cover
Contact Name
Anwar Hafidzi
Contact Email
anwar.hafidzi@uin-antasari.ac.id
Phone
+6285251295964
Journal Mail Official
shariajournaledu@gmail.com
Editorial Address
Jalan Gotong Royong, Banjarbaru, Kalimantan Selatan, Indonesia Kode Pos 70711
Location
Kota banjarbaru,
Kalimantan selatan
INDONESIA
Interdisciplinary Explorations in Research Journal (IERJ)
ISSN : 30321069     EISSN : 30321069     DOI : https://doi.org/10.62976/ierj.v3i2.1120
The Interdisciplinary Explorations in Research Journal (IERJ) is a peer-reviewed academic journal that provides an international platform for scholars and researchers to share innovative and cross-disciplinary studies. IERJ publishes original research articles, reviews, and scholarly papers that advance theoretical understanding and practical applications across diverse academic fields, including science, technology, social sciences, and the humanities. The journal welcomes interdisciplinary research and community service-based studies that offer new insights, foster collaboration, and address global challenges. By promoting intellectual dialogue and cross-field exploration, IERJ aims to contribute to the integration of knowledge, encourage academic innovation, and support impactful research that benefits both scholarship and society.
Articles 201 Documents
Konsep Waris Berdasarkan Gender Dan Keadilan Dalam Kitab Melayu Is’af Al Khaaid Karya Syekh Muhammad Syukri Unus Al-Banjari Ali Mu’ammar
Interdisciplinary Explorations in Research Journal Vol. 2 No. 1 (2024): Integration of Islamic Knowledge and Values in Education, Islamic Studies, Loca
Publisher : PT. Sharia Journal and Education Center

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62976/ierj.v2i1.447

Abstract

Abstract This research explores the concept of inheritance based on gender and justice as presented in the Malay manuscript "Is’af Al Khaaid" by Sheikh Muhammad Syukri Unus Al-Banjari. The manuscript serves as the focal point for analysis to comprehend Sheikh Muhammad Syukri Unus Al-Banjari's perspectives on inheritance, with a specific emphasis on gender aspects and principles of justice. Employing a qualitative approach, this study delves into an in-depth textual analysis of the manuscript to identify gender perspectives in inheritance and to understand how the concept of justice is reflected in the distribution of inherited property. The research aims to provide further insights into Islamic views, particularly in the context of inheritance, and its implications on gender justice within society. The conclusions and findings of this study are expected to contribute significantly to the discourse on Islam, inheritance law, and gender perspectives concerning justice. Keywords: inheritance, gender, justice Abstrak Penelitian ini menggali konsep waris berdasarkan gender dan keadilan yang terkandung dalam kitab Melayu "Is’af Al Khaaid" karya Syekh Muhammad Syukri Unus Al-Banjari. Kitab tersebut menjadi fokus analisis untuk memahami pandangan Syekh Muhammad Syukri Unus Al-Banjari terhadap pewarisan, dengan penekanan pada aspek gender dan prinsip keadilan. Studi ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan menganalisis teks kitab secara mendalam untuk mengidentifikasi perspektif gender dalam pemberian waris dan memahami bagaimana konsep keadilan tercermin dalam pembagian harta waris. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan lebih lanjut tentang pandangan agama Islam, terutama dalam konteks waris, serta implikasinya terhadap keadilan gender di masyarakat. Kesimpulan dan temuan studi ini diharapkan dapat memberikan sumbangan signifikan terhadap diskursus keislaman, hukum waris, dan perspektif gender dalam konteks keadilan. Kata Kunci: waris, gender, keadilan
Sertifikasi Produk Halal MUI Sebagai Strategi Pembangunan Ekonomi Masyarakat Indonesia Ditinjau dengan Teori Hukum Pembangunan Mochtar Kusumaatmadja Taufik , Nuansa Falsafia
Interdisciplinary Explorations in Research Journal Vol. 2 No. 1 (2024): Integration of Islamic Knowledge and Values in Education, Islamic Studies, Loca
Publisher : PT. Sharia Journal and Education Center

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62976/ierj.v2i1.448

Abstract

Abstract Nowadays, there are many Micro, Small and Medium Enterprises (MSMEs) products that include a halal logo from MUI but they actually do not have a halal certificate. Whereas the applicable procedure in granting this label permit is based on an officially issued halal certificate whose products must be examined first from how to make to the materials used for production by MUI. The government through MUI in an effort to answer existing problems in accordance with Islamic religious principles, in relation to products from MSMEs by issuing regulations and laws regarding halal product certification sees a clear goal for the economic development of a more advanced Indonesian society. The focus of discussion in this study is on how the objectives and benefits of halal product certification from MUI for MSME products when viewed with the development theory of Mochtar Kusumaatmadja. The research method used in this research is normative which is sourced from literature and sourced from Indonesian laws and regulations. The results of this study indicate that the objectives of halal product certification synergize with the current state of Indonesian society where this is evidenced by the existence of legislative policies and applications where the objectives for halal product certification are for the needs and interests of the Indonesian people, especially Muslims. In addition to the interests of Muslim consumption which is guaranteed to be halal by the MUI fatwa, another goal that the government wants to achieve is as an economic development strategy for the Indonesian people so that it can advance MSMEs as producers of halal products whose products are currently more in demand and sought after, especially by Muslim Indonesians so that the halal certification can give confidence to the public with a guarantee that the product is halal through research conducted by MUI and MUI's official determination so that in the end it can increase the purchasing power of the Indonesian people towards domestic MSME products. In addition, with the export of products made by MSMEs that have carried out international / global halal certification of their products, it can increase the number of exports of domestic products where this clearly affects the increase in foreign exchange and reflects the development and development of the Indonesian economy. Keywords: Halal, Certification, Legal Development. Abstrak Dewasa ini banyak produk Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang mencantumkan logo halal dari MUI tapi sebenarnya mereka belum memiliki sertifikat halal. Padahal prosedur yang berlaku dalam pemberian izin label ini adalah berdasarkan sertifikat halal yang dikeluarkan secara resmi yang produknya harus diteliti terlebih dahulu dari cara membuat hingga bahan yang digunakan untuk produksi oleh MUI. Pemerintah melalui MUI dalam usaha menjawab persoalan-persoalan yang ada sesuai dengan kaidah agama Islam, kaitannya dengan produk dari UMKM dengan mengeluarkan pengaturan dan peraturan perundang-undangan mengenai sertifikasi produk halal melihat tujuannya yang jelas demi pembangunan ekonomi masyarakat Indonesia yang lebih maju. Fokus pembahasan pada penelitian ini ialah mengenai bagaimana tujuan dan manfaat sertifikasi produk halal dari MUI terhadap produk UMKM apabila dilihat dengan teori pembangunan Mochtar Kusumaatmadja. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini ialah normatif yang bersumber pada literatur kepustakaan serta bersumber pada peraturan perundang-undangan Indonesia. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tujuan sertifikasi produk halal bersinergi dengan keadaan masyarakat Indonesia saat ini dimana hal tersebut dibuktikan dengan adanya kebijakan legislasi dan aplikasi dimana tujuan untuk sertifikasi produk halal itu untuk kebutuhan dan kepentingan masyarakat Indonesia khususnya umat Muslim. Selain kepentingan konsumsi umat muslim yang terjamin kehalalannya dengan adanya fatwa MUI tersebut, tujuan lain yang ingin dicapai oleh pemerintah ialah sebagai strategi pembangunan ekonomi masyarakat Indonesia sehingga dapat memajukan UMKM sebagai produsen produk halal yang saat ini produknya lebih banyak diminati dan dicari khususnya oleh masyarakat Indonesia yang beragama Islam sehingga dari adanya sertifikasi halal tersebut dapat memberikan kepercayaan pada masyarakat dengan adanya jaminan bahwa produk itu halal melalui penelitian yang dilakukan MUI dan penetapan resmi MUI sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan daya beli masyarakat Indonesia terhadap produk UMKM dalam negeri. Selain itu, dengan adanya ekspor produk yang dilakukan oleh UMKM yang sudah melakukan sertifikasi halal bertaraf internasional/global produknya, dapat meningkatkan jumlah ekspor produk dalam negeri dimana hal tersebut jelas berpengaruh pada peningkatan devisa negara dan mencerminkan adanya perkembangan dan pembangunan ekonomi Indonesia. Kata kunci: Halal, Sertifikasi, Pembangunan Hukum.
Urgensi Aturan Agama Lokal Berbasis Hak Asasi Manusia: Studi Etnografi Praktik Beragama Komunitas Samin di Jawa Tengah Nur Wakhidah; Ahmad Subakir; Rasyid Rizani; Muhammad Yusman
Interdisciplinary Explorations in Research Journal Vol. 2 No. 1 (2024): Integration of Islamic Knowledge and Values in Education, Islamic Studies, Loca
Publisher : PT. Sharia Journal and Education Center

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62976/ierj.v2i1.449

Abstract

Abstract This article aims to position local religions in Indonesian regulations, and then analyze the urgency of human rights-based regulation of local religions. The method in this article is the legal ethnography method. This research shows that there are local religious practices that experience discrimination from the state. State officials directed the Samin community to choose one of the state-recognized religions. This is contrary to human rights. This article argues that the state should regulate and recognize local religions based on human rights. The article finds that politically, the Samin community does not endanger the state, but instead shows nationalistic behavior and obeys the law. The noble agreement between the state and the Samin community is Pancasila and the 1945 Constitution. Keywords: urgency, rules, local religion , human rights Abstrak Artikel ini bertujuan memposisikan agama lokal dalam regulasi di Indonesia, selanjutnya menganalisis urgensi aturan agama lokal berbasis hak asasi manusia. Metode dalam artikel ini adalah metode etnografi hukum. Penelitian ini menunjukkan adanya praktik agama lokal yang mengalami diskriminasi dari negara. Aparat negara mengarahkan komunitas Samin untuk memilih salah satu agama yang diakui negara. Hal ini bertentangan dengan hak asasi manusia. Artikel ini mengajukan pendapat agar negara mengatur dan mengakui agama lokal berbasis hak asasi manusia. Artikel ini menemukan bahwa secara politis, komunitas Samin tidak membahayakan negara, justru menunjukkan perilaku nasionalisme dan taat pada hukum. Kesepakatan mulia antara negara dan komunitas Samin berupa Pancasila dan UUD 1945. Kata Kunci: urgensi, aturan, agama lokal, hak asasi manusia
Examining Online Buying and Selling Contracts: A Qualitative Analysis of Marketplace Transactions and Contractual Practices Sarmadi, Akhmad Sukris; Indrazati, Vina Radhita Putri Margaretha
Interdisciplinary Explorations in Research Journal Vol. 1 No. 3 (2023): "Exploring the Wisdom Integration of Multidisciplinary Approaches in Higher Edu
Publisher : PT. Sharia Journal and Education Center

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62976/ierj.v1i3.450

Abstract

Abstract This research will discuss how the contract is carried out by sellers and buyers in online buying and selling activities in a marketplace. Nowadays, there are many marketplaces that serve as a place for sellers to sell their goods which are also equipped with various features in it. Considering that the contract is one of the pillars of buying and selling and is a condition for the validity of buying and selling, it is necessary to conduct this research to find out how the contract used in buying and selling carried out in a marketplace. The method used in this research is a qualitative method, with interviews with informants to find out how the practice is and their opinions related to this matter. From the results of this study, it was found that if the goods and prices are clearly known, and there is willingness between the seller and the buyer, then it can be said that the contract and sale are valid because the terms and conditions have been fulfilled and the contract process is complete when the buyer clicks on the order completed/order received. Keywords: Akad, online buying and selling, marketplace. Abstrak Penelitian ini mengulas bagaimana kontrak dilaksanakan oleh penjual dan pembeli dalam kegiatan jual beli online di sebuah marketplace. Saat ini, terdapat banyak marketplace yang berfungsi sebagai tempat bagi penjual untuk menjual barang dagangannya, dilengkapi dengan berbagai fitur di dalamnya. Mengingat bahwa kontrak merupakan salah satu pilar dalam jual beli dan merupakan syarat keabsahan transaksi jual beli, penelitian ini diperlukan untuk mengetahui bagaimana kontrak digunakan dalam kegiatan jual beli di marketplace. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif, dengan wawancara bersama informan untuk mengetahui praktik yang dilakukan serta pendapat mereka terkait masalah ini. Dari hasil penelitian ini, ditemukan bahwa apabila barang dan harga jelas diketahui, serta terdapat kesepakatan antara penjual dan pembeli, maka dapat dikatakan bahwa kontrak dan transaksi penjualan tersebut sah karena syarat dan ketentuan telah terpenuhi, dan proses kontrak dianggap selesai ketika pembeli melakukan klik pada "order completed/order received". Kata Kunci: Akad, jual beli online, marketplace.
Exploring the Tradition of 'Pamantang': Prohibitions and Beliefs Surrounding Pre-Marriage Practices in the Banjar Society Fithriani, Ahda; Rahim, Niska Kamalia
Interdisciplinary Explorations in Research Journal Vol. 2 No. 1 (2024): Integration of Islamic Knowledge and Values in Education, Islamic Studies, Loca
Publisher : PT. Sharia Journal and Education Center

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62976/ierj.v2i1.451

Abstract

Abstract In the Banjar society, prohibitions or restrictions are referred to as "pamantang," encompassing beliefs rooted in religion, culture, and local customs. In the present era, a significant number of Banjar people still believe that adverse events may occur if these prohibitions are not adhered to. One such restriction is refraining from leaving the house before the marriage ceremony (akad nikah) takes place, as it is believed to have negative consequences if not followed, potentially leading to misfortune (bala). Using a qualitative method and analyzed with a sociological and phenomenological approach, the tradition of refraining from leaving the house for prospective brides and grooms in the Banjar community can be explored. In Banjar society, these prohibitions are deeply intertwined with religious beliefs, cultural norms, and local traditions. Qualitative analysis, employing sociological and phenomenological lenses, aims to delve into the subjective experiences and meanings attached to these traditions. It is noteworthy that in the Banjar community, these prohibitions, also known as "pamantang," continue to be practiced and believed in until today, with the aim of future well-being. Importantly, these practices are not in conflict with Islamic values. In-depth qualitative analysis, involving active participation in the community and open dialogue with its members, will be instrumental in comprehending the complexity and persistence of these traditions in contemporary times. Keywords: Tradition, Taboo, Future Bride And Groom Abstrak Dalam masyarakat Banjar, larangan atau pembatasan dikenal sebagai "pamantang," mencakup keyakinan yang berakar dalam agama, budaya, dan adat istiadat lokal. Pada era saat ini, sebagian besar masyarakat Banjar masih meyakini bahwa peristiwa buruk dapat terjadi jika larangan ini tidak diikuti. Salah satu larangan tersebut adalah untuk tidak meninggalkan rumah sebelum upacara pernikahan (akad nikah) berlangsung, karena diyakini dapat menyebabkan konsekuensi negatif dan potensi ketidakberuntungan (bala) jika tidak diikuti. Dengan menggunakan metode kualitatif dan dianalisis dengan pendekatan sosiologis dan fenomenologis, tradisi ini dapat dijelajahi lebih lanjut di komunitas Banjar. Dalam masyarakat Banjar, larangan ini erat terkait dengan keyakinan agama, norma budaya, dan tradisi lokal. Analisis kualitatif dengan lensa sosiologis dan fenomenologis bertujuan untuk menyelami pengalaman subjektif dan makna yang melekat pada tradisi ini. Perlu dicatat bahwa di komunitas Banjar, larangan ini, yang dikenal sebagai "pamantang," terus diamalkan dan diyakini hingga saat ini, dengan tujuan kesejahteraan di masa depan. Penting untuk dicatat bahwa praktik-praktik ini tidak bertentangan dengan nilai-nilai Islam. Analisis kualitatif mendalam, melibatkan partisipasi aktif dalam komunitas dan dialog terbuka dengan anggotanya, akan menjadi kunci untuk memahami kompleksitas dan ketahanan tradisi ini dalam konteks zaman kontemporer. Kata Kunci: Tradisi, Larangan, Calon Pengantin
Examining the Halal Perspective of Pre-Order Transactions in Gold Buying and Selling: A Qualitative Descriptive Analysis Rizali, Muhammad; Pajriah, Rihani
Interdisciplinary Explorations in Research Journal Vol. 2 No. 1 (2024): Integration of Islamic Knowledge and Values in Education, Islamic Studies, Loca
Publisher : PT. Sharia Journal and Education Center

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62976/ierj.v2i1.453

Abstract

Abstract This research will discuss buying and selling, especially buying and selling gold. Gold today is not only favored as a woman's jewelry but as a means of investment. The existence of gold buying and selling transactions by pre order raises questions that develop in the community regarding the halal and haram laws. This research is a type of qualitative descriptive research, by examining various literatures and criticizing the problems that occur in the field. By sharing opinions, from the community, religious leaders and scholars that buying and selling gold by pre order is halal. Because basically dp (downpayment) is only used as a guarantee for the buyer's certainty to buy the gold. Not as a contract. Because the correct contract is when it is paid in full and the gold has been received at the price according to the day the gold is received. Gold here is categorized as jewelry according to the illatnya "gold formed in various models is categorized as jewelry so that it is said to be goods or clothing". Keywords: buying and selling gold, buying and selling gold on pre-order, buying and selling gold on forging. Abstrak Penelitian ini membahas pembelian dan penjualan, khususnya pembelian dan penjualan emas. Saat ini, emas tidak hanya diminati sebagai perhiasan wanita tetapi juga sebagai sarana investasi. Keberadaan transaksi pembelian dan penjualan emas melalui pre order menimbulkan pertanyaan yang berkembang di masyarakat mengenai hukum halal dan haram. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kualitatif, dengan menelaah berbagai literatur dan mengkritisi masalah-masalah yang terjadi di lapangan. Dengan berbagi pendapat dari masyarakat, pemimpin agama, dan ulama bahwa pembelian dan penjualan emas melalui pre order adalah halal, karena pada dasarnya uang muka hanya digunakan sebagai jaminan kepastian pembeli untuk membeli emas, bukan sebagai kontrak. Kontrak yang benar adalah saat pembayaran lunas dan emas telah diterima dengan harga sesuai dengan hari emas diterima. Emas di sini dikategorikan sebagai perhiasan berdasarkan illatnya "emas yang dibentuk dalam berbagai model dikategorikan sebagai perhiasan sehingga dianggap sebagai barang atau pakaian". Kata kunci: pembelian dan penjualan emas, pembelian dan penjualan emas pre-order, pembelian dan penjualan emas secara palsu.
Gifts as Object of Zakat in a Review of Positive Law and Islamic Law in Indonesia Hafizah, Amelia
Interdisciplinary Explorations in Research Journal Vol. 2 No. 1 (2024): Integration of Islamic Knowledge and Values in Education, Islamic Studies, Loca
Publisher : PT. Sharia Journal and Education Center

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62976/ierj.v2i1.455

Abstract

Abstract This research was motivated by the rise of gift zakat along with the rise of professional zakat today. As we know gifts are gifts from one person to someone else because of affection, achievements or bonuses from the results of our hard work. Some opinions say that zakat gifts have no nisab and are issued when getting without waiting for the haul. Therefore, this study aims to find out whether there are laws or propositions that can analogize gifts as objects of zakat. This research uses a type of normative legal research using a statutory approach and a conceptual approach. The data collection that the author did through literature studies, secondary legal materials that the author used includes, the Qur'an and hadith, the Compilation of Sharia Economic Law, Fatwa DSN MUI No. 3 of 2003 concerning Zakat Income and Law No. 23 of 2011 concerning Zakat Management. The primary legal material is a legal source that is not directly related to the object of research but only as a support. The results showed that in positive law, referring to article 4 paragraph 2 letter h of Law No. 23 of 2011 concerning zakat management, the gift zakat obtained from holiday allowances is included in the assets that must be zakat because it is analogous to mall zakat in the form of income and services, if the gift has reached nisab and is fully owned. In Islamic law that has been mentioned in surah Al-Baqarah verse 267, hadith narrated by At-Tarmuzi and Ibn Majah, Compilation of Sharia Economic Law Chapter III article 678 and Fatwa DSN MUI No. 3 of 2003 concerning Zakat Income, which if the gift is obtained in a halal way, can be owned, used and has reached with nisab then it has been included in the requirements of property as an object of zakat, for which 2.5% zakat must be issued. Keywords: Zakat, Gifts, Positive Law, Islamic Law Abstrak Abstrak Penelitian ini dilatarbelakangi oleh maraknya zakat hadiah seiring dengan maraknya zakat profesi pada zaman sekarang. Sebagaimana yang kita ketahui hadiah adalah pemberian dari seseorang kepada seseorang lain karena kasih sayang, prestasi ataupun bonus dari hasil kerja keras kita. Beberapa pendapat mengatakan bahwa zakat hadiah tidak memiliki nisab dan dikeluarkan ketika mendapatkan tanpa menunggu haul. Maka dari itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada Undang-Undang ataupun dalil-dalil yang dapat menganalogikan hadiah sebagai objek zakat. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian hukum normatif dengan menggunakan pendekatan perundang-undangan (Statue Approach) dan pendekatan konseptual (Conseptual Approach). Pengumpulan data yang penulis lakukan melalui studi kepustakaan (library research), bahan hukum sekunder yang penulis gunakan meliputi, Al-Qur’an dan hadis, Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah, Fatwa DSN MUI No 3 Tahun 2003 Tentang Zakat Penghasilan dan Undang-Undang No 23 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan Zakat. Adapun bahan hukum primer yaitu sumber hukum yang tidak berhubungan langsung dengan objek penelitian tetapi hanya sebagai pendukung. Hasil penelitian menunjukkan dalam hukum positif, merujuk pada pasal 4 ayat 2 huruf h Undang-Undang No 23 Tahun 2011 Tentang pengelolaan zakat, maka zakat hadiah yang didapatkan dari tunjangan hari raya termasuk dalam harta yang wajib zakat karena dianalogikan dengan zakat mal yang berupa pendapatan dan jasa, apabila hadiah tersebut telah mencapai nisab dan dimilikinya secara penuh. Dalam hukum Islam yang telah disebutkan dalam surah Al-Baqarah ayat 267, hadis yang diriwayatkan oleh At-Tarmuzi dan Ibn Majah, Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah Bab III pasal 678 dan Fatwa DSN MUI No 3 Tahun 2003 Tentang Zakat Penghasilan, yang apabila hadiah tersebut didapatkan dengan cara yang halal, dapat dimiliki, digunakan dan telah mencapai dengan nisab maka telah termasuk dalam syarat harta sebagai objek zakat, yang mana wajib dikeluarkan zakatnya sebesar 2,5%. Kata Kunci : Zakat, Hadiah, Hukum Positif, Hukum Islam
Bimbingan Konseling dalam Konteks Multikultural Sebagai Bentuk Pemberdayaan Masyarakat di Desa Batu Nindan, Kecamatan Basarang Widyasari, M.I.Kom, Yolantya; Jeniva, M.Si, Isabella; Putra, Raplin Tambara
Interdisciplinary Explorations in Research Journal Vol. 2 No. 1 (2024): Integration of Islamic Knowledge and Values in Education, Islamic Studies, Loca
Publisher : PT. Sharia Journal and Education Center

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62976/ierj.v2i1.459

Abstract

Abstract Indonesia is a multicultural country with diversity as its hallmark. A clear example is the Batu Nindan Village community in Central Kalimantan Province, which has diversity and has been named a Harmony Aware Village. To maintain community identity until future generations, preventive efforts are needed through counseling guidance in a multicultural context. Counseling guidance can also support community empowerment efforts in developing their potentials. Thus, the purpose of this study is to describe the condition of the community and explain the implementation of counseling guidance in a multicultural context as a form of community empowerment in Batu Nindan Village. This research is a type of development research that adopts the Design Based Research (DBR) approach. The DBR approach is a research approach that is carried out collaboratively in compiling or designing problem solving according to the phase to be achieved. The results of the research are in the form of a prototype design as a form of sustainable community empowerment in Batu Nindan Village, Basarang District. From the results of reflection, the resulting design is valid and in accordance with the needs of multicultural communities in Batu Nindan Village. Keywords: Guidance Counseling, Multicultural, Community Empowerment, Basarang Sub-district Abstrak Indonesia adalah negara multikultural dengan keberagaman sebagai ciri khasnya. Contoh nyata seperti masyarakat Desa Batu Nindan di Provinsi Kalimantan Tengah yang memiliki keragaman dan dinobatkan sebagai Desa Sadar Kerukunan. Untuk menjaga indentitas masyarakat sampai generasi mendatang, maka diperlukan upaya preventif melalui bimbingan konseling dalam konteks multikultural. Bimbingan konseling juga dapat menunjang upaya pemberdayaan masyarakat dalam mengembangkan potensi-potensi yang dimiliki. Sehingga, tujuan penelitian ini untuk mendiskripsikan kondisi masyarakat dan menjelaskan pelaksanaan bimbingan konseling dalam konteks multikultural sebagai bentuk pemberdayaan masyarakat di Desa Batu Nindan. Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan yang mengadopsi pendekatan Design Based Research (DBR). Pendekatan DBR merupakan pendekatan penelitian yang dilakukan secara kolaboratif dalam menyusun atau mendesain pemecahan masalah sesuai fase yang ingin dicapai. Hasil penelitian berupa desain prototipe sebagai bentuk pemberdayaan masyarakat yang berkesinambungan di Desa Batu Nindan, Kecamatan Basarang. Dari hasil refleksi, desain yang dihasilkan valid dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat multikultural di Desa Batu Nindan. Kata Kunci : Bimbingan Konseling, Multikultural, Pemberdayaan Masyarakat, Kecamatan Basarang
Strategi Pembelajaran Al-Quran Dengan Pendekatan Tahsin Dalam Memperbaiki Kualitas Bacaan Al-Quran Santri di Pondok Pesantren Kusuma, Radhika Abi; Astutik , Anita Puji
Interdisciplinary Explorations in Research Journal Vol. 2 No. 1 (2024): Integration of Islamic Knowledge and Values in Education, Islamic Studies, Loca
Publisher : PT. Sharia Journal and Education Center

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62976/ierj.v2i1.470

Abstract

Salah satu masalah yang begitu mendasar dan terjadi pada umat Islam yaitu peningkatan tingkat generasi muda Islam yang masih kurang mampu membaca dan menulis Al-Qur’an dengan baik dan benar. Penetapan strategi merupakan bagian terpenting dalam pembelajaran, dan peran strategi pembelajaran Al-Quran dengan pendekatan Tahsin dalam proses pembelajaran Al-Quran sangat diperlukan, dikarenakan konsep-konsep tentang strategi pembelajaran tidak mudah untuk diterapkan. Oleh karena itu, tujuan darl penelitian ini yakni untuk mendeskripsikan bagaimana strategi pembelajaran Al-Quran dengan pendekatan Tahsin dalam memperbaiki kualitas bacaan Al-Quran santri di Pondok Pesantren. Metode penelitian yang digunakan yakni penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Adapun lokasi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pondok Pesantren Bangsal. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode observasi, wawancara, dan dokumentasi dan teknik analisis data yang digunakan untuk menganalis data menggunakan analisis deskriptif, data yang dikumpulkan berupa kata-kata bukan dalam bentuk angka-angka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi pembelajaran Al-Quran dengan pendekatan At Tahsin guna meningkatkan kualitas membaca Al Quran santri di Pondok Pesantren Bangsal dilakukan dengan strategi levelling yang terdiri dari 3 kelas, yakni kelas bacaan 1, kelas bacaan 2, dan kelas bacaan 3 dengan materi tajwid dan makhrijul huruf dengan tingkat kesulitan yang berbeda. Adapun faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan pembelajaran berasal dari 2 faktor, yakni faktor internal dan faktor eksternal
Pendampingan Dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Al-Qur’an Di Pondok Pesantren Raudlatul Ulum 1 Ganjaran Gondanglegi Malang Busthomi, M.Pd.I, Yazidul
Interdisciplinary Explorations in Research Journal Vol. 2 No. 2 (2024)
Publisher : PT. Sharia Journal and Education Center

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62976/ierj.v2i2.482

Abstract

Abstract This research describes a mentoring initiative conducted at Pondok Pesantren Raudlatul Ulum 1 Ganjaran Gondanglegi Malang aimed at improving Quran reading abilities. The study involved selecting assistant personnel, organizing Quran lesson schedules, assisting in Quran teaching, guiding students during activities, motivating students to diligently study the Quran, and cultivating the habit of reciting Surah Al-Fatihah. The implementation of this initiative showed positive outcomes in enhancing Quran reading abilities at Pondok Pesantren Raudlatul Ulum 1. Proposed recommendations include implementing disciplined learning, dedicated guidance by teachers, and providing motivation for students to study diligently. It is anticipated that these recommendations will contribute to the effective and successful teaching and learning process at the mentioned pesantren. Keywords: Pendampingan, al-Qur’an, Pondok pesantren, Raudlatul Ulum Abstrak Penelitian ini menggambarkan sebuah pendampingan yang dilakukan di Pondok Pesantren Raudlatul Ulum 1 Ganjaran Gondanglegi Malang dalam upaya meningkatkan kemampuan membaca Al-Qur'an. Penelitian ini mencakup penentuan tenaga pendamping, penertiban jadwal pelajaran Al-Qur'an, bantuan pengajaran Al-Qur'an, pembimbingan saat kegiatan berlangsung, motivasi bagi santri untuk rajin belajar Al-Qur'an, dan memperkenalkan membaca surat Al-Fatihah. Melalui penelitian ini, disimpulkan bahwa pelaksanaan pengabdian ini memiliki dampak positif dalam meningkatkan kemampuan membaca Al-Qur'an di Pondok Pesantren Raudlatul Ulum 1. Saran-saran yang diusulkan termasuk penerapan pembelajaran yang disiplin, bimbingan sungguh-sungguh oleh guru, serta pemberian motivasi kepada santri untuk rajin belajar. Diharapkan saran-saran ini dapat membantu proses belajar mengajar di pondok pesantren tersebut berjalan dengan baik dan efektif. Kata Kunci: Mentoring, al-Qur'an, Pondok Pesantren, Raudlatul Ulum

Page 7 of 21 | Total Record : 201