cover
Contact Name
Yogi Setiawan
Contact Email
jurnal.P4I@gmail.com
Phone
+62851733700892
Journal Mail Official
jurnal.P4I@gmail.com
Editorial Address
Lingkungan Handayanai, Kel. Leneng, Kec. Praya, Kab. Lombok Tengah
Location
Unknown,
Unknown
INDONESIA
EDUCATIONAL: Jurnal Inovasi Pendidikan dan Pengajaran
ISSN : 27752585     EISSN : 27752593     DOI : https://doi.org/10.51878/educational.v4i4
Core Subject : Education,
Jurnal ini berisi artikel hasil pemikiran dan penelitian yang ditulis oleh para guru, dosen, pakar, ilmuwan, praktisi, dan pengkaji dalam semua disiplin ilmu yang berkaitan dengan pedidikan dan pengajaran.
Arjuna Subject : Umum - Umum
Articles 282 Documents
ANALISIS IMPLEMENTASI MANAJEMEN BERBASIS GUGUS (MBG) Kurniawan, Bayu Tri; M.Munadi; Putra P, Heldy Ramadhan
EDUCATIONAL : Jurnal Inovasi Pendidikan & Pengajaran Vol. 5 No. 4 (2025)
Publisher : Pusat Pengembangan Pendidikan dan Penelitian Indonesia (P4I)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51878/educational.v5i4.7814

Abstract

ABSTRACT This study is driven by the need of the madrasah to improve the quality of learning, student services, and institutional governance through strengthening collaboration-based management. MTs Negeri 3 Karanganyar, as a large madrasah with a high number of students, faces challenges related to coordination across units, consistency in instructional supervision, and the effectiveness of quality monitoring systems. This study aims to analyze the implementation of Cluster-Based Management (CBM) as a management model that emphasizes structured teamwork through the establishment of academic, student affairs, and governance clusters. Using a descriptive qualitative approach with a case study design, data were collected through in-depth interviews, participatory observations, and document reviews. The analysis focused on the CBM structure, planning processes, implementation, evaluation, as well as the identification of impacts and implementation barriers. The findings show that CBM enhances teacher coordination, strengthens academic supervision, improves quality documentation, and accelerates student services. However, its implementation still faces obstacles such as limited training, varied competencies among cluster members, and suboptimal digital-based monitoring. The study concludes that CBM contributes significantly to improving madrasah quality when supported by strengthened human resource capacity and continuous evaluation. ABSTRAK Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kebutuhan madrasah untuk meningkatkan mutu pembelajaran, layanan peserta didik, dan tata kelola kelembagaan melalui penguatan manajemen berbasis kolaborasi. MTs Negeri 3 Karanganyar sebagai madrasah dengan jumlah peserta didik besar menghadapi tantangan koordinasi antarunit, konsistensi supervisi pembelajaran, serta efektivitas pemantauan mutu. Penelitian ini bertujuan menganalisis implementasi Manajemen Berbasis Gugus (MBG) sebagai model manajemen yang tekanan kerja tim terstruktur melalui pembentukan gugus akademik, gugus kesiswaan, dan gugus tata kelola. Penelitian menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dengan desain studi kasus, dengan data yang diperoleh melalui wawancara mendalam, observasi partisipatif, dan studi dokumen. Analisis difokuskan pada struktur MBG, proses perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, serta identifikasi dampak dan hambatan implementasinya. Hasil menunjukkan bahwa MBG mampu meningkatkan koordinasi guru, memperkuat supervisi akademik, memperbaiki dokumentasi mutu, dan mempercepat layanan peserta didik. Namun dalam pelaksanaannya masih menghadapi kendala berupa keterbatasan pelatihan, variasi kompetensi anggota gugus, serta kurang optimalnya digitalisasi monitoring. Penelitian menyimpulkan bahwa MBG memberikan kontribusi yang signifikan terhadap peningkatan mutu madrasah disertai penguatan kapasitas SDM dan evaluasi berkelanjutan.
BUDAYA BERSALAMAN SEBAGAI BAGIAN DARI PERILAKU DAN BUDAYA ORGANISASI DALAM INTERAKSI PESERTA DIDIK DAN GURU Heavyawan, Edwin Ridho; Rohmadi, Syamsul Huda
EDUCATIONAL : Jurnal Inovasi Pendidikan & Pengajaran Vol. 5 No. 4 (2025)
Publisher : Pusat Pengembangan Pendidikan dan Penelitian Indonesia (P4I)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51878/educational.v5i4.7815

Abstract

ABSTRACT The handshake culture is a common behavioral practice found in educational environments, which not only reflects values of respect but also strengthens relationships among individuals within the institution. This study aims to examine the implementation of the handshake culture at MTs Negeri 2 Karanganyar, as well as to identify its relationship with individual behavior, organizational culture, and its impact on national education quality. In this context, the handshake culture is more than a daily habit; it becomes an integral part of the value system applied in the school. Through the practice of handshaking, a conducive atmosphere is created for students’ character development, fostering discipline and enhancing positive interactions among teachers, students, and school staff. This research employs a qualitative method with a case study approach involving observations, interviews, and document analysis. The findings show that the handshake culture implemented at MTs Negeri 2 Karanganyar not only supports the creation of more harmonious relationships within the school community but also increases trust and individual commitment toward organizational goals. Thus, this culture becomes an essential element in creating a better educational environment, which in turn can improve overall education quality. The study suggests that handshake culture should be considered as part of organizational culture development strategies in other schools in Indonesia to support the enhancement of more inclusive and morally grounded education quality. ABSTRAK Budaya bersalaman merupakan salah satu bentuk perilaku yang sering dijumpai di lingkungan pendidikan, yang tidak hanya mencerminkan nilai penghormatan, tetapi juga dapat mempererat hubungan antar individu di dalamnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji implementasi budaya bersalaman di MTs Negeri 2 Karanganyar, serta mengidentifikasi hubungan antara budaya tersebut dengan perilaku dan budaya organisasi, dan dampaknya terhadap mutu pendidikan nasional. Dalam konteks ini, budaya bersalaman lebih dari sekedar kebiasaan sehari-hari, tetapi juga menjadi bagian integral dari sistem nilai yang diterapkan di sekolah. Melalui budaya bersalaman, tercipta suasana yang kondusif bagi perkembangan karakter siswa, membentuk kedisiplinan, dan memperkuat interaksi positif antara guru, siswa, serta staf sekolah. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus yang melibatkan observasi, wawancara, dan analisis dokumen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa budaya bersalaman yang diterapkan di MTs Negeri 2 Karanganyar tidak hanya mendukung terciptanya hubungan yang lebih harmonis antara pihak sekolah, tetapi juga meningkatkan kepercayaan dan komitmen individu terhadap tujuan organisasi. Dengan demikian, budaya ini menjadi salah satu elemen penting dalam menciptakan lingkungan pendidikan yang lebih baik, yang pada gilirannya dapat mendongkrak mutu pendidikan secara keseluruhan. Penelitian ini menyarankan agar budaya bersalaman dijadikan bagian dari strategi pengembangan budaya organisasi di sekolah-sekolah lain di Indonesia, untuk mendukung peningkatan mutu pendidikan yang lebih inklusif dan berbasis pada nilai-nilai moral yang kuat.
REPRESENTASI EMOSI DAN MAKNA RELIGIUS DALAM TUTURAN ENZY STORIA PADA PODCAST “DANIEL TETANGGA KAMU”: KAJIAN PSIKOLINGUISTIK Tachi, Lely Nur; Suroso, Eko
EDUCATIONAL : Jurnal Inovasi Pendidikan & Pengajaran Vol. 5 No. 4 (2025)
Publisher : Pusat Pengembangan Pendidikan dan Penelitian Indonesia (P4I)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51878/educational.v5i4.7827

Abstract

This research aims to analyze the representation of emotions and religious meanings in Enzy Storia's speech on the Daniel Neighbor Kamu podcast episode "Through Tahajud Prayer, Enzy Storia Receives God's Miracles?". This study is based on a psycholinguistic approach that focuses on the relationship between the speaker's psychological processes and linguistic forms in oral communication. The research data was in the form of a transcript of a conversation between Enzy Storia and Daniel Mananta which was analyzed qualitatively descriptively with the technique of interpreting the meaning and context of speech. The results of the study showed that Enzy's linguistic expression reflected multi-layered emotional dynamics, starting from confusion, sadness, to the achievement of spiritual calm. Diction choices such as "I'm sincere" and "Oh Allah, if this is my way" show a change in self-perception from the crisis phase to religious acceptance. Through language, Enzy emphasizes the shift in emotional orientation from suffering to sincerity, as well as showing the function of language as a medium of psychological healing. This research proves that religious language is not only a means of expression of faith, but also a therapeutic instrument that helps individuals reorganize emotional and spiritual balance. Thus, Enzy's speech becomes an authentic representation of the relationship between language, emotions, and faith that reinforce each other in modern human communication. ABSTRAK Penelitian ini bertujuan menganalisis representasi emosi dan makna religius dalam tuturan Enzy Storia pada podcast Daniel Tetangga Kamu episode “Lewat Doa Tahajud, Enzy Storia Terima Mujizat Tuhan?”. Kajian ini berlandaskan pendekatan psikolinguistik yang menitikberatkan pada hubungan antara proses psikologis penutur dan bentuk linguistik dalam komunikasi lisan. Data penelitian berupa transkrip percakapan antara Enzy Storia dan Daniel Mananta yang dianalisis secara kualitatif-deskriptif dengan teknik interpretasi makna dan konteks tuturan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekspresi linguistik Enzy mencerminkan dinamika emosi yang berlapis, dimulai dari kebingungan, kesedihan, hingga pencapaian ketenangan spiritual. Pilihan diksi seperti “aku ikhlasin aja” dan “Ya Allah, kalau memang ini jalan aku” menunjukkan perubahan persepsi diri dari fase krisis menuju penerimaan religius. Melalui bahasa, Enzy menegaskan pergeseran orientasi emosional dari penderitaan menjadi keikhlasan, serta memperlihatkan fungsi bahasa sebagai media penyembuhan psikologis. Penelitian ini membuktikan bahwa bahasa religius tidak hanya sarana ekspresi keimanan, tetapi juga instrumen terapeutik yang membantu individu menata kembali keseimbangan emosional dan spiritual. Dengan demikian, tuturan Enzy menjadi representasi autentik hubungan antara bahasa, emosi, dan iman yang saling memperkuat dalam komunikasi manusia modern.
EKSPLORASI MAKNA "TEMAN BELAJAR" BAGI SISWA KELAS II SD DALAM MEMBANGUN SEMANGAT BELAJAR Suhermi, Lulut; Restalia, Winda; Ani, Ani
EDUCATIONAL : Jurnal Inovasi Pendidikan & Pengajaran Vol. 5 No. 4 (2025)
Publisher : Pusat Pengembangan Pendidikan dan Penelitian Indonesia (P4I)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51878/educational.v5i4.7839

Abstract

Learning enthusiasm is a crucial factor in the academic achievement of elementary school students. In the second grade, social interactions with peers begin to play a significant role. This study focuses on understanding the meaning of "study buddy" from the students' own perspective and its contribution to building learning enthusiasm. It explores the meaning of "study buddy" and describes the role of study buddy in building learning enthusiasm according to second grade elementary school students. This study uses a qualitative approach with a phenomenological method. Data collection was conducted through passive participant observation and semi-structured in-depth interviews with 8 second grade elementary school students selected using a purposive sampling technique. Data were analyzed using the Miles and Huberman data analysis model (data reduction, data presentation, and conclusion drawing). The research findings reveal three main themes. First, study buddy is interpreted as a "partner in difficulty" who is there to help each other with assignments. Second, study buddy as a "source of encouragement" through behaviors such as inviting, waiting, and providing verbal motivation. Third, study buddy as a "playmate" who makes the learning process feel fun and not boring. For second-grade elementary school students, a "study buddy" is not just a nearby individual, but rather a figure who provides academic, emotional, and social support. The presence of a study buddy creates a safe, enjoyable, and supportive learning environment, which ultimately significantly builds and maintains their enthusiasm for learning. The implications of this research can be considered by teachers to further encourage and design collaborative learning activities. ABSTRAKSemangat belajar merupakan faktor krusial dalam pencapaian akademik siswa sekolah dasar. Di jenjang kelas II SD, interaksi sosial dengan teman sebaya mulai memegang peran penting. Penelitian ini berfokus untuk memahami makna "teman belajar" dari perspektif siswa itu sendiri dan kontribusinya dalam membangun semangat belajar. Mengeksplorasi makna "teman belajar" dan mendeskripsikan peran yang dijalankan teman belajar dalam membangun semangat belajar menurut siswa kelas II SD. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode fenomenologi. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi partisipan pasif dan wawancara mendalam secara semi-terstruktur terhadap 8 siswa kelas II SD yang dipilih dengan teknik purposive sampling. Data dianalisis menggunakan teknik analisis data model Miles dan Huberman (reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan). Temuan penelitian mengungkap tiga tema utama. Pertama, teman belajar dimaknai sebagai "partner dalam kesulitan" yang hadir untuk saling membantu mengerjakan tugas. Kedua, teman belajar sebagai "sumber semangat" melalui perilaku mengajak, menunggu, dan memberikan motivasi verbal. Ketiga, teman belajar sebagai "teman bermain" yang menjadikan proses belajar terasa menyenangkan dan tidak membosankan. Bagi siswa kelas II SD, "teman belajar" bukan hanya sekadar individu yang berada di dekatnya, melainkan sebuah figur yang memberikan dukungan akademik, emosional, dan sosial. Keberadaan teman belajar menciptakan lingkungan belajar yang aman, menyenangkan, dan saling mendukung, yang pada akhirnya secara signifikan membangun dan menjaga semangat belajar mereka. Implikasi dari penelitian ini dapat menjadi pertimbangan bagi guru untuk lebih mendorong dan merancang aktivitas pembelajaran kolaboratif.
ETIKA KEILMUAN DAN TANGGUNG JAWAB INTELEKTUAL GURU: ANALISIS KRITIS TERHADAP KODE ETIK PENDIDIK Setianingsih, Setianingsih; Mas’ula, Siti; Arifin, Slamet
EDUCATIONAL : Jurnal Inovasi Pendidikan & Pengajaran Vol. 5 No. 4 (2025)
Publisher : Pusat Pengembangan Pendidikan dan Penelitian Indonesia (P4I)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51878/educational.v5i4.7840

Abstract

This study aims to critically analyze the Indonesian Teacher's Code of Ethics in relation to scientific ethics and the intellectual responsibility of teachers. As central figures in the nation's intellectual development, teachers are required not only to possess pedagogical competence but also high moral and intellectual integrity. This research uses a literature study method with a qualitative analysis approach. The results indicate that the Indonesian Teacher's Code of Ethics has covered the basic principles of professional ethics, yet several aspects related to scientific ethics and intellectual responsibility have not been explicitly and thoroughly articulated. Some identified weaknesses include a lack of emphasis on a research culture, scientific publications, and the moral courage to convey scientific truths that may be unpopular. This study recommends the strengthening and continuous socialization of the importance of scientific ethics and intellectual responsibility for teachers, as well as the need to review the Indonesian Teacher's Code of Ethics to be more adaptive to the challenges of the times and the development of science. ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk menganalisis secara kritis Kode Etik Guru Indonesia dalam kaitannya dengan etika keilmuan dan tanggung jawab intelektual guru. Sebagai pemegang peran sentral dalam pencerdasan bangsa, guru tidak hanya dituntut memiliki kompetensi pedagogik, tetapi juga integritas moral dan intelektual yang tinggi. Penelitian ini menggunakan metode studi literatur dengan pendekatan analisis kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kode Etik Guru Indonesia telah mencakup prinsip-prinsip dasar etika profesi, namun beberapa aspek terkait etika keilmuan dan tanggung jawab intelektual belum terartikulasi secara eksplisit dan mendalam. Beberapa kelemahan yang teridentifikasi antara lain kurangnya penekanan pada budaya meneliti, publikasi ilmiah, dan keberanian moral dalam menyampaikan kebenaran ilmiah yang mungkin tidak populer. Penelitian ini merekomendasikan adanya penguatan dan sosialisasi berkelanjutan mengenai pentingnya etika keilmuan dan tanggung jawab intelektual bagi guru, serta perlunya peninjauan kembali Kode Etik Guru Indonesia agar lebih adaptif dengan tantangan zaman dan perkembangan ilmu pengetahuan.
INTERNALISASI NILAI KEBERKAHAN MELALUI KEGIATAN EDUPRENEURSHIP ISLAMI DI MI SALAFIYAH DADIREJO Atiyah, Atiyah; Salim, Muhlisin; Bambang, Bambang
EDUCATIONAL : Jurnal Inovasi Pendidikan & Pengajaran Vol. 5 No. 4 (2025)
Publisher : Pusat Pengembangan Pendidikan dan Penelitian Indonesia (P4I)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51878/educational.v5i4.7841

Abstract

This study aims to analyze the process of internalizing the value of blessing through Islamic edupreneurship activities and its impact on the character of students at MI Salafiyah Dadirejo. Methods: This study used a qualitative approach with a case study. Data collection techniques included participant observation, in-depth interviews with the principal, teachers, students, and parents, and documentation studies. Data analysis used the Miles and Huberman interactive model, which includes data reduction, data presentation, and conclusion drawing. The results indicate that the internalization of the value of blessing in Islamic edupreneurship activities at MI Salafiyah Dadirejo occurs through three main stages: (1) the Value Transformation Stage, where the values ??of honesty (amanah), work ethic (jihad), and social concern (sadaqah) begin in business planning; (2) the Value Transaction Stage, which occurs during a market simulation (Market Day) where students not only engage in buying and selling transactions but also practice greetings, gratitude, and sharing profits; and (3) the Transinternalization Stage, where post-activity reflection and habituation instill the understanding that blessed sustenance is not only about quantity, but also about its usefulness and God's pleasure. As a result, students not only become more independent and self-confident, but also demonstrate a higher level of gratitude, honesty, and caring. This study provides a concrete perspective on how Islamic spiritual values, particularly "blessing," can be systematically internalized through an entrepreneurial approach at the elementary education level, contributing to the development of an independent and meaningful educational ecosystem. ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk menganalisis proses internalisasi nilai keberkahan melalui kegiatan edupreneurship Islami serta dampaknya terhadap karakter peserta didik di MI Salafiyah Dadirejo. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis studi kasus. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui observasi partisipan, wawancara mendalam dengan kepala madrasah, guru, peserta didik, dan orang tua, serta studi dokumentasi. Analisis data menggunakan model interaktif Miles dan Huberman yang meliputi reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa internalisasi nilai keberkahan dalam kegiatan edupreneurship Islami di MI Salafiyah Dadirejo dilakukan melalui tiga tahap utama: (1) Tahap Transformasi Nilai, dimana nilai-nilai kejujuran (amanah), etos kerja (jihad), dan kepedulian sosial (sadaqah) diintegrasikan dalam perencanaan bisnis; (2) Tahap Transaksi Nilai, yang terjadi selama simulasi pasar (Market Day) dimana peserta didik tidak hanya bertransaksi jual-beli tetapi juga praktik salam, syukur, dan berbagi keuntungan; dan (3) Tahap Transinternalisasi, dimana refleksi dan pembiasaan pasca-kegiatan menanamkan pemahaman bahwa rezeki yang berkah bukan hanya tentang jumlah, tetapi tentang kebermanfaatan dan keridhaan Allah. Dampaknya, peserta didik tidak hanya menjadi lebih mandiri dan percaya diri, tetapi juga menunjukkan sikap syukur, jujur, dan kepedulian yang lebih tinggi. Studi ini memberikan perspektif konkret tentang bagaimana nilai-nilai spiritual Islami, khususnya "keberkahan", dapat diinternalisasikan secara sistematis melalui pendekatan kewirausahaan di tingkat pendidikan dasar, yang berkontribusi pada pengembangan ekosistem pendidikan yang mandiri dan bermakna.
PENDIDIKAN ISLAM MODERAT DAN IMPLIKASINYA PERSPEKTIF KH. ALI MAKSUM Laksono, Dimas Setiadi; Shohib, Muhammad
EDUCATIONAL : Jurnal Inovasi Pendidikan & Pengajaran Vol. 5 No. 4 (2025)
Publisher : Pusat Pengembangan Pendidikan dan Penelitian Indonesia (P4I)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51878/educational.v5i4.7842

Abstract

The escalation of radicalism and intolerance in Indonesia demands a transformation of the educational paradigm capable of bridging the polarization between conservative and liberal religious thought. This study aims to explore the concept of moderate Islamic education from the perspective of KH. Ali Maksum and analyze its implications for the development of the national Islamic education system. Using a qualitative approach with a literature study design, this study examines in-depth the authoritative works of this figure, particularly the book "Hujjah Ahlus Sunnah wal Jamaah," through content and historical analysis techniques. The main findings indicate that KH. Ali Maksum's construction of moderation is built on a proportional balance between intellectual and spiritual dimensions, which includes tolerance for differences in jurisprudence (ikhtilaf), strengthening rational faith, and prioritizing social piety. The implications of this thinking for education in Indonesia include the urgency of integrating religious and science curricula, instilling inclusive values, and strengthening character based on global ethics. This study concludes that the pedagogical ideas of KH. Ali Maksum offers a comprehensive framework as a theological bulwark against extremism, while simultaneously positioning educational institutions as laboratories of moderation, effectively producing a generation of adaptability, integrity, and the ability to maintain harmony in a multicultural society. ABSTRAKEskalasi radikalisme dan intoleransi di Indonesia menuntut transformasi paradigma pendidikan yang mampu menjembatani polarisasi antara pemikiran keagamaan konservatif dan liberal. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi konsep pendidikan Islam moderat perspektif KH. Ali Maksum serta menganalisis implikasinya bagi pengembangan sistem pendidikan Islam nasional. Menggunakan pendekatan kualitatif dengan desain studi kepustakaan, penelitian ini menelaah secara mendalam karya-karya otoritatif tokoh, khususnya kitab Hujjah Ahlus Sunnah wal Jamaah, melalui teknik analisis isi dan sejarah. Temuan utama menunjukkan bahwa konstruksi moderasi KH. Ali Maksum dibangun di atas keseimbangan proporsional antara dimensi intelektual dan spiritual, yang mencakup sikap toleran terhadap perbedaan fikih (ikhtilaf), penguatan akidah yang rasional, serta prioritas pada kesalehan sosial. Implikasi pemikiran tersebut terhadap pendidikan di Indonesia meliputi urgensi integrasi kurikulum ilmu agama dan sains, penanaman nilai inklusivitas, serta penguatan karakter berbasis etika global. Penelitian ini menyimpulkan bahwa gagasan pedagogis KH. Ali Maksum menawarkan kerangka kerja komprehensif sebagai benteng teologis melawan ekstremisme, sekaligus memposisikan institusi pendidikan sebagai laboratorium moderasi yang efektif mencetak generasi adaptif, berintegritas, dan mampu merawat harmoni dalam masyarakat multikultural.
EXPLORING THE USE OF YOUTUBE VIDEOS WITH TEXTS AND WITHOUT TEXTS IN TEACHING LISTENING TO BEGINNER EFL STUDENTS Amalia, Najwa Rizki; Purmasari, Siti Fatimah; Asri, Diar Mukti; Ramadhanti, Nisrina Farida; Ningrum, Cahaya; Syahid, Abdul
EDUCATIONAL : Jurnal Inovasi Pendidikan & Pengajaran Vol. 5 No. 4 (2025)
Publisher : Pusat Pengembangan Pendidikan dan Penelitian Indonesia (P4I)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51878/educational.v5i4.7843

Abstract

This study aims to explore the use of YouTube videos, both with and without subtitles, in teaching listening skills to beginner-level EFL learners. The research is motivated by the evolution of digital technology, which provides new opportunities in language learning, particularly through video media that integrates audio, visual, and textual elements. A quasi- experimental method with a pretest-posttest nonequivalent control group design was employed. The subjects consisted of 73 8th-grade students at Berkah Integrated Junior High School, divided into two groups: an experimental class using videos with subtitles and a control class using videos without subtitles. Data were collected from the results of the pretest and posttest, analyzed using descriptive statistics and an independent t-test at a 0.05 significance level. The results indicated no statistically significant difference between the two groups (t = –1.720; p = 0.090). However, descriptively, the group without subtitles showed an increase in scores, while the group with subtitles experienced a slight decrease. This finding suggests that the use of subtitles might increase the cognitive load for beginner students as they have to divide their attention between reading the text and listening to the audio. Conversely, videos without subtitles allow students to fully focus on aural input. Therefore, the application of subtitles should be adjusted according to students' proficiency levels to avoid hindering the comprehension process. ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi penggunaan video YouTube dengan teks (subtitle) dan tanpa teks dalam pengajaran keterampilan menyimak (listening) bagi siswa EFL tingkat pemula. Latar belakang penelitian ini berangkat dari perkembangan teknologi digital yang membuka peluang baru dalam pembelajaran bahasa, salah satunya melalui media video yang memadukan unsur audio, visual, dan teks. Metode yang digunakan adalah quasi- eksperimen dengan desain pretest-posttest nonequivalent control group. Subjek penelitian terdiri atas 73 siswa kelas VIII di Berkah Integrated Junior High School yang dibagi menjadi dua kelompok: kelas eksperimen menggunakan video dengan teks dan kelas kontrol menggunakan video tanpa teks. Data diperoleh dari hasil pretest dan posttest yang dianalisis menggunakan statistik deskriptif dan uji-t independen dengan taraf signifikansi 0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan signifikan antara kedua kelompok (t = –1.720; p = 0.090). Namun, secara deskriptif, kelompok tanpa teks menunjukkan peningkatan skor, sedangkan kelompok dengan teks mengalami sedikit penurunan. Temuan ini mengindikasikan bahwa penggunaan subtitle dapat menambah beban kognitif bagi siswa pemula karena mereka harus membagi perhatian antara membaca teks dan mendengarkan audio. Sebaliknya, video tanpa teks memungkinkan siswa fokus pada input pendengaran secara penuh. Dengan demikian, penggunaan subtitle sebaiknya disesuaikan dengan tingkat kemahiran siswa agar tidak menghambat proses pemahaman.
JARINGAN ULAMA NUSANTARA: PERAN INTELEKTUAL DALAM MEMBENTUK PERADABAN MELAYU-ISLAM Niswah, Choirun; Putra, Aldo; Anggraina, Rina; Rahmadani, Angel
EDUCATIONAL : Jurnal Inovasi Pendidikan & Pengajaran Vol. 5 No. 4 (2025)
Publisher : Pusat Pengembangan Pendidikan dan Penelitian Indonesia (P4I)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51878/educational.v5i4.7844

Abstract

Islam in the Indonesian archipelago emerged as a transformative force that not only touched on spiritual aspects but also profoundly reconstructed the social and intellectual structures of society. This research focuses on the strategic role of the Indonesian ulama network as a key intellectual agent in shaping the foundations of a distinctive Malay-Islamic civilization. Using a qualitative approach with descriptive-analytical literature study methods, this study examines historical literature on the dynamics of ulama thought and the transmission of knowledge. The study's findings indicate that ulama acted not only as propagators of religion but also as cultural mediators, integrating universal Islamic values ??with local wisdom through a harmonious process of acculturation. This network also played a vital role in standardizing the Malay language as a lingua franca for scholarship and establishing basic educational institutions such as Islamic boarding schools (pesantren), which became pillars of the modernization of the Muslim community. The main conclusion emphasizes that this intellectual synergy has given birth to a unique, moderate, and adaptive Malay-Islamic civilizational identity, in which ulama successfully bridged global and local traditions, thus strengthening the existence of Islam as a central element in the history of Southeast Asian civilization. ABSTRAKIslam di kawasan Nusantara hadir sebagai kekuatan transformatif yang tidak hanya menyentuh aspek spiritual, tetapi juga merekonstruksi struktur sosial dan intelektual masyarakat secara mendalam. Penelitian ini memfokuskan kajian pada peran strategis jaringan ulama Nusantara sebagai agen intelektual kunci dalam membentuk fondasi peradaban Melayu-Islam yang distingtif. Menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kepustakaan yang bersifat deskriptif-analitis, penelitian ini menelaah literatur historis mengenai dinamika pemikiran dan transmisi keilmuan ulama. Temuan studi menunjukkan bahwa para ulama tidak hanya bertindak sebagai penyebar agama, tetapi juga sebagai mediator kultural yang mengintegrasikan nilai-nilai Islam universal dengan kearifan lokal melalui proses akulturasi yang harmonis. Jaringan ini juga berperan vital dalam membakukan bahasa Melayu sebagai lingua franca keilmuan serta mendirikan lembaga pendidikan basis seperti pesantren yang menjadi pilar modernisasi umat. Simpulan utama menegaskan bahwa sinergi intelektual ini telah melahirkan identitas peradaban Melayu-Islam yang unik, moderat, dan adaptif, di mana ulama berhasil menjembatani tradisi global dan lokal, sehingga memperkokoh eksistensi Islam sebagai elemen sentral dalam sejarah peradaban Asia Tenggara.
PERAN TOKOH ADAT DALAM MEMBERI NASEHAT NEKHAHKEN UNTUK MEMBANTU KEMATANGAN EMOSIONAL CALON PENGANTIN DI DESA KUTARIH KECAMATAN BABUSSALAM Umaiyah, Salsabila; NK, Mahdi; Indra, Syaiful
EDUCATIONAL : Jurnal Inovasi Pendidikan & Pengajaran Vol. 5 No. 4 (2025)
Publisher : Pusat Pengembangan Pendidikan dan Penelitian Indonesia (P4I)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51878/educational.v5i4.7849

Abstract

The Marriage is not merely the union of two individuals but also a social bond rich in cultural and religious values. In many regions of Indonesia, particularly among the Gayo community in Kutarih Village, Babussalam Subdistrict, this tradition holds profound significance. This study aims to analyze the role of traditional leaders in the nasehat nekhahken tradition for prospective brides and grooms in Kutarih Village, Babussalam Subdistrict. The research employs a descriptive qualitative method with an ethnographic approach through interviews, observations, and documentation. The findings reveal that traditional leaders play a central role as guardians of moral values, mediators between Islamic teachings and local wisdom, and social educators through the oral art of tangis dilo. The tradition serves not only as premarital advice but also as a medium for character education and social control that fosters emotional readiness among couples. However, modernization and weak regeneration have led to shifts in the role of traditional leaders, necessitating innovation in delivery methods and media. The relevance of nasehat nekhahken remains strong due to its universal values and regional regulatory support. Therefore, revitalization and digitalization of this tradition are essential to sustain its socio-cultural function as a moral and familial resilience instrument in the modern era. ABSTRAK Pernikahan bukan hanya penyatuan dua insan, tetapi juga ikatan sosial yang sarat nilai budaya dan agama. Di banyak daerah di Indonesia, khususnya masyarakat Gayo di Desa Kutarih Kecamatan Babussalam. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis peran tokoh adat dalam tradisi nasehat nekhahken kepada calon pengantin di Desa Kutarih, Kecamatan Babussalam. Metode yang digunakan adalah kualitatif deskriptif dengan pendekatan etnografis melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tokoh adat memiliki peran sentral sebagai penjaga nilai moral, mediator antara ajaran Islam dan kearifan lokal, serta pendidik sosial melalui seni tutur tangis dilo. Tradisi ini tidak hanya berfungsi sebagai nasihat pranikah, tetapi juga sebagai sarana pendidikan karakter dan kontrol sosial yang membentuk kesiapan emosional calon pengantin. Namun, modernisasi dan lemahnya regenerasi menyebabkan pergeseran peran tokoh adat, sehingga diperlukan inovasi dalam metode dan media penyampaian. Relevansi nasehat nekhahken tetap terjaga karena nilai-nilainya yang universal dan didukung oleh regulasi daerah. Oleh karena itu, revitalisasi dan digitalisasi tradisi ini penting untuk menjaga keberlanjutan fungsi sosial-budayanya sebagai instrumen pembinaan moral dan ketahanan keluarga di era modern.