Jurnal MediLab Mandala Waluya			
            
            
            
            
            
            
            
            Jurnal Medilab merupakan media yang diharapkan dapat menjadi wadah bagi dosen baik di lingkup prodi Program studi D-IV Analis Kesehatan atau Teknologi Laboratorium Medik, institusi lokal maupun nasional untuk mempublikasikan hasil-hasil penelitiannya di berbagai disiplin ilmu khususnya dalam bidang Medical Sains dan Kesehatan. Penamaan jurnal Medilab ini diadopsi dari nama Laboratorium Medik. Laboratorium bermakna pemeriksaan atau pengujian baik secara biologi, kimia, fisika yang memberi informasi teliti dan akurat tentang aspek laboratoris terhadap spesimen atau sampel. Sedangkan medik bermakna hal-hal yang berhubungan dengan kedokteran/kesehatan, meliputi bidang Hematologi, Kimia klinik, Mikrobiologi, Imunoserologi, Parasitologi, Mikologi, Toksikologi, Kimia Air, Makanan dan minuman, dan lain-lain.
            
            
         
        
            Articles 
                118 Documents
            
            
                        
            
                                                        
                        
                            ANALISIS PENERAPAN PEMANTAPAN MUTU INTERNAL PEMERIKSAAN MIKROSKOPIS MALARIA DI PUSKESMAS KOTA KENDARI 
                        
                        Titi Purnama; 
Rahmawati; 
Wa Ode Gustiani Purnamasari; 
Sulwiyadin                        
                         Jurnal MediLab Mandala Waluya Vol. 7 No. 2 (2023): JURNALMEDILAB MANDALA WALUYA 
                        
                        Publisher : Prodi D4 Teknologi Laboratorium Medis, Universitas Mandala Waluya 
                        
                             Show Abstract
                            | 
                                 Download Original
                            
                            | 
                                
                                    Original Source
                                
                            
                            | 
                                
                                    Check in Google Scholar
                                
                            
                                                                                            
                                | 
                                    DOI: 10.54883.7.2.10                                
                                                    
                        
                            
                                
                                
                                    
Malaria merupakan salah satu penyakit yang masih menjadi masalah kesehatan endemik di daerah tropis temasuk di Indonesia dan memiliki angka kematian yang cukup tinggi serta dapat menimbulkan Kejadian Luar Biasa . Di Sulawesi Tenggara, presentase eliminasi malaria pada tahun 2021 baru mencapai angka 71%. Salah satu faktor yang menyebabkan kegagalan dalam penanggulangan malaria adalah kesalahan diagnosis malaria dalam pemeriksaan mikroskopis. Pemantapan mutu internal adalah kegiatan kontrol atau pencegahan dan pengawasan yang dilaksanakan di laboratorium secara rutin untuk mencegah atau mengurangi kejadian error / penyimpangan sehingga diperoleh hasil pemeriksaan yang tepat. Untuk itu demi menjaga kualitas mutu penegakkan hasil diagnosis malaria tersebut perlu dilakukan kontrol penerapan pemantapan mutu internal pemeriksaan mikroskopis malaria yang rutin dilakukan agar terhindar dari adanya kesalahan penegakkan diagnosis tersebut yang nantinya dapat membantu dalam program nasional eliminasi malaria. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan pemantapan mutu internal pemeriksaan mikroskopis malaria di Puskesmas Kota Kendari. Jenis penelitian ini adalah metode kuantitatif bersifat deskriftip, dengan rancangan pendekatan penelitian observasional. Sampel penelitian ini adalah petugas laboratorium di Puskesmas Kota Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara. Populasi penelitian ini berjumlah 48 orang, menggunakan Teknik penarikan sampel Simple Random Sampling dengan jumlah sampel 28 orang. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka diperoleh hasil bahwa presentase penerapan pemantapan mutu internal pemeriksaan mikroskopis malaria di Puskesmas Kota Kendari belum optimal dilaksanakan hanya sebesar 74.4% dan tidak dilaksanakan oleh 25.59% tenaga laboratorium puskesmas lainnnya. Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan pemantapan mutu internal pemeriksaan mikroskopis malaria di Puskesmas Kota Kendari berada dalam kategori tidak baik. Diperlukan komitmen yang kuat dari seluruh petugas laboratorium puskesmas di Kota Kendari dalam pelaksanaan kegiatan pemantapan mutu internal laboratorium, serta koordinasi yang baik dengan pemangku kebijakan dalam hal pengawasan kelengkapan sarana dan prasarana laboratorium serta peningkatan sumber daya manusia tenaga laboratorium mengenai pelatihan dan penyegaran rutin mengenai teknis pemeriksaan sesuai kompetensi petugas laboratorium.
                                
                             
                         
                     
                    
                                            
                        
                            HUBUNGAN TINGKAT KEPATUHAN PETUGAS LABORATORIUM KESEHATAN TERHADAP MUTU INTERNAL PELAYANAN LABORATORIUM KESEHATAN DAERAH (LABKESDA) PROVINSI SULAWESI TENGGARA 
                        
                        Sri Anggarini Rasyid; 
Rahmawati; 
Herlina                        
                         Jurnal MediLab Mandala Waluya Vol. 7 No. 2 (2023): JURNALMEDILAB MANDALA WALUYA 
                        
                        Publisher : Prodi D4 Teknologi Laboratorium Medis, Universitas Mandala Waluya 
                        
                             Show Abstract
                            | 
                                 Download Original
                            
                            | 
                                
                                    Original Source
                                
                            
                            | 
                                
                                    Check in Google Scholar
                                
                            
                                                                                            
                                | 
                                    DOI: 10.54883/                                
                                                    
                        
                            
                                
                                
                                    
Laboratorium merupakan salah satu penentu diagnosa penyakit. Spesimen yang akan di periksa di Laboratorium tidak hanya rujukan atau permintaan dokter tetapi juga langsung dari masyarakat. Sehingga dengan begitu perlunya peningkatan mutu pelayanan sehingga mampu memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas dan memuaskan pemakai jasa pelayanan. Laboratorium memerlukan suatu pedoman yaitu Standar Operasional Prosedur, untuk mematuhi suatu SOP maka di butuhkan kepatuhan petugas laboratorium dalam menerapkan SOP pelayanan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan tingkat kepatuhan petugas laboratorium kesehatan terhadap mutu internal pelayanan Laboratorium Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara. Jenis penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan desain penelitian analitik korelasi. Populasi pada penelitian adalah seluruh pegawai Labkesda Provinsi Sulawesi Tenggara sebanyak 33 orang, Teknik penarikan sampel dengan rumus slovin sehingga diperoleh 30 responden. Analisis data menggunakan Uji Korelasi Rank Sperman. Hasil yang diperoleh terhadap mutu pelayanan laboratorium kategori sangat baik 15 orang dengan frekuensi 50%, baik 15 orang dengan frekuensi 50%, begitu pun pada kepatuhan pegawai diperoleh hasil kategori sangat baik 15 orang dengan frekuensi 50%, baik 15 orang dengan frekuensi 50%. Berdasarkan ahsil uji statistik korelasi rank spearman nilai sign. 0,000 < 0,05. Nilai tersebut menunjukan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara kualitas mutu pelayan dan kepatuhan pegawai di LABKESDA Provinsi Sulawesi Tenggara. Berdasarkan penelitian yang telah yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara kualitas mutu pelayan dan kepatuhan pegawai di LABKESDA Provinsi Sulawesi Tenggara. Saran penelitian untuk terus meningkatkan pengetahuan, kemampuan dan keterampilan dalam memberikan pelayanan kepada pasien sehingga rasa aman dan nyaman dapat terpenuhi.
                                
                             
                         
                     
                    
                                            
                        
                            ANALISIS KADAR CYSTATIN C SEBAGAI PENANDA AWAL KERUSAKAN GINJAL PADA PASIEN PENYINTAS COVID-19 
                        
                        Amirah; 
Gilbreth Pamean; 
Arlitha Deka Yana; 
Kasmuddin Darmo; 
Ka’ba Paharu; 
Titi Purnama                        
                         Jurnal MediLab Mandala Waluya Vol. 7 No. 2 (2023): JURNALMEDILAB MANDALA WALUYA 
                        
                        Publisher : Prodi D4 Teknologi Laboratorium Medis, Universitas Mandala Waluya 
                        
                             Show Abstract
                            | 
                                 Download Original
                            
                            | 
                                
                                    Original Source
                                
                            
                            | 
                                
                                    Check in Google Scholar
                                
                            
                                                                                            
                                | 
                                    DOI: 10.54883.7.2.7                                
                                                    
                        
                            
                                
                                
                                    
COVID-19(Corona Virus Disease-19) sebabkan oleh SARS-COV2, pertama kali muncul di Wuhan, Cina pada Desember 2019 dan pada Maret 2020, dinyatakan sebagai pandemi, virus ini menyebabkan penyakit pernapasan ringan hingga sedang, selain saluran pernapasan virus COVID-19 juga menyerang berbagai organ tubuh seperti jantung, hati, dan ginjal. Hampir sepertiga pasien COVID-19 berkemungkinan untuk menderita Acute Kidney injury (AKI). Kelompok pasien yang telah melewati masa isolasi dan perawatan disebut sebagai penyintas COVID-19. Untuk mendeteksi apakah terjadi gangguan pada ginjal seseorang dapat dilakukan pemeriksaan fungsi ginjal. Biasanya kreatinin hanya dapat mendeteksi kerusakan ketika ginjal sudah mengalami kerusakan lebih dari 50%, oleh karena itu pada penelitian ini gunakan parameter baru yang lebih meyakinkan dari kreatinin yaitu Cystatin C. penelitian ini bertujuan mengetahui kadar Cystatin C pada pasien penyintas COVID-19. Jenis penelitian observasi laboratorium dengan desain penelitian cross sectional study. Sampel pada penelitian ini terdiri dari 21 orang pasien penyintas COVID-19 yang diperiksa dengan menggunakan metode pemeriksaan ELISA. Hasil penelitian menunjukan dari 21 sampel, 17 di antaranya memiliki kadar Cystatin C yang normal sedangkan 4 lainnya mengalami peningkatan kadar Cystatin C.
                                
                             
                         
                     
                    
                                            
                        
                            SKRINING HIV (Human Immunodeficiency Virus) PADA PASIEN TB (TUBERKULOSIS) DI UPTD PUSKESMAS LATAMBAGA DAN UPTD PUSKESMAS KOLAKAASI KABUPATEN KOLAKA 
                        
                        Rosdarni; 
Sintya Pratiwi Yopitar; 
Azlimin                        
                         Jurnal MediLab Mandala Waluya Vol. 7 No. 2 (2023): JURNALMEDILAB MANDALA WALUYA 
                        
                        Publisher : Prodi D4 Teknologi Laboratorium Medis, Universitas Mandala Waluya 
                        
                             Show Abstract
                            | 
                                 Download Original
                            
                            | 
                                
                                    Original Source
                                
                            
                            | 
                                
                                    Check in Google Scholar
                                
                            
                                                                                            
                                | 
                                    DOI: 10.54883/                                
                                                    
                        
                            
                                
                                
                                    
Tuberkulosis merupakan penyakit yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis, penyakit yang paling sering terjadi pada penderita HIV karena disebabkan kerusakan cellular immunity oleh infeksi HIV, hal inilah yang menyebabkan tuberkulosis merupakan salah satu infeksi oportunistik. Tuberkulosis dan HIV (Human Immunodeficiency Virus) memiliki kesamaan dalam menimbulkan gejala klinis pada penderitanya yaitu terjadinya penurunan sistem imun didalam tubuh, sehingga penurunan sistem imun yang terjadi pada pasien tuberkulosis dapat menyebabkan virus dengan mudah untuk masuk ke dalam tubuh, salah satunya yatitu virus HIV. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi pasien tuberkulosis yang mengalami infeksi HIV di UPTD Puskesmas Latambaga dan UPTD Puskesmas Kolakaasi Kabupaten Kolaka. Jenis penelitian ini adalah metode kuanitatif yang bersifat deskriptif dengan rancangan penelitian Cross Sectional dan pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan Teknik Simple Random Sampling. Sampel penelitian ini adalah pasien tuberkulosis di UPTD Puskesmas Latambaga dan UPTD Puskesmas Kolakaasi Kabupaten Kolaka. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka diperoleh hasil bahwa presentase skrining HIV pada pasien tuberkulosis di UPTD Puskesmas Latambaga adalah 0% sedangkan di UPTD Puskesmas Kolakaasi adalah 4,35%. Diharapkan bagi peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian yang mendalam pada semua variabel yang mampu mempengaruhi terjadinya infeksi HIV (Human Immunodeficiency Virus) pada pasien tuberkulosis. Disamping itu, diharapkan dapat menambahkan beberapa parameter pemeriksaan lain pada pasien tuberkulosis serta lebih memperhatikan faktorfaktor yang mempengaruhi hasil pemeriksaan.
                                
                             
                         
                     
                    
                                            
                        
                            DETEKSI MIKROBA PATOGEN PADA TAHU YANG DIJUAL DI PASAR ANDUONOHU 
                        
                        Asfandi Yuhadi; 
Rosdarni; 
Lidya Damara; 
Novianti                        
                         Jurnal MediLab Mandala Waluya Vol. 7 No. 2 (2023): JURNALMEDILAB MANDALA WALUYA 
                        
                        Publisher : Prodi D4 Teknologi Laboratorium Medis, Universitas Mandala Waluya 
                        
                             Show Abstract
                            | 
                                 Download Original
                            
                            | 
                                
                                    Original Source
                                
                            
                            | 
                                
                                    Check in Google Scholar
                                
                            
                                                                                            
                                | 
                                    DOI: 10.54883.7.2.13                                
                                                    
                        
                            
                                
                                
                                    
Tahu salah satu olahan makanan yang dibuat dari bahan baku kedelai berbentuk padatan lunak, memiliki kandungan gizi yang cukup tinggi terutama protein. Oleh karena itu tahu berperan sebagai sumber protein nabati. Tahu dibuat dari kacang kedelai yang dicampurkan dengan asam cuka atau air perasan lemon. Bahan-bahan ini kemudian diendap dan mengalami koagulasi. Jenis penelitian ini adalah deskriptif. Populasi sampel pada penelitian yaitu semua pedagang tahu yang berada di pasar Anduonohu. Dengan jumlah sampel 13 tahu. Metode penelitian yang digunakan adalah total sampling. Media yang digunakan pada penelitian ini yaitu media PDA (Potato Dextrose Agar) dan NA (Nutrien Agar) untuk mengetahui ada tidaknya bakteri dan jamur pada tahu. Hasil penelitian yang diperoleh dari isolate yang digunakan positif terdapat pertumbuhan bakteri patogen dan jamur patogen dengan karakteristik yang sama dan berbeda. Berdasarkan karakteristik koloni terdapat 6 karakteristik yang berbeda dari 13 sampel yang positif bakteri dan jamur. Kesimpulan dari penelitian ini yang diperoleh yaitu terdapat 4 Mikroba patogen yang berhasil diisolasi dan dikarakterisasi yaitu 1 bakteri dan 3 jamur. Tahu menghasilkan mikroba patogen yaitu bakteri Staphylococus, jamur Aspergillus, Verticilium dan Trichophyton Dapat disimpulkan bahwa tahu mampu menghasilkan mikroba patogen dari genus yang berbeda-beda. Adapun saran kepada peneliti selanjutnya agar melanjutkan penelitian ini dengan uji daya hambat menggunakan bakteri dan jamur yang berbeda yang belum pernah dilakukan dan melanjutkan penelitian ini ketahap molekuler agar mengetahui bakteri dan jamur tersebut benar-benar dari bakteri Staphylococus, jamur Aspergillus, Verticilium dan Trichophyton
                                
                             
                         
                     
                    
                                            
                        
                            PEMANFAATAN LIMBAH KULIT BAWANG MERAH (Allium cepa) SEBAGAI ALTERNATIF PENGGANTI EOSIN 2% PADA PEMERIKSAAN TELUR CACING SOIL TRANSMITTED HELMINTH 
                        
                        Syawal Abdurrahman; 
Wa Ode Nur Intan; 
Yunita Amraeni                        
                         Jurnal MediLab Mandala Waluya Vol. 7 No. 2 (2023): JURNALMEDILAB MANDALA WALUYA 
                        
                        Publisher : Prodi D4 Teknologi Laboratorium Medis, Universitas Mandala Waluya 
                        
                             Show Abstract
                            | 
                                 Download Original
                            
                            | 
                                
                                    Original Source
                                
                            
                            | 
                                
                                    Check in Google Scholar
                                
                            
                                                                                            
                                | 
                                    DOI: 10.54883/                                
                                                    
                        
                            
                                
                                
                                    
Eosin 2 % merupakan salah satu reagen yang bersifat asam dan berwarna merah jingga yang berfungsi sebagai mewarnai latar belakang dari telur cacing menjadi berwarna merah agar telur cacing dapat terlihat dengan jelas, namun eosin memiliki sifat yang toksik terhadap lingkungan karena sulit terurai. karena itu, diperlukan bahan alternatif, zat warna lain yang perlu dipertimbangkan adalah dari kulit bawang merah (Allium cepa) kulit bawang merah mengandung senyawa antosianin yang menghasilkan warna merah dan memiliki sifat yang sama seperti eosin yaitu bersifat asam dan larut dalam air. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui limbah kulit bawang merah (Allium cepa) dapat digunakan sebagai alternatif pengganti eosin 2% pada pemeriksaan telur cacing Soil Transmitted Helminth. Jenis penelitian ini adalah eksperimen laboratorium yaitu pengamatan dengan melihat kekontrasan, penyerapan warna dan kejelasan bagian telur cacing di mikroskop, dengan Variasi konsentrasi 1%, 3%, dan 5%. Hasil menunjukkan bahwa ekstak kulit bawang merah (Allium cepa) konsentrasi 3% dan 5% memberikan kualitas pewarnaan yang paling baik untuk mewarnai telur cacing hal ini terlihat bahwa lapangan pandang kontras, telur cacing menyerap warna dan bagian telur terlihat jelas. Hal ini menjadikan ektrak kulit bawang merah (Allium cepa) dapat digunakan sebagai alternatif penganti eosin 2 % dalam pemeriksaan telur cacing.
                                
                             
                         
                     
                    
                                            
                        
                            PEMANFAATAN BUNGA KEMBANG SEPATU (Hibiscus rosa-sinensis L.) SEBAGAI PEWARNA ALTERNATIF PENGGANTI EOSIN 2 % DAN LUGOL 2 % PADA PEMERIKSAAN TELUR CACING SOIL TRASMITTED HELMINTH 
                        
                        Syawal Abdurrahman; 
tasman; 
Ulis Safitri                        
                         Jurnal MediLab Mandala Waluya Vol. 4 No. I (2020): Jurnal MediLab Mandala Waluya 
                        
                        Publisher : Prodi D4 Teknologi Laboratorium Medis, Universitas Mandala Waluya 
                        
                             Show Abstract
                            | 
                                 Download Original
                            
                            | 
                                
                                    Original Source
                                
                            
                            | 
                                
                                    Check in Google Scholar
                                
                            
                                                                                            
                                | 
                                    DOI: 10.54883.08.01.7                                
                                                    
                        
                            
                                
                                
                                    
Eosin 2 % merupakan salah satu reagen yang bersifat asam dan berwarna merah jingga yang berfungsi mewarnai latar belakang dari telur cacing menjadi berwarna merah agar telur cacing dapat terlihat dengan jelas. Lugol 2 % juga merupakan salah satu reagen yang berfungsi mewarnai latar belakang dari telur cacing menjadi bening serta kekuningan pada telur cacingnya sehingga dapat dengan jelas dibedakan dengan kotoran disekitarnya. Namun eosin dan lugol ini memiliki sifat toksik terhadap lingkungan karena sulit terurai, oleh karena itu diperlukan bahan alternatif yang memiliki kandungan antosianin salah satunya yaitu bunga kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L.) Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui apakah bunga kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L.) dapat digunakan sebagai pewarna alternatif pengganti eosin 2 % dan lugol 2 % pada pemeriksaan telur cacing Soil Transmitted Helminth. Jenis penelitian ini adalah eksperimen laboratorium yaitu pengamatan dengan melihat kekontrasan, penyerapan warna, dan kejelasan bagian telur cacing di mikroskop dengan variasi konsentrasi ekstrak bunga kembang sepatu 1 %, 2 %, dan 3 %. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak bunga kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L.) konsentrasi 3 % memberikan kualitas pewarnaan yang mendekati kualitas pewarnaan eosin (kontrol). Sedangkan konsentrasi 1 % memberikan kualitas pewarnaan yang mendekati kualitas pewarnaan lugol (kontrol). Hal ini terlihat bahwa lapangan pandang kontras, telur cacing menyerap warna dan bagian telur terlihat jelas. Hal ini menjadikan ekstrak bunga kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L.) dapat digunakan sebagai pewarna alternatif pengganti eosin dan lugol dalam pemeriksaan telur cacing.
                                
                             
                         
                     
                    
                                            
                        
                            ANALISIS KADAR KETON URINE PADA WANITA LANSIA PENDERITA DIABETES MELITUS BERDASARKAN LAMA MENDERITA DI DESA POLA, KECAMATAN PASIR PUTIH, KABUPATEN MUNA 
                        
                        Sri Anggarini Rasyid; 
Nining Sri Salwa Yanti                        
                         Jurnal MediLab Mandala Waluya Vol. 8 No. 2 (2024): JURNAL MEDILAB MANDALA WALUYA 
                        
                        Publisher : Prodi D4 Teknologi Laboratorium Medis, Universitas Mandala Waluya 
                        
                             Show Abstract
                            | 
                                 Download Original
                            
                            | 
                                
                                    Original Source
                                
                            
                            | 
                                
                                    Check in Google Scholar
                                
                            
                                                                                            
                                | 
                                    DOI: 10.54883.08.01.12                                
                                                    
                        
                            
                                
                                
                                    
Diabetes melitus meluas pada suatu kumpulan aspek gejala yang timbul pada seseorang yang disebabkan oleh adanya peningkatan kadar gula darah (hiperglikemia). Pada pasien Diabetes Melitus yang tidak terkontrol akan terjadi keadaan dimana tubuh tidak mampu mengelolah glukosa menjadi energi sehingga sebagai gantinya tubuh menggunakan lemak sebagai sumber energi. Hasil pemecahan lemak yaitu badan keton yang apabila berlebihan dapat terdeteksi dalam urine yang disebut dengan ketonuria. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar keton urine pada wanita lansia penderita Diabetes Melitus berdasarkan lama menderita di Desa Pola, Kecamatan Pasir Putih, Kabupaten Muna. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah 32 orang dengan jumlah sampel 24 orang. Berdasarkan hasil penelitian dari 24 sampel yang menderita ≤5 tahun dan >5 tahun dengan menggunakan metode carik celup yaitu, pasien yang menderita ≤5 tahun terdapat 19 orang dengan hasil pemeriksaan 10 orang (42%) negatif keton, 7 orang (29,2% ) positif + dan 2 orang (8,3 %. ) positif ++. Sedangkan yang menderita >5 tahun terdapat 5 orang dengan hasil pemeriksaan 2 orang (8,3%) positif +, 3 orang (12,5% ) positif ++ dan tidak ditemukan negatif keton urine. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa keton urine tidak hanya ditemukan pada pasien yang menderita >5 tahun, tetapi ditemukan juga pada pasien yang menderita ≤5 tahun dengan kadar glukosa tidak normal. Diharapkan kepada peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian mengenai perbandingan hasil pemeriksaan kadar keton urine pada penderita Diabetes Melitus dengan menggunakan metode carik celup dan metode urine analyzer.
                                
                             
                         
                     
                    
                                            
                        
                            FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUANGAN DENGAN KECACINGAN PADA ANAK SEKOLAH DASAR DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BONE ROMBO KECAMATAN KULISUSU KABUPATEN BUTON UTARA 
                        
                        Rosdarni; 
Lodes hadju; 
Serni                        
                         Jurnal MediLab Mandala Waluya Vol. 8 No. 1 (2024): JURNALMEDILAB MANDALA WALUYA 
                        
                        Publisher : Prodi D4 Teknologi Laboratorium Medis, Universitas Mandala Waluya 
                        
                             Show Abstract
                            | 
                                 Download Original
                            
                            | 
                                
                                    Original Source
                                
                            
                            | 
                                
                                    Check in Google Scholar
                                
                            
                                                                                            
                                | 
                                    DOI: 10.54883.08.01.02..                                
                                                    
                        
                            
                                
                                
                                    
Peran tenaga laboratorium sangat dibutuhkan dalam mengidentifikasi dan menganalisis meningkatnya kecacingan di suatu wilayah dengan melakukan pemeriksaan laboratorium. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui telur cacing Soil Transmitted Helminth pada anak-anak dan untuk mengetahui hubungan pengetahuan, kebiasaan mencuci tangan, dan kebersihan kuku dengan kejadian kecacingan pada anak-anak Sekolah Dasar di Wilayah Kerja Puskesmas Bone Rombo. Penelitian ini menggunakan metode observasional dengan pendekatan model pemeriksan secara langsung untuk menganalisis kejadian kecacingan pada anak Sekolah Dasar. Populasi dalam penelitian ini seluruh siswa kelas I SD N 1 Malalanda, Lemo, dan Rombo sebanyak 58 orang, sementara sampel dalam penelitian ini sebanyak 36 orang. Hasil penelitian disimpulkan: 1) Terdapat telur cacing Soil Transmitted Helminth pada siswa pada SD N 1 Rombo, SDN 1 Malalanda dan SD N 1 Lemo di Kecamatan Kulisusu Kabupaten Buton Utara; 2) Terdapat hubungan kebiasaan mencuci tangan dengan infeksi kecacingan pada siswa pada SD N 1 Rombo, SDN 1 Malalanda dan SD N 1 Lemo di Kecamatan Kulisusu Kabupaten Buton Utara; 3) Terdapat hubungan kebersihan kuku dengan infeksi kecacingan pada siswa pada SD N 1 Rombo, SDN 1 Malalanda dan SD N 1 Lemo di Kecamatan Kulisusu Kabupaten Buton Utara. Adapun saran Skripsi ini yaitu: 1) Petugas kesehatan perlu memberikan penyuluhan yang intensif tentang pentingnya personal hygiene. 2) Pemerintah setempat dan petugas kesehatan bagian sanitasi yang ada di puskesmas untuk melakukan pemeriksaan kesehatan yang teratur dan terjadwal untuk mengetahui kondisi kesehatan anak.
                                
                             
                         
                     
                    
                                            
                        
                            HUBUNGAN KADAR LDL (Low Density Lipoprotein ) DENGAN HbA1c (HEMOGLOBIN TERGLIKOSILASI) PADA IBU HAMIL TRIMESTER KEDUA 
                        
                        Amirah; 
Arlitha Deka Yana; 
Ka’ba Paharu; 
Kasmuddin Darmo                        
                         Jurnal MediLab Mandala Waluya Vol. 8 No. 1 (2024): JURNALMEDILAB MANDALA WALUYA 
                        
                        Publisher : Prodi D4 Teknologi Laboratorium Medis, Universitas Mandala Waluya 
                        
                             Show Abstract
                            | 
                                 Download Original
                            
                            | 
                                
                                    Original Source
                                
                            
                            | 
                                
                                    Check in Google Scholar
                                
                            
                                                                                            
                                | 
                                    DOI: 10.54883.08.01.03...                                
                                                    
                        
                            
                                
                                
                                    
Hiperlipidemia pada ibu hamil dianggap sebagai mekanisme fisiologis yang diperlukan untuk menyediakan bahan bakar metabolik dan nutrisi bagi janin, LDL mengangkut kolesterol, substrat utama untuk sintesis progesteron, dengan demikian mendukung pemeliharaan kehamilan akan tetapi masih belum jelas untuk memastikan tingkat elevasi lipid mana yang fisiologis atau patologis. Ibu hamil dapat mengalami perubahan hormon dan metabolisme tubuh pada trimeter kedua sehingga mempengaruhi profil lipid dan mengakibatkan resistensi insulin yang akan meningkatkan risiko diabetes gestasional, serta mempengaruhi kadar HbA1c. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh LDL (low Density Lipoprotein) terhadap kadar HbA1c( hemoglobin terglikosilasi) pada Ibu hamil trimester kedua. Metode penelitian menggunakan deskriptif observasi laboratorik. Sampel penelitian terdiri dari 32 ibu hamil trimester kedua yang diperiksa kadar LDL dan HbA1c di Puskesmas Baringeng Kabupaten Soppeng. Hasil penelitian ini diperoleh terdapat 24 ibu hamil memiliki kadar LDL normal (75 %) ; 8 ibu hamil mengalami peningkatan LDL (25 %) dan 22 ibu hamil memiliki kadar HbA1c normal (68.75 %) ; 10 ibu hamil mengalami peningkatan kadar HbA1c (31.25 %), Uji korelasi Pearson didapatkan nilai p=0.00 (p<0,05) menunjukkan bahwa korelasi kedua variabel bermakna, yaitu ada hubungan yang bermakna antara HbA1c dengan LDL