cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota makassar,
Sulawesi selatan
INDONESIA
Attoriolong
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Education,
Jurnal Attoriolong diterbitkan oleh Jurusan Pendidikan Sejarah FIS UNM. Jurnal Attoriolong memuat tulisan yang terkait dengan Pemikiran, Pendidikan dan Penelitian Kesejarahan. dipublikasikan dua kali dalam setahun, pada bulan Januari dan Agustus
Arjuna Subject : -
Articles 144 Documents
Pemikiran Teologi Pembebasan Islam H.O.S Cokrominoto Ferdhiyadi N; Abd. Rahim Yunus; Syamzan Syukur
Attoriolong Vol 21, No 1 (2023): Attoriolong Jurnal Pemikiran Kesejarahan dan Pendidikan Sejarah
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

H.O.S Cokroaminoto was one of the pioneers of the national movement and was dubbed The Guru of the nation because he was a teacher for national figures, such as Sukarno, Muso, and Kartosuwiryo. Under the leadership of H.O.S Cokroaminoto, Sarekat Islam (SI) which used to focus only on economic movements then transformed into a political movement. Through the thought of Islamic Socialism, H.O.S Cokroaminoto made Sarekat Islam a political organization that fought against Dutch colonialism in order to achieve the path to the ideals of the independent state of Indonesia. This paper seeks to reveal the relationship of Islamic Liberation Theology thought popularized by Asghar Ali Engineer with Islamic Socialism thought H.O.S Cokroaminoto. The thought of Islamic Liberation Theology was born from theological reflection on social realities such as oppression, poverty, and injustice. The same is true of the Islamic Socialism thought formulated by H.O.S Cokroaminoto, can not be separated from the reality of Dutch colonialism against the people of Indonesia. Islamic Socialism and Islamic Liberation Theology attempt a critical look at the function of religion that does not focus solely on the formalities of ritual worship. Religion should be on the side of the weak and be a liberating solution to oppressive socio-economic structures.
Pemerintahan Huasain Daeng Parani di Kajang Bulukumba, 1949-1968 Elfira Elfira; Patahuddin Patahuddin; M. Rasyid Ridha
Attoriolong Vol 21, No 1 (2023): Attoriolong Jurnal Pemikiran Kesejarahan dan Pendidikan Sejarah
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui awal pemerintahan Husain Daeng Parani di Kajang, perkembangan yang terjadi di masa pemerintahan Husain Daeng Parani di Kajang dan akhir masa pemerintahan Huasain Daeng Parani di Kajang. Dalam penelitian ini menggunakan jenis metode penelitian sejarah dengan menggunakan pedekatan kualitatif. Sedangkan teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, observasi dan dokumentasi. Sedangkan teknik analisis data dilakukan dengan mencari informasi, kemudian penyajian data dan terkahir penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Awal Pemerintahan Husain Dg Parani yakni pada tahun 1949, tepat diakhir Pemerintahan Karaeng Bapak Daeng Matasa. Pemerintahan karaeng yang dipimpin oleh Karaeng Husaen Dg Parani dirombak menjadi distrik/wilayah yang tetap menjadikan Karaeng Husaen Dg Parani sebagai Kepala distrik atau Kepala Wilayah Kajang, yang kemudian berubah nama menjadi Camat. 2) Pada tahun 1952, memasuki tahun ketiga masa jabatan Husain Dg Parani menjabat sebagai Camat di Kajang, kondisi politik di Sulawesi Selatan khususnya Kajang dalam keadaan darurat akibat pemberontakan DI/TII. Pemberontakan DI/TII berlangsung lama, sekitar 15 tahun lamanya. Kondisi Ekonomi pemerintahan Husein Dg Parani sebagai Camat Kajang mendapatkan bantuan dana dari pemerintah pusat untuk melakukan perbaikan terhadap kerusakan-kerusakan yang terjadi akibat pemberontakan DI/TII seperti jembatan dan jalan yang rusak, serta kantor camat yang habis terbakar dibangun kembali kemudian pada bidang pendidikan, pengangkatan tenaga pengajar yang terbilang muda dan kurang materi terpaksa dilakukan untuk melahirkan generasi pemegang tongkat estafet dari daerah Kajang. 3) Akhir Pemerintahan Husain Dg Parani di tahun ke 15 masa jabatannya pada tahun 1968 Husein Dg Parani meninggal dunia dan digantikan oleh Sahid Dg Matutu.  
Pembelajaran Sejarah di SMAN 1 Barru pada Masa Pandemi Andi Farid Riadi; Bustan Bustan; La Malihu
Attoriolong Vol 21, No 1 (2023): Attoriolong Jurnal Pemikiran Kesejarahan dan Pendidikan Sejarah
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian dan penulisan ini bertujuan untuk  mengetahui bagaimana pembelajaran di SMAN 1 Barru pada masa pandemik, Bagaimana Hamabat serta dampak pada pembelajaran sejarah di SMAN 1 Barru pada masa pandemik.Penelitian ini menggunakan metode penelitian pendidikan yang terdiri atas empat tahapan yakni: Heuristik (pengumpulan data dan sumber), interpretasi atau penafsiran dan historiografi atau penulisan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pandemik telah mengubah metode pembelajaran dan kehidupan ,semua yang berhubungan dengan pendidikan harus berperan aktif dalam mengatasi damapak pandemik ini ,pembelajaran di SMAN 1 Barru di mana pembelajaran secara online ,mareka menggunakan aplikasi whatsapp,youtube,classroom dalam pembelajaran,hambatan dalam pembelajaran online yaitu beberapa siswa tinggal di daerah kurang bagus dalam jaringan sehingga pembelajaran mareka terganggu, bukan hanya jaringan tapi kuota internet juga menjadi hambatan ,di mana beberapa siswa pekerjaan orang tua mareka bertani dan usaha kecil-kecilan, sehingga berdampak siswa ketinggalan dalam pembelajaran.
Kehidupan Petani Garam: Sejarah Sosial Ekonomi di Desa Arungkeke Kabupaten Jeneponto 2012-2020 Inayah Putriani S; Bahri Bahri; Khaeruddin Khaeruddin
Attoriolong Vol 21, No 1 (2023): Attoriolong Jurnal Pemikiran Kesejarahan dan Pendidikan Sejarah
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui latar belakang petani garam di Desa Arungkeke, sosial ekonomi petani garam di Desa Arungkeke, dan sistem kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah untuk petani garam. Penelitian ini merupakan penelitian sejarah sosial ekonomi dengan pendekatan kualitatif menggunakan metode penelitian sejarah yang mencakup beberapa tahapan, yakni heoristik, kritik, interpretasi, dan historiografi. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, menunjukkan bahwa penggaraman di Desa Arungkeke telah dilakukan secara turun-temurun dan sudah ada sejak masa lampau. Bahkan penggaraman sudah menjadi tradisi bagi masyarakat pesisir di Desa arungkeke. Kondisi sosial ekonomi petani garam di Desa Arungkeke dalam taraf kesejahteraan sudah mencapai kesejahteraan dimana mereka bisa memenuhi kebutuhan dasar dan kebutuhan yang lainnya dalam rumah tangga. Sistem kebijakan yang telah dikeluarkan dari pemerintah untuk petani garam, pemerintah secara khusus mencanangkan kebijakan berupa Program Pemberdayaan Usaha Garam Rakyat (PUGAR) yang bertujuan untuk memberdayakan kesejahteraan petani garam.
Perdagangan Rotan di Makassar 2011-2022 Liana, Lastri; Jumadi, Jumadi; Ahmadin, Ahmadin
Attoriolong Vol 21, No 2 (2023): Attoriolong Jurnal Pemikiran Kesejarahan dan Pendidikan Sejarah
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui latar belakang muncul kembalinya perdagangan rotan di Makassar, dinamika, dan dampak perdagangan rotan di Makassar. Makassar sudah lama dikenal sebagai pintu gerbang perdagangan dan pusat kekuatan ekonomi regional di Indonesia Bagian Timur. Adapun pemasok komoditas rotan di Makassar yaitu Mamuju, Palopo, Enrekang, Palu, Kendari, bahkan dari Kalimantan. Adapun jenis-jenis rotan yang dijadikan mebel yaitu rotan lambang, batang, tohiti, datu dan umbulu. Sekitar tahun 2005 pengangkutan bahan baku rotan yang di peroleh selama ini oleh pengrajin rotan dengan melalui mobil truk dan kapal melalui pelabuhan Makassar. Rotan yang ada di Makassar hanya diproduksi setengah jadi itu dikirim ke Surabaya dan dari sana di ekspor ke Negara tujuan. Penelitian ini menggunakan metode sejarah, dengan 4 tahapan kerja yakni heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi. Hasil penelitian menunjukan bahwa perdagangan rotan di Makassar ini dari tahun 2011 sampai tahun 2020 mengalami pasang surut dari waktu ke waktu. Adanya perdagangan rotan di Makassar memberikan dampak terhadap masyarakat maupun pemerintah, dengan tersedianya lapangan pekerjaan bagi masyarakat serta menambah pemasukan devisa Negara dengan adanya kegiatan ekspor rotan yang dilakukan baik di Indonesia maupun di Makassar khususnya.
Eksistensi Tradisi Mangngonggo Durian bagi Masyarakat di Desa Batetangnga Kecamatan Binuang Kabupaten Polewali Mandar, 2016-2019. Rinaldi, Irfan; Amirullah, Amirullah; Asmunandar, Asmunandar
Attoriolong Vol 22, No 1 (2024): Attoriolong Jurnal Pemikiran Kesejarahan dan Pendidikan Sejarah
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Eksistensi Tradisi Mangngonggo Durian bagi Masyarakat di Desa Batetangnga Kecamatan Binuang. Permasalahan pokok tersebut kemudian menjadi beberapa sub permasalahan, yaitu: 1) bagaimana latar belakang munculnya tradisiMangngonggo Durian di Desa Batetangnga? 2) bagaimana eksistensi dan prosesi MangngonggoDurian di Desa Batetangnga? 3) bagaimana perkembangan tradisi Mangngonggo Durian di desa batetangnga?. Jenis penelitian adalah penelitian kualitatif. penelitian ini dilakukan melalui observasi, wawancara, dan analisis dokumen baik buku, jurnal, maupun artikel yang berhubungan dengan penelitian. Hasil penelitian ini menujukkan bahwa: tradisi MangngonggoDurian adalah tradisi pesta buah Durian yang dilakukan ketika musim buah Durian tiba. Tradisi ini juga diartikan sebagi bentuk rasa syukur kepada sang pencipta karena kita diberikan nikmat berupa buah Durina tradisi ini dimulai dari nenek moyang orang Batetangnga dan  masih dilestarikan  samapi sekarang ini. Berdasarkan  hasil penelitian ini, maka dapat disimpulkan bahwa masyarakat khususnya masyarakat Batetangnga senantiasa melestarikan dan menjaga budaya atau  tradisi yang sudah ada di daerah kita, sehingga dapat menjadi ikon daerah dan memperkaya kearifan lokal di Indonesia.  
Perkembangan Tari Tradisional Pabbitte Passapu di Kalangan Masyarakat Kajang Kabupaten Bulukumba, 2000-2020. Sari, Febrianti Wahyunita; Jumadi, Jumadi; Bustan, Bustan
Attoriolong Vol 21, No 2 (2023): Attoriolong Jurnal Pemikiran Kesejarahan dan Pendidikan Sejarah
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses munculnya tari Pabbitte Passapu di desa Tanah Towa Kecamatan Kajang Kabupaten Bulukumba, perkembangan tari Pabitte Passapu di Kecamatan Kajang Kabupaten Bulukumba, dan implikasi tari Pabbitte Passapu terhadap masyarakat Kajang. Untuk mencapai tujuan tersebut maka peneliti menggunakan metode penelitian sejarah yang terdiri dari atas empat tahapan yaitu: heuristik (mengumpulkan data), kritik sumber, interpretasi, dan historiografi. Penelitian ini merupakan penelitian sejarah kebudayaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Perkembangan Tari Pabbitte Passapu adalah sebagai berikut: (1) Sejarah awal munculnya tari tradisional Pabbitte Passapu yakni kegemaran para leluhur masyarakat Kajang dalam kegiatan persabungan ayam, tidak adanya data tertulis terkait sejarah awal kemunculan tarian ini dan hanya terdapat data secara lisan yang ada dalam cerita masyarakat yang berkembang secara turun temurun bahwa tarian ini telah ada sejak awal berdirinya kawasan adat. Namun, setelah persebaran agama Islam di awal abad ke-17 telah sampai ke Bulukumba kegiatan persabungan ayam telah dianggap membawa dampak negatif dikalangan masyarakat sehingga dibuatlah tari Pabbitte Passapu sebagai kesenian penghibur bagi masyarakat Kajang. (2) Seiring perkembangan zaman, tari Pabbitte Passapu mengalami beberapa perubahan dari segi jumlah penari, gerakan, dan alat musik yang digunakan (3) Implikasi tari tradisional Pabbitte Passapu terhadap masyarakat Kajang membawa dampak positif bagi sebagian generasi muda dan juga pada bidang sosial-budaya, ekonomi dan pendidikan. Tarian ini mengajak masyarakat Kajang untuk lebih berpartisipasi dalam event tari dan juga mengajarkan pada usia dini tentang tari Pabbitte Passapu. Penelitian ini menunjukkan tari Pabbitte Passapu merupakan tarian tradisional masyarakat Kajang yang masih dijaga kelestariannya sampai sekarang, seiring dengan perkembangan zaman membawa pengaruh terhadap tarian ini yang mulai dikreasikan oleh anak muda di  daerah Kajang.
Pembangunan dan Pemakmuran Masjid Besar Raudhatusshalihin Bontonompo, 1961-2021 Kajian Sejarah Kebudayaan Islam Fitriani A, Nur; Bosra, Mustari; Najamuddin, Najamuddin
Attoriolong Vol 21, No 2 (2023): Attoriolong Jurnal Pemikiran Kesejarahan dan Pendidikan Sejarah
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian dan Penulisan ini bertujuan untuk mengetahui latar belakang pembangunan Masjid Besar Raudhatusshalihin Bontonompo, perkembangan dan fungsi Masjid Besar Raudhatusshalihin Bontonompo serta dampak keberadaan Masjid besar raudhatusshalihin Bontonompo. Penelitian ini menggunakan metode penelitian sejarah yang terdiri atas empat tahapan yakni : heuristik yakni pengumpulan data dan sumber, kritik sumber terdiri dari kritik intern dan ekstern, interpretasi atau penafsiran dan tahapan terakhir yakni hsitriografi atau penulisan sejarah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Masjid tua di bangun pada tahun 1301 H/1884 M atas kerja sama seorang ulama H. Abdul Rahman dengan Anrong Guru Poli selaku pemerintah adat saat itu yang didukung oleh Karaengta Tukajannangngang sebagai Karaeng Bontonompo (Wakil Pemerintah Kerajaan Gowa Bontonompo). Pembangunan Masjid Besar ini menggunakan waktu selama 10 tahun lebih. Awal pembangunannya dilakukan pada tahun 1961 dan penyelesaiannya pada tahun 1974. Status masjid jamik ini dipakai kurang 21 tahun, yakni 1974 sampai lewat pertengahan tahun 1995. Pada tahun 1995 status Masjid Jamik berubah menjadi Masjid Besar Raudhatusshalihin Bontonompo. 
Kehidupan Sosial Ekonomi Pedagang Angkringan di Pantai Padongko Kabupaten Barru, 2010-2021. Putri, Jovita Oktaviani; Ahmadin, Ahmadin; Rifal, Rifal
Attoriolong Vol 22, No 1 (2024): Attoriolong Jurnal Pemikiran Kesejarahan dan Pendidikan Sejarah
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui latar belakang adanya Angkringan di Pantai Padongko Kabupaten Barru, Dinamika Perkembangan Kehidupan Sosial Ekonomi Pedagang Angkringan di Kabupaten Barru 2010-2021, serta Dampak Kehidupan Sosial Ekonomi Pedagang Angkringan di Pantai Padongko Kabupaten Barru. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan metode penelitian sejarah yang terdiri dari empat tahapan, yaitu heuristik, kritik (kritik intern dan ekstern), interpretasi dan historiografi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa awalnya lokasi Angkringan tersebut berada di pinggir Pantai Sumpang Binangae, kemudian karena lokasinya yang berada sangat dekat dengan pantai dan menghalangi, akhirnya Pemerintah Kabupaten Barru memindahkan lokasi ke dekat Pantai Padongko karena di anggap lokasi tersebut sudah strategis untuk ditempati berdagang. Dalam perkembanganya Pedagang Angkringan mengalami banyak perubahan, di mulai pada masa awal tahun 2010, kemudian masa kejayaan, hingga masa suram. Adapun dampak sosial dan ekonomi yang dirasakan oleh para pedagang Angkringan itu sendiri, serta pemerintah dan masyarakat. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disumpulkan bahwa Angkringan di Kabupaten Barru ini sudah berdiri lebih dari sepuluh tahun lamanya, dan para Pedagang Angkringan tersebut mengalami perekmbangan sosial ekonomi yang cukup baik serta dapat menghidupi kehidupan mereka sehari-harinya dengan berdangang Angkringan.
Orang Melayu di Kerajaan Tanete Kabupaten Barru pada Abad XVI-XIX Rosidi, Muhammad Ainun; Jumadi, Jumadi; Subair, Ahmad
Attoriolong Vol 22, No 1 (2024): Attoriolong Jurnal Pemikiran Kesejarahan dan Pendidikan Sejarah
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk: pertama, memberikan gambaran mengenai ,latar belakang kedatangan orang Melayu di Kerajaan Tanete. Kedua, Bagaimana pengaruh orang Melayu Di Kerajaan Tanete. Dan ketiga, megetahui hubungan kekerabatan orang Melayu dengan Bangsawan Tanete. Dengan menguraikan sebab kedatangan Orang Melayu di Tanete, serta perkembangannya dalam pengaruh dan hubungan kekerabatannya di Kerajaan Tanete. Penelitian ini bersifat deskriptif historis, dengan menempuh beberapa tahapan kerja yang spesifik, yang biasanya dalam penulisan sejarah dibagi atas empat kelompok kerja, yakni heuristik atau pengumpulan data, kritik sumber yang bertujuan untuk menentukan atau menilai sumber, interpretasi untuk menentukan kedudukan fakta sejarah dan yang terakhir historiografi yang merupakan pengungkapan kisah sejarah secarah tertulis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, kedatangan orang Melayu di Tanete pertama kali diketahui pada masa pemerintahan raja Tanete Deang Ngasseng. Selanjutnya pada masa pemerintahan Petta To Mabburu Limanna (1597-1603) datang seorang putri dari Johor (Melayu) bersama rombongannya dengan menaiki perahu yang dipanggil Panca. Kemudian terjadi perkawinan Petta Pallase-laseE menikah dengan Puteri Johor. Dari perkawinannya dengan Puteri Johor inilah yang melahirkan generasi pewaris tahta kerajaan Tanete yang memiliki darah keturunan Melayu. Orang Melayu banyak memberikan pengaruhnya di Kerajaan Tanete mulai dari perdagangan yang didominasi oleh orang melayu, dalam perkembangan agama islam, dan dari segi budaya. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa selama orang Melayu di keajaan Tanete sangatlah berpengaruh, dari kedatangannya yang awalnya berdagang hingga mereka telah menjalin hubungan perkawinan dengan penduduk dan elit-elit Bugis di Kerajaan Tanete. 

Page 11 of 15 | Total Record : 144