cover
Contact Name
Yogi Setiawan
Contact Email
jurnal.P4I@gmail.com
Phone
+62851733700892
Journal Mail Official
jurnal.P4I@gmail.com
Editorial Address
Lingkungan Handayanai, Kel. Leneng, Kec. Praya, Kab. Lombok Tengah
Location
Unknown,
Unknown
INDONESIA
EDUCATIONAL: Jurnal Inovasi Pendidikan dan Pengajaran
ISSN : 27752585     EISSN : 27752593     DOI : https://doi.org/10.51878/educational.v4i4
Core Subject : Education,
Jurnal ini berisi artikel hasil pemikiran dan penelitian yang ditulis oleh para guru, dosen, pakar, ilmuwan, praktisi, dan pengkaji dalam semua disiplin ilmu yang berkaitan dengan pedidikan dan pengajaran.
Arjuna Subject : Umum - Umum
Articles 282 Documents
NILAI-NILAI PENDIDIKAN YANG TERKANDUNG DALAM QS. AN-NAHL AYAT 106 DAN QS. AZ-ZUMAR AYAT 9 Saputra, Muhammad Rohan; Wardan, Khusnul
EDUCATIONAL : Jurnal Inovasi Pendidikan & Pengajaran Vol. 5 No. 3 (2025)
Publisher : Pusat Pengembangan Pendidikan dan Penelitian Indonesia (P4I)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51878/educational.v5i3.7186

Abstract

Islamic education aims to shape individuals who are faithful, knowledgeable, and virtuous, yet the reality in the field still shows a gap between the ideal goals and actual practices. Students are often weak in integrity, have low learning motivation, and perform worship merely as a routine. This study focuses on the educational values contained in QS. An-Nahl verse 106 and QS. Az-Zumar verse 9, namely steadfast faith, sincerity of heart, the importance of knowledge, and sincerity in worship. This research employed a literature study method by collecting and analyzing sources from books, Qur’anic exegesis, and relevant scientific articles. The analysis was conducted by examining the Ministry of Religious Affairs’ interpretation and Quraish Shihab’s Tafsir Al-Mishbah to obtain both philosophical and applicative understandings of the verses. The findings reveal that QS. An-Nahl verse 106 emphasizes steadfast faith and sincerity of heart as the foundation of religious character, while QS. Az-Zumar verse 9 stresses the importance of knowledge and sincerity in worship as the basis of forming a complete Muslim personality. This study concludes that integrating Qur’anic values into Islamic education can strengthen students’ cognitive, affective, and spiritual aspects. The prospect of this research lies in its application to the curriculum, learning strategies, teacher role modeling, and habituation programs to produce a religious, intelligent, honest, and sincere generation capable of facing global challenges. ABSTRAKPendidikan Islam bertujuan membentuk manusia yang beriman, berilmu, dan berakhlak mulia, namun realitas di lapangan menunjukkan adanya kesenjangan antara tujuan ideal dan praktik nyata. Peserta didik masih sering lemah dalam integritas, rendah motivasi belajar, serta menjalankan ibadah sebatas rutinitas. Penelitian ini berfokus pada nilai-nilai pendidikan yang terkandung dalam QS. An-Nahl ayat 106 dan QS. Az-Zumar ayat 9, yaitu keteguhan iman, kejujuran hati, pentingnya ilmu, dan keikhlasan ibadah. Penelitian menggunakan metode studi literatur dengan menghimpun dan menganalisis sumber dari buku, tafsir, dan artikel ilmiah yang relevan. Analisis dilakukan dengan mengkaji tafsir Kemenag dan Tafsir Al-Mishbah untuk memperoleh pemahaman filosofis sekaligus aplikatif terhadap ayat-ayat tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa QS. An-Nahl ayat 106 menekankan keteguhan iman dan kejujuran hati sebagai fondasi karakter religius, sedangkan QS. Az-Zumar ayat 9 menegaskan keutamaan ilmu dan keikhlasan ibadah sebagai dasar pembentukan pribadi muslim yang utuh. Penelitian ini menyimpulkan bahwa integrasi nilai Qur’ani ke dalam pendidikan Islam dapat memperkuat aspek kognitif, afektif, dan spiritual peserta didik. Prospek pengembangan penelitian ini adalah penerapannya dalam kurikulum, strategi pembelajaran, keteladanan guru, dan program pembiasaan sehingga dapat melahirkan generasi yang religius, cerdas, jujur, dan ikhlas dalam menghadapi tantangan global.
STUDI KONSEP INTEGRALISASI PENDIDIKAN ISLAM PERSPEKTIF PEMIKIRAN MUHAMMAD NATSIR Sari, Evi Pratama; Wardan, Khusnul
EDUCATIONAL : Jurnal Inovasi Pendidikan & Pengajaran Vol. 5 No. 3 (2025)
Publisher : Pusat Pengembangan Pendidikan dan Penelitian Indonesia (P4I)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51878/educational.v5i3.7187

Abstract

This study examines the idea of ??Islamic education from the perspective of Muhammad Natsir's thought. According to Natsir, Islamic education is a system that combines religious learning and general knowledge in a balanced manner. He emphasized that the foundation of Islamic education lies in the Qur'an, Hadith, and ijtihad, with comprehensive, harmonious, and universal characteristics. This education includes the development of physical, spiritual, intellectual, and moral aspects of students. In this study, a literature study method was used by analyzing ten articles discussing Natsir's thoughts on the development of integrated Islamic education. The results of the study indicate that Natsir's concept of educational integration connects the national curriculum with the religious curriculum, balances worldly and afterlife needs, and reduces the sharp gap between Western and Eastern traditions. The implementation of integrated Islamic education is directed at character formation, strengthening leadership, and mastery of general and religious knowledge in a comprehensive manner, thus providing renewal for Islamic education to be relevant to the challenges of the modern era. ABSTRAKPenelitian ini mengkaji gagasan pendidikan Islam dari perspektif pemikiran Muhammad Natsir. Menurut Natsir, pendidikan Islam merupakan suatu sistem yang menyatukan pembelajaran agama dan ilmu umum secara seimbang, la menegaskan bahwa landasan pendidikan islam terletak pada Al-Qur'an, Hadis, dan ijtihad, dengan karakteristik yang menyeluruh, harmonis, serta bersifat universal. Pendidikan tersebut mencakup pengembangan aspek fisik, spiritual, intelektual, dan moral peserta didik. Dalam penelitian ini digunakan metode studi literatur dengan menganalisis sepuluh artikel yang membahas pemikiran Natsir mengerjai pengembangan pendidikan Islam terintegrasi. Hasil kajian menunjukkan bahwa konsep integrasi pendidikan menurut Natsir menghubungkan kurikulum nasional dengan kurikulum keagamaan, meriyeimbangkan antara kebutuhan duniawi dan ukhrawi serta mengurangi jurang pemisah yang terlalu tajam antara tradisi Barat dan Timur. Implementasi pendidikan Islam yang terintegrasi diarahkan pada pembentukan karakter penguatan jiwa kepemimpinan, serta penguasaan ilmu pengetahuan umum dan agama secara utuh sehingga mampu memberikan pembaruan bagi pendidikan Islam agar relevan dengan tantangan zaman modern.
ECOPROJECT TEMPAT SAMPAH BAMBU: MEDIA EDUKASI PENGELOLAAN SAMPAH UNTUK MENINGKATKAN KESADARAN LINGKUNGAN SISWA Umar, Umar; Setiawan, Dedi; Sabri, Debi; Kartika, Dian
EDUCATIONAL : Jurnal Inovasi Pendidikan & Pengajaran Vol. 5 No. 3 (2025)
Publisher : Pusat Pengembangan Pendidikan dan Penelitian Indonesia (P4I)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51878/educational.v5i3.7243

Abstract

Solid waste management at the elementary school level remains a crucial issue due to low student awareness and a lack of adequate educational media. This study aimed to design and implement an eco-project in the form of bamboo waste bins as an educational medium for waste management to enhance students’ environmental awareness. Bamboo was chosen for its eco-friendly properties, easy availability, and familiarity in students’ daily lives. These attributes were expected to bridge the gap between the ideals of environmental education and real-world practices in schools. The study employed a Participatory Action Research (PAR) approach, involving teachers and students at every stage (planning, implementation, observation, and reflection). Evaluation instruments included interviews, observations, and documentation to assess student engagement and behavioral change. The project resulted in four functional bamboo waste bins installed at strategic points around the school. Field findings indicated positive support from teachers and students, improved discipline in proper waste disposal, and the emergence of collective awareness to maintain cleanliness. Teacher role modeling proved essential in strengthening social norms, while active student participation in maintaining the facilities fostered a shared sense of ownership. This eco-project was effective as both a contextual learning tool and a means of cultivating a culture of environmental care. The study contributes to environmental education literature by emphasizing the importance of integrating place-based education, experiential learning, and ecological citizenship. ABSTRAKPengelolaan sampah di tingkat sekolah dasar masih menjadi isu krusial karena rendahnya kesadaran siswa dan minimnya media edukatif yang memadai. Penelitian ini bertujuan untuk merancang dan menerapkan ecoproject berupa pembuatan tempat sampah dari bambu sebagai media edukasi pengelolaan sampah guna meningkatkan kesadaran lingkungan siswa. Bambu dipilih sebagai bahan karena ramah lingkungan, mudah diperoleh, dan akrab dengan keseharian siswa; dengan demikian diharapkan dapat menjembatani kesenjangan antara idealisme pendidikan lingkungan dan praktik nyata di sekolah. Penelitian ini menggunakan metode Participatory Action Research (PAR) dengan melibatkan guru dan siswa pada setiap tahap (perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi). Instrumen evaluasi berupa wawancara, observasi, dan dokumentasi digunakan untuk menilai tingkat keterlibatan siswa serta perubahan perilaku. Ecoproject ini menghasilkan empat unit tempat sampah bambu fungsional yang ditempatkan di titik strategis sekolah. Hasil pengamatan menunjukkan dukungan positif dari guru dan siswa, peningkatan disiplin dalam membuang sampah pada tempatnya, dan tumbuhnya kesadaran kolektif menjaga kebersihan lingkungan. Keteladanan guru menjadi faktor penting yang memperkuat norma sosial, sedangkan partisipasi aktif siswa dalam merawat fasilitas memupuk rasa memiliki bersama. Ecoproject ini efektif sebagai media pembelajaran kontekstual sekaligus sarana membangun budaya peduli lingkungan. Studi ini berkontribusi pada literatur pendidikan lingkungan dengan menegaskan pentingnya integrasi konsep place-based education, experiential learning, dan ecological citizenship.
PEMIKIRAN AL-GHAZALI TENTANG SOSOK GURU PROFESIONAL YANG IDEAL Rodhiah, Saniatur; Wardan, Khusnul
EDUCATIONAL : Jurnal Inovasi Pendidikan & Pengajaran Vol. 5 No. 3 (2025)
Publisher : Pusat Pengembangan Pendidikan dan Penelitian Indonesia (P4I)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51878/educational.v5i3.7325

Abstract

In Islamic perspective, a teacher is not merely a transmitter of knowledge but also a moral educator and spiritual guide who plays a crucial role in shaping students’ character. AlGhazali’s thoughts on the concept of the ideal teacher remain highly relevant to the discourse on teacher professionalism in the modern era. This article focuses on analyzing Al-Ghazali’s perspective regarding the characteristics of an ideal professional teacher, particularly in terms of spiritual, moral, and intellectual competence. This study employs a qualitative method with a library research approach, examining Al-Ghazali’s works especially Ihya’ Ulum al-Din and supported by relevant secondary sources. The research stages include identifying the basic concepts of teacherhood according to Al-Ghazali, analyzing Islamic educational principles, and interpreting their relevance to today’s professional teacher standards. The findings indicate that the ideal teacher, according to Al-Ghazali, is not only one who masters knowledge comprehensively but also embodies noble character, sincerity, humility, and serves as a role model for students. Moreover, the teacher must be able to provide spiritual guidance so that the transfer of knowledge does not remain at the cognitive level but also shapes personality and strengthens students’ relationship with God. The main conclusion emphasizes that the concept of an ideal professional teacher in Al-Ghazali’s perspective integrates academic competence with moral and spiritual dimensions, making it highly relevant as a reference for developing teacher professionalism in today’s era of ethical and social challenges. ABSTRAKGuru dalam pandangan Islam bukan sekedar penyampai ilmu pengetahuan, tetapi juga pendidik akhlak dan pembimbing spiritual yang berperan membentuk kepribadian peserta didik. Pemikiran Al-Ghazali mengenai sosok guru ideal masih relevan untuk dikaji dalam konteks profesionalisme guru di era modern. Artikel ini berfokus pada analisis pemikiran Al-Ghazali tentenag kriteria guru profesional yang ideal, khususnya terkait kompetensi spiritual, moral, dan intelektual. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kepustakaan (library research) melalui telaah kritis terhadap karya-karya Al-Ghazali, terutama Ihya’ Ulum al-Din dan literatur sekunder yang relevan. Langkah penelitian meliputi identifikasi konsep dasar guru menurut Al-Ghazali, analisis prinsip-psinsip pendidikan Islam, serta interpretasi relevensinya dengan standar profesional guru masa kini. Hasil kajian menunjukkan bahwa guru ideal menurut Al-Ghazali bukan hanya menguasai ilmu secara mendalam, tetapi juga berakhlak mulia, ikhlas, tawadhu’, serta menjadikan dirinya teladan bagi peserta didik. Selain itu, guru harus mampu membimbing secara spiritual agar ilmu yang ditransfer tidak sekadar bersifat kognitif, tetapi juga membentuk kepribadian dan mendekatkan murid kepada Allah. Simpulan utama penelitian ini menegaskan bahwa konsep guru profesional ideal dalam perspektif Al-Ghazali tifak hanya mencakup aspek kompetensi akademik, tetapi juga dimensi moral dan spiritual, sehingga relevan dijadikan rujukan dalam membangun karakter guru di era modern yang sarat tantangan etis dan sosial.
UPAYA GURU DALAM MENANGGULANGI KESULITAN BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PAI DI SEKOLAH Al Muttaqin, Muhammad Arif Pahsa; Wardan, Khusnul
EDUCATIONAL : Jurnal Inovasi Pendidikan & Pengajaran Vol. 5 No. 3 (2025)
Publisher : Pusat Pengembangan Pendidikan dan Penelitian Indonesia (P4I)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51878/educational.v5i3.7326

Abstract

This research is motivated by the learning difficulties faced by students in Islamic Religious Education (PAI), even though PAI aims to foster positive behavioral change. The diversity of students' abilities and learning styles results in varying levels of material mastery, often below the mastery standard. The focus of this research is to describe the efforts made by teachers to address students' learning difficulties in PAI. This research used a descriptive qualitative approach (field study) involving 60 fifth and sixth grade students. Data were collected through observation, interviews, questionnaires, and documentation, which were then analyzed descriptively using qualitative and quantitative methods (percentages). The results indicate that PAI learning difficulties, such as understanding the material, memorizing, and achieving academic achievement, are caused by both internal student factors (ability, motivation) and external factors (school facilities, limited PAI time, and teacher methods). Key findings reveal that teachers attempt to overcome these difficulties through various strategies, including the use of learning media, a variety of teaching methods (lectures, question and answer sessions, assignments), providing special guidance, additional tutoring, and creating a pleasant learning environment, supported by efforts from the school and family. It was concluded that Islamic Religious Education (PAI) learning difficulties are multifactorial and addressing them requires collaborative efforts between teachers, schools, students, and parents. ABSTRAKPenelitian ini dilatarbelakangi oleh permasalahan kesulitan belajar yang dihadapi siswa dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI), meskipun PAI bertujuan membentuk perubahan perilaku positif. Adanya keragaman kemampuan dan gaya belajar siswa menyebabkan tingkat penguasaan materi yang berbeda, seringkali di bawah standar ketuntasan. Fokus penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan upaya-upaya yang dilakukan guru dalam menanggulangi kesulitan belajar siswa pada mata pelajaran PAI. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif (field study) dengan melibatkan 60 siswa kelas V dan VI. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara, angket, dan dokumentasi, yang kemudian dianalisis secara deskriptif kualitatif dan kuantitatif (prosentase). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesulitan belajar PAI, seperti memahami materi, menghafal, dan meraih prestasi, disebabkan oleh faktor internal siswa (kemampuan, motivasi) dan eksternal (fasilitas sekolah, keterbatasan waktu PAI, metode guru). Temuan utama mengungkap bahwa guru berupaya mengatasi kesulitan ini melalui berbagai strategi, diantaranya penggunaan media pembelajaran, variasi metode mengajar (ceramah, tanya jawab, tugas), pemberian bimbingan khusus, les tambahan, dan penciptaan suasana belajar yang menyenangkan, didukung oleh upaya dari pihak sekolah dan keluarga. Disimpulkan bahwa kesulitan belajar PAI bersifat multifaktorial dan penanggulangannya memerlukan upaya kolaboratif antara guru, sekolah, siswa, dan orang tua.
PENERAPAN PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI PADA MATERI PERMAINAN INVASI SEPAK BOLA MATA PELAJARAN PJOK DI MADRASAH IBTIDAIYAH Arifin, Zainul
EDUCATIONAL : Jurnal Inovasi Pendidikan & Pengajaran Vol. 5 No. 4 (2025)
Publisher : Pusat Pengembangan Pendidikan dan Penelitian Indonesia (P4I)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51878/educational.v5i4.7612

Abstract

ABSTRACT Differentiated learning is one of the strategies that can be implemented in teaching the subject of Physical Education, Sports, and Health (PJOK). Through differentiated learning, students can choose their learning needs according to their interests or learning styles. There are three approaches that can be applied in differentiated learning at every stage: differentiated content, differentiated process, and differentiated product. The purpose of this research is to examine the implementation of differentiated learning in Madrasah Ibtidaiyah (Islamic Elementary School) and the evaluation of differentiated learning in Madrasah Ibtidaiyah. This study uses a qualitative approach, with data collection techniques including interviews, observation, and documentation. Meanwhile, data validity is established using triangulation. The results of this study indicate that the application of differentiated learning in Madrasah Ibtidaiyah by the teacher is carried out through three stages: differentiated content (the teacher presents learning content through books and instructional videos), differentiated process (the teacher provides learning variations with two activities, including group presentations and games tailored to the students' needs), and differentiated product (the resulting products are in the form of written work, some create a video, and others produce a story). The learning evaluation, meanwhile, is conducted through the entire process, and the students' learning outcomes are reinforced with tests, practical assignments, and tasks. ABSTRAK Pembelajaran berdiferensiasi menjadi salah satu dari strategi yang bisa diterapkan dalam pembelajaran di mata Pelajaran pendidikan jasmani, olahraga, dan Kesehatan. Melalui pembelajaran berdiferensiasi peserta didik bisa memilih kebutuhan belajarnya sesuai dengan minat ataupun gaya belajar yang dimiliki. Ada tiga pendekatan yang bisa dilakukan dalam pembelajaran berdiferensiasi disetiap tahapannya yaitu berdiferensiasi konten, berdiferensiasi proses, dan berdiferensisi produk. Tujuan dari penelitian ini untuk melihat penerapan pembelajaran berdiferensiasi di madrasah ibtidaiyah dan evaluasi dalam pembelajaran berdiferensiasi di madrasah ibtidaiyah. Pendekatan penelitain ini menggunakan pendekatan kualitatif, pengumpulan data menggunakan teknik wawancara, observasi, dan dokumentasi. Sementara keabsahan data menggunakan triangulasi. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan pembelajaran berdiferensiasi di madrasah ibtidaiyah yang dilakukan oleh guru melalui tiga tahapan yaitu berdiferensiasi konten (guru menyajikan bahan konten pembelajaran melalui buku dan video pembelajaran), berdiferensiasi proses (guru memberikan variasi pembelajaran dengan dua aktifitas meliputi presentasi kelompok dan permainan sesuai dengan kebutuhan peserta didik), dan berdiferensiasi produk (produk yang dihasilkan berupa tulisan, ada yang membuat dalam bentuk video, dan ada juga dalam bentuk cerita). Sementara evaluasi pembelajarannya dilakukan melalui proses secara utuh dan untuk hasil belajar peserta didik diperkuat dengan tes, praktik, dan tugas.
PENGARUH MODEL PBL BERBANTUAN PERMAINAN CONGKLAK TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP PENJUMLAHAN KELAS II SD Mosa, Theodorus Oliver; Puang, Desi Maria El; Lawotan, Yohanes Ehe
EDUCATIONAL : Jurnal Inovasi Pendidikan & Pengajaran Vol. 5 No. 4 (2025)
Publisher : Pusat Pengembangan Pendidikan dan Penelitian Indonesia (P4I)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51878/educational.v5i4.7695

Abstract

This study aims to determine the effect of the Problem Based Learning (PBL) model assisted by the congklak game on the ability to understand the concept of addition among second grade students at SDK Nita 1. The research employed a quantitative method with an experimental approach using a one-group pretest–posttest design. The sampling technique used was nonprobability sampling with a saturated sampling method, resulting in a total sample of 29 students. The data collection procedure consisted of a pretest, followed by the implementation of the PBL model assisted by the congklak game, and then a posttest. Data analysis included a normality test and a hypothesis test (t-test). The results showed that on the pretest, the minimum score obtained was 50 and the maximum score was 80, with an average score of 64 and a standard deviation of 8.52246. In the posttest, the minimum score obtained was 65 and the maximum score was 96, with an average score of 84 and a standard deviation of 1.34645. The normality test yielded a significance value of 0.147, indicating that the data were normally distributed since Asymp. Sig (2-tailed) > 0.05. The hypothesis test using the t-test showed a significance value (2-tailed) of 0.000 < 0.05, which means that Ha is accepted and Ho is rejected. Thus, it can be concluded that the PBL model assisted by the congklak game has a significant effect on students understanding of the concept of addition in the second grade of SDK Nita 1. ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model PBL berbantuan permainan congklak terhadap kemampuan pemahaman konsep penjumlahan pada siswa kelas II SDK Nita 1. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kuantitatif dengan pendekatan eksperimen melalui desain one group pretest posttest. Teknik pengambilan sampel menggunakan nonprobability sampling dengan metode sampling jenuh sehinggga sampel yang diambil adalah 29 orang. Prosedur pengumpulan data yaitu, tahap pretest, selanjutnya penerapan model PBL berbantuan permainan congklak, dan tahap berikutnya yaitu posttest. Analisis data menggunakan uji normalitas dan uji hipotesis (uji t). Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil pretest, nilai mínimum yang diperoleh yaitu 50, nilai maksimum 80 dengan rata-rata nilai 64 dan estándar deviasi 8.52246. Sementara pada hasil posttest, nilai mínimum yang diperoleh yaitu 65, nilai maksimum 96 dengan rata-rata nilai 84 dan standar deviasi 1.34645. Hasil uji normalitas menunjukkan nilai sig adalah 0,147. Data ini menunjukkan nilai normalitas memenuhi sebaran sebaran normal karena Asymp. Sig (2 tailled) > 0,05. Hasil uji hipótesis dengan menggunakan uji t diketahui nilai signifikansi (2-tailed) sebesar 0.000 < 0,05, maka Ha diterima dan Ho ditolak. Dengan demikian, kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh model PBL berbantuan permainan congklak terhadap kemampuan pemahaman konsep penjumlahan pada siswa kelas II SDK Nita 1.
GAMBARAN PENGETAHUAN SISWI TENTANG PERSONAL HYGIENE SAAT MENSTRUASI DI SLB B YAAT KLATEN Sugita, Sugita; Sitompul, Siti Doharni; Andriyani , Asti
EDUCATIONAL : Jurnal Inovasi Pendidikan & Pengajaran Vol. 5 No. 4 (2025)
Publisher : Pusat Pengembangan Pendidikan dan Penelitian Indonesia (P4I)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51878/educational.v5i4.7807

Abstract

Menstruation is an important phase in the lives of adolescent girls that requires adjustment, particularly in maintaining personal hygiene. This phenomenon is often considered taboo, and the lack of adequate education and facilities, especially for adolescents with disabilities, leads to low knowledge and poor hygiene practices. This study aims to describe the knowledge of adolescent girls regarding personal hygiene during menstruation at SLB B YAAT Klaten, with a focus on age characteristics, menarche experience, and the sources of information used. The research was conducted using a quantitative approach and a descriptive design involving the entire population of adolescent girls who have experienced menstruation at SLB B YAAT Klaten. Data were collected from 40 respondents through a questionnaire and were analyzed descriptively using frequency distribution and percentages. The results showed that the majority of respondents were in early adolescence (ages 10-13 years) at 47.5%, with 52.5% of respondents having experienced menarche. Most respondents obtained health information from their parents (100%), with good knowledge levels in early adolescents at 37.5% and among those who have experienced menarche at 47.5%. The conclusion of this study highlights the significant role of parents in enhancing knowledge about menstrual personal hygiene among deaf adolescent girls. The research recommends the development of inclusive reproductive health education programs, collaboration between schools and healthcare providers, as well as active parental involvement in supporting hygiene behaviors during menstruation. It is hoped that these efforts will increase awareness and improve adolescent girls' knowledge of reproductive health from an early age. ABSTRAKMenstruasi merupakan suatu fase penting dalam kehidupan remaja putri/siswi yang memerlukan penyesuaian, terutama dalam aspek menjaga kebersihan diri (personal hygiene). Fenomena ini sering kali dianggap tabu, dan minimnya edukasi serta fasilitas yang memadai, khususnya bagi remaja putri/siswi penyandang disabilitas, menyebabkan rendahnya pengetahuan serta praktik kebersihan yang baik. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan gambaran pengetahuan remaja putri/siswi tentang personal hygiene saat menstruasi di SLB B YAAT Klaten, dengan fokus pada karakteristik usia, pengalaman menarche, dan sumber informasi yang digunakan. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kuantitatif dan desain deskriptif pada populasi seluruh remaja putri/siswi di SLB B YAAT Klaten. Data diambil dari 40 responden melalui kuesioner dan dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan distribusi frekuensi dan persentase. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas responden berusia remaja awal (10-13 tahun) sebanyak 47,5%, serta 52,5% responden sudah mengalami menarche. Sebagian besar responden memperoleh informasi kesehatan dari orang tua (100%), dengan pengetahuan baik pada remaja awal sebanyak 37,5% dan pada responden yang sudah mengalami menarche sebanyak 47,5%. Kesimpulan dari penelitian ini adalah peran orang tua sangat signifikan dalam meningkatkan pengetahuan tentang personal hygiene menstruasi pada remaja putri/siswi tuna rungu. Penelitian ini menyarankan perlunya pengembangan program edukasi kesehatan reproduksi yang inklusif, kolaborasi antara sekolah dan tenaga kesehatan, serta peran aktif orang tua dalam mendukung perilaku kebersihan selama menstruasi. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran dan pengetahuan remaja putri/siswi (tuna rungu) mengenai kesehatan reproduksi sejak dini.
NAVIGATING DIGITAL LITERACY TO REDUCE CYBERBULLYING IN ADOLESCENTS Indarto, Mukhamad Diki; Huda, Muhammad; Utomo, Imam Aris; Ramadhan, Ari Maulana; Annur, Fauzi
EDUCATIONAL : Jurnal Inovasi Pendidikan & Pengajaran Vol. 5 No. 4 (2025)
Publisher : Pusat Pengembangan Pendidikan dan Penelitian Indonesia (P4I)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51878/educational.v5i4.7810

Abstract

ABSTRACT The rapid advancement of digital technology presents both opportunities and risks for adolescents, one of which is the rising incidence of cyberbullying manifested in forms such as flaming, online harassment, and the dissemination of personal information. This situation affects adolescents’ psychological well-being, physical health, and academic performance, thereby requiring systematic preventive measures. This study aims to examine the role of digital literacy in reducing cyberbullying behavior through a literature review of relevant national and international publications. The selected articles were analyzed using a content analysis approach to identify recurring patterns, key concepts, and effective prevention strategies aligned with the dynamics of adolescents’ digital engagement. The findings indicate that digital literacy not only enhances technical abilities but also strengthens critical thinking skills, ethical awareness, and understanding of privacy protection, all of which directly contribute to reducing aggressive behavior in digital spaces. The review also highlights that school-based digital literacy programs, parental involvement, the use of educational technologies, and regulatory support such as the Electronic Information and Transactions Law (UU ITE) positively influence adolescents’ resilience against online threats. However, challenges such as unequal infrastructure readiness, varying literacy levels, and limited intensive supervision remain obstacles to optimal implementation. Overall, the study concludes that collaboration among educational institutions, families, the government, and digital platform providers serves as a fundamental basis for creating a safe, ethical, and supportive digital ecosystem for adolescent development. ABSTRAK Kemajuan teknologi digital yang berlangsung cepat menghadirkan peluang sekaligus risiko bagi remaja, salah satunya meningkatnya kasus cyberbullying yang muncul dalam bentuk flaming, pelecehan daring, dan penyebaran data pribadi. Situasi ini berdampak pada kondisi psikologis, kesehatan fisik, serta prestasi akademik remaja, sehingga diperlukan langkah pencegahan yang sistematis. Penelitian ini bertujuan mengkaji peran literasi digital dalam menekan perilaku cyberbullying melalui tinjauan pustaka terhadap berbagai publikasi nasional dan internasional yang relevan. Artikel-artikel terpilih dianalisis menggunakan pendekatan analisis isi untuk menelusuri pola temuan, konsep kunci, dan strategi pencegahan yang sesuai dengan dinamika aktivitas digital remaja. Hasil kajian menunjukkan bahwa literasi digital tidak hanya meningkatkan kemampuan teknis, tetapi juga memperkuat kecakapan berpikir kritis, kesadaran etis, dan pemahaman mengenai perlindungan privasi, yang secara langsung berkontribusi mengurangi kecenderungan perilaku agresif di ruang digital. Temuan juga menegaskan bahwa implementasi program literasi digital di sekolah, keterlibatan orang tua, pemanfaatan teknologi edukatif, serta dukungan regulasi seperti UU ITE berpengaruh positif dalam membangun ketahanan remaja terhadap ancaman dunia maya. Adapun hambatan berupa kesenjangan infrastruktur, perbedaan tingkat literasi, dan terbatasnya pendampingan intensif masih menjadi faktor penghambat. Secara keseluruhan, studi ini menyimpulkan bahwa kolaborasi antara institusi pendidikan, keluarga, pemerintah, dan penyedia platform digital merupakan fondasi utama untuk mewujudkan ekosistem digital yang aman, etis, dan mendukung perkembangan remaja.
IMPLEMENTASI KURIKULUM DEEP LEARNING PADA PEMBELAJARAN KITAB KUNING DI PONDOK PESANTREN Albab, Muhammad Ulul; Putra P, Heldy Ramadhan
EDUCATIONAL : Jurnal Inovasi Pendidikan & Pengajaran Vol. 5 No. 4 (2025)
Publisher : Pusat Pengembangan Pendidikan dan Penelitian Indonesia (P4I)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51878/educational.v5i4.7812

Abstract

ABSTRACT The development of digital technology has encouraged Islamic boarding schools (pesantren) to adapt their learning methods to remain relevant, including in the teaching of the Kitab Kuning, which has traditionally relied on conventional instructional approaches. This study focuses on the implementation of a deep learning curriculum in the Kitab Kuning learning process at Pondok Pesantren Syarifatul Ulum Katerban and examines its contribution to improving students’ learning quality. A qualitative case study design was employed, involving in-depth interviews, participatory observations, and curriculum document analysis to obtain a comprehensive understanding of the pedagogical practices. The findings reveal that the integration of mindful learning, meaningful learning, and joyful learning principles enhances students’ engagement and fosters more reflective and meaningful learning experiences. The use of artificial intelligence technologies such as adaptive learning systems and the digitalisation of the Kitab Kuning also enriches the learning process, although challenges remain in terms of infrastructure readiness and teachers’ digital literacy. Overall, the implementation of the deep learning curriculum has strengthened students’ conceptual understanding, critical thinking skills, character development, and digital literacy, thereby offering new directions for the advancement of pesantren-based education in the digital era. ABSTRAK Perkembangan teknologi digital mendorong pesantren untuk menyesuaikan metode pembelajaran agar tetap relevan, termasuk dalam pengajaran Kitab Kuning yang selama ini menggunakan pendekatan tradisional. Penelitian ini berfokus pada implementasi kurikulum deep learning dalam pembelajaran Kitab Kuning di Pondok Pesantren Syarifatul Ulum Katerban serta kontribusinya terhadap peningkatan kualitas belajar santri. Studi ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan desain studi kasus melalui wawancara mendalam, observasi partisipatif, dan analisis dokumen kurikulum untuk memperoleh pemahaman menyeluruh mengenai praktik pembelajaran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa integrasi prinsip mindful learning, meaningful learning, dan joyful learning mampu meningkatkan keterlibatan santri serta mendorong terbentuknya pengalaman belajar yang lebih reflektif dan bermakna. Pemanfaatan teknologi kecerdasan buatan seperti sistem pembelajaran adaptif dan digitalisasi Kitab Kuning juga memberikan nilai tambah dalam proses belajar, meskipun masih menghadapi kendala pada aspek infrastruktur dan literasi digital guru. Secara keseluruhan, implementasi kurikulum deep learning terbukti memperkuat pemahaman konseptual, keterampilan berpikir kritis, serta pengembangan karakter dan literasi digital santri, sehingga menawarkan arah baru bagi pengembangan pembelajaran pesantren di era digital.