cover
Contact Name
Irene Puspa Dewi
Contact Email
irene.puspadewi@yahoo.com
Phone
+6285293806879
Journal Mail Official
lp2makfarprayoga@gmail.com
Editorial Address
Jalan Jendral Sudirman No 50. Padang. Sumatera Barat
Location
Kota padang,
Sumatera barat
INDONESIA
JAFP (Jurnal Akademi Farmasi Prayoga)
ISSN : -     EISSN : 2548141X     DOI : https://doi.relawanjurnal.id/doi
Core Subject : Health, Science,
Jurnal Akademi Farmasi Prayoga (JAFP) merupakan jurnal yang dikelola oleh Program Studi D3 Farmasi Akademi Farmasi Prayoga Padang. JAFP terbit 2 (dua) kali dalam setahun, yaitu pada bulan Mei dan November setiap tahunnya. JAFP menerima naskah penelitian (research article) dan review (review article) dalam bidang seputar kefarmasian, baik mengenai sains farmasi maupun farmasi komunitas. Cakupan dalam bidang sains farmasi yaitu Biologi Farmasi dan Farmakognosi, Kimia Farmasi, Farmasetika, Farmakologi dan Toksikologi, dan juga Bioteknologi. Cakupan dalam bidang farmasi komunitas yaitu Farmasi Rumah Sakit, Farmasi Klinis, Farmasi Komunitas, Manajemen Farmasi, dan Farmasi Sosial.
Articles 73 Documents
ANALISIS KANDUNGAN NATRIUM BENZOAT PADA BAWANG MERAH GILING (Allium cepa L.) MENGGUNAKAN SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET Ridho Asra; Fery Yasma; Zulharmita Zulharmita
Jurnal Akademi Farmasi Prayoga Vol 4 No 1 (2019): Jurnal Akademi Farmasi Prayoga
Publisher : Jurnal Akademi Farmasi Prayoga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (838.013 KB)

Abstract

Penetapan kadar Natrium Benzoate didalam bawang merah giling telah ditentukan. Sampel diperoleh dari tiga lokasi yang berbeda yaitu Pasar Gaung (A1, A2, A3), Pasar Batu Sangkar (B1, B2, B3), dan Pasar Solok Selatan (C1, C2, C3). Sampel kemudian dianalisis secara kualitatif dan diperoleh tiga sampel yang mengandung Natrium Benzoat adalah A1, A2 dan B1. Sampel diekstraksi menggunakan etanol sebagai pelarut dan kemudian diukur kadarnya menggunakan spektrofotometri ultraviolet. Natrium Benzoate dalam sampel dianalisis menggunakan persamaan regresi y = 0,0097x – 0,0721 dengan r = 0,9999. Batas Deteksi (BD) dan Batas Kuantitasi (BK) adalah 4,8247 ppm dan 16,08 ppm. RSD yang dihitung adalah 0,0156. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kandungan Natrium Benzoat didalam tiga sampel yaitu A1=1,481g/kg, A2=1,347 g/kg, B1=1,209g/kg. Kadar yang diperoleh berada di atas nilai maksimum dari kandungan Natrium Benzoat yang ditetapkan oleh badan pengawas obat dan makanan Indonesia yaitu 1 g/kg.
Uji Efek Teratogenik Infusa Bunga Lawang (Illicium verum Hook.f) Pada Mencit Putih Hilmarni Hilmarni
Jurnal Akademi Farmasi Prayoga Vol 4 No 1 (2019): Jurnal Akademi Farmasi Prayoga
Publisher : Jurnal Akademi Farmasi Prayoga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (584.141 KB)

Abstract

Pemanfaatan Illicium verum sebagai obat-obatan di negara Asia telah banyak digunakan untuk mengurangi rasa sakit, flu, kolik, muntah, nyeri punggung, mengobati kecemasan dan pengobatan emesis. Pengujian ini dilakukan untuk melihat pengaruh infusa Bunga Lawang pada mencit putih betina yang diberikan selama masa organogenesis. Variasi dosis yang digunakan adalah 10, 20, dan 30 % infusa. Pada hari ke 17 kehamilan, mencit dibunuh dengan cara dislokasi leher, kemudian dilakukan laparaktomi. Sepertiga dari jumlah fetus direndam dalam larutan merah alizarin dan sisanya dalam larutan bouin’s. Hasil penelitian menunjukan bahwa pemberian infusa bunga lawang yang digunakan tidak mempengaruhi berat badan induk mencit secara nyata. Pengamatan secara makroskopis menunjukan adanya 2 tapak resorpsi, 1 fetus lahir mati dan 1 fetus mengalami kelainan pertumbuhan pada ekor saat laparaktomi pada kelompok infusa10 %, 1 tapak resorpsi, 3 fetus lahir mati dan 2 ekor induk aborsi spontan pada hari ke 17 kehamilan pada kelompok infusa 30 %. Namun demikian, potensiteratogen dari infus bunga lawang ini masih belum dapat dipastikan karena adanya kerentanan antar spesies.
Uji Daya Hambat Deodoran Ekstrak Etanol Daun Kersen (Muntingia calabura L.) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus epidermidis Irene Puspa Dewi; Wike Rahmana Wijaya; Verawaty Verawaty
Jurnal Akademi Farmasi Prayoga Vol 4 No 1 (2019): Jurnal Akademi Farmasi Prayoga
Publisher : Jurnal Akademi Farmasi Prayoga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (336.048 KB)

Abstract

Telah dilakukan penelitian tentang uji daya hambat deodoran ekstrak etanol daun kersen (Muntingia calabura L.) terhadap bakteri Staphylococcus epidermidis. Daun Kersen (Muntingia calabura L.) merupakan salah satu tanaman yang mengandung senyawa aktif yaitu saponin, tanin, alkaloid, steroid dan flavonoid. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah sediaan deodoran ekstrak etanol daun kersen mempunyai aktivitas antibakteri terhadap Staphylococcus epidermidis. Uji aktivitas antibakteri diakukan dengan metode difusi agar. Penelitian ini menggunakan 5 kelompok yaitu sediaan deodoran dengan konsentrasi 20% (Formula I), 30% (Formula II), 40% (Formula III), kontrol negatif dan kontrol positif, dimana kontrol positif menggunakan kloramfenikol. Dari data diketahui bahwa sediaan deodoran ekstrak etanol daun kersen memiliki kemampuan menghambat pertumbuhan Staphylococcus epidermidis pada Formula I, Formula II dan Formula III dengan rata-rata zona hambat yaitu 17,85 mm, 25,25 mm, 31,41 mm, kontrol negatif 0,00 mm dan kontrol positif 34,225mm. Berdasarkan hasil statistik One Way Anova dapat disimpulkan bahwa perbedaan rata-rata diameter daya hambat ekstrak etanol daun kersen konsentrasi 40% terhadap bakteri Staphylococcus epidermidis tidak berbeda bermakna dengan kontrol positif.
Efek Kombinasi Ektrak Etanol Herba Sambiloto (Andrographis Paniculata) Dan Daun Kelor (Moringa Oleifera) Terhadap Kadar Ureum dan Kreatinin pada tikus wistar yang Diinduksi Streptozotocin Nurwani Purnama Aji; Moch Saiful Bachri; Nurkhasanah Nurkhasanah
Jurnal Akademi Farmasi Prayoga Vol 4 No 1 (2019): Jurnal Akademi Farmasi Prayoga
Publisher : Jurnal Akademi Farmasi Prayoga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (486.662 KB)

Abstract

Diabetes mellitus merupakan penyakit akibat kekurangan produksi insulin oleh pankreas yang menyebabkan tingginya konsentrasi glukosa dalam darah, sehingga terjadi kerusakan pada pembuluh darah di ginjal yang dapat menimbulkan gangguan pada filtrasi glomerulus, dimana kerusakan ini dilihat dari peningkatan kadar ureum dan kreatinin dalam darah. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pemberian kombinasi ektrak etanol daun kelor (Moringa oleifera) dan ekstrak etanol daun sambiloto (Andrographis paniculata) dalam mencegah peningkatan kadar ureum dan kreatinin pada tikus Wistar yang diinduksi streptozotocin. Tikus dibagi menjadi 8 kelompok yang terdiri dari kelompok 1 (tikus normal), kelompok 2 (Hiperglikemik), kelompok 3 (ekstrak etanol daun kelor), kelompok 4 (Ektrak etanol herba sambiloto), kelompok 5 (Kombinasi 1,5:1,5), kelompok 6 (Kombinasi 2:1), dan kelompok 7 (Kombinasi 1:2) kelompok 8 (Gliclazid). Penelitian dilakukan selama 28 hari, parameter yang diamati adalah kadar ureum dan kreatinin pada hari prainduksi, hari ke-14 dan hari ke -28. Hasil penelitian penunjukkan ektrak etanol daun kelor dan ekstrak etanol herba sambiloto dapat menurunkan kadar ureum dan kreatinin pada tikus Wistar yang berbeda signifikan terhadap kontrol normal dan kontrol negatif (P>0,05), tetapi tidak berbeda signifikan antar perlakuan (P<0,005), dimana pada kelompok 7 kombinasi 1:2 menurunkan kadar ureum menjadi 49,58±4,38 dan kreatinin 1,45±0,17 (P<0,05). Pemberian kombinasi ektrak etanol daun kelor dan herba sambiloto dapat mencegah peningkatan kadar ureum dan kreatinin pada tikus Wistar yang diinduksi STZ.
UJI AKTIVITAS SISTEM SARAF PUSAT DECOCTA BATANG BROTOWALI (Tinospora Crispa (L.) Hook. f. & Thomson) PADA MENCIT PUTIH JANTAN Selvi Merwanta; Puspa Pameswari; Ozy Maria
Jurnal Akademi Farmasi Prayoga Vol 4 No 1 (2019): Jurnal Akademi Farmasi Prayoga
Publisher : Jurnal Akademi Farmasi Prayoga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (739.436 KB)

Abstract

Plants are raw materials that are widely used as herbal medicines. One of the plants used as herbal medicine is brotowali (Tinospora Crispa (L.) Hook. F. & Thomson) The aim of the study was to see the effectiveness of central nervous system stimulants from brotowali stem decocta in male white mice. Tests were carried out with concentrations of brotowali stem dekokta 6.5%, 13%, 26%, negative control (aquadest), and positive control (caffeine). Test parameters observed were motor activity, curiosity test, hanging test, and rotary road test. The results of the study were analyzed using Two-Way ANOVA and continued with the Duncan test. The results showed that decocta of brotowali stem with a concentration of 6.5%, 13%, 26% gave an effect on central nervous system stimulants. The smallest concentration of decocta brotowali stem that can give effect is 6.5% (close to the positive control effect (caffeine).
Aplikasi Etil Selulosa sebagai Polimer pada Formulasi Mikrokapsul Papain dengan Metode Penguapan Pelarut Yahdian Rasyadi; Farida Rahim; Nadya Fitri Handayani
Jurnal Akademi Farmasi Prayoga Vol 4 No 1 (2019): Jurnal Akademi Farmasi Prayoga
Publisher : Jurnal Akademi Farmasi Prayoga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (642.245 KB)

Abstract

Papain is an enzyme obtained from the sap of papaya which has proteolytic power, easily damaged by air both during manufacture and storage. This study aims to see whether microencapsulation of papain using ethyl cellulose by solvent evaporation method can protect papain from damage. Papain microcapsules are made with papain and ethyl cellulose polymers with their respective ratios F1 (1:1), F2 (1:2), F3 (1:3) using solvent evaporation methods. Evaluation of papain microcapsules with ethyl cellulose as a polymer includes organoleptis, particle size average, % recovery, surface morphology of microcapsules using Scanning Electron Microscope (SEM). From the evaluations of organoleptic F1, F2, and F3, three formulas were formed in the form of crystalline powder, yellowish white, distinctive smell. Particle size average of F1; F2; and F3 each of which is 14.68 µm; 42.84 µm; and 70.98 µm. Recovery from F1, F2, and F3 were 85.50%, 93.24% and 95.50% respectively. The results of SEM showed that ethyl cellulose had covered the surface of papain in F1, F2, and F3. The particle size and % recovery show that F3 is the best formula. Papain microencapsulation using ethyl cellulose by solvent evaporation method can provide protection against papain from damage.
UJI EFEKTIVITAS ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOL DAUN CABE RAWIT (Solanum frutescens.L) PADA MENCIT JANTAN (Mus muscullus) DENGAN METODE INDUKSI CARAAGENAN Elmitra Elmitra; Osah Apriyanti; Trie Liza Sepriani
Jurnal Akademi Farmasi Prayoga Vol 4 No 2 (2019): Jurnal Akademi Farmasi Prayoga
Publisher : Jurnal Akademi Farmasi Prayoga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (380.351 KB)

Abstract

Daun cabe rawit merupakan daun tunggal yang bertangkai. Helaian daun berbentuk bulat telur memanjang atau lanset dengan pangkal runcing dan ujung yang menyempit. Menurut penelitian sebelumnya menyatakan bahwa ektrak daun cabe rawit mengandung senyawa flavonoid, tanin, saponin,steroid dan triterpenoid. Daun cabe rawit dijadikan ektrak kental. Salah satu aktivitas antiinflamasi terdapat pada flavonoid. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas ektrak etanol daun cabe rawit (Solanum frustescens.L) pada kaki mencit jantan (Mus muscullus). Uji efektivitas ekstrak etanol daun cabe rawit sebagai antiinflamasi diuji menggunakan metode Caraagenan- induced Rat Paw Udema. Hewan Uji yang digunakan berupa 25 ekor mencit yang dibagi menjadi 5 kelompok yaitu kelompok kontrol negatif (NaCMC), kontrol positif(Na.Diklofenak 2,34 mg), dan kelompok perlakuan ekstrak etanol daun cabe rawit Dosis 1 (50 mg), Dosis 2 (100 mg) dan Dosis 3 2 (150 mg). Pengamatan pada masing-masing mencit dilakukan setiap jam ke 1,2,3,4,5,6 selama 6 jam menggunakan alat Platysmometer. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan uji statistik One way anova atau anova satu arah dilanjutkan dengan uji duncan dengan tingkat kepercayaan 95%. Hasil uji anova satu arah menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan antar kelompok perlakuan (0,000> 0,05). Hasil uji duncan menunjukkan kelompok yang memberikan efektivitas antiinflamasi terbaik adalah kontrol positif dan Dosis 3 (150 mg).
KADAR TIMBAL PADA RAMBUT DAN KUKU PETUGAS SPBU DAN PENJUAL ECERAN BAHAN BAKAR MINYAK Karolina Rosmiati
Jurnal Akademi Farmasi Prayoga Vol 4 No 2 (2019): Jurnal Akademi Farmasi Prayoga
Publisher : Jurnal Akademi Farmasi Prayoga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (219.612 KB)

Abstract

Salah satu jenis polutan yang dapat memberi efek merugikan bagi tubuh adalah senyawa timbal. Timbal merupakan bahan alami yang terdapat dalam kerak bumi yang memiliki titik lebur 327,5ºC. Tubuh dapat terpapar timbal melalui air, tanah dan udara. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kadar timbal pada petugas SPBU dan penjual eceran bahan bakar minyak di kota Pekanbaru. Sampel dikumpulkan secara purposive random sampling. 24 sampel rambut dan kuku dianalisis dengan menggunakan Spektrofotometer Serapan Atom (SSA) dengan panjang gelombang 217,0 nm. Hasil yang didapatkan kadar timbal tertinggi ditemukan pada sampel rambut penjual eceran bahan bakar minyak yaitu 1,909 ppm, (sampel G1), dan yang terendah ditemukan pada sampel kuku petugas SPBU yaitu 0,275 ppm (sampel E2). Menurut WHO, 2018 batas rekomendasi kadar timbal pada orang dewasa adalah dibawah 10 ppm, sehingga dari semua sampel yang diperiksa masih dalam batas rekomendasi yang diizinkan.
UJI DAYA ANALGESIK EKSTRAK ETANOLIK KULIT TERONG BELANDA (Solanum betaceum Cav.) PADA MENCIT JANTAN GALUR SWISS YANG DIINDUKSI ASAM ASETAT 1% Nada Kurnia Firdaus; Margareta Retno Priamsari
Jurnal Akademi Farmasi Prayoga Vol 4 No 2 (2019): Jurnal Akademi Farmasi Prayoga
Publisher : Jurnal Akademi Farmasi Prayoga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (262.399 KB)

Abstract

Nyeri merupakan perasaan tidak nyaman bagi tubuh yang berkaitan dengan adanya kerusakan jaringan. Penanganan nyeri dapat dilakukan dengan pemberian analgesik. Kulit terong belanda (Solanum betaceum Cav.) mengandung senyawa flavonoid. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui daya analgesik dan variasi dosis ekstrak etanolik kulit terong belanda pada mencit jantan galur Swiss yang diinduksi dengan asam asetat 1%. Jenis penelitian ini eksperimental dengan rancangan acak lengkap pola searah. Metode ekstraksi dengan remaserasi menggunakan pelarut etanol 96%. Uji daya analgesik menggunakan 25 ekormencit jantan galur Swiss, umur 2-3 bulan, berat mencit 20-30 gram yang terbagi dalam 5 kelompok perlakuan yaitu kontrol negatif (CMC Na 0,5%), kontrol positif (ibuprofen dosis 39 mg/kgBB), ekstrak etanolik kulit terong belanda dosis 70 mg/kgBB, 140 mg/kgBB, dan 280 mg/KgBB. Parameter jumlah respon geliat diamati setelah pemberian induktor asam asetat 1% secara intraperitoneal. Data yang diperoleh berupa nilai AUC digunakan untuk menghitung % Daya analgesik. Data % daya analgesik selanjutnya dianalisis One Way Annova dan Post-hoc dengan taraf kepercayaan 95%. Hasil penelitian menunjukkan ekstrak etanolik kulit terong belanda mengandung senyawa flavonoid dan mempunyai daya analgesik. Hasil statistik menunjukkan bahwa variasi dosis memberikan pengaruh terhadap aktivitas analgesik, namun pada dosis 70 mg/kgBB dan 140 mg/kgBB tidak beda signifikan. Aktivitas daya analgesik terbesar pada dosis 280 mg/kgBB dengan % daya analgesik sebesar 26,09 ± 7,04.
FORMULASI SEDIAAN MASKER PEEL OFF DARI EKSTRAK DAUN ALPUKAT (Persea americana Mill) Selvi Merwanta; Yandrizmal Yandrizmal; Yefi Finadia; Yahdian Rasyadi
Jurnal Akademi Farmasi Prayoga Vol 4 No 2 (2019): Jurnal Akademi Farmasi Prayoga
Publisher : Jurnal Akademi Farmasi Prayoga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (284.993 KB)

Abstract

Masker peel off adalah sediaan kosmetik perawatan kulit yang bentuknya seperti gel atau pasta yang dioleskan pada kulit muka. Daun alpukat dapat menghaluskan kulit, meringankan peradangan kulit termasuk jerawat (Acne Vulgaris) dan bekasnya. Tujuan penelitian ini untuk memformulasi masker peel off dari daun alpukat dan melihat evaluasi fisiknya. Masker peel off dibuat menjadi empat formula yaitu F0, F1, F2, dan F3 dengan masing-masing ekstrak daunalpukat 0%, 10%, 15%, dan 20%. Evaluasi yang dilakukan pada sediaan masker peel yang dibuat adalah uji organoleptik, uji pH, uji homogenitas, stabilitas sediaan. Hasil uji organoleptik semua formula berbentuk gel, berbau aroma parfum, warna bening untuk F0 dan warna hijau untuk F1, F2, F3. Pada uji homogenitas terdapat semua masker homogen. Hasil uji pH didapat bahwa semua formula memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan yaitu sesuai dengan pH kulit. Hasil uji stabilitas parameter organoleptis dari pengamatan 30 hari, dengan pengamatan minggu pertama sampai minggu ke-4, bentuk, warna, bau tidak terjadi perubahan dari awal pembuatan masker peel off. Sediaan masker peel off dapat diformulasi dari ekstrak daun alpukat (Persea americana Mill)