consequently, this study emphasizes the need for a comprehensive approach to enhance students' academic achievement. Keberhasilan akademik peserta didik seringkali dikaitkan dengan beberapa faktor termasuk status sosial ekonomi (SES) orang tua. Tujuan penelitian yang dilaksanakan yaitu mengetahui korelasi antara SES dengan prestasi akademik peserta didik di kelas 2B UPTD SDN Pangeranan 3 mata pelajaran Bahasa Inggris dan matematika, serta mengidentifikasi faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi keberhasilan akademik. Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan teknik triangulasi. Penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa meskipun SES berperan penting dalam menentukan prestasi akademik peserta didik, tetapi terdapat faktor-faktor lain yang berkontribusi, seperti keterlibatan orang tua, motivasi belajar, dan pengaruh lingkungan. Penelitian ini menunjukkan bahwa pada kelas 2B UPTD SDN Pangeranan 3 diketahui beberapa peserta didik dengan SES rendah mampu mencapai prestasi akademik tinggi, sedangkan peserta didik dengan SES tinggi mengalami kesulitan belajar disebabkan kurangnya pengawasan orang tua dan penggunaan teknologi yang kurang terkontrol. Oleh karena itu, penelitian ini menyoroti pentingnya pendekatan secara menyeluruh dalam meningkatkan keberhasilan prestasi akademik peserta didik.