cover
Contact Name
Yogi Setiawan
Contact Email
jurnal.P4I@gmail.com
Phone
+62851733700892
Journal Mail Official
jurnal.P4I@gmail.com
Editorial Address
Lingkungan Handayanai, Kel. Leneng, Kec. Praya, Kab. Lombok Tengah
Location
Unknown,
Unknown
INDONESIA
EDUCATIONAL: Jurnal Inovasi Pendidikan dan Pengajaran
ISSN : 27752585     EISSN : 27752593     DOI : https://doi.org/10.51878/educational.v4i4
Core Subject : Education,
Jurnal ini berisi artikel hasil pemikiran dan penelitian yang ditulis oleh para guru, dosen, pakar, ilmuwan, praktisi, dan pengkaji dalam semua disiplin ilmu yang berkaitan dengan pedidikan dan pengajaran.
Arjuna Subject : Umum - Umum
Articles 282 Documents
ENHANCING STUDENTS’ CONFIDENCE THROUGH ENGLISH SELF-INTRODUCTION AT SDN 2 SUKODADI Devi, Chintya; Zahro, Syifa Khuriyatuz; Irmayani, Irmayani
EDUCATIONAL : Jurnal Inovasi Pendidikan & Pengajaran Vol. 5 No. 3 (2025)
Publisher : Pusat Pengembangan Pendidikan dan Penelitian Indonesia (P4I)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51878/educational.v5i3.6686

Abstract

This study aims to examine how English self-introduction activities can enhance speaking confidence among elementary students in an EFL context. Conducted at SDN 2 Sukodadi, the research involved 22 fifth-grade students through a qualitative descriptive design. Data collection was carried out using classroom observation, semi-structured interviews, and student reflection journals. The intervention consisted of structured English self-introduction tasks carried out over a period of four weeks. The findings showed significant improvements in students’ willingness to speak, reduced speaking anxiety, and increased self-perceived confidence. Many students who were previously hesitant became more active and voluntarily participated in speaking sessions. Reflection journals also revealed increased motivation and pride, with students expressing a greater sense of achievement. The results further indicate that repetitive, low-stakes speaking tasks using familiar content can create a safe emotional environment, enabling students to express themselves more freely. This study also demonstrates that practical and simple speaking exercises, when delivered consistently, can have a meaningful impact on students’ affective development and oral language performance. Overall, the research suggests that self-introduction activities are not only effective in improving students’ speaking skills but also accessible and adaptable for various educational contexts, especially in low-resource classrooms. Teachers are encouraged to adopt these activities as a core component of their speaking instruction. ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengkaji bagaimana kegiatan perkenalan diri dalam bahasa Inggris dapat meningkatkan kepercayaan diri berbicara siswa sekolah dasar dalam konteks EFL. Penelitian dilaksanakan di SDN 2 Sukodadi dengan melibatkan 22 siswa kelas lima melalui pendekatan deskriptif kualitatif. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi kelas, wawancara semi-terstruktur, dan jurnal refleksi siswa. Intervensi terdiri dari kegiatan perkenalan diri berbahasa Inggris yang terstruktur dan dilaksanakan selama empat minggu. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan yang signifikan dalam keberanian siswa untuk berbicara, penurunan kecemasan saat berbicara, serta peningkatan kepercayaan diri yang mereka rasakan. Banyak siswa yang sebelumnya pasif menjadi lebih aktif dan berani berpartisipasi secara sukarela. Jurnal refleksi siswa menunjukkan peningkatan motivasi dan rasa bangga, di mana siswa mengungkapkan pencapaian diri setelah berhasil berbicara dalam bahasa Inggris. Hasil ini menunjukkan bahwa tugas berbicara yang sederhana, berulang, dan menggunakan topik yang familiar mampu menciptakan lingkungan emosional yang aman bagi siswa untuk mengekspresikan diri. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa latihan berbicara yang praktis dan konsisten dapat memberikan dampak nyata terhadap perkembangan afektif dan performa lisan siswa. Secara keseluruhan, kegiatan perkenalan diri dinilai efektif, mudah diterapkan, dan dapat disesuaikan dengan berbagai kondisi pembelajaran, terutama di sekolah yang memiliki keterbatasan sumber daya. Guru disarankan untuk mengadopsi kegiatan ini sebagai bagian inti dalam pembelajaran berbicara.
PENGARUH KEAKTIFAN BERORGANISASI DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA FEB UNIVERSITAS ANDI DJEMMA PALOPO Nugraha, Yuda Satria; Erwina, Erwina; Marcela, Marcela; Sarfani, Andi; Frisilia, Tria
EDUCATIONAL : Jurnal Inovasi Pendidikan & Pengajaran Vol. 5 No. 3 (2025)
Publisher : Pusat Pengembangan Pendidikan dan Penelitian Indonesia (P4I)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51878/educational.v5i3.6762

Abstract

This study aims to examine the influence of organizational involvement and learning motivation on the academic achievement of students in the Faculty of Economics and Business (FEB) at Andi Djemma University, Palopo. The background of this research is based on the significance of student engagement in organizational activities and a high level of learning motivation as supporting factors for academic success. These two variables are believed not only to shape academic competencies but also to develop non-academic skills that are relevant to the demands of the professional world. This research employs a quantitative approach. The population consists of all students of FEB at Andi Djemma University, with a sample of 50 respondents selected using a simple random sampling technique. The instrument used in this study is a questionnaire distributed randomly to students. The collected data were analyzed using multiple linear regression to determine the simultaneous and partial effects of the independent variables on the dependent variable. The results indicate that organizational involvement and learning motivation simultaneously have a positive and significant influence on students' academic achievement. Partially, both organizational involvement and learning motivation also exhibit a positive and significant effect on academic performance. These findings suggest that a combination of active participation in organizational activities and strong learning motivation may serve as key factors in enhancing students' academic achievement. ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh keaktifan berorganisasi dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Andi Djemma Palopo. Latar belakang dari penelitian ini didasari oleh pentingnya keterlibatan mahasiswa dalam kegiatan organisasi serta motivasi belajar yang tinggi sebagai faktor pendukung keberhasilan akademik. Kedua variabel ini diyakini tidak hanya membentuk kompetensi akademik, tetapi juga mengembangkan kemampuan non-akademik yang relevan dengan kebutuhan dunia kerja. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Populasi penelitian yaitu seluruh mahasiswa FEB Universitas Andi Djemma Palopo, dengan jumlah sampel sebanyak 50 responden yang dipilih melalui teknik simple random sampling. Instrumen yang digunakan berupa kuesioner yang disebarkan secara acak kepada mahasiswa. Data yang diperoleh dianalisis dengan teknik analisis regresi linear berganda untuk mengetahui pengaruh simultan dan parsial dari kedua variabel independen terhadap variabel dependen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan, keaktifan berorganisasi dan motivasi belajar berpengaruh positif dan signifikan terhadap prestasi belajar mahasiswa FEB Universitas Andi Djemma Palopo. Secara parsial, baik keaktifan berorganisasi maupun motivasi belajar juga memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap prestasi belajar mahasiswa. Temuan ini mengindikasikan bahwa kombinasi antara aktivitas organisasi dan dorongan belajar yang kuat dapat menjadi faktor kunci dalam meningkatkan prestasi akademik mahasiswa.
PERAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBENTUK GENERASI ANTI KORUPSI DI ERA DIGITAL Rismayanti, Dian
EDUCATIONAL : Jurnal Inovasi Pendidikan & Pengajaran Vol. 5 No. 3 (2025)
Publisher : Pusat Pengembangan Pendidikan dan Penelitian Indonesia (P4I)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51878/educational.v5i3.6776

Abstract

Corruption is a critical issue that undermines social order and threatens the nation's future, especially in the digital era marked by a moral crisis and the decline of honesty among the younger generation. This paper aims to examine the role of Islamic Religious Education in shaping an anti-corruption generation through the internalization of Islamic values such as honesty (?idq), trustworthiness (amanah), justice, and responsibility. The benefit of this paper is to provide both theoretical and practical foundations for educational institutions and society in implementing anti-corruption education based on religious values. This study employs a qualitative approach with a library research method, analyzing relevant literature related to Islamic education and corruption prevention. The findings indicate that integrating Islamic values into both formal and non-formal curricula—supported by the roles of teachers, families, and the use of digital technology—is effective in developing students' spiritual awareness and integrity. Islamic Religious Education proves to be a moral pillar that complements legal approaches in the comprehensive and sustainable effort to prevent corruption. ABSTRAKKorupsi merupakan persoalan krusial yang merusak tatanan sosial dan mengancam masa depan bangsa, terutama di era digital yang ditandai dengan krisis moral dan kemerosotan nilai kejujuran di kalangan generasi muda. Tulisan ini bertujuan untuk mengkaji peran pendidikan Agama Islam dalam membentuk generasi antikorupsi melalui internalisasi nilai-nilai keislaman seperti kejujuran (?idq), amanah, keadilan, dan tanggung jawab. Manfaat dari tulisan ini adalah memberikan landasan teoritis dan praktis bagi lembaga pendidikan dan masyarakat dalam menerapkan pendidikan antikorupsi berbasis nilai religius. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis studi pustaka, menganalisis literatur yang relevan terkait pendidikan Islam dan pencegahan korupsi. Hasil kajian menunjukkan bahwa integrasi nilai Islam dalam kurikulum formal dan nonformal, didukung peran guru, keluarga, serta pemanfaatan teknologi digital, efektif dalam membentuk kesadaran spiritual dan integritas siswa. Pendidikan Agama Islam terbukti menjadi pilar moral yang mampu melengkapi pendekatan hukum dalam upaya pencegahan korupsi secara menyeluruh dan berkelanjutan.
THE EFFECTIVENESS OF IMPLEMENTING THE STUDENT CENTERED LEARNING (SCL) METHOD IN THE TEACHING PROCESS IN HIGHER EDUCATION: A QUALITATIVE DESCRIPTIVE STUDY Paduppai, Andi Mardiana; Fridayanti, Vika Septianika; Nashrullah, Mochamad
EDUCATIONAL : Jurnal Inovasi Pendidikan & Pengajaran Vol. 5 No. 3 (2025)
Publisher : Pusat Pengembangan Pendidikan dan Penelitian Indonesia (P4I)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51878/educational.v5i3.6837

Abstract

Menanggapi meningkatnya permintaan lulusan yang dibekali keterampilan abad ke-21, pendidikan tinggi semakin beralih dari paradigma Pembelajaran Berpusat pada Guru (PBL) tradisional ke pendekatan Pembelajaran Berpusat pada Siswa (PBL). Studi ini berfokus pada evaluasi efektivitas implementasi metode PBL di universitas di Indonesia, khususnya untuk menggambarkan dampaknya terhadap pemahaman konseptual, motivasi intrinsik, dan keterlibatan aktif mahasiswa. Metodologi deskriptif kualitatif digunakan, mengumpulkan data dari 100 mahasiswa semester dua dan 10 dosen di program Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Instrumen utama meliputi kuesioner daring untuk mahasiswa, wawancara dengan dosen, dan observasi langsung di kelas, dengan data dianalisis menggunakan model interaktif Miles dan Huberman dan diverifikasi melalui triangulasi. Temuan ini secara meyakinkan menunjukkan keberhasilan metode tersebut; misalnya, 76,6% mahasiswa melaporkan pemahaman konseptual yang lebih baik, 78,6% merasa lebih termotivasi untuk belajar mandiri, dan 80% menyatakan bahwa peran dosen sebagai fasilitator meningkatkan keterampilan berpikir kritis mereka. Disimpulkan bahwa meskipun tantangan seperti ketergantungan mahasiswa dan kesiapan dosen yang bervariasi masih ada, pendekatan SCL secara efektif menciptakan pengalaman belajar yang interaktif dan relevan yang berhasil menumbuhkan kompetensi utama seperti kemandirian dan pemecahan masalah kritis. ABSTRACTIn response to the growing demand for graduates equipped with 21st-century skills, higher education is increasingly transitioning from the traditional Teacher-Centered Learning (TCL) paradigm to a Student-Centered Learning (SCL) approach. This study focuses on evaluating the effectiveness of the SCL method's implementation within an Indonesian university, specifically aiming to describe its impact on students' conceptual understanding, intrinsic motivation, and active engagement. A qualitative descriptive methodology was employed, gathering data from 100 second-semester students and 10 lecturers in an Elementary School Teacher Education program. The primary instruments included an online questionnaire for students, interviews with lecturers, and direct classroom observations, with data analyzed using the Miles and Huberman interactive model and verified through triangulation. The findings overwhelmingly demonstrate the method's success; for instance, 76.6% of students reported better conceptual understanding, 78.6% felt more motivated to study independently, and 80% affirmed that the lecturer’s facilitator role enhanced their critical thinking skills. It is concluded that while challenges such as student dependency and varying lecturer readiness persist, the SCL approach effectively creates an interactive and relevant learning experience that successfully fosters key competencies like independence and critical problem-solving.
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SCIENCE, TECHNOLOGY, ENGINEERING, MATHEMATICS (STEM) TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS V Setiawan, Yogi; Rohmah, Zulfiani Ainur
EDUCATIONAL : Jurnal Inovasi Pendidikan & Pengajaran Vol. 5 No. 3 (2025)
Publisher : Pusat Pengembangan Pendidikan dan Penelitian Indonesia (P4I)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51878/educational.v5i3.6838

Abstract

This research is motivated by the low level of creative thinking skills among students in science and science learning and the infrequent use of innovative learning models such as Science, Technology, Engineering, and Mathematics (STEM). This study aims to determine the differences in creative thinking skills between students learning with the STEM model and those learning with conventional models. The method used was a quasi-experimental design with a non-equivalent control group design for 25 students in the experimental class and 28 students in the control class at SD Negeri Gandu I. The instrument was a descriptive test with indicators of fluency, flexibility, originality, and elaboration. The results showed that the average post-test score for the experimental class (82.40) was higher than the control class (71.18) with a significance level of <0.05, indicating a significant difference. The implementation of the STEM model not only increased the average score but also encouraged students to be more active, creative, and engaged in learning. This model can be an effective alternative for teachers in developing 21st-century skills. The implications of this research demonstrate the importance of project-based learning innovation in improving the quality of basic education. ABSTRAKPenelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya keterampilan berpikir kreatif siswa pada pembelajaran IPAS dan jarangnya penggunaan model pembelajaran inovatif seperti Science, Technology, Engineering, Mathematics (STEM). Penelitian ini bertujuan mengetahui perbedaan keterampilan berpikir kreatif antara peserta didik yang belajar dengan model STEM dan siswa dengan model konvensional. Metode yang digunakan adalah kuasi eksperimen dengan desain non-equivalent control group pada 25 siswa kelas eksperimen dan 28 siswa kelas kontrol di SD Negeri Gandu I. Instrumen berupa tes uraian dengan indikator fluency, flexibility, originality, dan elaboration. Hasil menunjukkan rata-rata post-test kelas eksperimen (82,40) lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol (71,18) dengan signifikansi < 0,05, yang berarti terdapat perbedaan signifikan. Penerapan model STEM tidak hanya meningkatkan nilai rata-rata, tetapi juga mendorong siswa lebih aktif, kreatif, dan terlibat dalam pembelajaran. Model ini dapat menjadi alternatif efektif bagi guru dalam mengembangkan keterampilan abad ke-21. Implikasi penelitian ini menunjukkan pentingnya inovasi pembelajaran berbasis proyek untuk meningkatkan kualitas pendidikan dasar.
APPLICATION DESIGN FOR MARITIME ENGLISH LEARNING UTILIZING INTERACTIVE MULTIMEDIA Ratnaningsih, Dyah; Buchari, ST. Hariati; Yasmin, Agdifa An Nadhdara
EDUCATIONAL : Jurnal Inovasi Pendidikan & Pengajaran Vol. 5 No. 3 (2025)
Publisher : Pusat Pengembangan Pendidikan dan Penelitian Indonesia (P4I)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51878/educational.v5i3.6877

Abstract

Maritime English is recognized as the primary language of communication at sea, making its mastery crucial for cadets in maritime vocational education. While previous studies on technology-enhanced learning have explored general multimedia platforms and language tools, limited research has addressed applications specifically designed for VHF communication. This study developed and evaluated a web-based vocabulary application built with PHP, integrating situational dialogues aligned with the fourth-semester syllabus of the Ship Operation Engineering Technology program. A quantitative approach was employed by distributing questionnaires to 50 cadets to examine the application’s accessibility, usability, and effectiveness. The results showed that the application functioned well on both personal computers and smartphones, and cadets perceived it as engaging, user-friendly, syllabus-oriented, and beneficial for improving their Maritime English speaking skills. The study contributes novelty through the design and initial validation of a specialized VHF-focused web application, filling a gap left by prior research that emphasized more general digital learning platforms. ABSTRAKBahasa Inggris Maritim diakui sebagai bahasa utama komunikasi di laut, sehingga penguasaannya krusial bagi kadet dalam pendidikan vokasi maritim. Meskipun studi-studi sebelumnya tentang pembelajaran berbasis teknologi telah mengeksplorasi platform multimedia umum dan perangkat bahasa, penelitian yang membahas aplikasi yang dirancang khusus untuk komunikasi VHF masih terbatas. Studi ini mengembangkan dan mengevaluasi aplikasi kosakata berbasis web yang dibangun dengan PHP, mengintegrasikan dialog situasional yang selaras dengan silabus semester keempat program Teknologi Rekayasa Operasi Kapal. Pendekatan kuantitatif digunakan dengan mendistribusikan kuesioner kepada 50 kadet untuk memeriksa aksesibilitas, kegunaan, dan efektivitas aplikasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aplikasi tersebut berfungsi dengan baik di komputer pribadi maupun ponsel pintar, dan para kadet menganggapnya menarik, ramah pengguna, berorientasi pada silabus, dan bermanfaat untuk meningkatkan keterampilan berbicara Bahasa Inggris Maritim mereka. Studi ini memberikan kontribusi kebaruan melalui desain dan validasi awal aplikasi web khusus yang berfokus pada VHF, mengisi celah yang ditinggalkan oleh penelitian sebelumnya yang menekankan platform pembelajaran digital yang lebih umum.
EVALUASI IMPLEMENTASI KAWASAN TANPA ROKOK PADA TEMPAT PROSES BELAJAR MENGAJAR DI KOTA AMBON Latukarlutu, Frids; Hartono, Risky Kusuma
EDUCATIONAL : Jurnal Inovasi Pendidikan & Pengajaran Vol. 5 No. 3 (2025)
Publisher : Pusat Pengembangan Pendidikan dan Penelitian Indonesia (P4I)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51878/educational.v5i3.6919

Abstract

Smoking habits among adolescents pose a serious challenge to tobacco control efforts in Indonesia. As a preventive measure, the Ambon City Government enacted Regional Regulation No. 4 of 2020 concerning Smoke-Free Areas (SFA). However, its implementation in educational institutions has not been optimal. This study aims to analyze the implementation of the SFA policy in primary and secondary schools in Ambon City using George Edward III’s policy implementation framework, which includes communication, resources, disposition, and bureaucratic structure. This research employed a qualitative descriptive method with a case study approach. Data were collected through observations and semi-structured interviews with school principals, teachers, students, public health center officers, and health office personnel. Data analysis was conducted using the interactive model by Miles and Huberman. The findings indicate that the implementation of the SFA policy remains symbolic and relies heavily on individual initiative, lacking systemic support. Key obstacles include inconsistent policy communication, limited resources, low implementer commitment, and the absence of standardized operational procedures in schools. Nevertheless, strategic opportunities exist through the revision of regional regulations, budgetary support, and the integration of religious values in faith-based private schools. Inconsistent policy communication, limited resources, low implementer disposition in several schools, and weak bureaucratic structures are the primary obstacles. Although examples of good practices exist, particularly in faith-based private schools, overall SFA policy implementation in schools has yet to be optimize ABSTRAKKebiasaan merokok pada remaja menjadi tantangan serius dalam pengendalian tembakau di Indonesia. Sebagai upaya pencegahan, Pemerintah Kota Ambon menetapkan Peraturan Daerah No. 4 Tahun 2020 tentang Kawasan Tanpa Rokok (KTR), namun implementasinya di satuan pendidikan belum berjalan optimal. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pelaksanaan kebijakan KTR di sekolah dasar dan menengah di Kota Ambon dengan menggunakan kerangka implementasi George Edward III, yang mencakup aspek komunikasi, sumber daya, disposisi, dan struktur birokrasi. Studi ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Data dikumpulkan melalui observasi, wawancara semi-terstruktur dengan kepala sekolah, guru, siswa, serta petugas puskesmas, dan petugas dinas kesehatan. Analisis data dilakukan dengan pendekatan interaktif menurut Miles dan Huberman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan KTR masih bersifat simbolis dan bergantung pada inisiatif individu, tanpa dukungan sistemik yang kuat. Hambatan utama terletak pada komunikasi kebijakan yang tidak konsisten, keterbatasan sumber daya, rendahnya komitmen pelaksana, serta belum adanya prosedur operasional yang baku di sekolah. Meskipun demikian, terdapat peluang strategis melalui revisi peraturan daerah, dukungan anggaran, serta nilai-nilai religius di sekolah swasta berbasis agama. komunikasi kebijakan yang tidak konsisten, keterbatasan sumber daya, rendahnya disposisi pelaksana di sebagian sekolah, serta lemahnya struktur birokrasi menjadi penghambat utama. Meskipun terdapat praktik baik, khususnya di sekolah swasta berbasis nilai agama, secara umum pelaksanaan KTR belum optimal.
STRATEGI GURU DALAM IMPLEMENTASI LITERASI MORAL ISLAMI PADA ANAK USIA DINI: SEBUAH STUDI KASUS Nurhayati, Yuliana; Aziz, Abdul
EDUCATIONAL : Jurnal Inovasi Pendidikan & Pengajaran Vol. 5 No. 3 (2025)
Publisher : Pusat Pengembangan Pendidikan dan Penelitian Indonesia (P4I)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51878/educational.v5i3.7117

Abstract

ABSTRACT The need to cultivate character and moral values in early childhood, particularly those grounded in religious principles as the foundation of social ethics, often faces challenges in formal educational settings. Although Islamic moral values are highly relevant in shaping noble character, the implementation of effective and structured learning strategies in Early Childhood Education (PAUD) still requires deeper exploration. This study aims to describe the strategies employed by teachers in fostering moral literacy based on Islamic values among young children. The research was conducted at PAUD Terpadu Anak Sholeh Mandiri in Banjarmasin using a qualitative descriptive approach and a case study method. Data were collected through interviews, participatory observations, and documentation. The findings reveal that teachers apply various strategies such as habituation, role modeling, Islamic storytelling, the integration of Islamic values into daily activities, and the utilization of the surrounding environment as a learning partner. These strategies are consistently implemented in daily routines such as prayers, congregational worship, charitable giving, and guided social interactions infused with Islamic principles. The success of these strategies is supported by teacher commitment, adequate school facilities, and strong collaboration with parents and the community. However, challenges remain, including the lack of synergy between school practices and parenting at home, as well as the need for teachers to adjust their communication styles to suit the characteristics of young children. This study contributes to the development of character education practices based on Islamic values in early childhood education institutions. ABSTRAK Kebutuhan akan penanaman karakter dan moral pada anak usia dini terutama yang berbasis nilai-nilai keagamaan sebagai fondasi etika sosial seringkali menghadapi tantangan dalam praktik pendidikan formal. Meskipun nilai-nilai moral Islam sangat relevan dalam membentuk akhlak mulia, implementasi strategi pembelajaran yang efektif dan terstruktur di Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) masih memerlukan eksplorasi mendalam. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan strategi yang diterapkan oleh guru dalam menanamkan literasi moral berbasis nilai-nilai Islam pada anak usia dini. Studi ini dilakukan di PAUD Terpadu Anak Sholeh Mandiri Kota Banjarmasin dengan pendekatan deskriptif kualitatif dan metode studi kasus. Teknik pengumpulan data meliputi wawancara, observasi partisipatif, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa guru menggunakan berbagai strategi, seperti pembiasaan, keteladanan, storytelling Islami, integrasi nilai-nilai Islam dalam kegiatan sehari-hari, serta pemanfaatan lingkungan sekitar sebagai mitra pembelajaran. Strategi ini diterapkan secara konsisten dalam rutinitas pembelajaran, seperti kegiatan doa, salat berjamaah, infak, serta interaksi sosial anak yang dibimbing dengan nilai-nilai Islami. Keberhasilan strategi ini didukung oleh komitmen guru, fasilitas sekolah, serta kemitraan dengan orang tua dan masyarakat. Namun, ditemukan pula hambatan seperti kurangnya sinergi antara sekolah dan pola asuh di rumah, serta komunikasi guru yang perlu disesuaikan dengan karakteristik anak usia dini. Penelitian ini memberikan kontribusi dalam pengembangan praktik pendidikan karakter berbasis nilai Islam di lembaga PAUD.
MEMBANGUN PENDIDIKAN WARGA YANG KRITIS TENTANG DEMOKRASI DAN HAM Fatwa, M.; Mukhrodi, Mukhrodi; Istinaroh, Istinaroh; Khasan, Nur
EDUCATIONAL : Jurnal Inovasi Pendidikan & Pengajaran Vol. 5 No. 3 (2025)
Publisher : Pusat Pengembangan Pendidikan dan Penelitian Indonesia (P4I)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51878/educational.v5i3.7141

Abstract

Democracy in Indonesia provides broad opportunities for citizens to express their aspirations and participate in national life. However, it still faces various challenges such as political polarization, low civic literacy, and frequent violations of human rights (HR). Education on democracy and HR has not been implemented optimally and often lacks contextual relevance to social realities. Therefore, developing critical thinking skills is an urgent necessity so that citizens can participate actively, reflectively, and understand democratic values more profoundly. Teachers hold a strategic role in fostering students’ sense of nationalism, tolerance, and democratic attitudes within educational environments. Strengthening critical education on democracy and HR is thus essential to build a conscious, fair, inclusive, and responsible society. These efforts must be supported through participatory approaches, teacher capacity building, and the involvement of families, educational institutions, and the wider community. Furthermore, developing media literacy and reflective abilities helps students internalize and implement democratic and human rights values sustainably in the digital era. ABSTRAK Demokrasi di Indonesia memberikan ruang yang luas bagi masyarakat untuk menyuarakan aspirasi dan berpartisipasi dalam kehidupan berbangsa, namun masih menghadapi berbagai tantangan seperti polarisasi politik, rendahnya literasi warga, serta maraknya pelanggaran hak asasi manusia (HAM). Pendidikan tentang demokrasi dan HAM belum berjalan optimal dan sering kali kurang kontekstual dengan realitas sosial, sehingga pengembangan kemampuan berpikir kritis menjadi kebutuhan mendesak agar warga mampu berpartisipasi aktif, reflektif, serta memahami nilai-nilai demokrasi secara lebih mendalam. Guru memiliki peran strategis dalam menumbuhkan kesadaran nasionalisme, toleransi, dan sikap demokratis siswa di lingkungan pendidikan. Oleh karena itu, penguatan pendidikan kritis mengenai demokrasi dan HAM menjadi langkah penting untuk membentuk masyarakat yang sadar, adil, inklusif, serta bertanggung jawab terhadap kehidupan bernegara. Upaya ini perlu didukung dengan pendekatan partisipatif, peningkatan kapasitas guru, serta keterlibatan keluarga, lembaga pendidikan, dan masyarakat luas. Selain itu, pengembangan literasi media dan kemampuan reflektif turut membantu siswa memahami, menginternalisasi, serta mengimplementasikan nilai-nilai demokrasi dan HAM secara berkelanjutan di era digital.
PERAN GURU DALAM MEMBENTUK KARAKTER RELIGIUS SISWA KELAS IV DAN V DI SDN 9 NAGRIKALER Mulyana, Anwar
EDUCATIONAL : Jurnal Inovasi Pendidikan & Pengajaran Vol. 5 No. 3 (2025)
Publisher : Pusat Pengembangan Pendidikan dan Penelitian Indonesia (P4I)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51878/educational.v5i3.7184

Abstract

This study aims to describe the role of teachers in shaping the religious character of fourth and fifth grade students at SDN 9 Nagrikaler. Religious character is a crucial aspect of character education that must be instilled from an early age so that students develop attitudes and behaviors that reflect religious values in their daily lives. As educators, teachers hold a strategic responsibility in this character formation process, both through classroom learning, habituation activities, and extracurricular programs. This research uses a qualitative approach with descriptive methods. Data collection techniques include observation, interviews, and documentation. The subjects of this study were fourth and fifth grade teachers and students at SDN 9 Nagrikaler. Data analysis was conducted through the stages of data reduction, data presentation, and drawing conclusions. The results of the study indicate that teachers play an active role in shaping students' religious character through exemplary behavior, habituation, and reinforcement of religious values in daily school activities. Activities such as communal prayers, Qur’an recitation (tadarus), congregational prayers, and flag ceremonies infused with religious messages are part of the teacher’s strategy to instill religious character. Supporting factors include cooperation between teachers and parents, a conducive school environment, and support from the principal. Inhibiting factors include a lack of awareness among some students and limited instructional time. The conclusion of this study is that the role of teachers is highly significant and influential in shaping students’ religious character, especially through consistent and continuous efforts within school activities. This research is expected to serve as a reference for teachers and school administrators in developing character education based on religious values at the elementary school level. ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peran guru dalam membentuk karakter religius peserta didik kelas IV dan V di SDN 9 Nagrikaler. Karakter religius merupakan salah satu aspek penting dalam pendidikan karakter yang harus ditanamkan sejak dini, agar peserta didik memiliki sikap dan perilaku yang mencerminkan nilai-nilai keagamaan dalam kehidupan sehari-hari. Guru sebagai pendidik memiliki tanggung jawab strategis dalam proses pembentukan karakter tersebut, baik melalui pembelajaran di kelas, kegiatan pembiasaan, maupun kegiatan ekstrakurikuler. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Subjek dalam penelitian ini adalah guru kelas IV dan V serta peserta didik di SDN 9 Nagrikaler. Analisis data dilakukan melalui tahapan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa guru berperan aktif dalam membentuk karakter religius peserta didik melalui keteladanan, pembiasaan, dan penguatan nilai-nilai keagamaan dalam kegiatan sehari-hari di sekolah. Kegiatan-kegiatan seperti doa bersama, tadarus Al-Qur’an, salat berjamaah, serta pelaksanaan upacara yang disisipkan dengan nilai religius menjadi bagian dari strategi guru dalam menanamkan nilai karakter religius. Faktor pendukung dalam pelaksanaan peran ini antara lain adalah adanya kerja sama antara guru dan orang tua, lingkungan sekolah yang kondusif, serta dukungan dari kepala sekolah. Sementara itu, faktor penghambat meliputi kurangnya kesadaran sebagian peserta didik dan keterbatasan waktu pembelajaran. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa peran guru sangat penting dan berpengaruh dalam membentuk karakter religius peserta didik, khususnya melalui pendekatan yang konsisten dan berkesinambungan dalam kegiatan sekolah. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi guru maupun pihak sekolah dalam mengembangkan pendidikan karakter yang berbasis nilai-nilai religius di tingkat sekolah dasar.