cover
Contact Name
Jurnal Budaya
Contact Email
jurnalbudayaub@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
jurnalbudayaub@gmail.com
Editorial Address
Jalan Veteran Malang 65145
Location
Kota malang,
Jawa timur
INDONESIA
Jurnal Budaya
Published by Universitas Brawijaya
ISSN : -     EISSN : 27455726     DOI : -
Core Subject : Humanities,
Jurnal Budaya adalah jurnal akses terbuka dengan penilaian sejawat yang diterbitkan oleh Jurusan Bahasa dan Sastra di Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Brawijaya. Jurnal ini diterbitkan dua kali setahun pada bulan Agustus dan November, dan menerima pengajuan artikel bahasa, sastra, budaya, dan pengajaran bahasa. Artikel-artikel tersebut ditulis dalam bahasa Indonesia atau bahasa Inggris.
Articles 39 Documents
RELASI TANDA DAN NILAI FILOSOFIS PIRANTI TRADISI ENTAS-ENTAS SUKU TENGGER: KAJIAN ANTROPOLINGUISTIK Putri, Vranola Ekanis; Abidin, Muhammad Irvanul; Hasyim, Ali; Thalares, Titania Dena; Nathasia, Hana; Luhur, Gagawan Jawa Anjawani; Ardhian, Dany
Jurnal Budaya Vol. 3 No. 1 (2022): JURNAL BUDAYA, August 2022
Publisher : Department of Language and Literature, Faculty of Cultural Studies, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The Tenggerese are still thick with their culture, especially at death ceremonies. Of course, inthe tradition of the Day of Death, the Tengger tribe has its own uniqueness and sacrednessthat makes it interesting. The purpose of this study is to explain the lingual form, meaning,referential, and philosophical values of the Tenggerese Death Day tradition in Anthropologystudies.The Tenggerese are still thick with their culture, especially at death ceremonies. TheDay of the Dead tradition begins on the day of death until someone's funeral. Of course, in thetradition of the Day of Death, the Tengger tribe has its own uniqueness and sacredness thatmakes it interesting. The purpose of this study is to explain the lingual form, meaning,referential, and philosophical values of the Tenggerese Death Day tradition in Anthropologystudies.The source of the data in this study was obtained from documentation and interviewswith traditional leaders of the Tengger tribe, Romo Eko and Romo Pram. From these sources,it can be found tools used in day of death rituals such as nyigar ontong, isen-isen, treats andothers. The data collection method that will be used is the listening and note-taking technique.The data analysis method will use the discourse analysis method. Discourse analysis waschosen to study the use of written or written language in relation to social contexts. Then thereferential meaning used is based on the triangle of meaning of Ogden and Richards with thecategories of culture, social, history, nature, religion, and economy. The results of the studyfound that the lingual form obtained from the death ceremony was in 2 categories, namelyaffixation and reduplication, while the referential meaning found 15 meanings. Thephilosophical values in the Tengger death tradition include moral philosophy and also thephilosophical values of adat/tradition
Makna Simbolis pada Tradisi Nyolong Iwa dalam Ritual Entas-Entas sebagai Upaya Tolak Bala di Desa Tosari, Kecamatan Tosari, Kabupaten Pasuruan: Kajian Antropolinguistik Paulina, Marta; Rafflesiani, Merlcy; Permata, Nadila; Nur, Shofiyatu; Savia, Syaharani; Salwa, Tsamara; Oktavian, oko
Jurnal Budaya Vol. 3 No. 1 (2022): JURNAL BUDAYA, August 2022
Publisher : Department of Language and Literature, Faculty of Cultural Studies, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tengger is an area at the foot of Mount Bromo and has a lot of cultural diversity, one of which is the Entas-Entas DeathCeremony. In the Entas-Entas Ceremony, there are several other traditions in it, one of which is the Nyolong Iwa Tradition.The Tenggerese believe that life does not belong to us, but only a deposit from God. This study aims to describe terms andsymbols in the Nyolong Iwa Tradition as an effort to reject reinforcements in Tosari Village, Tosari District, PasuruanRegency. The method used in collecting data in this study is the method of listening to the tapping technique. The datacollected was analyzed using the listening method, which is a method whose implementation is carried out by listening to theform of lingual texts and symbols in the ritual. The basic technique used in analyzing the data is the tapping technique bytapping the use of symbols in the form of free-talk listening techniques, recording techniques, and note-taking techniques.
Penggunaan Ninshou Daimeishi Variasi Danseigo oleh Penutur Wanita dalam Anime Akame Ga Kill! Wulandari, Taurina Ayu; Puspitasari, Dewi; Prihandari, Ismi
Jurnal Budaya Vol. 3 No. 1 (2022): JURNAL BUDAYA, August 2022
Publisher : Department of Language and Literature, Faculty of Cultural Studies, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini membahas tentang terjadinya penggunaan ninshou daimeishi atau pronomina persona variasi danseigo ataubahasa pria oleh penutur wanita dalam serial anime berjudul Akame Ga Kill! Penggunaan ninshou daimeishi variasi bahasapria oleh penutur wanita sendiri merupakan sesuatu yang dianggap menyimpang dari kaidah kebahasaan yang terdapat dalammasyarakat Jepang. Sehingga, peneliti hendak menganalisis lebih lanjut mengenai bentuk-bentuk penyimpangan yangdilakukan beserta faktor yang mempengaruhi terjadinya penyimpangan. Adapun landasan teori yang digunakan dalampenelitian yakni teori sosiolinguistik, teori variasi bahasa, teori pronomina persona variasi danseigo, dan teori penyimpanganpenggunaan bahasa Jepang. Kemudian, metode yang digunakan oleh peneliti adalah metode kualitatif dan menggunakanteknik content analysis. Langkah yang ditempuh selama penelitian yakni menyimak episode 1-10 serial anime Akame GaKill!, mencatat dialog yang mengandung penyimpangan penggunaan ninshou daimeishi variasi bahasa pria, memberi kodeuntuk setiap data, melakukan transkrip dialog, melakukan klasifikasi serta tabulasi data sesuai kategori ninshou daimeishi,kemudian melakukan penarikan simpulan dan saran. Setelah dilakukan analisa lebih lanjut, peneliti menemukanpenyimpangan pada kata ware, waga, omae, kimi, soitsu, koitsu, aitsu, dan konna yatsu. Berdasarkan hasil temuan tersebut,dapat ditarik kesimpulan bahwa kata yang paling banyak mengalami penyimpangan adalah kata omae yang disebabkankarena adanya faktor relasi antara pembicara dan lawan bicara, yakni relasi antara atasan dan bawahan.
ANALISIS BENTUK DAN MAKNA PERHITUNGAN WETON PADA TRADISI PERNIKAHAN ADAT JAWA MAYARAKAT DESA NGINGIT TUMPANG (KAJIAN ANTROPOLINGUISTIK) Simamora, Andika; Ruwaida, Ishma Mahliya; Makarima, Nur Ifa Tamlika; Raharja, Bima Putra Lucky; Risma, Nadia Aviana; Saputro, Rizal Dwi; Ardhian, Dany
Jurnal Budaya Vol. 3 No. 1 (2022): JURNAL BUDAYA, August 2022
Publisher : Department of Language and Literature, Faculty of Cultural Studies, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This research was conducted to determine the form, meaning, and function of wetoncalculation in marriage. Then to find out the weton naming system, the socio-culturalperception of the community towards the weton tradition in marriage. The primary data inthis study is the text that is sensed, such as the names of the wetons themselves, to beanalyzed linguistically and culturally. While the secondary data in this study were obtainedfrom interviews with sources and literature studies from previous studies. Sources of data areinformants, namely Mr. Siswantoro as a pranoto actor and inventor of manten in NgingitVillage, Tumpang District, Malang Regency, and related literature. The data collectiontechnique used is the interview and documentation method. Meanwhile, to analyze the data,this study uses the referential equivalent method. This study obtained the results that there is alexical meaning in the form of weton itself, there are functions and uses of weton to calculatethe compatibility of partners, avoid taboo days and chase good days to get lucky. Until now,the Tumpang people still practice these values because they preserve the cultural heritage oftheir ancestors. The Tumpang community is able to separate cultural affairs from religiousmatters, so that the two can synergize according to their portions.
KONSEP TRADISI MI ARE DALAM BUDAYA LIO DALAM TERANG FILSAFAT ONTOLOGI MARTIN HEIDEGGER DAN RELEVANSINYA BAGI KAUM MUDA Ledu, Marselinus
Jurnal Budaya Vol. 4 No. 1 (2023): JURNAL BUDAYA
Publisher : Department of Language and Literature, Faculty of Cultural Studies, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menggali nilai-nilai luhur yang terkandung dalam tradisi Mi are suku Lio. Dengan kata lain, penulis hendak memperkenalkan tradisi Mi are dan menyadarkan suku Lio akan betapa pentingnya menjaga, memelihara dan membangun relasi yang baik degan Tuhan, alam semesta dan sesama. Fokus penelitian ini adalah suku Lio yang berada di kecamatan Tana Wawo, secara khusus di desa Bu Utara. Metode penelitian yang digunakan penulis adalah metode wawancara, kepustakaan dan juga menggunakan pendekatan filsafat ontologi Martin Heidegger. Dengan metode-metode ini penulis percaya mampu menagkap secara lebih mendalam nilai-nilai luhur dari tradisi Mi are. Dalam proses penelitian ini penulis menemukan betapa kaya nilai-nilai luhur yang terkandung dalam tradisi Mi are suku Lio. Nilai-nilai yang terkandung di dalamnya mengarah pada pemeliharaan relasi antara manusia dengan Tuhan, manusia dengan sesama dan mansuia dengan alam semesta. Penelitian ini hendak menanamkan kesadaran dan pengetahuan kepada orang Lio, khususnya anak muda, agar mereka tahu betapa kayanya nilai-nilai luhur dalam tradisi Mi are, sehingga mampu mengantar mereka untuk selalu menjaga, memelihara dan membangun relasi yang baik dengan Tuhan sesama dan alam semesta.
Analisis Konflik Batin Tokoh Abdel dalam Film Athena Karya Romain Gavras Bella Nafisa Yumnaa; Roosi Rusmawati; Dwi Ira Ningrum Ana Mardiana
Jurnal Budaya Vol. 4 No. 1 (2023): JURNAL BUDAYA
Publisher : Department of Language and Literature, Faculty of Cultural Studies, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk konflik batin yang terjadi pada tokoh Abdel dalam film Athena karya Romain Gavras. Teori yang digunakan pada penelitian ini adalah teori konflik Tipe Satu Kurt Lewin. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Objek penelitian ini adalah konflik batin yang terjadi pada tokoh Abdel dengan menggunakan sumber data film Athena. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik pustaka atau dokumen, yaitu dengan mengkaji berbagai sumber pustaka seperti gambar, teks atau karya monumental seseorang. Data yang didapatkan kemudian dianalisis menurut Miles and Huberman dengan urutan proses yang terdiri dari reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Pada penelitian ini ditemukan enam konflik batin yang dialami tokoh Abdel, sesuai teori konflik Kurt Lewin, yaitu konflik mendekat-mendekat (approach-approach conflict), konflik menjauh-menjauh (avoidance-avoidance conflict) dan konflik mendekat-menjauh (approach-avoidance conflict). Sehingga dapat disimpulkan bahwa konflik batin yang dialami tokoh Abdel mencakup keseluruhan konflik batin Tipe Satu, karena dia dihadapkan oleh dua sisi yang sangat diinginkannya ataupun sangat tidak diinginkannya dalam waktu yang bersamaan. Kata kunci: konflik batin, film Athena
Lanskap Linguistik Ruang Publik pada Tempat Makan di Daerah Dinoyo Kota Malang Almadea Rizki Adinda; Charisa Poppy Maulita; Revina Lutfi Al Fathi; Ricky Rifanda; Violina Adha; Muhamad Salman Endris; Nashrul Ummah
Jurnal Budaya Vol. 5 No. 1 (2024): JURNAL BUDAYA
Publisher : Department of Language and Literature, Faculty of Cultural Studies, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Budaya merupakan aset berharga yang memerlukan pelestarian, dan salah satu aspek kaya budaya yang dapat dijaga adalah lanskap linguistik ruang publik. Daerah Dinoyo merupakan salah satu kelurahan di Kecamatan Lowokwaru dengan jumlah penduduk tertinggi di Kota Malang. Lokasinya yang dekat dengan kampus menjadikan banyak mahasiswa yang memilih daerah tersebut untuk dijadikan tempat tinggal, sehingga terindikasi adanya multilingual pada masyarakatnya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis variasi bahasa pada papan nama tempat makan di daerah Dinoyo. Data dikumpulkan melalui teknik observasi, dokumentasi dan studi kepustakaan dengan memperoleh sumber data melalui papan nama tempat makan di daerah Dinoyo. Kemudian data dikategorikan ke dalam tabel bentuk bahasa dan dianalisis berdasarkan bentuk, variasi serta fungsi bahasanya. Hasil penelitian menunjukkan terdapat dua bentuk bahasa yang digunakan yakni monolingual dan bilingual, fungsi bahasa seperti informasi dan simbolik, serta terdapat dominasi bahasa pada papan nama warung makan di Daerah Dinoyo. Kata kunci: lanskap linguistik, tempat makan, Dinoyo Malang
Kesalahan Komunikasi Mahasiswa Asing Dalam Menggunakan Bahasa Indonesia: Kajian Fonologi Warih, Lintang; Putri, Bherta; Bahira, Dalillah; Budihardjo, Taufik; Hadijah, Tiara
Jurnal Budaya Vol. 5 No. 1 (2024): JURNAL BUDAYA
Publisher : Department of Language and Literature, Faculty of Cultural Studies, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini mengkaji mengenai bentuk kesalahan tuturan dalam objek kajian fonologi. Fokus penelitian ini membahas mengenai faktor pemerolehan bahasa kedua, bentuk kesalahan fonologi pada mahasiswa asing dan strategi pemertahanan bahasa. Hal ini bertujuan untuk mencari data berupa kesalahan berbahasa Indonesia pada mahasiswa asing dan faktor yang melandasi kesalahan tutur tersebut. Metode yang digunakan dalam penelitian ini berupa kualitatif deskriptif dengan memaparkan hasil analisis data. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah seorang mahasiswa Universitas Brawijaya yang merupakan pelajar asing. Seorang narasumber laki-laki bernama Zaki (19) dan narasumber perempuan bernama Kylie (20). Adapun hasil dalam penelitian ini menunjukkan kesalahan fonologi ditinjau dari 1) Perubahan fonem konsonan /m/-/ng/, /n/-/ng/, /c/-/j/, /p/-/b/, /mb/-/p/. 2) Perubahan fonem vokal menjadi konsonan /e/-/ng/. 3) Perubahan fonem konsonan menjadi vokal /t/-/y/. 4) Perubahan fonem konsonan /n/, /k/, /t/, /k/, /h/. 5) Perubahan Bunyi.Kata Kunci: Pemerolehan bahasa kedua, aspek fonologi, BIPA
Pemertahanan Bahasa Daerah dalam Film Yowis Ben 2: Kajian Sosiolinguistik Hamidah, Latifah Winda; Firdaus, Yuli Ardila Nahla; Damayanti, Mutiara; Scogati, Tio Elsan Dewa; Sarah, Naswa; Putri, Salsabilla Juliana; Ardhian, Dany
Jurnal Budaya Vol. 5 No. 1 (2024): JURNAL BUDAYA
Publisher : Department of Language and Literature, Faculty of Cultural Studies, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Indonesia kaya akan keanekaragaman bahasa daerah. Bahasa daerah merupakan salah satu aset budaya yang berharga di Indonesia. .Namun, akhir-akhir ini bahasa daerah mulai dimunculkan lagi pada media-media lokal ataupun nasional sebagai bentuk pelestarian bahasa daerah.film menjadi alat yang sangat efektif dalam mengampanyekan dan melestarikan bahasa daerah, atau sebaliknya, menggantikannya dengan bahasa yang lebih dominan. Salah satunya melalui Film Yowis Ben 2, Film ini terkenal karena menghadirkan bahasa daerah, terutama bahasa Jawa, dalam dialognya. Keberhasilan film ini dalam mempertahankan bahasa daerah dalam konteks perfilman menjadi fokus utama penelitian ini.Penelitian ini menggunakan metode kualitatif-deskriptif dengan teknik simak bebas libat cakap dan catat.Hasil penelitian menunjukkan setidaknya terdapat 4 data dalam bahasa Sunda dan 8 data dalam bahasa Jawa yang dapat diklasifikasikan sebagai upaya pemertahanan bahasa. Bentuk pemertahanan bahasa Sunda dalam film Yowis Ben 2 diindikasikan dari penggunaan beberapa pepatah dalam bahasa Sunda dan kosa kata yang memang menjadi ciri khas dari tindak tutur masyarakat Sunda. Sedangkan dalam bahasa Jawa,upaya pemertahanan bahasa yang terdapat dalam film Yowis Ben 2 adalah dimasukkannya bahasa Walikan yang merupakan ciri khas bahasa orang Malang, parikan yang menjadi ciri khas ludruk Jawa Timur, serta tembung entar dan penggunaan bahasa krama inggil yang menjadi khas dalam acara sakral budaya Jawa. Kata kunci: pemertahanan bahasa, Yowis Ben 2, film, sosiolinguistik Abstract Indonesia is rich in regional linguistic diversity. Regional languages are one of Indonesia's most valuable cultural assets. Recently, however, regional languages have begun to reappear in local or national media as a form of regional language preservation. Films have become a very effective tool in campaigning and preserving regional languages, or conversely, replacing them with more dominant languages. One of them is Yowis Ben 2, this movie is famous for featuring regional languages, especially Javanese, in its dialogues. The success of this film in preserving local languages in the context of cinema is the main focus of this research.This research uses a qualitative descriptive method with the techniques of free listening and note taking.The results show that there are at least 4 data in Sundanese and 8 data in Javanese that can be classified as language preservation efforts. The form of Sundanese language preservation in the film Yowis Ben 2 is indicated by the use of several Sundanese proverbs and vocabulary characteristic of Sundanese speech acts. In Javanese, on the other hand, the language preservation efforts contained in Yowis Ben 2 are the inclusion of Walikan, which is characteristic of the language of the Malang people, Parikan, which is characteristic of East Javanese ludruk, as well as tembung entar and the use of krama inggil language, which is typical of Javanese cultural sacred events. Keywords: language preservation, Yowis Ben 2, film, sociolinguistics
Language Errors in Culinary Culture Differences of Intermediate Level BIPA Students at Universitas Brawijaya Teddy Afriansyah; Shonia Rahma Putri; Salma Reza Adinda; Kharisma Shinta; Clementina Vincencia Kandam; Dany Ardhian
Jurnal Budaya Vol. 5 No. 1 (2024): JURNAL BUDAYA
Publisher : Department of Language and Literature, Faculty of Cultural Studies, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The use of information and communication technology in learning Indonesian for Foreign Speakers (BIPA) at Universitas Brawijaya created a trend of popularity in the use of culinary vlog videos by middle-level students. Despite making a positive contribution, the use of this technology often leads to morphosemantic errors in the use of Indonesian. These errors include aspects of word use, sentence structure, and vocabulary selection that do not conform to language norms. This study used a qualitative descriptive approach by observing three culinary vlog videos as samples. The method in collecting data, this research employs observation and note-taking techniques. Subsequently, data analysis is conducted through three stages, namely the first stage involves data reduction to simplify information, the second stage focuses on presenting data for better clarity, and the third stage entails formulating conclusions based on the results of the conducted analysis. The results of the study found that there were 9 morphosemantic error data in the first video with Olivia, 4 morphosemantic error data in the second video with Lestari, and 5 morphosemantic error data in the third video with Dalia. It can be concluded that language errors that arise can affect the understanding and clarity of messages conveyed in daily communication. With a better understanding of language errors, it is expected to contribute to maintaining the quality of good and correct use of Indonesian in various daily communication situations. Keywords: language errors, culinary culture, BIPA students

Page 3 of 4 | Total Record : 39