cover
Contact Name
Erick Erianto Arif
Contact Email
ariferickerianto@gmail.com
Phone
085214902659
Journal Mail Official
medilabumwkdi2025@gmail.com
Editorial Address
Jl. Jend. A.H. Nasution. No. 37, Kambu, Kota Kendari, Sulawesi Tenggara, Mandala Waluya Kendari
Location
Kota kendari,
Sulawesi tenggara
INDONESIA
Jurnal MediLab Mandala Waluya
ISSN : 25804073     EISSN : 26851113     DOI : https://doi.org/10.54883/
Core Subject : Science,
Jurnal Medilab merupakan media yang diharapkan dapat menjadi wadah bagi dosen baik di lingkup prodi Program studi D-IV Analis Kesehatan atau Teknologi Laboratorium Medik, institusi lokal maupun nasional untuk mempublikasikan hasil-hasil penelitiannya di berbagai disiplin ilmu khususnya dalam bidang Medical Sains dan Kesehatan. Penamaan jurnal Medilab ini diadopsi dari nama Laboratorium Medik. Laboratorium bermakna pemeriksaan atau pengujian baik secara biologi, kimia, fisika yang memberi informasi teliti dan akurat tentang aspek laboratoris terhadap spesimen atau sampel. Sedangkan medik bermakna hal-hal yang berhubungan dengan kedokteran/kesehatan, meliputi bidang Hematologi, Kimia klinik, Mikrobiologi, Imunoserologi, Parasitologi, Mikologi, Toksikologi, Kimia Air, Makanan dan minuman, dan lain-lain.
Articles 118 Documents
HUBUNGAN WAKTU TERAPI ANTIPSIKOTIK DAN KADAR ALANIN AMINOTRANSFERASE (ALT) PADA PASIEN GANGGUAN JIWA ( SKIZOFRENIA) DI RUMAH SAKIT JIWA PROVINSI SULAWESI TENGGARA Asni Ramayana Tina; idrus; Putri Suhaini
Jurnal MediLab Mandala Waluya Vol. 8 No. 1 (2024): JURNALMEDILAB MANDALA WALUYA
Publisher : Prodi D4 Teknologi Laboratorium Medis, Universitas Mandala Waluya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54883.08.01.04...

Abstract

Skizofrenia adalah salah satu gangguan mental dengan kekacauan pada pola berpikir. Pada pasien skizofenia memiliki waktu terapi antipsikotik jangka pendek dan jangka panjang untuk mencegah kekambuhan psikotik akut. Terapi antipsikotik harus melewati proses metabolisme lengkap di hati, sehingga dapat menyebabkan kerusakan hati dan kadar alanin aminotransferase (ALT) yang tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan waktu terapi antipsikotik dan kadar alanin aminotransferase (ALT) pada pasien gangguan jiwa (skizofrenia) Di Rumah Sakit Jiwa Provinsi Sulawesi Tenggara. Jenis penelitian ini adalah obsevasi analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi dari penelitian ini adalah pasien skizofrenia tipe skizofrenia ytt (yang tak tergolong) yang menjalani rawat inap Di Rumah Sakit Jiwa Provinsi Sulawesi Tenggara sebanyak 27 responden. Jumlah sampel ditentukan dengan rumus lameshow sehingga diperoleh 25 sampel. Metode analisis hasil penelitian menggunakan uji chi square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terapi antipsikotik jangka pendek (≤ 2 tahun) memiliki kadar alanin aminotransferase (ALT) normal sebanyak 13 responden sedangkan terapi jangka panjang (> 2 tahun) memiliki kadar alanin aminotransferase (ALT) normal sebanyak 8 responden dan abnormal 4 responden. Hasil uji chi square waktu terapi antipsikotik dan kadar alanin aminotransferase (ALT) memiliki nilai sig 0,344. Kesimpulan pada penelitian ini yaitu tidak terdapat hubungan waktu terapi antipsikotik dengan kadar alanin aminotransferase (ALT). Disarankan pada penelitian selanjutnya dapat melakukan penelitian yaitu pengaruh lama penggunaan obat antipsikotik terhadap kadar alkali fosfatase (ALP) dan gamma-glutamyl transferase (GGT) pada pasien skizofrenia.
DETEKSI MUTASI GEN TMPRSS 6 MENGGUNAKAN METODE T-ARMS PCR PADA KASUS STUNTING DENGAN KADAR HEMOGLOBIN RENDAH DI PUSKEMAS BENU-BENUA Titi Purnama; Nada Fitra Nur Auliyah
Jurnal MediLab Mandala Waluya Vol. 8 No. 1 (2024): JURNALMEDILAB MANDALA WALUYA
Publisher : Prodi D4 Teknologi Laboratorium Medis, Universitas Mandala Waluya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54883.08.01.05...

Abstract

Standar angka kasus stunting nasional menurut SSGI (Studi Status Gizi Indonesia) tahun 2021 hanya mencapai 24,4 %. Sulawesi Tenggara termasuk dalam salah satu dari 12 provinsi dengan prevalensi angka kasus stunting tertinggi di Indonesia, dan menduduki posisi kelima tingkat nasional dengan kasus mencapai 30,2 %. Stunting merupakan indikator terjadinya malnutrisi akibat kurangnya asupan zat gizi. Salah satu asupan zat gizi yang diperlukan adalah zat besi. Oleh karena itu, anak yang mengalami stunting beresiko akan mengalami anemia. Anemia disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya diakibatkan oleh mutasi gen. Mutasi pada gen TMPRSS 6 merupakan inidikator seseorang mengalami anemia. Penelitian ini bertujuan untuk mendeteksi mutasi gen TMPRSS 6 pada kasus stunting anak dengan kadar hemoglobin rendah di Puskesmas Benu – Benua. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain penelitian case control study. Populasi dalam penelitian ini balita dengan kasus stunting di wilayah kerja Puskesmas Benu – Benua dengan jumlah sampel sebanyak 9 responden dideteksi secara molecular menggunakan metode T-ARMS PCR.Hasil penelitian ini menunjukkan seluruh responden mengalami penurunan kadar hemoglobin (<12 gr/dl) dan hasil PCR menunjukkan mutasi gen TMPRSS 6 yang membawa genotip CT terdapat pada sampel 1, 2, 6, 7, 8, 9, dan pada sampel 10 sebagai kontrol, ditandai dengan terbentuknya pita berukuran 331 bp, 225 bp, dan 151 bp. Mutasi gen TMPRSS 6 yang membawa genotip TT terdapat pada sampel 4 ditandai dengan terbentuknya pita berukuran 331 bp, dan 151 bp, sedangkan sampel 3 dan 5 menunjukkan pola genotip yang tidak jelas karena hanya menghasilkan pita berukuran 151bp
UJI POTENSI EFEKTIVITAS SUPERNATAN BAKTERI ENDOFIT KULIT PISANG (Musa paradisiaca) SEBAGAI ANTIHIPERURISEMIA DENGAN MENGGUNAKAN MENCIT YANG DIINDUKSI KALIUM OKSONAT Sanatang; Satriani Syarif; Nurhidayah Azis
Jurnal MediLab Mandala Waluya Vol. 8 No. 1 (2024): JURNALMEDILAB MANDALA WALUYA
Publisher : Prodi D4 Teknologi Laboratorium Medis, Universitas Mandala Waluya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54883.08.01.06...

Abstract

Hiperurisemia merupakan penyakit yang disebabkan oleh penumpukan kristal monosodium urat di jaringan sendi. Menurut WHO menyatakan bahwa angka kejadian hiperurisemia sekitar 1-4% dari pipulasi umum. Salah satu pengobatan dari penyakit hiperurisemia adalah allopurinol. Efek pengobatan jangka panjang dari allopurinol adalah kerusakan pada ginjal, sehingga membutuhkan pengobatan alternatif yang lebih aman bagi kesehatan. Bakteri endofit dari kulit pisang dapat menghasilkan senyawa yang mengandung flavonoid yang dapat menjadi alternatif pengobatan hiperurisemia. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui kemampuan penurunan kadar hiperurisemia dengan menggunakan supernatan dari bakteri endofit kulit pisang terhadap mencit yang telah diinduksi kalium oksonat. Jenis Penelitian ini bersifat eksperimen. Adapun tahapan penelitian meliputi peremajaan isolat bakteri endofit kulit pisang yang terdapat dilaboratorium mikrobiologi Universitas mandala waluya, ekstraksi free cell isolat bakteri dan yang digunakan adalah supernatan dari isolat bakteri KPM2. Sampel yang digunakan pada penelitian ini berjumlah 9 ekor mencit, masing-masing mencit dibagi menjadi 3 kelompok yaitu kelompok I kontrol positif (allopurinol) 10 mg/kg bb sebanyak 1 ml, kelompok II kontrol negatif (Na CMC 0.5 %) sebanyak 1 ml dan kelompok uji (supernatan isolat bakteri KPM2) sebanyak 0.1 ml secara peroral setelah 1 jam diinduksi kalium oksonat. Setelah 90 menit perlakuan kemudian diukur kadar asam urat akhir dan dibandingkan dengan kadar asam urat awal. Berdasarkan hasil pengukuran asam urat mencit, pada kelompok I kontrol positif (allopurinol) terjadi penurunan rata-rata kadar asam urat sebesar 3.2 mg/dl, kelompok II (Na CMC 0.5 %) penurunan dengan rata-rata 0.1 mg/dl, dan kelompok supernatan isolat bakteri KPM2 dengan penurunan 2.3 mg/dl. Adapun kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa supernatan yang dihasilkan oleh isolat bakteri KPM2 memiliki kemampuan dalam penurunan kadar hiperurisemia dengan menggunakan supernatan dari bakteri endofit kulit pisang terhadap mencit yang telah diinduksi kalium oksonat.
PEMANFAATAN BUNGA KEMBANG SEPATU (Hibiscus rosa-sinensis L.) SEBAGAI PEWARNA ALTERNATIF PENGGANTI EOSIN 2 % DAN LUGOL 2 % PADA PEMERIKSAAN TELUR CACING SOIL TRASMITTED HELMINTH Syawal Abdurrahman; Tasman; Ulis Safitri
Jurnal MediLab Mandala Waluya Vol. 8 No. 1 (2024): JURNALMEDILAB MANDALA WALUYA
Publisher : Prodi D4 Teknologi Laboratorium Medis, Universitas Mandala Waluya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54883.08.01.07..

Abstract

Eosin 2 % merupakan salah satu reagen yang bersifat asam dan berwarna merah jingga yang berfungsi mewarnai latar belakang dari telur cacing menjadi berwarna merah agar telur cacing dapat terlihat dengan jelas. Lugol 2 % juga merupakan salah satu reagen yang berfungsi mewarnai latar belakang dari telur cacing menjadi bening serta kekuningan pada telur cacingnya sehingga dapat dengan jelas dibedakan dengan kotoran disekitarnya. Namun eosin dan lugol ini memiliki sifat toksik terhadap lingkungan karena sulit terurai, oleh karena itu diperlukan bahan alternatif yang memiliki kandungan antosianin salah satunya yaitu bunga kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L.) Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui apakah bunga kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L.) dapat digunakan sebagai pewarna alternatif pengganti eosin 2 % dan lugol 2 % pada pemeriksaan telur cacing Soil Transmitted Helminth. Jenis penelitian ini adalah eksperimen laboratorium yaitu pengamatan dengan melihat kekontrasan, penyerapan warna, dan kejelasan bagian telur cacing di mikroskop dengan variasi konsentrasi ekstrak bunga kembang sepatu 1 %, 2 %, dan 3 %. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak bunga kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L.) konsentrasi 3 % memberikan kualitas pewarnaan yang mendekati kualitas pewarnaan eosin (kontrol). Sedangkan konsentrasi 1 % memberikan kualitas pewarnaan yang mendekati kualitas pewarnaan lugol (kontrol). Hal ini terlihat bahwa lapangan pandang kontras, telur cacing menyerap warna dan bagian telur terlihat jelas. Hal ini menjadikan ekstrak bunga kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L.) dapat digunakan sebagai pewarna alternatif pengganti eosin dan lugol dalam pemeriksaan telur cacing.
PERBANDINGAN PEMERIKSAAN KADAR PROTEIN URINE DAN KADAR BILIRUBIN URINE PADA IBU HAMIL TRIMESTER III BERDASARKAN USIA BERISIKO DAN USIA TIDAK BERISIKO DI RSUD KOTA KENDARI Sapril Kartin; Ari Tjahyadi Rafiuddin; Sri Nining Asniawati
Jurnal MediLab Mandala Waluya Vol. 8 No. 1 (2024): JURNALMEDILAB MANDALA WALUYA
Publisher : Prodi D4 Teknologi Laboratorium Medis, Universitas Mandala Waluya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54883.08.01.08...

Abstract

Kehamilan merupakan terjadinya pertumbuhan dan perkembangan janin yang terjadi pada rahim seorang wanita dengan lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari). Pemeriksaan protein urine dan bilirubin pada masa kehamilan dianggap sangat penting untuk dilakukan pada masa kehamilan. Tingginya kadar protein dalam urin bisa menandakan adanya gangguan pada fungsi ginjal, serta salah satu kondisi yang mengakibatkan terjadinya preeklamsia. Selain itu tingginya bilirubin dalam urin juga dianggap berbahaya dimana ini menandakan adanya Collie Stasis atau gangguan hati lainnya, hal ini bisa menyebabkan penyakit kuning pada bayi yang baru lahir kondisi ini disebut eritroblastosis fetalis. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan kadar protein urine dan kadar bilirubin urine ibu hamil trimester III berdasarkan usia berisiko dan usia tidak berisiko di RSUD Kota Kendari. Jenis penelitian ini termaksud penelitian deskripsi kuantitatif. Polulasi dalam penelitian ini ibu hamil trimester III usia berisiko dan usia tidak berisiko di RSUD Kota Kendari. Berdasarkan perhitungan didapatkan sampel sebanyak 40 responden dengan teknik Accidental sampling. Analisa data yang digunakan adalah analisis data kuantitatif dengan perhitungan statistika menggunakan uji t. Berdasarkan hasil penelitian dengan menggunkan uji independent t test dapat disimpulkan bahwa adanya perbedaan (p value = < 0,048.) kadar protein urine ibu hamil trimester III pada usia berisiko dan usia tidak berisiko dan tidak terdapat perbedaan (p value = > 0,075) kadar bilirubin urine ibu hamil trimester III pada usia berisiko dan usia tidak berisiko di RSUD Kota Kendari. Keseimpulan berdasarkan pada penelitian ini yaitu adanya perbedaan antara kadar protein urine ibu hamil trimester III usia berisiko dan usia tidak berisiko dan tidak terdapat perbandingan antara kadar bilirubin urine ibu hamil trimester III usia berisiko dan usia tidak berisiko di RSUD Kota Kendari.
ANALISIS MIKROBIOTA SALURAN CERNA PADA BALITA YANGMENGALAMI STUNTING DI PUSKESMAS BENU-BENUA KOTA KENDARI MENGGUNAKAN METODE KULTUR Sugireng; Suwarny; Rabiatun Nisa
Jurnal MediLab Mandala Waluya Vol. 8 No. 1 (2024): JURNALMEDILAB MANDALA WALUYA
Publisher : Prodi D4 Teknologi Laboratorium Medis, Universitas Mandala Waluya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54883.08.01.09..

Abstract

Mikrobiota merupakan sekumpulan mikroorganisme berupa bakteri, virus, dan organisme lainnya yang hidup dalam organisme inang. Mikrobiota usus mempunyai peranan penting terhadap imunitas maupun penyerapan zat gizi. Mikrobiota usus berkontribusi terhadap kejadian stunting. Tujuan penelitian untuk membandingkan populasi mikrobiota patogen dan non patogen yang terdapat pada saluran pencernaan balita normal dan stunting di Puskesmas Benu-benua Kota Kendari. Jenis penelitian adalah deskriptif untuk mengetahui bakteri apakah yang terdapat pada saluran pencernaan balita stunting menggunakan metode kultur. Penelitian ini melibatkan anak stuntingdengan besar sampel sebanyak 4 yang dipilih menggunakan metode purposive sampling yaitu menurut TB/U usia 24-60 bulan dengan ambang batas <-2 SD sampai dengan -3 SD.Metode penelitian ini dimulai dari isolasi bakteri, karakteristik koloni, pemurnian, pewarnaan Gram dan uji biokimia. Berdasarkan hasil yang diperoleh mikrobiota saluran cerna pada kelompok stunting dan normal menunjukan lebih dominan terdapat bakteri patogen dari ke dua kelompok tersebut. Pada kelompok stunting terdapat 2 isolat bakteri Enterobacter aerogenes, 2isolat Klebsiella, dan 4 isolatStaphylococcus aureus, sedangkan pada kelompok normal terdapat 1 isolat bakteri Klebsiella, 3 isolatEschericia coli, dan4 isolatStaphylococcus aureus. Jenis bakteri tidak jauh berbeda antara ke dua kelompok. Namun, bakteri Enterobacter lebih dominan pada kelompok stunting dibandingkan kelompok normal, sedangkan pada kelompok normal lebih dominan Eschericia coli. Perlunya untuk menjaga dan memperhatikan kondisi bayi pada hari pertama kelahiran (HPK) dari lingkungan terutama air bersih dan makanan yang dikonsumsi, agar terhindar dari mikrobiota patogen yang masuk kedalam saluran pencernaan sehingga dapat menghindar risiko terjadinya stunting.
HUBUNGAN KADAR KOLESTEROL LDL DENGAN CK-MB PADA PASIEN INFARK MIOKARD AKUT (IMA) DI RSUD KOTA KENDARI TAHUN 2023 Suwarny; Yusuf Useng; Ranggi Hardiyanti Azis
Jurnal MediLab Mandala Waluya Vol. 8 No. 1 (2024): JURNALMEDILAB MANDALA WALUYA
Publisher : Prodi D4 Teknologi Laboratorium Medis, Universitas Mandala Waluya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54883.08.01.10..

Abstract

Infark Miokard Akut (IMA), atau serangan jantung terjadi ketika plak pecah, kolesterol (LDL) dan sel-sel di dalam plak bersama dengan darah yang mengalir. Sehingga sel-sel darah trombosit membentuk gumpalan dan menghambat aliran darah, mengurangi pasokan darah, dan oksigen ke jantung, sehingga enzim jantung (salah satunya CK-MB) meningkat lalu menyebabkan serangan jantung. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kadar kolesterol LDL dengan CK-MB pada pasien IMA di RSUD Kota Kendari tahun 2023. Jenis penelitian adalah penelitian analitik dengan mencari hubungan antar variabel yang diteliti di analisis menggunakan uji statistik spss. Populasi pada penelitian ini sebanyak 148 orang, dengan teknik penarikan sampel secara accidental sampling dengan jumlah sampel 21 orang. Data yang digunakan adalah kuantitatif dengan analisis bivariat. Hasil analisis spss didapatkan nilai p value <0,05 yaitu 0,000 <0,05 berarti Ha diterima yaitu terdapat hubungan antara kadar LDL dengan CK-MB pada penderita IMA. Berdasarkan hasil korelasi pearson didapatkan nilai r hitung > r tabel yaitu 0,718 > 0,291 berarti terdapat hubungan kuat antara kadar LDL dengan CK-MB pada penderita IMA, dengan pola korelasi positif yaitu semakin tinggi kadar LDL akan semakin tinggi pula kadar CK-MB. Diharapkan peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian terkait dengan hubungan pemeriksaan kadar CK-MB dengan pemeriksaan di bidang hematologi pada pasien Infark Miokard Akut
FAKTOR RISIKO KEJADIAN TB PARU PADA PASIEN YANG BEROBAT DI PUSKESMAS PERUMNAS KOTA KENDARI Wa Ode Gustiani Purnamasari; Ridia Utami Kasih; Yeyen faisal
Jurnal MediLab Mandala Waluya Vol. 8 No. 1 (2024): JURNALMEDILAB MANDALA WALUYA
Publisher : Prodi D4 Teknologi Laboratorium Medis, Universitas Mandala Waluya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54883.08.01.11..

Abstract

Tuberkulosis (TB) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Hasil observasi dengan petugas di Puskesmas Perumnas adalah tingginya kasus TB karena adanya beberapa faktor penyebab. Akan tetapi masyarakat tidak menyadari hal tersebut atau masih memiliki informasi yang kurang tentang TB terutama penularan TB itu sendiri. Tujuan penelitian untuk mengetahui faktor risiko kejadian TB Paru di Puskesmas Perumnas Kota Kendari. Jenis penelitian menggunakan studi survey analitik dengan desain case control study. Populasi adalah responden yang sedang berobat di Puskesmas Perumnas yang berjumlah 36 responden, teknik pengambilan sampel menggunakan total sampling dengan kategori 18 responden penderita TB dan 18 responden bukan penderita TB sebagai kontrol. Analisis data menggunakan uji Mantel-Haenszel Cammon Odds Ratio Estimate. Hasil yang diperoleh pada penelitian ini didapatkan nilai estimate Odds Ratio status gizi = 5.600, pengetahuan = 1.250, dan ventilasi = 1.500. nilai tersebut lebih besar dari nilai Odd Ratio (ODD > 1) maka H0 ditolak atau dapat disimpulkan bahwa ventilasi merupakan faktor terjadinya TBC paru. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan disimpulkan bahwa ada risiko status gizi, pengetahuan dan ventilasi terhadap kejadian TB paru pada pasien yang berobat di Puskesmas Perumnas Kota Kendari. Saran pada penelitian ini diharapkan pada setiap individu dapat memperhatikan kandungan gizi yang terdapat dalam makanan yang akan dikonsumsi sehingga dapat memperoleh status gizi yang baik, untuk masyarakat lebih memperhatikan cara pencegahan dan penularan TB paru sehingga dapat mencegah penularan TB Paru ke anggota keluarga maupun orang-orang di sekitar tempat tinggalnya, dan petugas kesehatan sebaiknya memberikan edukasi dengan penyuluhan secara berulang tentang bahaya penyakit TB paru, sehingga dapat mencegah penularan karena nyatanya pengetahuan masyarakat tentang gejala penyakit TB Paru masih sangat kurang.
ANALISIS KADAR KETON URINE PADA WANITA LANSIA PENDERITA DIABETES MELITUS BERDASARKAN LAMA MENDERITA DI DESA POLA, KECAMATAN PASIR PUTIH, KABUPATEN MUNA Sri Anggarini Rasyid; Nining Sri Salwa Yanti
Jurnal MediLab Mandala Waluya Vol. 8 No. 1 (2024): JURNALMEDILAB MANDALA WALUYA
Publisher : Prodi D4 Teknologi Laboratorium Medis, Universitas Mandala Waluya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54883.08.01.12..

Abstract

Diabetes melitus meluas pada suatu kumpulan aspek gejala yang timbul pada seseorang yang disebabkan oleh adanya peningkatan kadar gula darah (hiperglikemia). Pada pasien Diabetes Melitus yang tidak terkontrol akan terjadi keadaan dimana tubuh tidak mampu mengelolah glukosa menjadi energi sehingga sebagai gantinya tubuh menggunakan lemak sebagai sumber energi. Hasil pemecahan lemak yaitu badan keton yang apabila berlebihan dapat terdeteksi dalam urine yang disebut dengan ketonuria. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar keton urine pada wanita lansia penderita Diabetes Melitus berdasarkan lama menderita di Desa Pola, Kecamatan Pasir Putih, Kabupaten Muna. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah 32 orang dengan jumlah sampel 24 orang. Berdasarkan hasil penelitian dari 24 sampel yang menderita ≤5 tahun dan >5 tahun dengan menggunakan metode carik celup yaitu, pasien yang menderita ≤5 tahun terdapat 19 orang dengan hasil pemeriksaan 10 orang (42%) negatif keton, 7 orang (29,2% ) positif + dan 2 orang (8,3 %. ) positif ++. Sedangkan yang menderita >5 tahun terdapat 5 orang dengan hasil pemeriksaan 2 orang (8,3%) positif +, 3 orang (12,5% ) positif ++ dan tidak ditemukan negatif keton urine. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa keton urine tidak hanya ditemukan pada pasien yang menderita >5 tahun, tetapi ditemukan juga pada pasien yang menderita ≤5 tahun dengan kadar glukosa tidak normal. Diharapkan kepada peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian mengenai perbandingan hasil pemeriksaan kadar keton urine pada penderita Diabetes Melitus dengan menggunakan metode carik celup dan metode urine analyzer.
ANALISIS HUBUNGAN ANTARA KADAR HEMOGLOBIN DAN KADAR BESI (SI) TERHADAP KETIDAKTERATURAN SIKLUS MENSTRUASI PADA MAHASISWI D-IV TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS UNIVERSITAS MANDALA WALUYA Asfani Yuhadi; Sanatang; Sitti Masriwati; Suci Regisca Aulia Rahmadani
Jurnal MediLab Mandala Waluya Vol. 8 No. 1 (2024): JURNALMEDILAB MANDALA WALUYA
Publisher : Prodi D4 Teknologi Laboratorium Medis, Universitas Mandala Waluya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54883.5.1.4.ll.

Abstract

Berdasarkan survey pendahuluan yang telah dilakukan pada mahasiswi D-IV TLM didapatkan informasi secara acak dari angkatan 2019 sampai angkatan 2022 yang berjumlah 435 orang perempuan, terdapat 10 mahasiswi wanita yang mengeluh bahwa siklus menstruasinya tidak teratur seperti lamanya waktu menstruasi berbeda-beda tiap bulannya, darah yang keluar sangat banyak tapi kadang sangat sedikit dan singkat, jumlah jeda hari (siklus) antara waktu menstruasi tidak teratur. Setiap siklus menstruasi kurang lebih sebanyak 42 mg zat besi yang keluar, diperkirakan saat siklus menstruasi wanita akan kehilangan rata-rata kurang dari 60 ml darah. Sehingga wanita yang kehilangan darah lebih dari 60 ml akan mengalami penurunan dalam jumlah simpanan zat besi yang membuat kadar hemoglobin menjadi menurun. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara kadar hemoglobin dan kadar besi (SI) terhadap ketidakteraturan siklus menstruasi. Jenis penelitian ini adalah deskripstif. Populasi pada penelitian ini sebanyak 10 responden sedangkan sampel dengan menggunakan total sampling sebanyak 10 responden yang memenuhi kriteria inklusi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis kuantitatif dengan pengukuran hemoglobin menggunakan metode POCT (Point of Care Testing) dan pengukuran kadar serum iron dengan menggunakan metode enzymatik (TMS 1024i). Berdasarkan hasil penelitian diperoleh dari 10 responden yang mengalami siklus menstruasi tidak normal sebanyak 5 responden memiliki kadar hemoglobin tidak normal (<12 g/dl) dan sebanyak 5 responden memiliki kadar hemoglobin normal (12-15 g/dl). Dari 10 responden yang mengalami siklus menstruasi tidak normal sebanyak 4 responden memiliki kadar besi (SI) tidak normal (<37 µg/dL) dan sebanyak 6 responden memiliki kadar besi (SI) normal (37-160 µg/dL). Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna secara signifikan antara kadar hemoglobin dan serum iron terhadap ketidakteraturan siklus menstruasi pada mahasiswi D-IV Teknologi Laboratorium Medis. Untuk penelitian selanjutnya, peneliti dapat menggunakan jumlah sampel yang berbeda dan meneliti lebih banyak lagi variabel yang tidak diteliti oleh peneliti.

Page 9 of 12 | Total Record : 118