cover
Contact Name
Suryaning Setyowati
Contact Email
suryaning.setyowati@ums.ac.id
Phone
+6285869463911
Journal Mail Official
suryaning.setyowati@ums.ac.id
Editorial Address
Gedung Induk Siti Walidah lt. 5, Pabelan, Kartasura, Kab. Sukoharjo, Provinsi Jawa Tengah
Location
Kota surakarta,
Jawa tengah
INDONESIA
SINEKTIKA: Jurnal Arsitektur
ISSN : 14118912     EISSN : 27146251     DOI : https://www.doi.org/10.23917/sinektika
Core Subject : Art, Engineering,
SINEKTIKA: Jurnal Arsitektur is a scientific journal of the Architecture Department, Faculty of Engineering, Universitas Muhammadiyah Surakarta which focuses on delivering information on the results of scientific research conducted by researchers, especially in the field of architecture. The scientific articles in the scope of pure and applied sciences about architectural science including art & design, history & human behavior, technology, urban planning and the environment. Research results are scientific, critical and comprehensive on important and current issues covered in the field of architecture.
Articles 57 Documents
Living Heritage sebagai Pendekatan Konservasi: Sebuah Studi Literatur Safitri, Ristya Arinta; Ikaputra, Ikaputra
Sinektika: Jurnal Arsitektur Vol 21, No 1: Januari 2024
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/sinektika.v21i1.2450

Abstract

Aset heritage yang ditinggalkan dari masa lalu memegang peranan penting dalam kehidupan bermasyarakat saat ini. Akan tetapi pelestarian heritage banyak mengalami masalah, terutama pada situs heritage yang masih dihuni. Salah satu pendekatan konservasi yang berkaitan dengan hal tersebut adalah pendekatan Living heritage. Living heritage merupakan sebuah situs heritage yang masih asli, dijaga dan dikembangkan oleh komunitas inti yang berada pada situs tersebut, memiliki nilai-nilai yang terus diwariskan dari generasi ke generasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pendekatan living heritage. Peneliitian dilakukan dengan studi literatur untuk mengetahui pengertian dan prinsip-prinsip living heritage yang dapat dikembangkan sebagai sebuah pendekatan konservasi, serta menelusuri penerapan living heritage pada negara-negara lain. Pada kesimpulanya, pendekatan living heritage merupakan jawaban untuk konservasi situs heritage dan manusia. Living heritage dapat menjadi sebuah pendekatan konservasi yang menjembatani antara orisinalitas masa lalu dan keberlanjutan di masa depan.
Analisis Kerusakan dan Upaya Pencegahannya pada Bangunan Bersejarah di Yogyakarta Wismantoro, Bayu Dwi; Winarno, Setya
Sinektika: Jurnal Arsitektur Vol 21, No 1: Januari 2024
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/sinektika.v21i1.2490

Abstract

Banyak bangunan bersejarah di kota Yogyakarta yang digunakan sebagai ruang publik telah memiliki umur 150 tahun bahkan lebih dan telah mulai mengalami kerusakan di beberapa bagian. Upaya perawatan telah dilaksanakan untuk menjaga nilai sejarah dan keindahan yang terdapat pada bangunan-bangunan tersebut agar dapat berkinerja dengan baik. Penelitian ini bertujuan mengetahui tipikal kerusakan dan tingkat kerusakannya, serta mengetahui upaya pencegahan kerusakan pada bangunan bersejarah di kota Yogyakarta. Metode yang dilaksanakan adalah mengidentifikasi secara visual kondisi kerusakan bangunan dengan menilai jenis dan penyebab kerusakan, serta mengkategorikan kondisi kerusakannya. Hasil penelitian didapatkan bahwa tipikal kerusakan pada bangunan berupa retak, lapuk, keropos, lembab, berjamur, serta material atap sebagai komponen paling kritis penyebab utama kerusakan. Penilaian tingkat kerusakan kerusakan komponen bangunan adalah atap kategori sedang, struktur kolom dan balok kategori ringan, dinding kategori ringan, dan umpak kategori ringan. Upaya pencegahan yang dilakukan antara lain dengan mengganti penutup atap apabila terjadi kerusakan, komponen bangunan berbahan kayu dengan menambahkan lapisan pelindung bahan anti rayap dan anti air.
Metode Penelitian Pencahayaan Arsitektural: Di antara Kuantitatif dan Kualitatif Manurung, Parmonangan
Sinektika: Jurnal Arsitektur Vol 21, No 1: Januari 2024
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/sinektika.v21i1.2502

Abstract

Pencahayaan arsitektural merupakan topik menarik bagi para peneliti. Berbagai penelitian terkait pencahayaan arsitektural telah dipublikasikan dalam berbagai jurnal nasional dan internasional. Pendekatan digunakan mengarah pada pendekatan kuantitatif dan kualitatif, diklaim masing-masing peneliti sebagai pendekatan terbaik menjawab masalah penelitian pencahayaan arsitektural. Penelitian bertujuan mengkaji pendekatan penelitian pencahayaan arsitektural paling tepat dalam bidang pencahayaan arsitektural. Penelitian dilakukan menggunakan metode kajian teori. Berbagai hasil penelitian terkait pencahayaan arsitektural, artifisial dan alami, menggunakan pendekatan berbeda dikaji dan didialogkan. Hasil penelitian menunjukkan pendekatan kuantitatif dan kualitatif meninggalkan celah dan dapat saling melengkapi dan memberi hasil lebih meyakinkan bila dikombinasikan. Pencahayaan arsitektural memengaruhi subyek dan obyek serta berdampak pada lingkungan. Pendekatan kombinasi memungkinkan mendapatkan hasil penelitian lebih mendalam. Triangulasi dibutuhkan untuk saling melengkapi karena pencahayaan berpengaruh pada obyek dan subyek.
Sejarah Akulturasi Budaya Islam, Jawa, Cina, dan Hindu-Buddha pada Arsitektur Masjid Mantingan, Jepara, Jawa Tengah Utami, Karina Putri; Kinanthi, Syafira Ayu; E. S., Queena Damayanti; Rahmawati, Fatika; Aji, Fauzi Mizan Prabowo
Sinektika: Jurnal Arsitektur Vol 21, No 1: Januari 2024
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/sinektika.v21i1.2581

Abstract

Keberadaan situs sejarah di berbagai tempat masih belum dikembangkan bahkan diketahui oleh publik. Khususnya dari segi arsitektur bangunan dan akulturasi budaya yang mendasari sebenarnya mampu menjadi situs sejarah sekaligus sumber belajar sejarah. Jawa adalah salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki beragam bangunan kuno seperti Masjid dan makam. Salah satu peninggalan masjid kuno adalah Masjid Mantingan yang terletak di Desa Mantingan, Kecamatan Tahunan, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah. Jaraknya sekitar 5 kilometer (km) arah selatan dari pusat Kota Jepara. Masjid Mantingan dipilih sebagai objek yang memiliki bentuk pendekatan bangunan arsitektur Islam yang memiliki nilai sejarah. Alur sejarah yang terbentuk berdasarkan kondisi masa lampau dimana terjadi pembauran agama Islam ke lingkungan masyarakat setempat yang lebih dulu sudah mengenal kebudayaan Hindu-Buddha, Jawa, dan TiongHoa yang berasal dari masyarakat asli itu sendiri maupun yang dibawa oleh para pedagang, secara tidak langsung menciptakan sebuah akulturasi sebagai bentuk perdamaian yang kemudian menjadi latar belakang karakter pembangunan Masjid Mantingan. Secara keseluruhan, kompleks masjid yang seluas sekitar tujuh hektar (ha) itu terdiri atas masjid, permakaman, dan museum. Penelitian ini dilakukan berkaitan dengan pemahaman materi tentang Sejarah Arsitektur Islam. Melalui metode penelitian kualitatif berupa riset dan analisa pada bangunan Masjid Mantingan ditujukan dapat mengidentifikasi karakter arsitektur dari Masjid Mantingan terhadap hubungannya dengan karakter masjid Jawa pada umumnya, serta menunjukkan sisi lain daripada bangunan masjid yang mengimplementasikan bentuk akulturasi budaya. Hasil dari penelitian ini mendeskripsikan bahwa Masjid Mantingan memiliki nilai sejarah dari aspek akulturasi yang dihubungkannya dengan kebudayaan di lingkungan masyarakat sebagai bentuk kepercayaan dan pesan kedamaian penyebaran Islam itu sendiri tanpa menghilangkan budaya asli yang telah bermukim sebelum Islam itu menyebar di Nusantara.
Identifikasi Peran Tipologi Bangunan pada Museum Cakraningrat di Kabupaten Bangkalan Dzuri, Vina Istiana; Zakariya, Afif Fajar
Sinektika: Jurnal Arsitektur Vol 21, No 1: Januari 2024
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/sinektika.v21i1.2642

Abstract

Bangkalan merupakan salah satu kabupaten di Madura yang terkenal dengan budaya dan sejarahnya. Museum Cakraningrat merupakan situs bersejarah di Kabupaten Bangkalan sebagai wadah dalam melestarikan dan memamerkan warisan budaya dan sejarah lokal. Pemerintah Kabupaten Bangkalan menggadang-gadang dapat memfasilitasi peninggalan sejarah namun hingga saat ini, Museum Cakraningrat tidak terawat dan tidak terorganisir dengan baik. Tipologi bangunan mengacu pada desain dan tata letak fisik bangunan. Peran tipologi bangunan pada Museum Cakraningrat sebagai dasar pemenuhan kebutuhan koleksi dan pengunjung museum. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi tipologi bangunan Museum Cakraningrat terkait tipologi geometri, tipologi langgam, dan tipologi fungsi bangunan. Analisa tipologi bangunan bermanfaat sebagai pemasukan dalam desain bangunan peninggalan sejarah. Metode penelitian adalah deskriptif kualitatif secara interpretatif yang memaknai perilaku secara detail dan faktual yang melekat dengan melakukan pengamatan aktivitas, fungsi, dan bentuk bangunan. Temuan menunjukkan bahwa gaya Arsitektur yang diterapkan pada Museum Cakraningrat, yaitu konsep Tradisional pada penataan alur ruang pengunjung secara langsung dan bentuk rancangan tipologi fasad menerapkan Arsitektur Joglo Limasan sebagai ciri khas rumah adat Jawa Tengah.
Penentuan Jalur Mitigasi di Kawasan Jeron Beteng Yogyakarta dengan Metode Mental Mapping Widyaningsih, Eka; Subangun, Radiaswari; Prabowo, Rachmat Wahyu
Sinektika: Jurnal Arsitektur Vol 21, No 1: Januari 2024
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/sinektika.v21i1.2709

Abstract

Jeron Beteng merupakan bagian dari wilayah Kraton Yogyakarta yang berada di bagian dalam batas benteng Baluwerti yang berfungsi sebagai area permukiman dengan kepadatan penduduk mencapai 150 jiwa/ha. Pada saat terjadi bencana, kepadatan penduduk ini mengandung potensi korban jiwa yang cukup tinggi. Hal ini menjadi permasalahan utama dalam penanganan mitigasi bencana, terutama dalam proses evakuasi. Sementara itu, mitigasi kebencanaan yang paling ideal terjadi apabila penghuni/korban secara intuitif bergerak ke arah area titik kumpul yang aman. Untuk menentukan titik kumpul yang aman ini perlu kajian identifikasi kawasan dari sudut pandang penggunanya. Di kawasan Jeron Beteng, pengguna dikelompokkan menjadi 3 jenis, yaitu penghuni yang sudah cukup mengenal Kawasan, pengunjung temporer rutin yang sudah terbiasa dengan kawasan tersebut dan wisatawan yang masih asing terhadap kawasan Jeron Beteng. Mental mapping merupakan sebuah metode identifikasi elemen ruang kota yang digagas oleh Kevin Lynch untuk mengenali, mendeskripsikan, dan memetakan pengalaman ruang sebuah kawasan. Metode mental mapping ini digunakan untuk mengidentifikasi 5 elemen kawasan Jeron Beteng yang kemudian diterjemahkan menjadi rencana  mitigasi bencana menurut persepsi penggunanya, sehingga dihasilkan jalur evakuasi dan titik kumpul yang mudah dikenali, dijangkau, dan digunakan oleh penggunanya.
Analisis Penerapan Konsep Arsitektur Tropis pada Surabaya C2O Library and Collabtive Rivaldy, Hikmal; Utomo, Heru Prasetiyo
Sinektika: Jurnal Arsitektur Vol 21, No 1: Januari 2024
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/sinektika.v21i1.2718

Abstract

Indonesia khususnya Kota Surabaya merupakan kota yang memiliki iklim tropis dengan suhu tinggi. Arsitektur tropis dapat diterapkan sebagai solusi dari masalah yang disebabkan oleh faktor alam pada desain bangunan daerah tropis. Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk menganalisis penerapan arsitektur tropis pada bangunan Surabaya C2O Library and Collabtive. Penelitian menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan melakukan  check langsung mengamati objek penelitian secara detail dan menilai tingkat tropis bangunan berdasarkan prinsip-prinsip desain arsitektur tropis DR. Ir. RM. Sugiyatmo. seperti kenyamanan termal, kenyamanan visual, orientasi bangunan, area terbuka hijau, dan penggunaan material yang tahan cuaca. Studi mengindikasi bahwa Surabaya C2O Library and Collabtive telah menerapkan desain arsitektur tropis sesuai prinsip desain dengan baik, seperti arah bangunan menghadap ke timur laut, ruang terbuka hijau dengan penyebaran vegetasi di sekitar bangunan, penggunaan material bangunan yang tahan terhadap cuaca seperti beton finishing cat, kayu, bata, kaca, dan alumunium, sirkulasi udara dengan adanya bukaan di berbagai sisi, penerangan alami melalui penggunaan bukaan yang lebar dan skylight, melindungi bangunan terkena cahaya matahari secara langsung yang berlebihan dan hujan lebat, bangunan dilengkapi dengan kanopi, tanaman, dan atap dengan kemiringan curam. Namun, ada beberapa penilaian yang perlu dievaluasi seperti memperluas kanopi atau mengoptimalkan area hijau.
Pengaruh Kondisi Sosial, Ekonomi dan Budaya Penghuni Terhadap Morfologi Regol di Kampung Alun-Alun Kotagede Mutiara, Maffyra Binar Firstya; Agustiananda, Putu Ayu Pramanasari; Sholihah, Arif Budi
Sinektika: Jurnal Arsitektur Vol 21, No 1: Januari 2024
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/sinektika.v21i1.2798

Abstract

Kampung Alun-Alun Purbayan Kotagede merupakan bekas alun-alun Mataram Islam yang berkembang menjadi permukiman padat. Salah satu keistimewaan permukiman tersebut adalah rumah-rumah tradisional Jawa, dimana regol menjadi elemen terdepan. Namun, masih banyak dari masyarakat yang belum mengetahui tentang regol sehingga regol perlu dilestarikan. Penelitian ini bertujuan mengkaji morfologi regol, serta bagaimana kondisi sosial, ekonomi dan budaya penghuni mempengaruhinya. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan metode pengumpulan data berupa observasi, wawancara, dan studi dokumentasi. Teknik analisis menggunakan analisis interaktif meliputi tahap reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Regol di kampung tersebut dapat dikelompokkan menjadi empat tipe. Terdapat keserupaan dan keberagaman dari empat tipe regol tersebut. Kondisi sosial berpengaruh terhadap bentuk regol yang ditunjukkan dengan material regol yang mencerminkan strata sosial misalnya pekerjaan atau pendidikan. Kondisi ekonomi berpengaruh terhadap bentuk regol yang ditunjukkan dengan terawat atau tidaknya regol dilihat dari kemampuan finansial penghuni. Kondisi budaya penghuni berpengaruh terhadap bentuk regol yang ditunjukkan dengan tidak diturunkannya konsep pembangunan regol kepada penghuni sekarang. Kondisi budaya berpengaruh terhadap bentuk regol yang ditunjukkan dengan tren pembangunan rumah yang terus berbeda sehingga mempengaruhi keputusan penghuni untuk tetap mempertahankan regol atau meniadakannya
Masjid Agung Jamik Sumenep: Sejarah, Peran dan Pelestariannya sebagai Warisan Budaya Fahrezi, Rizqi Rozan; Pangestu, Putra Catur; Mubarrok, Muh. Annas Zidan; Mukholadun, Gilang Wildan; Aji, Fauzi Mizan Prabowo
Sinektika: Jurnal Arsitektur Vol 21, No 1: Januari 2024
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/sinektika.v21i1.2878

Abstract

Sumenep, sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Timur, terletak di ujung timur Pulau Madura. Kabupaten ini juga menjadi pusat perhatian dalam konteks kebudayaan Nusantara, karena kaya akan situs-situs bersejarah yang hingga kini menjadi daya tarik sejarah dan pariwisata. Contohnya Bangunan bersejarah seperti masjid Agung Jamik Sumenep. Masjid Agung Jamik Sumenep adalah sebuah bangunan bersejarah yang memiliki peran penting dalam kehidupan masyarakat Sumenep, Pulau Madura, Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk menyajikan sejarah pembangunan masjid ini, perannya dalam masyarakat, serta pelestarian arsitekturnya. Metode penelitian yang digunakan menggunakan metode kualitatif dan observasi lapangan untuk menggali sebuah informasi tentang masjid ini. Berdasarkan penelitian, ditemukan bahwa Masjid Agung Jamik Sumenep didirikan pada tahun 1779 M oleh Panembahan Somala, seorang penguasa Sumenep pada masa itu. Peran masjid dalam masyarakat Sumenep sangat luas, melibatkan fungsi keagamaan, sosial, budaya, politik, dan bahkan dalam konteks perjuangan kemerdekaan. Dalam menjaga keutuhan dan keaslian bangunan, Masjid Agung Jamik Sumenep telah mengalami beberapa kali pemugaran dan renovasi. Pemeliharaan yang terencana melibatkan perbaikan struktur, penggantian bahan yang rusak, dan pemeliharaan dekorasi arsitektur. Pada kesimpulannya, Masjid Agung Jamik Sumenep memiliki nilai historis, budaya, dan religius yang tinggi. Upaya pelestarian yang dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat setempat sangat penting untuk menjaga keutuhan dan keaslian bangunan, serta memperkuat peran masjid ini sebagai pusat kegiatan keagamaan dan sosial. Kemudian diperlukan kerjasama antara pemerintah dan masyarakat dalam pemeliharaan dan pelestarian masjid ini agar budaya dan sejarah yang terdapat didalamya tetap terjaga kelestariannya.
User Perception for Open Living Room at The House in Post-Pandemic Covid-19 Fitriani, Dara; Hatta, Asta Juliarman; Ernawati, Ernawati; Syafriyani, Syafriyani
Sinektika: Jurnal Arsitektur Vol 21, No 1: Januari 2024
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/sinektika.v21i1.2897

Abstract

Ruang tamu terbuka merupakan konsep ruang tamu baru yang muncul akibat pandemi Covid-19. Teras yang awalnya hanya berfungsi sebagai area peralihan antara bagian luar dan dalam rumah, kini berubah fungsinya menjadi area yang digunakan untuk menerima tamu. Yaitu upaya masyarakat meminimalisir penyebaran Covid-19 dengan membatasi akses tamu yang masuk ke dalam rumah. Meski pada tahun 2023 pandemi telah dinyatakan berakhir oleh WHO, namun tren ruang tamu terbuka terus berlanjut karena berbagai alasan. Setiap orang mempunyai pertimbangan dan kecenderungan yang berbeda-beda yang dipengaruhi oleh pengalaman pribadi dalam menentukan posisi ruang tamu dalam sebuah hunian. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap faktor-faktor persepsi pengguna terhadap posisi ruang tamu pada rumah tinggal. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan grounded theory yang diperoleh melalui hasil kuesioner offline dan online yang disebarkan dengan menggunakan non-random sampling. Penelitian ini mengungkap persepsi seseorang dalam membentuk dan menciptakan ruang tamu terbuka. Temuan penelitian menunjukkan enam dimensi (variabel laten) yang mempengaruhi persepsi seseorang terhadap posisi ruang tamu: dimensi privasi, visual, kenyamanan, iklim, tradisi/budaya, dan ruang. Rumah hunian dengan posisi ruang tamu di dalam dan di luar (terbuka) cenderung dipilih karena dapat menghemat penggunaan listrik dan AC serta memiliki udara yang lebih segar.