cover
Contact Name
Erick Erianto Arif
Contact Email
ariferickerianto@gmail.com
Phone
085214902659
Journal Mail Official
medilabumwkdi2025@gmail.com
Editorial Address
Jl. Jend. A.H. Nasution. No. 37, Kambu, Kota Kendari, Sulawesi Tenggara, Mandala Waluya Kendari
Location
Kota kendari,
Sulawesi tenggara
INDONESIA
Jurnal MediLab Mandala Waluya
ISSN : 25804073     EISSN : 26851113     DOI : https://doi.org/10.54883/
Core Subject : Science,
Jurnal Medilab merupakan media yang diharapkan dapat menjadi wadah bagi dosen baik di lingkup prodi Program studi D-IV Analis Kesehatan atau Teknologi Laboratorium Medik, institusi lokal maupun nasional untuk mempublikasikan hasil-hasil penelitiannya di berbagai disiplin ilmu khususnya dalam bidang Medical Sains dan Kesehatan. Penamaan jurnal Medilab ini diadopsi dari nama Laboratorium Medik. Laboratorium bermakna pemeriksaan atau pengujian baik secara biologi, kimia, fisika yang memberi informasi teliti dan akurat tentang aspek laboratoris terhadap spesimen atau sampel. Sedangkan medik bermakna hal-hal yang berhubungan dengan kedokteran/kesehatan, meliputi bidang Hematologi, Kimia klinik, Mikrobiologi, Imunoserologi, Parasitologi, Mikologi, Toksikologi, Kimia Air, Makanan dan minuman, dan lain-lain.
Articles 118 Documents
DETEKSI MYCOBACTERIUM TUBERKULOSIS METODE PCR PADA SPUTUM PEROKOK AKTIF DENGAN RIWAYAT KONTAK SERUMAH PENDERITATB DI PUSKESMAS WAARA Sanatang; Sri Anggarini Rasyid2; Waino
Jurnal MediLab Mandala Waluya Vol. 4 No. I (2020): Jurnal MediLab Mandala Waluya
Publisher : Prodi D4 Teknologi Laboratorium Medis, Universitas Mandala Waluya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54883./7

Abstract

Tuberkulosis (TB) dan merokok merupakan dua masalah yang berdampak besar bagi kesehatan di dunia. Merokok dapat mempengaruhi bagaimana seseorang dapat terinfeksi oleh Mycobacterium tuberculosis dan bagaimana infeksi tuberkulosis (TB) dapat berlanjut menjadi penyakit TB aktif. Tujuan umum penelitian ini adalah Untuk Mengetahui deteksi mycobacterium tuberkulosis pada sputum perokok aktif dengan riwayat kontak penderita tb di puskesmas Waara dengan menggunakan PCR (Polymerase Chai Reaction). Jenis penelitian yang di gunakan dalam penelitian ini adalah penelitian Observasional secara laboratoris. Desain penelitian yang di gunakan adalah desain cross sectional. Populasi dari penelitian ini adalah 9 orang Perokok aktif yang kontak serumah dengan penderita TB di puskesmas Waara. Dengan Metode pengambilan sampel yang di gunakan adalah total sampling. Berdasarkan Hasil penelitian deteksi Mtb metode PCR pada sputum perokok Aktif dengan riwayat kontak penderita TB diperoleh dengan 2 sampel (22.22%) yang positif sedangkan penderita TB Negatif 7 sampel (77.77). Jadi dapat disimpulkan bahwa deteksi Mtb menggunakan PCR menunjukan hasil yang lebih akurat, karena dapat mengidentifikasi bakteri Mtb yang Bukan (+) pada pemeriksaan mikroskopik
PENGGUNAAN GIEMSA SEBAGAI ALTERNATIF PEWARNA PENGGANTI CARBOL FUCHSIN DAN METHILEN BLUE PADA PEWARNAAN BTA METODE ZIEHL NEELSEN Titi Purnama; Tasnim; Rafiah
Jurnal MediLab Mandala Waluya Vol. 4 No. 2 (2020): Jurnal MediLab Mandala Waluya
Publisher : Prodi D4 Teknologi Laboratorium Medis, Universitas Mandala Waluya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54883.4.2.2

Abstract

Pewarnaan BTA menggunakan pewarnaan Ziehl nelsen dengan komposisi larutan pewarnaan BTA metode Ziehl-Neelsen adalah larutan Carbol fuchsin, alcohol asam, metilen blue yang selama ini merupakan gold standar pemeriksaan BTA namun bahan yang dibutuhkan seperti Carbol Fuchsin, Methilen Blue terjadi kendala dalam mendapatkannya sementara suspeck harus segera dilakukan pemeriksaan untuk mendapatkan penanganan sehingga digunakan Giemsa. Untuk komposisi larutan Giemsa yang biasa digunakan adalah Azur II-Eosin, Azur II, Gliserin dan Metil alcohol. Yang memiliki kemampuan mewarnai sel sehingga dapat dijadikan sebagai alternative. Dengan ini penelitian ini dilakukan untuk mengetahui efektifitas penggunaan giemsa sebagai alternatif pewarna pengganti carbol fuchsin dan Methilen Blue pada pewarnaan BTA metode Ziehl Neelsen. Jenis penelitian adalah penelitian kualitatif dengan desain penelitian Pre-eksperimen yakni dilakukan treetmen pada pewarnaan preparat BTA dengan menggunakan larutan Giemsa yakni masing-masing konsentrasi 2,5%, konsentrasi 3,0%, konsentrasi 3,5 larutan Giemsa. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampel sputum yang disajikan sebagai preparat berjumlah 33 sampel. Data penelitian dianalisis dengan uji statistik non parametrik (Kruskal Wallis Test). Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa nilai sig 0.000 < α (0,05) maka terdapat Perbedaan variasi Giemsa sebagai altenatif pewarna pengganti carbol fuchsin dan Methilen Blue pada pewarnaan BTA metode Ziehl Neelsen. Hasil pewarnaan preparat BTA menggunakan zehl neelsen sebagai control dengan indikator hasil pewarnaan jelas (bentuk basil dan berwarna merah). Sedangkan pewarnaan preparat BTA menggunakan giemsa konsentrasi 2,5% mendapatkan hasil yang kurang jelas, giemsa konsentrasi 3,0% mendapatkan hasil yang cukup jelas, giemsa konsentrasi 3,5% mendapatkan hasil yang jelas. Untuk peneliti selanjutnya disarankan agar menggunakan Giemsa dgn variasi konsentrasi yang lebih banyak dan variasi waktu pewarnaan untuk mendapatkan konsentrasi dan waktu yang paling efektif
PERBEDAAN HASIL PEMERIKSAAN TELUR CACING SOIL TRANSMITTED HELMINTHES DARI SAMPEL KUKU DAN TINJA PADA PEKERJA TAMBANGDI PT. INDONESIA MOROWALI INDUSTRIAL PARK (IMIP) Rosdarni; La Ode Saafi; Fitriani H. Karim
Jurnal MediLab Mandala Waluya Vol. 4 No. 2 (2020): Jurnal MediLab Mandala Waluya
Publisher : Prodi D4 Teknologi Laboratorium Medis, Universitas Mandala Waluya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54883.4.2.3

Abstract

Kecacingan merupakan penyakit yang menyebabkan karena masuknya parasit seperti cacing didalam tubuh manusia yang ditularkan melalui makanan, minuman, dan infiltrasi kulit dengan memerlukan tanah sebagai media penularannya. Diagnosis kecacingan dapat ditentukan dengan ditemukannya telur cacing pada pemeriksaan feses. Diagnosis feses merupakan pemeriksaan gold standartdalam pemeriksaan feses. Jenis penelitian adalah penelitian deskriptif menggunakan rancangan cross sectional yakni perbedaan hasil pemeriksaan telur cacing Soil Transmitted Helminthes dari sampel kuku dan tinja. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuku dan tinja pekerja tambang berjumlah 28 sampel. Data penelitian dianalisis dengan uji statistik non parametrik (Run Test). Hasil uji hipotesis pada sampel kuku menunjukkan nilai sig. 0,000 < α (0,05), maka ada perbedaan hasil pemeriksaan telur cacing Soil Transmitted Helminthes dari sampel kuku dan tinja Sedangkan pada sampel feses menunjukkan nilai sig. 0.096 > α (0,05), maka tidak ada perbedaan hasil pemeriksaan telur cacing Soil Transmitted Helminthes dari sampel kuku dan tinja. Hasil pemeriksaan dari 28 sampel kuku dan tinja didapatkan 8 sampel (28,6%) positif terinfeksi telur cacing pada sampel tinja yaitu 1 telur cacing Ascaris lumbricoides (3,6%) dan 7 telur cacing Hookworm(25%). Untuk peneliti selanjutnya untuk dapat menghindari dan mengantisipasi kesalahan dan kekurangan yang ada dalam penelitian ini sehingga diharapkan mencapai hasil yang lebih baik.
UJI BAKTERIOLOGIS TERHADAP MINUMAN AIR TEBU YENG BEREDAR DI PINGGIR JALAN KOTA KENDARI DENGAN METODE KULTUR DAN POLYMERASE CHAIN REACTION (PCR) Sugireng; Tasman; Sri Umiarti Pratiwi
Jurnal MediLab Mandala Waluya Vol. 4 No. 2 (2020): Jurnal MediLab Mandala Waluya
Publisher : Prodi D4 Teknologi Laboratorium Medis, Universitas Mandala Waluya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54883.4.2.4

Abstract

Sari tebu merupakan salah satu minuman yang disukai oleh masyarakat untuk dikonsumsi sebagai menghilang dahaga. Sari tebu memiliki khasiat yaitu untuk mengobati berbagai penyakit. Sari tebu mengandung zat - zat yang diperlukan oleh tubuh antara lain sukrosa, protein, kalsium,lemak,vitamin B1,vitamin B2, vitamin B6, vitamin C, dan asam amino. Berdasarkan hal tersebut nutrisi yang terkandung dalam sari tebu dapat menjadi tempat tumbuh bakteri. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui ada atau tidaknya bakteri pada air tebu dengan menggunakan metode kultur dan metode Polimerase chain reaction (PCR) yang beredar dipinggir jalan kelurahan Kota Kendari. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh penjual air tebu di kota Kendari dengan jumlah sampel sebanyak 8 pedagang sari tebu. Analisis deskriptif data penelitian dilakukan dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi. Hasil pemeriksaan dari 8 sampel pedagang sari tebu diperiksa menggunakan metode kultur dan PCR (Polymerase chain reaction) terhadap deteksi bakteri Eschericia coli didapatkan hasil negatif (100%), dan telah di uji konfirmasi melalui uji penegasan (pewarnaan gram) dan uji MR-VP bahwa sampel sari tebu yang beredar dipinggir jalan Kota Kendari tidak terkontaminasi dengan bakteri Escherichia coli atau negatif.
UJI DIAGNOSTIK POLYMERASE CHAIN REACTION (PCR) DIBANDINGKAN DENGAN METODE KULTUR PADA FESES PETERNAK AYAM UNTUK MENDETEKSI Campylobacter jejuni Sanatang; Sunarsih; Trisnawarti Ode
Jurnal MediLab Mandala Waluya Vol. 4 No. 2 (2020): Jurnal MediLab Mandala Waluya
Publisher : Prodi D4 Teknologi Laboratorium Medis, Universitas Mandala Waluya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54883.4.2.5

Abstract

Campylobacter jejuni adalah suatu bakteri gram negatif berbentuk spiral, bersifat mikroaerofilik, mudah rusak dan sangat sensitif terhadap oksigen oleh karena itu untuk isolasi secara optimal diperlukan media selektif. Kultur mikrobiologi merupakan metode diagnostik utama dari mikrobiologi dan digunakan sebagai alat untuk menentukan peneybab dari penyakit infeksi dengan membiarkannya berkembangbiak di medium tertentu. Polymerase Chain Reaction (PCR) adalah suatu teknik sintesis dan amplifikasi DNA secara in vitro. Teknik PCR dapat digunakan untuk mengamplifikasi segmen DNA dalam jumlah jutaan kali hanya dalam beberapa jam. Tujuan penelitian ini untuk membandingkan hasil pemeriksaan metode kultur dan PCR. Jenis penelitian adalah penelitian deskriptif yakni dilakukan pemeriksaan bakteri Campylobacter jejuni metode kultur dan Polymerase Chain Reaction (PCR). Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah feses peternak ayam yang ada di Baruga dan Abeli sejumlah 13 sampel. Data penelitian dianalisis dengan uji statistik uji fisher exact test dan didapatkan hasil bahwa tidak terdapat perbedaan antara metode kultur dan Polymerase Chain Reaction dalam mendeteksi bakteri Campylobacter jejuni pada feses peternak ayam Kecamatan Baruga dan Abeli di Kota Kendari dengan nilai sig yang sama sebesar (0,096<0,05). Dari hasil penelitian yang dilakukan didapatkan hasil positif 4 (30,8%) dan negatif 9 (69,2%) pada metode kultur dan 13 (100%) pada metode PCR. Berdasarkan hal tersebut terdapat perbedaan yang cukup signifikan. Hal tersebut kemungkinan, salah satunya adalah adalah kemungkinan hasil yang diperoleh pada metode kultur adalah merupakan Campylobacter coli. Hal ini dikaitkan dengan bentuk morfologi bakteri C. coli yang sama dengan C. jejuni, serta sifat C. coli yang tidak dapat menghidrolisis glycine pada uji glycine 1% sedangkan C. jejuni dapat menghidrolisis glycine. Saran: Perlu penelitian lebih lanjut tentang deteksi jenis bakteri Campylobacter lain pada feses peternak ayam.
PENGARUH PENYIMPANAN SPUTUM BTA TERHADAP PEMERIKSAAN MIKROSKOPIS DI PUSKESMAS POASIA KOTA KENDARI Tiara Mayang Pratiwi Lio; Wa Ode Yuliastri; Angela Jayanti Fimilio
Jurnal MediLab Mandala Waluya Vol. 4 No. 2 (2020): Jurnal MediLab Mandala Waluya
Publisher : Prodi D4 Teknologi Laboratorium Medis, Universitas Mandala Waluya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54883.4.2.6

Abstract

Tubeculosis (TB) merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi kuman Mycobacterium Tuberculosis. Penyakit ini dapat menyebar melalui droplet yang telah terinfeksi basil TB. Data yang diperoleh dari Puskesmas Poasia pada tahun 2015 jumlah penderita TB Paru ditemukan sebanyak 78 orang dan tahun 2016 sebanyak 94 orang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh peyimpanan sputum BTA terhadap pemeriksaan mikroskopis, dan untuk membedakan pengaruh peyimpanan sputum BTA dengan variasi penundaan 1x12 jam, 1x24 jam, 1x36 jam, dan 1x48 jam terhadap pemeriksaan mikroskopis. Jenis penelitian ini adalah eksperimen dengan desain Quasy esperiment. Populasi dalam penelitian ini adalah Populasi dalam penelitian ini adalah dahak penderita TB yang diambil langsung dari pasien yang telah didiagnosa TB (Tuberculosis) di Puskesmas Poasia Kota Kendari dengan jumlah sampel yang memenuhi kriteria 4. Metode yang digunakan adalah analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh penyimpanan sputum BTA pada kontrol dengan variasi penundaan 1x12 jam total 773 dan rata-rata 193,2, 1x24 jam total 535 dan rata-rata 133,7, 1x36 jam total 466 dan rata-rata 116,5, dan 1x48 jam total 449 dan rata-rata 112,2, dari jumlah total keseluruhan variasi waktu 2.223 dengan rata-rata 555,6 terhadap pemeriksaan mikroskopis dengan suhu 2˚C - 8˚C, namun jumlah BTA masih dalam kategori yang ditentukan. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pengaruh penyimpanan sputum BTA dengan variasi penundaan 1x12 jam, 1x24 jam, 1x36 jam, dan 1x48 jam terhadap kuantitas jumlah BTA pada kualitas sampel, tidak begitu berpengaruh pada sampel dengan kualitas sampel yang baik. Diharapkan bagi peneliti selanjutnya untuk melihat bagian pengaruh kualitas sampel terhadap jumlah BTA.
IDENTIFIKASI GAMBARAN HISTOPATOLOGI GINJAL PADA MENCIT (Mus musculus) PASCA INJEKSI AZOXYMETHANE (AOM) DAN DEXTRAN SODIUM SULFATE (DSS) Sri Anggarini Rasyid; Dini Anggraeni Nasruddin
Jurnal MediLab Mandala Waluya Vol. 5 No. 2 (2021): Jurnal MediLab Mandala Waluya
Publisher : Prodi D4 Teknologi Laboratorium Medis, Universitas Mandala Waluya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54883.5.2.1

Abstract

Kanker kolorektal merupakan suatu penyakit dimana sel-sel pada kolon atau rektum menjadi abnormal dan membelah tanpa terkontrol dan membentuk sebuah massa tumor. Penyebaran kanker terjadi di dalam lumen usus yaitu melalui limfatik dan sistem sirkulasi. Bila sel tersebut masuk melalui sistem sirkulasi, maka sel kanker tersebut dapat terus masuk ke organ hati, kemudian metastase ke organ paru-paru. Penyebaran lain dapat ke adrenal, ginjal, kulit, tulang, dan otak. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran histopatologi ginjal mencit (Mus musculus) pasca injeksi azoxymethane (AOM) dan dextrane sodium sulfate (DSS) dengan menggunakan pewarnaan hematoksilin eosin (HE). Jenis penelitian adalah penelitian eksperimen deskriptif. Populasi yang digunakan adalah 3 ekor mencit, 1 ekor sebagai kontrol dan 2 ekor yang telah diinjeksikan AOM dan DSS selama 2 bulan. Hasil penelitian gambaran identifikasi histopatologi ginjal mencit dilakukan dengan metode histoteknik dan pewarnaan hematoksilin eosin, dari 3 sampel ginjal mencit yang merupakan ginjal mencit kontrol dan kelompok perlakuan menunjukkan gambaran sitoplasma dan nukleus atau inti sel yang terlihat jelas struktur batasnya. Berdasarkan hasil dari laboratorium patologi anatomi, jaringan ginjal yang diamati tidak mengalami perubahan.
HUBUNGAN HASIL PEMERIKSAAN KADAR ASAM URAT TERHADAP JENIS SEDIMEN URINE PADA LANSIA DI RSAD DR.R. ISMOYO KOTA KENDARI Sanatang; Armayani; Helni
Jurnal MediLab Mandala Waluya Vol. 5 No. 2 (2021): Jurnal MediLab Mandala Waluya
Publisher : Prodi D4 Teknologi Laboratorium Medis, Universitas Mandala Waluya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54883.5.2.2

Abstract

Asam urat merupakan produk akhir atau produk buangan yang dihasilkan dari metabolisme atau pemecahan purin. Hiperurisemia yaitu suatu peningkatan kadar asam urat serum diatas normal. Sedimen urine adalah unsur-unsur yang tidak larut dalam urine yang berasal dari darah, ginjal, dan saluran kemih seperti eritrosit, leukosit, sel epitel, bakteri, silinder, dan kristal asam urat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran hasil pemeriksaan kadar asam urat pada lansia, dan untuk mengetahui gambaran hasil pemeriksaan jenis sedimen urine pada lansia, juga untuk mengetahui hubungan hasil pemeriksaan kadar asam urat terhadap jenis sedimen urine pada lansia. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah 30 orang, dengan teknik pengambilan sampel samping purposive, dengan jumlah sampel 14 orang. Metode analisis menggunakan analisis univariat dan bivariat dengan uji korelasi pearson. Pemeriksaan kadar asam urat menggunakan alat POCT dan pada pemeriksaan jenis sedimen menggunkan alat mikroskop. Hasil penelitian kadar asam urat abnormal pada lansia berjenis kelamin perempuan (64,3%) dari pada laki-laki (35,7%). Dan pada jenis sedimen urine jumlah eritrosit normal 14 (100%) dan abnormal 0, jumlah leukosit normal 13 (92,9%) dan abnormal 1 (7,%1). Jumlah sel epitel normal 6 (42,9%) dan abnormal 8 (57,1%). Jumlah silinder, bakteri, kristal asam urat normal 14 (100%) dan abnormal 0. Dan juga tidak terdapat hubungan antara hasil pemeriksaan kadar asam urat terhadap jenis sedimen urine pada lansia.
PENGARUH WAKTU PENYIMPANAN SERUM PADA PEMERIKSAAN KOLESTEROL TOTAL Syawal Abdurrahman; Sanatang; Yayu Sri Rahayu
Jurnal MediLab Mandala Waluya Vol. 5 No. 2 (2021): Jurnal MediLab Mandala Waluya
Publisher : Prodi D4 Teknologi Laboratorium Medis, Universitas Mandala Waluya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54883.5.2.3

Abstract

Pemeriksaan kolesterol merupakan salah satu parameter yang digunakan untuk mendiagnosa suatu penyakit. Namun, terdapat beberapa hal yang dapat menyebabkan dilakukan penundaan pemeriksaan sampel serum. salah satunya adalah jarak pengambilan sampel dengan labortatorium yang cukup jauh. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penyimpanan serum selama 1 jam, 2 jam dan 3 jam pada pemerksaan kolesterol total. Jenis penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan desain penelitian simple random (acak sederhana). Jumlah populasi pada penelitian ini sebanyak 36 orang mahasiswa D-IV TLM yang memiliki kadar kolesterol normal. Sampel yang digunakan sebanyak 14 orang. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode (CHOD-PAP) secara enzimatis pada serum yang langsung diperiksa dan disimpan serta uji statistinya menggunakan uji oneway anova. Hasil penelitian rata-rata kadar kolesterol total pada sampel serum langsung diperiksa 133 mg/dl, dan rata-rata kadar kolesterol serum yang disimpan selama 1 jam penyimpanan adalah 122 mg/dl, 2 jam penyimpanan adalah 110 mg/dl dan 3 jam penyimpanan adalah 105 mg/dl. Hasil pengolahan data dengan uji anova didapatkan sig pearson(p) = 0,1> 0,05 maka disimpulkan Ho diterima dan Ha ditolak jadi tidak terdapat perbedaan yang bermakna antara kadar kolesterol total pada sampel serum yang langsung diperiksa dan yang ditunda selama 1, 2, dan 3 jam pada suhu ruangan. Sebaiknya dilakukan penelitian lebih lanjut dengan menggunakan variasi suhu penyimpanan serum.
PERBEDAAN KEJELASAN DAN KEKONTRASAN PADA PEMERIKSAAN TELUR CACING GELANG (Ascaris lumbricoides) ANTARA METODE KATO-KATZ DAN METODE LANGSUNG (Direct slide) DI DESA JATI BALI KECAMATAN RANOMEETO BARAT KABUPATEN KONAWE SELATAN Rosdarni; Wa Ode Hasina
Jurnal MediLab Mandala Waluya Vol. 5 No. 2 (2021): Jurnal MediLab Mandala Waluya
Publisher : Prodi D4 Teknologi Laboratorium Medis, Universitas Mandala Waluya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54883.5.2.4

Abstract

Ascaris lumbricoides adalah salah satu spesies Nematoda usus yang dimana habitat aslinya di dalam usus halus dan untuk siklus hidupnya membutuhkan tanah sebagai proses pematangan sehingga terjadi perubahan dari stadium non-infektif menjadi infektif. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui perbedaan kejelasan dan kekontrasan pada pemeriksaan telur cacing Ascaris lumbricoides antara metode Kato-katz dan metode langsung di Desa Jati Bali Kecamatan Ranomeeto Barat Kabupaten Konawe Selatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemeriksaan kejelasan dan kekontrasan telur cacing Ascaris lumbricoides antara metode Kato-katz dan metode langsung sama-sama memperoleh hasil yang tidak signifikan. Hal tersebut dapat dilihat dari nilai uji statistik kejelasan (ρ-value=0.035 > α 0,05) dan uji statistik kekontrasan (ρ-value=1000 > α 0,05) yang berarti H0 diterima sehingga menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada pemeriksaan telur Ascaris lumbricoides antara metode Kato-katz dan metode langsung. Kesimpulan berdasarkan hasil penelitian yang didapatkan dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Bahwa hasil pemeriksaan dengan metode Kato-katz dan metode langsung didapatkan hasil 100% positif ditemukan adanya telur cacing Ascaris lumbricoides pada sampel feses Petani Padi sawah, 2. Berdasarkan uji statistik, didapatkan hasil bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada pemeriksaan kejelasan dan kekontrasan telur cacing Ascaris lumbricoides antara metode Kato–katz dan metode langsung pada sampel feses Petani Padi sawah. Saran Untuk mendapatkan hasil yang lebih baik, sebaiknya menggunakan metode langsung karena selain menghemat waktu pemeriksaan dan menghemat bahan, juga bisa memberikan hasil yang lebih jelas, akurat dan efisien karena adanya penambahan eosin 2% dibandingkan dengan metode Kato-katz.

Page 2 of 12 | Total Record : 118