cover
Contact Name
I Putu Ayub Darmawan
Contact Email
publikasi@sttsimpson.ac.id
Phone
+6281545434611
Journal Mail Official
publikasi@sttsimpson.ac.id
Editorial Address
Sekolah Tinggi Teologi Simpson Ungaran Jl. Agung No. 66, Krajan, Kel. Susukan, Kec. Ungaran Timur, Kab. Semarang, Jawa Tengah (50526)
Location
Kab. semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
Proceeding National Conference of Christian Education and Theology
ISSN : -     EISSN : 29883644     DOI : -
Proceeding National Conference of Christian Education and Theology (NCCET) adalah seminar nasional pendidikan Kristen dan teologi. Seminar nasional dilakukan dalam rangka deseminasi hasil penelitian dan kajian dalam bidang pendidikan dan teologi. Seminar akan diselenggarakan dalam tema-tema tertentu baik oleh Sekolah Tinggi Teologi Simpson Ungaran maupun bekerjasama dengan lembaga lainnya.
Articles 46 Documents
Pembinaan Rohani Anak Sekolah Minggu Oleh Guru Pendidikan Agama Kristen Di GKII Gracia Lebak Ubah Supardi Supardi; Yuki Lastari
Proceeding National Conference of Christian Education and Theology Vol 1, No 1 (2023): NCCET: Education for All, 2023
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Teologi Simpson Ungaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46445/nccet.v1i1.694

Abstract

Pembinaan rohani anak Sekolah Minggu adalah salah satu komponen yang paling penting dan utama dalam gereja lokal, secara khusus di kalangan GKII Gracia Lebak Ubah, Daerah I Sintang, Wilayah II Kalimantan Barat.  Pembinaan rohani anak Sekolah Minggu di GKII Gracia Lebak Ubah belum terlaksana secara maksimal.  Hal itu terjadi karena gereja belum memiliki guru Sekolah Minggu secara khusus. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengakaji serta menjelaskan upaya-upaya yang sudah dilakukan oleh Guru Pendidikan Agama Kristen dalam meningkatkan kualitas pembinaan rohani anak Sekolah Minggu di GKII Gracia Lebak Ubah, Daerah I Sintang Wilayah II Kalimantan Barat.  Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif deskriptif, yakni peniliti terlebih dahulu melaksanakan riset lapangan, yakni wawancara. Dalam penilitian ini, sampel penelitian adalah Guru Pendidikan Agama Kristen, yakni sebagai pembina rohani anak Sekolah Minggu GKII Gracia Lebak Ubah, Daerah I Sintang Wilayah II Kaliman Barat.  Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu melalui observasi (riset) lapangan, yakni wawancara. Guru Pendidikan Agama Kristen telah melaksanakan tanggung jawabnya dengan baik dalam pembinaan rohani anak Sekolah Minggu di GKII Gracia Lebak Ubah, Daerah I Sintang Wilayah II Kalimantan Barat.   Peran serta Guru Pendidikan Agama Kristen dalam pembinaan rohani anak di GKII Gracia Lebak Ubah, Daerah I Sintang Wilayah II Kalimantan Barat, mengakibatkan pertumbuhan rohani anak. 
Pemuridan di Gereja dalam Upaya Pengentasan Kemiskinan Yabes Doma; Bagus Halleluya Yohanes
Proceeding National Conference of Christian Education and Theology Vol 1, No 1 (2023): NCCET: Education for All, 2023
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Teologi Simpson Ungaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46445/nccet.v1i1.704

Abstract

Gereja sebagai institusi agama memiliki peran penting dalam membantu orang-orang yang hidup dalam kondisi ekonomi sulit. Program atau strategi yang dilakukan gereja harus bisa diwujudnyatakan secara praktis, sehingga melalui pemuridan mampu membantu mereka yang ingin keluar dari kemiskinan tidak hanya dari bantuan sosial, namun juga dari pengajaran nilai-nilai kehidupan. Artikel ini bertujuan untuk memberikan solusi kepada gereja supaya bisa memberantas kemiskinan melalui pemuridan. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif-deskriptif dengan menganalisis berbagai data, seperti buku dan artikel jurnal yang dipaparkan secara sistematis. Sebagai kesimpulan, pengentasan kemiskinan gereja melalui pemuridan di gereja dengan program bantuan sosial dan kemanusiaan,  program pemberdayaan Ekonomi, pendidikan dan kesadaran sosial, dan  advokasi dan kebijakan publik dalam hal yang diupayakan pasti terjadi kekurangan, namun dengan memanfaatkan potensi dan  melakukan inisiatif pasti akan membuahkan perubahan yang baik, daripada gereja hanya diam.
Pendidikan dalam Gereja Sebagai Bentuk Partisipasi Kristen dalam Mencerdaskan Kehidupan Bangsa I Putu Ayub Darmawan; John Mardin; Urbanus Urbanus
Proceeding National Conference of Christian Education and Theology Vol 1, No 1 (2023): NCCET: Education for All, 2023
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Teologi Simpson Ungaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46445/nccet.v1i1.702

Abstract

Pendidikan dalam gereja berpengaruh bagi generasi gereja. Pendidikan dalam gereja sebagai bentuk partisipasi Kristen dalam mencerdaskan kehidupan bangsa didasari oleh fondasi teologis. Ada beberapa prinsip dalam Alkitab dan misi gereja yang menjadi dasar teologis pendidikan dalam gereja yaitu, pendidikan dalam gereja adalah tanggung jawab orang Kristen. Orang percaya harus meneruskan pengajaran dan pembinaan pada generasi selanjutnya. Kemudian pendidikan dalam gereja juga merupakan sebuah pembentukan karakter. Setiap anggota gereja didik untuk memiliki karakter yang serupa dengan Kristus. Selanjutnya, pendidikan dalam gereja juga adalah sebuah misi membawa orang menjadi murid Kristus. Kemudian, pendidikan dalam gereja juga untuk membawa jemaat mengenal Allah dan firman-Nya. Pendidikan dalam gereja membawa jemaat pada pembinaan iman dan ketekunan. Dari fondasi teologis yang terdapat dalam prinsip-prinsip Alkitab tersebut menghasilkan bentuk partisipasi Kristen dalam mencerdaskan kehidupan bangsa melalui pendidikan. Adapun bentuk pendidikan dalam gereja yang berkontibusi dalam mencerdaskan kehidupan bangsa, yaitu Pendidikan Agama Kristen. Kontribusi yang dilakukan oleh pendidikan agama Kristen meliputi 1) Pengajaran dasar iman Kristen, studi Alkitab dan juga praktik spiritual; 2) Sekolah Minggu yang merupakan pendidikan non-formal yang diselenggaran gereja untuk memberikan pembentukan karakter anak-anak sehingga memiliki moralitas yang baik; 3) Membentuk kelompok kecil atau persekutuan dalam gereja dapat membantu anggota gereja dalam pembelajaran dan pertumbuhan rohani bagi anggota gereja dengan konsep belajar bersama, berdiskusi, saling mendudukang dan menerapkan nilai-nilai Kristen dalam kehidupan sehari-hari; 4) Gereja yang mendirikan sekolah Kristen tidak hanya memberikan kontribusi dalam aspek akademis, tetapi juga pada pengembangan karakter dan spiritual siswa; 5) Pelayanan Sosial dan Pembinaan Karakter. Gereja mendorong anggotanya untuk berkontribusi dalam pelayanan sosial sebagai bentuk partisispasi dalam mencerdaskan kehidupan bangsa.
Gaya Belajar Generasi Z Dalam Pendidikan Kristen Di Gereja, Sekolah dan Keluarga: Sebuah Usulan dalam Pendidikan Nasional Wenas, Maria Lidya
Proceeding National Conference of Christian Education and Theology Vol. 2 No. 1 (2024): Christian Education in National Education, 6-7 Juni 2024
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Teologi Simpson Ungaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46445/nccet.v2i1.842

Abstract

Generasi Z, yang lahir antara tahun 1997 hingga 2012, membawa perubahan signifikan dalam pendekatan pendidikan. Artikel ini mengeksplorasi gaya belajar Generasi Z dalam konteks pendidikan Kristen di gereja, sekolah, dan keluarga. Pendekatan pendidikan yang efektif memerlukan pemahaman mendalam tentang preferensi belajar siswa. Generasi Z dikenal karena keterampilan teknologi tinggi, preferensi untuk pembelajaran visual dan interaktif, serta keinginan untuk keterlibatan aktif dalam proses pembelajaran. Pendekatan yang terintegrasi antara pendidikan Kristen, baik di gereja, sekolah, maupun keluarga, dapat memperkuat nilai-nilai spiritual sambil memenuhi kebutuhan belajar Generasi Z. Usulan dalam pendidikan nasional perlu mempertimbangkan adaptasi kurikulum yang responsif terhadap preferensi belajar ini.
Pendidikan Kristen Dalam Pendidikan Nasional: Peran dan Tantangannya Purwanto, Hary
Proceeding National Conference of Christian Education and Theology Vol. 2 No. 1 (2024): Christian Education in National Education, 6-7 Juni 2024
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Teologi Simpson Ungaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46445/nccet.v2i1.843

Abstract

Pendidikan agama Kristen mengajarkan dan mendidik siswa mampu berperan di lingkungannya supaya bisa mengabarkan keselamatan yang telah diterimanya. Pendidikan Kristen tidak sekadar bersifat deskriptif atau sekadar memperkuat pengayatan dan memperdalam penghayatan iman Krisen, melainkan merupakan kehidupan ataupun hubungannya dengan lingkungan masyarakat yang lebih luas. Iman Kristiani akan menjadi landasan sikap, tingkah laku, karakter dimanapun berada dengan berbagai latar belakang keagamaan, suku, ras tradisi dan sebagainya. Pemerintah dibantu dan ditopang dengan adanya perguruan swasta (Kristen). Namun ada kecurigaan yang terlalu tajam pada lembaga pendidikan Kristen. Padahal maksud dan tujuan mata pelajaran agama Kristen di sekolah sama sekali tidak memaksa siswa menjadi pemeluk agama Kristen. Tidak ada dan tak mengenal istilah kristenisasi di lembaga pendidikan Kristen. Namun sebagai wujud rasa bertanggung jawab ikut serta mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan yang diselenggarakan oleh lembaga Kristen justru menyajikan pendidikan yang holistik yang berdasarkan visi Kristen (mengenai ekologi, hubungan antar manusia, dan cinta kasih). Pendidikan Kristen dalam Pendidikan Nasional telah tertuang pada SISDIKNAS dan peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Namun perlu diingat bahwa lembaga pendidikan Kristen merupakan pendidikan yang mempunyai ciri khas dan jati diri sesuai UU No 2 Tahun 1989.
Kompetensi Kepribadian Guru Pendidikan Agama Kristen dalam Penguatan Profil Pelajar Pancasila Purnamawati, Yuli; Widyawati, Ni Kadek Sri
Proceeding National Conference of Christian Education and Theology Vol. 2 No. 1 (2024): Christian Education in National Education, 6-7 Juni 2024
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Teologi Simpson Ungaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46445/nccet.v2i1.845

Abstract

Pemerintah terus meningkatkan kualitas pendidikan. Salah satu langkah awal yang dilakukan pemerintah adalah meningkatkan kualitas layanan pendidikan dan menyelaraskan program pendidikan dengan pertumbuhan. Pemerintah sedang mengembangkan kurikulum, dengan aspek yang paling penting adalah pengembangan profil pembelajaran Pancasila. Artikel ini memberikan kerangka konseptual pemahaman kompetensi guru pendidikan Kristen dalam konteks profil pembelajaran Pancasila. Analisis literatur digunakan untuk memperoleh ringkasan topik penelitian. Dalam pengembangan profil pembelajaran Pancasila, kompetensi guru PAK dapat membantu menciptakan lingkungan belajar yang inklusif di mana berbagai tingkat kepercayaan dan keyakinan dipupuk dan dipupuk. Kemudian, guru PAK memiliki kemampuan untuk meningkatkan toleransi dan mengurangi konflik. Setelah itu, kompetensi guru PAK terkait dengan pendidikan moral dan etika. Kompetensi kepribadian guru PAK juga memainkan peran penting dalam pengembangan keterampilan sosial siswa, termasuk kemampuan untuk bekerja sama, berempati, dan memahami perspektif orang lain.
Permasalahan dan Strategi Peningkatan Mutu Pendidikan Tinggi Keagamaan Kristen di Indonesia Karnawati, Karnawati
Proceeding National Conference of Christian Education and Theology Vol. 2 No. 1 (2024): Christian Education in National Education, 6-7 Juni 2024
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Teologi Simpson Ungaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46445/nccet.v2i1.846

Abstract

Pendidikan Tinggi Keagaamaan Kristen di Indonesia (PTKKI) mengalami situasi yang masih memprihatinkan dalam kaitannya dengan mutu pendidikannya. Hai ini terlihat dari masih banyaknya PTKKI yang nilai akreditasinya C atau Baik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi berbagai permasalahan yang dihadapi PTKKI dalam mencapai nilai unggul serta mencoba menawarkan strategi peningkatan mutu dan program pengembangan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan teknik pengumpulan data wawancara, observasi dan studi dokumen. Hasil yang diperoleh adalah ditemukan langkah pemecahan praktis dan rencana pengembangan terkait dengan tata pamong, tata kelola dan kerjasama; bidang kemahasiswaan; bidang sumber daya manusia, bidang keuangan, sarana dan prasarana; bidang pendidikan, bidang penelitian, dan bidang pengabdian kepada masyarakat.
Peran Pendidikan Kristen dalam Membentuk Identitas dan Tujuan Hidup dalam upaya Mengatasi Krisis Spiritual di Kalangan Pelajar Welikinsi, Welikinsi
Proceeding National Conference of Christian Education and Theology Vol. 2 No. 1 (2024): Christian Education in National Education, 6-7 Juni 2024
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Teologi Simpson Ungaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46445/nccet.v2i1.847

Abstract

Spiritualitas yang baik diperlukan oleh pelajar sejak dini supaya mereka dapat menemukan identitas diri mengingat masa-masa menjadi pelajar merupakan masa-masa pencarian identitas. Dengan menemukan identitas dirinya pelajar akan lebih mengerti akan tujuan hidup yang akan dicapainya. Namun mereka akan sulit untuk menemukan identitas diri serta tujuan hidup kelak jika mengalami krisis spiritual. Pendidikan Kristen sebagai urgensi yang harus dilakukan dalam kalangan Kristen jika ingin pelajar menyadari identitas mereka dan memiliki tujuan hidup sebagai hasil dari memiliki spiritualitas yang baik. Artikel ini akan mengkaji lebih mendalam tentang apa saja peranan Pendidikan Kristen dalam membentuk identitas dan tujuan hidup pelajar sebagai upaya mengatasi krisis spiritual? Metode yang digunakan di dalam artikel ini adalah metode kualitatif deskriptif, di mana dalam prosesnya peneliti menggunakan pendekatan kepustakaan, yakni dengan menelaah beberapa sumber referensi meliputi buku, jurnal dan sumber-sumber lainnya yang relevan. Hasil dari penelitian ini adalah pendidikan Kristen yang dilakukan di dalam keluarga, sekolah, dan gereja berperan untuk mengajarkan nilai-nilai moral dan etika dasar, mengajarkan pengenalan dan pemahaman akan Allah, mengajarkan tentang Alkitab, membantu pengalaman pertumbuhan, menolong melayani dan bermisi. Pendidikan Kristen tidak hanya memberikan pengetahuan agama, tetapi juga memberikan landasan moral dan spiritual yang kuat bagi pelajar, membantu mereka mengatasi krisis spiritual, dan membimbing mereka dalam menemukan identitas dan tujuan hidup yang berarti.
Peran Pendidikan Kristen dalam Membentuk Karakter Komunikatif Mahasiswa di Era Digital Urbanus, Urbanus
Proceeding National Conference of Christian Education and Theology Vol. 2 No. 1 (2024): Christian Education in National Education, 6-7 Juni 2024
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Teologi Simpson Ungaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46445/nccet.v2i1.848

Abstract

Era digital ditandai dengan kemajuan teknologi dan perubahan yang cepat. Sehingga kemampuan komunikasi menjadi keterampilan penting yang harus dimiliki. Pendidikan Kristen berperan dalam membentuk karakter komunikatif mahasiswa di era digital. Permasalahan yang terjadi di era digital yaitu kurangnya kesadaran mahasiswa akan pentingnya kemampuan berkomunikasi. Tujuan dari penelitian ini untuk mengekplorasi peran pendidikan Kristen dalam meningkatkan kesadaran mahasiswa akan pentingnya kemampuan berkomunikasi di Institut Agama Kristen Negeri Palangka Raya. Tujuan ini akan dicapai dengan mengidentifikasi masalah kurangnya kesadaran mahasiswa akan pentingnya kemampuan berkomunikasi, serta mengevaluasi efektivitas pendekatan pendidikan Kristen dalam mengatasi tantangan ini. Metode penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dan penelitian pustaka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendidikan Kristen berkontribusi secara signifikan dalam membentuk karakter komunikatif mahasiswa yaitu: Pertama, membentuk nilai-nilai etis dan moral. Kedua, mengajarkan komunikasi yang penuh kasih. Ketiga, melaksanakan pendidikan tentang etika digital. Keempat, mengembangkan keterampilan literasi digital. Kelima, melakukan pembinaan karakter melalui pembelajaran berbasis aktivitas. Keenam, menjadi model peran atau teladan. Ketujuh, menggunakan teknologi dalam pembelajaran. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu pendidikan Kristen memiliki potensi besar dalam membentuk karakter komunikatif mahasiswa di era digital. Melalui pembentukan karakter komunikatif mahasiswa dapat berinteraksi dengan baik diberbagai platform digital, menjaga etika, dan menyampaikan pesan dengan jelas dan sopan.
Peran Guru Agama dalam Membangun Moderasi Beragama di Sekolah Negeri dan Swasta Bogor Lie, Romi
Proceeding National Conference of Christian Education and Theology Vol. 2 No. 1 (2024): Christian Education in National Education, 6-7 Juni 2024
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Teologi Simpson Ungaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46445/nccet.v2i1.849

Abstract

Pendidikan agama memiliki peran penting dalam membentuk sikap dan nilai-nilai siswa terhadap keberagaman agama, suku, dan budaya. Guru agama, sebagai pilar utama dalam pendidikan agama di sekolah, memiliki tanggung jawab besar dalam membangun moderasi beragama di tengah masyarakat yang multikultural. Dengan dukungan kerangka hukum yang kokoh dan kampanye moderasi beragama yang digalakkan oleh Kementerian Agama, pendidikan agama di Indonesia bertujuan untuk memperkuat harmoni dan pemahaman lintas agama. Tulisan ini membahas peran penting guru agama dalam membangun moderasi beragama di sekolah Negeri dan Swasta kota Bogor. Metode penelitian yang digunakan melibatkan studi pustaka untuk memahami konsep moderasi beragama dan peran guru agama. Hasilnya menunjukkan bahwa moderasi beragama mengacu pada pendekatan dalam menjalani kehidupan beragama yang seimbang, bijaksana, dan menghormati nilai-nilai kemanusiaan serta kepentingan umum. Guru agama dapat membantu membangun moderasi beragama dengan memahamkan siswa tentang ajaran agama secara inklusif, mendorong dialog antaragama, menekankan pentingnya toleransi, memberikan bimbingan spiritual, dan mengelola program keagamaan yang inklusif. Peran guru agama dalam membangun moderasi beragama di sekolah sangatlah penting. Dengan memperkuat nilai-nilai positif dalam agama dan menciptakan lingkungan belajar yang inklusif, guru agama dapat membantu menciptakan peserta didik yang memiliki sikap inklusif dan moderasi dalam beragama.