cover
Contact Name
Nurul Wakia
Contact Email
hisabuna@uin-alauddin.ac.id
Phone
+6282196614501
Journal Mail Official
hisabuna@uin-alauddin.ac.id
Editorial Address
Jl. H.M. Yasin Limpo No. 36 Samata, Kampus 2
Location
Kab. gowa,
Sulawesi selatan
INDONESIA
HISABUNA: Jurnal Ilmu Falak
ISSN : 27467082     EISSN : 27467090     DOI : 10.24252/hisabuna
This journal is to develop academic insights in the field of phalactic science that integrates religion and science as well as related sciences in order to advance science. The scope of the journal is as follows: - Beginning of the Kamariah Month - Prayer Time - Qibla Direction - Eclipse - Astronomy
Articles 137 Documents
URGENSI KEMENTERIAN AGAMA KABUPATEN BARRU DALAM MENENTUKAN STANDAR DAN VALIDASI ARAH KIBLAT Tasliyah Erlina; Saleh Ridwan; Kurniati
HISABUNA: Jurnal Ilmu Falak Vol 3 No 2 (2022): Juni
Publisher : Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/hisabuna.v3i2.22912

Abstract

This study examines the role of the government in this case the Ministry of Religion of Barru Regency in overcoming problems related to religious affairs, one of which is the difference in the direction of Qibla in the community. Qibla direction is very important to know because it greatly affects the quality of worship (acceptance of prayer or not) that is done. In determining the Qibla direction, various methods are used, including using a istiwaini, compass, Qibla arc, and Qibla tracker. This research is classified as field research, with a normative (syar'i) and juridical theological research approach where the data that is considered relevant in the object of this research is studied in depth and then poured into a discussion in accordance with the existing problems, including those related to its existence in determining the Qibla direction and the implementation process in measuring the Qibla direction. Keywords: Ministry of Religion, Qibla Direction and Method
ANALISIS KRITIS KEBERADAAN SYAFAQ ABYADH DAN IMPLIKASINYA PADA PENETAPAN AWAL WAKTU SALAT ISYA (STUDI KASUS PANTAI BAROMBONG, LOSARI, AKKARENA, MUNTE) Asdar Asdar; Drs. H. Mahyuddin Latuconsina, S.H., M.H Latuconsina
HISABUNA: Jurnal Ilmu Falak Vol 1 No 3 (2020): November 2020
Publisher : Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/hisabuna.v1i3.23014

Abstract

Penetapan awal dan akhir waktu salat erat kaitannya dengan fenomena matahari. Namun persoalan muncul ketika keberadaan syafaq menimbulkan perdebatan dalam menentukan awal waktu salat isya, atas dasar itu sangat penting untuk diteliti dengan melakukan pengematan di pantai Barombong, Losari, Akkarena, dan munte yang merupakan lokasi terjangkau dari peneliti untuk memberi kepastian hukum. Sehingga masalah yang diangkat dalam penelitian ini terkait keberadaan syafaq abyadh di empat pantai dan implikasinya terhadap penetapan awal waktu salat isya. berdasarkan pemasalahan tersebut penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi keberadaan syafaq abyadh di tempat pantai tersebut untuk mengetahui penetapan awal waktu salat isya. Setelah penelitian dilakukan di empat pantai tersebut hasil yang diperoleh yaitu hanya ada satu Pantai yang penulis dapat temukan fenomena syafaq abyadh yaitu Pantai Barombong. dengan proses matahari sudah tidak dapat diamati oleh pengamat yang berada diatas tepi pantai namun cahayanya masih terlihat akibat pembiasan dari unsur-unsur atmosfer bumi yang disebut dengan senja atau syafaq dengan tahapan yang diawali munculnya syafaq ahmar atau senja merah saat posisi matahari berada pada ketinggian -1˚ hingga -12˚ di bawah ufuq barat lalu memudar kemudian muncul sisa-sisa cahaya berwarna putih yang disebut syafaq abyadh pada posisi -13˚ di ufuk barat setelah itu cahaya menghilang disaat posisi matahari berada pada ketinggian -14˚. Namun tiga pantai lainnya yang terlihat hanya berupa fenomena syafaq ahmar yang muncul disaat posisi matahri berada pada ketinggian -1˚ hingga -13˚ dibawah ufuk barat yang disebabkan kondisi cuaca dan atmosfer yang tidak mendukung.
DETERMINASI WAKTU SALAT ZUHUR DAN ASAR JAMA’AH AN-NADZIR PERSPEKTIF ILMU FALAK Nurul Resky Ridhayanti; Rahma Amir; Zulhas’ari Mustafa
HISABUNA: Jurnal Ilmu Falak Vol 3 No 1 (2022): Maret 2022
Publisher : Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/hisabuna.v3i1.23039

Abstract

Pokok masalah penelitian ini adalah bagaimana waktu pelaksanaan salat zuhur dan asar bagi Jama’ah An-Nadzir dalam perspektif Ilmu Falak. Pokok masalah tersebut selanjutnya diuraikan menjadi rumusan-rumusan masalah, yaitu: 1) Bagaimana dasar hukum waktu pelaksanaan salat Jama’ah An-Nadzir 2) Bagaimana penentuan waktu pelaksanaan salat zuhur dan asar Jama’ah An-Nadzir 3) Bagaimana analisa Ilmu Falak mengenai waktu pelaksanaan salat zuhur dan asar Jama’ah An-Nadzir. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa meskipun memiliki dasar hukum waktu salat sebagai pedoman, Jama’ah An-Nadzir mengikuti keputusan yang disampaikan oleh Imam mereka. Jama’ah An-Nadzir menentukan waktu salat zuhur berdasarkan alat mereka bernama tombak, waktu pelaksanaan salat zuhur ketika bayangan benda sama panjang bndanya ketika bayangan matahari dua kali panjang bendanya. Waktu pelaksanaan salat zuhur dan asar Jama’ah An-Nadzir tidak dapat menjadi ketentuan dasar. Waktu pelaksanaan salat zuhur Jama’ah An-Nadzir jatuh pada pukul 15.40 WITA, sedangkan dari analisis Ilmu Falak waktu zuhur dimulai pukul 12.01 WITA. Waktu pelaksanan salat asar Jama’ah An-Nadzir jatuh pada pukul 15.57 WITA, sedangkan dari analisis Ilmu Falak waktu zuhur dimulai pukul 15.23 WITA.
PERISTIWA GERHANA MATAHARI DAN BULAN PERSPEKTIF BUDAYA DAN ILMU FALAK Nurul Mufidah; Mahyuddin Latuconsina; Sohrah
HISABUNA: Jurnal Ilmu Falak Vol 3 No 1 (2022): Maret 2022
Publisher : Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/hisabuna.v3i1.23056

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pandangan budaya terhadap gerhana, bagaimana peranan masyarakat dalam menyikapi gerhana, dan bagaimana pandangan astronomi serta ilmu falak terhadap gerhana. pokok masalah dalam hasil penelitian ini, yakni bagaimana gerhana dalam perspektif budaya dalam peranan ilmu falak, kemudian dibagi menjadi beberapa sub masalah, yaitut: 1) Bagaimana pandangan budaya terhadap gerhana? 2) Bagaimana pandangan ilmu falak dan sains terhadap gerhana? 3) Bagaimana peranan masyarakat menyikapi gerhana perespektif budaya?Hasil dari penelitian ini meunjukkan bahwa berbagai daerah di Indonesia percaya bahwa gerhana terjadi karena bulan dan matahari dimakan oleh raksasa maupun naga, hingga orang-orang diharuskan bersembunyi atau menciptakan bunyi-bunyian. Dari segi ilmu falak (fikih), gerhana sendiri dianggap sebagai momentum pelaksanaan ibadah. Masyarakat yang mulai meninggalkan budaya dan tradiasi-tradisi terkait makhluk mitologi, perlahan menerapkan hukum Islam dalam rangka menyambut gerhana. Adapun sains menjadikan gerhana sebagai objek observasi dan penelitian untuk kepentingan masyarakat.Kata kunci: gerhana, budaya, fikih
UJI AKURASI ARAH KIBLAT MASJID DI DESA BONTOKASSI KECAMATAN GALESONG SELATAN KABUPATEN TAKALAR MENGGUNAKAN METODE KLASIK DAN KONTEMPORER Khaidir Ali Sahid; Sohrah Sohrah
HISABUNA: Jurnal Ilmu Falak Vol 2 No 3 (2021): November 2021
Publisher : Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/hisabuna.v2i3.23105

Abstract

Arah kiblat menjadi suatu masalah yang perlu mendapatkan perhatian khusus, hal ini dikarenakan arah kiblat menjadi hal yang sangat penting dalam pelaksanaan ibadah umat Islam khususnya pelaksanaan ibadah shalat yang setiap hari dikerjakan oleh umat muslim, sehingga kebenaran posisi arah kiblat menjadi hal yang sangat penting diperhatikan karena menjadi salah satu syarat sahnya shalat. Dahulu penentuan arah kiblat dilakukan hanya dengan berdasar pada posisi matahari terbenam selain itu juga berpedoman pada benda-benda langit, namun seiring perkembangan ilmu pengetahuan, metode penentuan arah kiblat mengalami inovasi baik dari segi alat yang digunakan maupun dari segi penggunaan alat yang semakin sangat mudah untuk dilakukan, bahkan perkembangan teknologi juga ikut merespon perkembangan metode pengukuran arah kiblat misalnya munculnya berbagai aplikasi atau software yang dapat digunakan melalui komputer ataupun handphone. Dalam penelitian ini penulis tertarik untuk mengkaji lebih mendalam mengenai metode yang digunakan masyarakat dalam penentuan arah kiblat serta melakukan uji keakuratan posisi arah kiblat tersebut dengan menggunakan alat atau metode yang sangat akurat.Kata Kunci: Arah Kiblat, Masjid, Metode Klasik, dan Metode Modern.
DESKRIPSI ARAH KIBLAT MASJID DI KELURAHAN BONTO-BONTOA, KECAMATAN SOMBAOPU, KABUPATEN GOWA Emilya Ulya Wardhana; A. Intan Cahyani
HISABUNA: Jurnal Ilmu Falak Vol 2 No 3 (2021): November 2021
Publisher : Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/hisabuna.v2i3.23127

Abstract

Pelaksanaan ibadah shalat bagi umat Islam tidak terlapas dari ketantuan yang menjadi syarat sahnya pelaksanaan shalat lima waktu dan sunnah, salah satu ketentuan syarat sahnya shalat yang dilaksanakan oleh umat Islam adalah dengan mengahadap ke kiblat, posisi arah kiblat menjadi suatu hal yang sangat penting untuk diperhatikan khususnya dalam pelaksanaan shalat berjamaah di masjid, musalah, dan lapangan. Hal ini tentu menjadi masalah sebab, tidak semua masyarakat khususnya pengurus masjid mengetahui metode atau cara menentukan arah kiblat yang baik yang telah tepat menurut syariat Islam, oleh karena itu seiring denga perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi metode penentaun arah kiblat juga mengalami inovasi, fenomena ini tentu memberikan dampak positif terhadap pelaksanaan pengkuran arah kiblat yang mudah dan cepat. Oleh karena itu dalam penelitian ini penulis tertarik untuk melakukan penelitian mendalam mengenai alat yang digunakan oleh masyarakat dalam menentukan arah kiblat masjid yang kemudian dilakukan pengujian terhadap posisi arah kiblat masjid tersebut dengan menggunakan metode yang dianggap akurat dan terbaharukan, dalam penelitian ini penulis melakukan pengukuran arah kiblat dengan metode kiblat tracker yang dibantu dengan penggunaan software dipotra versi android.Kata Kunci: Arah Kiblat, Masjid, Kiblat Tracker, dan Software Dipotra
EFEKTIVITAS PENGGUNAAN TONGKAT ISTIWA’ DAN GOOGLE EARTH DALAM MENENTUKAN ARAH KIBLAT DI KELURAHAN ADATONGENG KECAMATAN TURIKALE KABUPATEN MAROS Firda Lestari M; Dr. Musfika Ilyas M. HI.
HISABUNA: Jurnal Ilmu Falak Vol 1 No 3 (2020): November 2020
Publisher : Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/hisabuna.v1i3.23138

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah Untuk mengetahui metode pengukuran arah kiblat masjid di Kelurahan Adatongeng Kecamatan Turikale Kabupaten Maros.Pertanyaan penelitian ini adalah Bagaimana metode umum penentuan posisi arah kiblat di masjid Kelurahan Adatongeng Kecamatan Turikale Kabupaten Maros dan Bagaimana efektivitas Tongkat Istiwa’ dan google earth dalam penentuan arah kiblat di Kelurahan Adatongeng Kecamatan Turikale Kabupaten Maros .Berdasarkan hasil penelitian ini dapat Metode umum pengukuran arah kiblat pada masjid di Kelurahan Adatongeng Kecamatan Turikale Kabupaten Maros menggunakan metode yang bervariasi yakni Masjid Nurul Hidayah menggunakan kompas, Masjid Nurul Salam menggunakan kompas, Masjid Al- Yabis menggunakan kompas, Masjid Nurul Qolbi menggunakan kompas, Masjid Nurul Ikhsan Qiblat Tracker Metode pengukuran arah kiblat yang digunakan peneliti yakni metode tongkat istiwa’ dan google earth.Dari hasil pengukuran hanya ada satu masjid yang tidak mengalami kemelencengan yaitu Masjid Nurul Ikhsan dan empat masjid lainnya mengalami kemelncengan yang berbeda-beda yaitu Masjid Nurul Hidayah mengalami kemelencengan sebesar 6°, Masjid Nurul Qolbi mengalami kemelencengan 17°, Masjid Al-Yabis mengalami kemelencengan sebesar 21° dan Masjid Nurul Salam mengalami kemelencengan sebesar 9°.
Implementasi Metode Konversi Hari Lahir dari Tahun Masehi ke Tahun Hijriah Husnul Khatimah; Muh. Irwan; Fatmawati
HISABUNA: Jurnal Ilmu Falak Vol 4 No 3 (2023): November 2023
Publisher : Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/hisabuna.v4i3.23154

Abstract

Abstrack This article contains the main problem under study, namely how to implement the method of converting birthdays from the Christian year to the Hijri year in Tritiro Village, Bontotiro District, Bulukumba Regency with 3 sub-problems, namely: 1) How is the method used in converting birthdays from the Christian year to the Hijri year in Tritiro Village, Bontotiro District, Bulukumba Regency, 2) How is the result of converting birthdays from the Christian Year to the Hijri Year in Tritiro Village, Bontotiro District, Bulukumba Regency. This research uses field research (field research) which is qualitative in nature, syar'i and astronomical approaches. Primary data sources are; Observations, interviews and secondary data were obtained from books, journals and articles. Data collection through observation, interviews and documentation. This study uses data processing and analysis techniques in the form of; analyze, manage and classify data and provide final conclusions. The results of this study indicate that the method used in converting birthdays from AD to Hijri year in Tritiro Village, Bontotiro District, Bulukumba Regency used is the urfi reckoning and essential reckoning. The results of converting birthdays from AD to Hijri in the six samples are as follows: 1) Lahamuddin was born on March 19, 1957 AD, which coincides with the 18th of Sha'ban 1376 H, which falls on a Wednesday. 2) Hj. Jumorang was born on 28 November 1940 AD to coincide with the 27th Shawwal 1359 H, which falls on a Wednesday. 3) Muslim was born on 03 September 1951 AD to coincide with the 1st of Zulhijjah 1370 H, which falls on a Monday. 4)A. Murni was born on October 8, 1961 AD to coincide with the 28th of Rabiul Akhir 1381 H, which falls on a Monday. 5) Abd. Rahman was born on 21 April 1951 AD to coincide with the 14th Rajab 1370 H, falling on a Saturday. 6) Bau Tanning was born on June 23, 1951 AD to coincide with the 18th of Ramadan 1370 H, which falls on a Saturday. The implication of this research is that it is expected that the government or religious figures broaden their horizons who already understand and understand the conversion of the Christian year to the Hijri year correctly. It is hoped that students, especially the faculties of shari'ah and law and astronomy affairs, will continue to play an important and active role in providing knowledge to the public regarding the steps or procedures for converting birthdays from the Christian year to the Hijri year. Keywords: Conversion of Birthday, Christian Year, Hijri Year
AKURASI ARAH KIBLAT MASJID DI DESA TINDANG KECAMATAN BONTONOMPO SELATAN KABUPATEN GOWA (STUDI PENGUKURAN DENGAN METODE SEGITIGA BOLA) Mega wati; Alimuddin; Sohrah
HISABUNA: Jurnal Ilmu Falak Vol 3 No 2 (2022): Juni
Publisher : Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/hisabuna.v3i2.24441

Abstract

Qibla direction is a direction that is a legal requirement and obligation that must be carried out for Muslims when carrying out prayers, based on the word of Allah swt in QS. Al-Baqarah/2: 144, QS Al-Baqarah/2: 149, QS Al-Baqarah/2: 150, as well as several hadiths and opinions of scholars who instruct Muslims to face towards the Kaaba when performing prayers. . For this reason, it is known that the Qibla direction is one of the legal requirements for prayer, it is necessary to check and determine the position of the Qibla direction of the mosque which is a place for prayer for Muslims. Especially in Tindang Village, South Bontonompo District, Gowa Regency where the majority of the local community considers that if you are facing west, it includes facing towards the Qibla. So it is considered important to re-check the position of the Qibla direction of the mosque in Tindang Village, South Bontonompo District, Gowa Regency by using the ball triangle method and Google Eart as a determinant of the accuracy of the Qibla direction of the mosques in Tindang Village by having 6 mosques which will be an illustration general position of the Qibla direction in the village. Based on the method used in determining the Qibla direction, it can be seen and found that the level of accuracy of the Qibla direction of the mosque in Tindang Village is still not accurate. This is because the results obtained from measurements of 6 existing mosques indicate that there is a deviation of more than 10 degrees to reach 20 degrees, 4 mosques have inaccurate Qibla direction and the other 2 mosques are accurate.
EFEKTIVITAS HISAB HAKIKI TADQIQI SEBAGAI METODE PENENTUAN AWAL BULAN KAMARIAH TERHADAP IMKANURRUKYAT Indah Amaliah; Mahyuddin Latuconsina
HISABUNA: Jurnal Ilmu Falak Vol 2 No 3 (2021): November 2021
Publisher : Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/hisabuna.v2i3.24780

Abstract

The calendar has become an important part of society, especially when it comes to matters of worship, it is necessary to have a definite calculation related to the provisions of the time which are closely related to the implementation of worship. One simple method is Hisab Hakiki, which is a method of reckoning in determining the beginning of the Lunar month. This method is one of the simplest methods in determining the beginning of the lunar month. The advancement of astronomy today allows anyone to determine the position of celestial bodies using science so that the determination of the beginning of the lunar month will be very easy to determine.This study aims to determine the effectiveness of the intrinsic reckoning method in determining the beginning of the lunar month. This research is a library research which is studied systematically and is relevant to the object that is the subject of the problem. In answering these problems, this study uses normative research and uses ephemeral data in its calculations.Keywords : Effectivity, Hisab Hakiki, Beginning of the Lunar Moon

Page 5 of 14 | Total Record : 137