cover
Contact Name
Anwar Hafidzi
Contact Email
anwar.hafidzi@uin-antasari.ac.id
Phone
+6285251295964
Journal Mail Official
shariajournaledu@gmail.com
Editorial Address
Jalan Gotong Royong, Banjarbaru, Kalimantan Selatan, Indonesia Kode Pos 70711
Location
Kota banjarbaru,
Kalimantan selatan
INDONESIA
Interdisciplinary Explorations in Research Journal (IERJ)
ISSN : 30321069     EISSN : 30321069     DOI : https://doi.org/10.62976/ierj.v3i2.1120
The Interdisciplinary Explorations in Research Journal (IERJ) is a peer-reviewed academic journal that provides an international platform for scholars and researchers to share innovative and cross-disciplinary studies. IERJ publishes original research articles, reviews, and scholarly papers that advance theoretical understanding and practical applications across diverse academic fields, including science, technology, social sciences, and the humanities. The journal welcomes interdisciplinary research and community service-based studies that offer new insights, foster collaboration, and address global challenges. By promoting intellectual dialogue and cross-field exploration, IERJ aims to contribute to the integration of knowledge, encourage academic innovation, and support impactful research that benefits both scholarship and society.
Articles 201 Documents
Eksploitasi Perempuan di Media Massa Athirah binti Muhamad Suhaili, Hafizah; Zehan binti Jehan Sher, Nur; Norhidayat, Norhidayat; Fadillah, Rahmat
Interdisciplinary Explorations in Research Journal Vol. 2 No. 2 (2024)
Publisher : PT. Sharia Journal and Education Center

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62976/ierj.v2i2.484

Abstract

Abstract Exploitation in the mass media can carry the meaning of the utilization of the female-quarantined group carried out on official channels that are used as a means of communication for everyone for the benefit of the market. The exploitation of women's bodies in the mass media is a common phenomenon in this contemporary era. Then, this research will involve a process in which there is a process of simplifying words in order to explain the data obtained while practicing a conceptual approach. This research was conducted with a literature study. The result of the research is also that the Women's group is created with extraordinary attractiveness from various aspects as previously presented. As for the attractiveness if it falls into the wrong hands, it will apply the name of exploitation of women in the mass media. This is not something that should be accepted but everyone needs to be aware that this is wrong in terms of religion because women seem to be made tools whereas in Islam, women are created beautiful to be glorified and not to be exploited. Keywords: Attractiveness, Exploitation, Mass Media, Women Abstrak Eksploitasi di media massa bisa membawa arti pemanfaatan ke atas golongan yang berjantina Perempuan yang dilakukan pada saluran resmi yang dijadikan alat komunikasi bagi setiap orang demi bagi kepentingan pasar. Eksploitasi tubuh perempuan dalam media massa merupakan fenomena yang umum terjadi di era kontemporer ini. Lalu, penelitian ini bakal melibatkan sebuah proses di mana ada berlakunya proses penyederhanaan kata dalam rangka menjelaskan data yang didapat sekaligus mempraktik pendekatan konseptual. Penelitian ini dilakukan dengan studi kepustakaan. Hasil penelitiannya pula adalah, golongan Perempuan tercipta dengan daya tarik yang luar biasa dari berbagai aspek seperti yang telah tersajikan sebelumnya. Adapun daya Tarik tersebut jika jatuh pada tangan yang salah maka akan berlakulah yang namanya eksploitasi Perempuan di media massa. Hal ini bukanlah hal yang seharusnya diterima baik melainkan setiap orang perlu ada kesadaran bahwa hal tersebut adalah salah di sisi agama karena golongan Perempuan seakan-akan dibuat alat padahal dalam Islam, Perempuan diciptakan indah untuk dimuliakan dan bukan untuk dieksploitasi. Kata Kunci : Daya Tarik, Eksploitasi, Media Massa, Perempuan
Problematika Sosial Ujaran Kebencian (Hate Speech) Pada Generasi Milenial Wulandari, Junita; Ulfah, Ulfah; Saputra, Anton; Zulkarnain, Ali Iskandar
Interdisciplinary Explorations in Research Journal Vol. 2 No. 2 (2024)
Publisher : PT. Sharia Journal and Education Center

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstract The aim of this research is to determine awareness of using social media so that conflicts do not arise when using it. The method used in this research is a library research method sourced from books, articles and journals. By discussing this article, it is hoped that the millennial generation will be more conscious in using social media, such as selecting and selecting comments so as not to cause division or conflict. However, hate speech can also occur at school and in the community. Therefore, it is important for us to respect each other in social life. Keywords: Hate speech, social. Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kesadaran bermedia sosial agar tidak timbul konflik dalam menggunakannya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini merupakan metode kajian pustaka (Library Research) yang bersumber dari buku serta artikel dan jurnal. Dengan pembahasan artikel ini diharapkan kepada para generasi milenial agar dapat lebih sadar dalam menggunakan media sosial, seperti memilah dan memilih dalam berkomentar agar tidak menimbulkan perpecahan atau konflik. Namun, ujaran kebencian juga bisa terjadi di sekolah maupun di lingkungan masyarakat. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk saling menghormati satu sama lain dalam kehidupan bersosial. Kata Kunci: Ujaran kebencian, sosial.
Digitalisasi Literasi: Problematika dan Strategi Peningkatan Kemampuan Literasi Digital di Kalangan Mahasiswa Syafadilla, Elva; Aminah, Aminah; Latifah, Rosiana; Danu Virgiawan, Fazar; Iskandar Zulkarnain, Ali
Interdisciplinary Explorations in Research Journal Vol. 2 No. 2 (2024)
Publisher : PT. Sharia Journal and Education Center

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstract In the current era of rapidly developing technology, digital literacy skills have become a fundamental competency for students to compete in the academic world. This article explores the challenges faced by students in enhancing their digital literacy and presents strategies to address these challenges. The article's approach is qualitative, using library research. The conclusion is that common challenges faced by students include internet connectivity issues, data limits, economic constraints, and information overload. The proposed strategies include integrating digital literacy with curricula, training, digital learning resource development, facilities, and infrastructure. This article provides a comprehensive overview of digital literacy, identifies challenges, and suggests implementable solutions that can be taken up by educational institutions to prepare students for the increasing digital influence on society. The implementation of these strategies is expected to positively contribute to the preparation of students for the demands of the digital world, as we move towards an increasingly digital era. Keywords: Problematic ; Strategy ; Literacy Digital. Abstrak Pada era teknologi yang terus berkembang saat ini, kemampuan literasi digital menjadi keterampilan yang fundamental bagi mahasiswa untuk bersaing di dalam dunia akademik. Artikel ini menggali problematika yang dihadapi oleh mahasiswa dalam meningkatkan literasi digital dan menyajikan strategi yang bisa diangkat untuk mengatasi tantangan akan hal itu. Penulisan artikel ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan melakukan studi literatur (library research). Kesimpulannya, problematika yang sering ditemukan dikalangan mahasiswa yang sering terjadi seperti terkendala jaringan internet, terkendala kouta, terkendala ekonomi dan, informasi. Adapun strategi yang diajukan yaitu dengan mengaitkan literasi digital dengan kurikulum, pelatihan, pengembangan sumber belajar digital, fasilitas dan infrastruktur. Artikel ini menawarkan dan memberikan gambaran yang komprehensif tentang literasi digital dengan mengidentifikasi problematik kemudian mengatasinya yang dapat di implementassikan oleh lembaga atau instansi pendidikan yang dapat memainkan peran penting dalam mempersiapkan mahasiswa dalam menghadapi tuntutan masyarakat yang semakin terpengaruh secara digital. Implementasi dalam hal ini diharapkan dapat memberikan kontribusi positif terhadap persiapan mahasiswa dalam menghadapi tuntutan dunia di era yang semakin digital seperti sekarang ini. Kata Kunci : Problematika, Strategi, Literasi Digital.
Perspektif Advokat Kota Banjarmasin terhadap Efektivitas Persidangan melalui Media Elektronik (E-Court) M. Sanusi Helmi; Amelia Rahmaniah; Muhammad Noor Ridani; Muhammad Rafly; Syahrani
Interdisciplinary Explorations in Research Journal Vol. 2 No. 2 (2024)
Publisher : PT. Sharia Journal and Education Center

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62976/ierj.v2i2.491

Abstract

Melalui Peraturan Mahkamah Agung Nomor 1 Tahun 2019 sebagaimana diubah dalam Peraturan Mahkamah Agung Nomor 7 Tahun 2022 telah merubah secara perlahan proses persidangan di Indonesia menggunakan sistem elektronik. Berbagai fitur yang tersedia di dalam aplikasi bisa memudahkan bagi siapa saja yang mau beracara di Pengadilan. Advokat sebagai salah satu aparat penegak hukum yang sering beracara di pengadilan sebagai bagian dari profesinya, sangat terikat kepada peraturan tersebut. Bahkan diwajibkan bagi seorang advokat apabila menjadi pihak Penggugat di dalam persidangan harus menggunakan e-court untuk mendaftarkan perkaranya. Melalui metode penelitian hukum empiris. Penelitian dilakukan di beberapa kantor Advokat yang terdapat di Kota Banjarmasin. Dari semua kantor advokat yang diwawancarai penulis, menemukan hasil dari 7 (Tujuh) advokat yang berdomisili di Kota Banjarmasin berpendapat dan menyatakan bahwa melalui persidangan elektronik efektivitas dan efesiensi waktu di persidangan sudah dirasa efektif terutama di dalam mencapai asas, cepat, mudah dan sederhana. Akan tetapi mereka juga menyatakan bahwa persidangan melalui media elektronik yang diharapkan bisa memudahkan, justru jadi bomerang karena lebih ribet untuk mendaftarkan perkara. Yang mana kedua perspektif tersebut akan lebih rinci dijelaskan di dalam tulisan ini.
Tinjauan Fikih Awlawiyah Terhadap Praktik Penyaluran Zakat Pada Baznas Provinsi Kalimantan Selatan Hakim, Budi Rahmat; Wafi, Akhmad; Wijaya, Almejiem Aditya; Fitriani, Nida; Ridani, Muhammad Noor
Interdisciplinary Explorations in Research Journal Vol. 2 No. 2 (2024)
Publisher : PT. Sharia Journal and Education Center

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62976/ierj.v2i2.493

Abstract

Abstract Baznas is a non-governmental organization that is tasked with collecting and distributing zakat to those who are entitled to receive it. In order to maximize the impact of zakat distribution, Baznas makes programs that are divided into several distribution targets consisting of humanitarian programs, syiar and advocacy, education, and health. Of these programs, the humanitarian program receives the most funding, followed by syiar and advocacy, then education and health. In Islam, there is the concept of fiqh awlawiyat or fiqh of priorities. Priority jurisprudence discusses the procedure for choosing priorities between several benefits that require one to take precedence. Seeing in the distribution of zakat by Baznas there is a priority scale, it is interesting to examine it from the perspective of fikih awlawiyat. This research uses normative legal research method with fikih awlawiyat paradigm as the analysis knife. The purpose of this study is to determine the suitability of the priority scale in the distribution of zakat by Baznas with the theory of fikih awlawiyat. In the end, the conclusion of this research found the suitability between the priority scale of zakat distribution by Baznas with the theory of fikih awlawiyat. Keywords: zakat, baznas, awlawiyah fiqh Abstrak Baznas merupakan lembaga non pemerintah yang bertugas untuk mengumpulkan dan menyalurkan zakat kepada para pihak yang berhak menerimanya. Demi memaksimalkan dampak penyaluran zakat, maka Baznas membuat program-program yang terbagi pada beberapa target pendistribusian yang terdiri dari program kemanusiaan, syiar dan advokasi, pendidikan, dan kesehatan. Dari beberapa program tersebut, program kemanusiaan mendapat kucuran dana yang paling besar, lalu disusul syiar dan advokasi, kemudian pendidikan dan kesehatan. Dalam Islam, terdapat konsep fikih awlawiyat atau fikih prioritas. Fikih prioritas membahas tentang tata cara memilih prioritas antara beberapa kemaslahatan yang menuntut ada yang didahulukan. Melihat dalam penyaluran zakat oleh Baznas terdapat skala prioritas, maka menarik untuk menelaahnya dari sudut pandang fikih awlawiyat. Penelitian ini menggunakan metode penelitian hukum normatif dengan paradigma fikih awlawiyat sebagai pisau analisisnya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kesesuaian skala prioritas pada penyaluran zakat oleh Baznas dengan teori fikih awlawiyat. Pada akhirnya, kesimpulan dari penelitian ini menemukan kesesuaian antara skala prioritas penyaluran zakat oleh Baznas dengan teori fikih awlawiyat. Kata Kunci : Zakat, Baznas, Fikih Awlawiyah
Menggagas Wisata Olahraga Halal Tanpa Ikhtilat dengan Konsep Syirkah di Banjarmasin Magfur, Achmad; Azhar Basyir , Achmad; Jamaluddin Fikri, Akhmad; Husna, Khotimatul
Interdisciplinary Explorations in Research Journal Vol. 2 No. 2 (2024)
Publisher : PT. Sharia Journal and Education Center

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62976/ierj.v2i2.507

Abstract

Sarana berwisata dan bersantai sambil berlolahraga, telah menjamur di Banjarmasin, terutama di kota-kota besar. Antara lain ada berupa gedung serbaguna yang bisa bermain bulu tangkis, voli, maupun kolam renang yang juga ada arena panah serta fasilitas kebugaran lainnya. Namun, sarana-sarana ini diterapkan terbuka atau bercampur untuk umum, yang kadang membuat enggan para muslimah untuk memanfaatkannya karena untuk menghindari ikhtilat maupun godaan dari laki-laki yang bukan mahramnya. Penelitian ini bertujuan untuk menggagas dan mengembangkan potensi tempat wisata olahraga halal di Banjarmasin dengan prinsip kerjasama (syirkah). Tulian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif yaitu dengan menjaring masukan-masukan penting dari ulama wanita muslimah maupun pengusaha yang ada di Banjarmasin. Hasil penelitian menunjukan bahwa Banjarmasin memiliki potensi untuk mengembangkan wisata olahraga halal dengan prinsip kerjasama (syirkah) hal ini dilhat dari banyak nya para muslimah yang menginginkan adanya pemisahan tempat olahrga antara perempuan dan laki-laki. Konsep tempat wisata olahraga halal itu bisa dilakukan, seiring banyaknya pengusaha yang memiliki lahan atau rumah yang menganggur tidak digunakan, untuk bisa dimanfaatkan dan dikelola bagi berdirinya sarana olahraga halal tanpa ikhtilat, menyehatkan untuk para muslimah, agar menjadi tempat merilekskan diri, guna tetap bugar menjalani kehidupan maupun membangun rumah tangga cemerlang.
Praktek Akad Nikah Online Menurut Akademisi Fiqih Di UIN Antasari Banjarmasin Ahmad Rizkhan Nurullah; Laila Amalia; Bachtiar Agusman; Rahmat Fadillah
Interdisciplinary Explorations in Research Journal Vol. 2 No. 2 (2024)
Publisher : PT. Sharia Journal and Education Center

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62976/ierj.v2i2.513

Abstract

Abstrak Akad nikah online merupakan akad nikah yang dilangsungkan dengan menggunakan media sosial seperti Zoom, Whatsapp, Google Meet. Sahnya suatu perkawinan merupakan terpenuhinya rukun dan syarat-syarat perkawinan yang telah ditentukan dalam hukum Islam. Saat ini teknologi semakin canggih dan berkembang yang semakin memudahkan pekerjaan manusia sehingga persoalan akad nikah melalui alat komunikasi jarak jauh sudah lama menjadi perhatian umat Islam di Indonesia. Dalam permasalahan tersebut bagaimana menyikapi para civitas akademika fiqih UIN Antasari dalam memberikan pendapatnya berdasarkan hukum Islam, budaya Islam, maqashid syariah hingga fiqh munakahat kontemporer. Metode penelitian yang digunakan dalam tulisan ini adalah empiris dengan pendekatan deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini melalui studi literatur dan wawancara yaitu untuk mengetahui dan memahami secara langsung pendapat para akademisi tentang pelaksanaan pernikahan online. Hasil penelitian dapat dipahami, akad nikah online sah dengan ketentuan wajib satu kali (majlisul masa') meskipun berbeda tempat. Pendapat lain menyatakan bahwa akad nikah online merupakan suatu keniscayaan karena hukum Islam mengikuti kemajuan zaman sehingga penerapan syariat pun berkembang setiap zaman, termasuk pelaksanaan akad nikah dan hukumnya sah sepanjang pelaksanaannya tidak melanggar. pilar dan kondisinya. Abstrak Akad nikah secara online yaitu akad nikah yang dilangsungkan menggunakan media sosial seperti Zoom, Whatsapp, Google Meet. Sahnya sebuah pernikahan adalah dengan tercapainya rukun serta syarat – syarat pernikahan yang telah ditentukan dalam hukum Islam. Saat ini teknologi semakin canggih dan berkembang yang semakin memudahkan pekerjaan manusia sehingga persoalan akad nikah melalui alat komunikasi jarak jauh sudah cukup lama menjadi perhatian umat Islam di Indonesia. Dalam permasalahan ini bagaimana respon para sejarawan fiqih di UIN Antasari dalam memberikan pendapatnya yang berlandaskan hukum Islam, budaya Islam, maqashid syariah hingga secara fiqih munakahat kontemporer. Metode penelitian yang digunakan pada penulisan ini adalah empiris dengan pendekatan deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini melalui studi kepustakaan dan wawancara yaitu untuk mengetahui dan memahami langsung pendapat para akademisi tentang pelaksanaan pernikahan secara online. Hasil penelitian dapat kita pahami, akad nikah secara online hukumnya sah dengan ketentuan wajib satu waktu (majlisul masa') meskipun berbeda tempat. Pendapat lain menyatakan bahwa akad nikah secara online merupakan sesuatu keniscayaan karena hukum Islam sifatnya merespon akan kemajuan zaman sehingga dalam pelaksanaan syariat juga berkembang setiap waktunya termasuk pada pelaksanaan akad nikah dan hukumnya sah selama dalam pelaksanaan tidak menyalahi rukun dan syarat.
Analysis The Element of the Gharar in The All You Can Eat System From The Perspective of Sharia Economic Law Adelia, Nisa; MS, Habibah Lestari; Maulana, Akhmad; Rusdiyah; Rahmat Fadillah
Interdisciplinary Explorations in Research Journal Vol. 2 No. 2 (2024)
Publisher : PT. Sharia Journal and Education Center

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62976/ierj.v2i2.515

Abstract

Transactions in restaurants with the All You Can Eat system have attracted public attention because it gives customers freedom to take portions of food with a predetermined time limit and price. This study aims to analyse the element of gharar in the All You Can Eat system and provide insight into the legal issues and solutions related to this system. The research uses a qualitative method. The result is that there is an aspect of gharar in the All You Can Eat transaction system, and it reduces the validity of the transaction from the perspective of sharia economic law. To overcome this problem, the solutions that can be taken are improving the transparency aspect of menu presentation, determining reasonable consumption limits, implementing clear rules and regulations, and educating customers about the All You Can Eat concept and the responsibilities of using the system. In addition, restaurants can also consider a pre-set menu or meal plan system. This can reduce ambiguity in transactions and provide a more structured dining experience. Keywords: All You Can Eat, Sharia Economic Law, Gharar.
Studi Komparatif Hukum Donor Sperma Perspektif Hukum Perdata Konvensional Dan Hukum Perdata Islam Fadilah, Haris; Nur Azmi As'syifa Munirah; Magfirah, Rahmatul
Interdisciplinary Explorations in Research Journal Vol. 2 No. 2 (2024)
Publisher : PT. Sharia Journal and Education Center

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62976/ierj.v2i2.517

Abstract

Abstract: As technology develops in modern times, things that were unimaginable before can be done today. Reproductive matters are not spared by technology. Among its developments is artificial insemination with sperm donors, so that a woman can get pregnant without having to have direct sexual intercourse. This article aims to explore how Islamic and civil law compare on the implications of sperm donation. The method used in this research is qualitative with a normative approach. The results of this study indicate that the law of sperm donation in Indonesia is regulated, both according to Indonesian civil law and Islamic civil law is not allowed because reproduction with the help of technology or outside the scientific method through sperm donation includes adultery and is not allowed. the problem is that in conventional civil law abroad does not regulate the problem of sperm donation and is considered normal or allowed. As for Islamic civil law and Indonesian civil law, it allows sperm donors provided that the results of the sperm of a married couple so that the child born is considered legitimate. Keywords: Sperm Donor; Technology; Reproduction. Abstrak: Seiring berkembangnya teknologi di masa modern menjadikan hal-hal yang tak terbayangkan sebelumnya menjadi bisa dilakukan hari ini. Perkara reproduksi pun tak luput dari teknologi. Diantara perkembangannya adalah inseminasi buatan dengan donor sperma, sehingga seorang wanita bisa hamil tanpa harus melakukan hubungan seksual secara langsung. Artikel ini bertujuan untuk mengeksplorasi bagaimana perbandingan hukum islam dan perdata pada implikasinya dari donor sperma. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan pendekatan normatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hukum donor sperma di Indonesia diatur, baik menurut hukum perdata Indonesia dan hukum perdata Islam tidak diperbolehkan karena reproduksi dengan bantuan teknologi atau diluar cara ilmiah melalui donor sperma termasuk zina dan tidak diperbolehkan. masalahnya dalam hukum perdata konvensional luar negeri tidak mengatur masalah donor sperma dan dianggap normal atau diperbolehkan. Adapun hukum perdata islam dan hukum perdata Indonesia membolehkan donor sperma dengan syarat hasil dari sperma pasangan suami-istri sehingga bayi yang lahir dianggap sah. Kata Kunci :  Donor Sperma, Teknologi, Reproduksi.        
Sociological and Social Policy Review Of The Cyberspace Begging Phenomenon Ahmad Rizkhan Nurullah; Taha Madani; Annisa
Interdisciplinary Explorations in Research Journal Vol. 2 No. 2 (2024)
Publisher : PT. Sharia Journal and Education Center

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62976/ierj.v2i2.518

Abstract

Abstract Cyberspace Begging in the last two years has become an interesting issue to discuss, and it has become a social problem that is quite troubling for social media users. Many take advantage of the opportunity to seek the benefits gained by live streaming on social media accounts. In reality, the perpetrators of cyberspace begging are not always in economic difficulties, but some perpetrators ask for money to fulfill their desire to buy luxury goods for personal use. This happens because the influence of technology is growing rapidly, causing a shift in people’s morals, making it easier to get money by begging, which has an impact on changing people’s thinking. Become lazy and stuck with instant thinking to get money. The research method used by the author is normative with a sociological juridical approach the results of this study examine further the phenomena, psychology, and legal sociology that cause perpetrators to commit cyberspace begging. The sociology of law factor analyzed is to examine the laws and regulations made and function in society because the law is not made but found, with the phenomenon of cyberspace begging analyzing several regulations related to cyberspace begging, besides that the problem analyzed is the moral shift in social media that occurs in society. In the future, strict sanctions must be given both in terms of law, social morals to ban accounts that are indicated by cyberspace begging and the government needs to issue special regulations regarding the cyberspace begging phenomenon. Keywords: Cyberspace Begging, Social Policy, Sosiological. Abstrak Cyberspace Begging dalam dua tahun terakhir menjadi permasalahan yang menarik untuk dibahas, dan hal ini menjadi masalah sosial yang cukup meresahkan bagi pengguna media sosial. Banyak yang memanfaatkan kesempatan tersebut untuk mencari keuntungan yang didapat dengan melakukan live streaming di akun media sosial. Padahal kenyataannya pelaku cyberspace begging tidak selalu berada dalam kesulitan ekonomi, melainkan beberapa pelaku meminta uang demi memenuhi keinginan membeli barang mewah untuk kepentingan pribadi. Hal ini terjadi tidak lepas karena pengaruh teknologi berkembang pesat sehingga menyebabkan pergeseran moral masyarakat semakin mudahnya mendapatkan uang dengan mengemis, maka berdampak pada merubah pemikiran masyarakat menjadi malas dan terjebak dengan pemikiran instan untuk mendapatkan uang. Metode penelitian yang digunakan oleh penulis adalah normatif dengan pendekatan yuridis sosiologis, hasil penelitian ini mengkaji lebih jauh tentang fenomena, psikologi, hingga sosiologi yang menyebabkan pelaku melakukan cyberspace begging. Faktor sosiologi hukum yang dianalisis adalah menguji peraturan perundang-undangan yang dibuat dan berfungsi dalam masyarakat sebab hukum itu tidak dibuat melainkan ditemukan, dengan adanya fenomena ini penulis menganalisa beberapa peraturan yang terkait cyberspace begging, selain itu permasalahan yang dianalisis adalah pergeseran moral dimedia sosial yang terjadi pada masyarakat. Kedepannya harus diberikan sanksi yang tegas baik dalam hal hukum, moral sosial hingga men-takedown akun yang terindikasi perbuatan cyberspace begging dan dari pemerintah perlu menerbitkan peraturan khusus berkenaan dengan fenomena tersebut. Kata Kunci : Cyberspace Begging, Kebijakan, Sosiologi.

Page 8 of 21 | Total Record : 201