Articles
144 Documents
Ritual Rambu Solo’ pada Komunitas Adat Muslim Patongloan di Kabupaten Enrekang, 1966-2020.
Rahmania Rahmania;
Najamuddin Najamuddin;
La Malihu
Attoriolong Vol 20, No 2 (2022): Attoriolong Jurnal Pemikiran Kesejarahan dan Pendidikan Sejarah
Publisher : Universitas Negeri Makassar
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ritual rambu solo’ masyarakat muslim Komunitas Adat Patongloan di Kabupaten Enrekang sebelum memeluk Agama Islam, perubahan dalam ritual rambu solo’ masyarakat muslim Komunitas Adat Patongloan di Kabupaten Enrekang tahun 1966-2020, serta perbedaan antara ritual rambu solo’ masyarakat muslim Komunitas Adat Patongloan dan ritual rambu solo’ masyarakat nonmuslim Toraja. Untuk mencapai tujuan tersebut peneliti menggunakan metode sejarah yang terdiri atas empat tahapan yakni: heuristik, kritik sumber, interpretasi, dan historiografi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Sebelum memeluk Agama Islam, masyarakat adat patongloan di Kabupaten Enrekang menganut Kepercayaan Aluk Todolo yang juga merupakan kepercayaan leluhur masyarakat Toraja. Adapun perubahan yang terjadi pada ritual rambu solo’ masyarakat muslim komunitas adat patongloan pada periode 1966-1979 pelaksanaan ritual masih sangat tradisional baik itu peralatan yang digunakan dan masyarakatnya yang pada saat itu masih terbawa pengaruh Aluk Todolo, pada tahun 1980-2006 beberapa perubahan mulai muncul termasuk pada alat yang digunakan pada saat jalannya ritual dikarenakan perkembangan zaman, kemudian pada tahun 2007-2020 perubahan mulai komplit baik itu dari peralatan yang digunakan hingga pada perubahan pola pikir masyarakat. Perbedaan antara ritual rambu solo’ masyarakat muslim komunitas adat patongloan di Kabupaten Enrekang dan masyarakat nonmuslim Toraja dapat dilihat dari lama mayat dikebumikan, proses pengurusan jenazah, hewan yang dikubankan, cara penyembelihan hewan, serta pada pelaksanaan ritaul rambu solo’.
Masyarakat Maritim di Desa Lantang Peo Kepulauan Tanakeke Kab Takalar: Kajian Sejarah Sosial Ekonomi Nelayan Rumput Laut, 1959-2019.
M. Nur Aidil Fitri;
Ahmadin Ahmadin;
Muh.Rasyid Ridha
Attoriolong Vol 20, No 2 (2022): Attoriolong Jurnal Pemikiran Kesejarahan dan Pendidikan Sejarah
Publisher : Universitas Negeri Makassar
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui latar belakang terbentuknya masyarakat maritim, kondisi sosial dan ekonomi, dinamika yang terjadi pada masyarakat di Lantang Peo. Untuk mencapai tujuan tersebut maka peneliti menggunakan metode penelitian sejarah yang terdiri dari empat tahapan yaitu: heuristik (pengumpulan data atau sumber), kritik sumber, interpretasi dan historiografi. Hasil penelitian ini menujukkan bahwa: (1) Terbentuknya pemukiman dan sebuah sistem Masyarakat di Lantang Peo yang terjadi pada dua fase. (2) Kehidupan Sosial-Ekonomi pada masyarakat Lantang Peo sebagai nelayan, penebang pohon bakau hingga pembudidaya rumput laut. (3) dinamika yang terjadi pada masyarakat di Lantang Peo yang terjadi pada tahun 1959-1970, masyarakat nelayan masih bersifat tradisional. Sedangkan pada tahun 1980-1990 masyarakat nelayan sudah melakukan moderenisasi. Selanjutnya tahun 2000-2019 masyarakat bertransformasi dari nelayan ke pembudidaya rumput laut.
Masjid Tua Bungku di Morowali 1835-2009
Muzdalifah Muzdalifah;
Bustan Bustan;
La Malihu
Attoriolong Vol 20, No 2 (2022): Attoriolong Jurnal Pemikiran Kesejarahan dan Pendidikan Sejarah
Publisher : Universitas Negeri Makassar
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
Penelitian dan Penulisan ini bertujuan untuk mengetahui latar belakang pembangunan Masjid Tua Bungku, perkembangan Masid Tua Bungku serta dampak dari bangunan Masjid Tua Bungku di Kabupaten Morowali. Penelitian ini menggunakan metode penelitian sejarah yang terdiri atas empat tahapan yakni : heuristik yakni pengumpulan data dan sumber, kritik sumber terdiri dari kritik intern dan ekstern, interpretasi atau penafsiran dan tahapan terakhir yakni historiografi atau penulisan sejarah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Masjid Tua Bungku Di Morowali dibangun pada tahun 1835 pada masa pemerintahan Raja Muh. Baba Raja Bungku ke-VII di bangun guna penyebaran dan perkembangan Islam di Bungku. Masjid Tua Bungku telah mengalami renovasi salah satunya yakni tahun 1836 setahun setelah di bangun. Adanya Masjid Tua Bungku memberikan dampak bagi masyarakat sekitar dan kepada pemerintah sendiri dikarekana pada tahun 1992 telah dijadikan sebagai cagar budaya Nasional. Jadi dapat disimpulkan bahwa Masjid Tua Bungku merupakan peninggalan Sejarah Islam yang di bangun tahun 1835 telah dipugar sebanyak 4 kali karena bertambahnya pemeluk Islam di Bungku dan dengan adanya Masjid menjadi bibit lahirnya masyarakat yang cinta Islam dan Pengurus Masjid atau remaja Masjid.
Tradisi Je'ne-Je'ne Sappara Dalam Masyarakat Desa Balang Loe Kecamatan Tarowang Kabupaten Jeneponto, 1997-2020.
Sitti Hamidah Septiana;
Jumadi Jumadi;
La Malihu
Attoriolong Vol 20, No 2 (2022): Attoriolong Jurnal Pemikiran Kesejarahan dan Pendidikan Sejarah
Publisher : Universitas Negeri Makassar
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana latar belakang adanya Tradisi Je'ne-Je'ne Sappara di Desa Balang Loe Kecamatan Tarowang Kabupaten Jeneponto, perkembangan tradisi je'ne-je'ne sappara dalam masyarakat desa Balang Loe, dan dampak tradisi Je'ne-Je'ne Sappara terhadap masyarakat dan pemerintah desa Balang Loe. Penelitian ini menggunakan metode sejarah yang memiliki empat tahapan yaitu; heuristik (mengumpulkan data), kritik (keaslian sumber), interpetasi (menafsirkan data-data penelitian), dan historiografi (penulisan sejarah). Hasil penelitian menunjukan bahwa keberadaan tradisi Je'ne-Je'ne Sappara ditengah-tengah masyarakat Desa Balang Loe disebabkan oleh dua yaitu: (1) Untuk memperigati hari kemengan Kerajaan Tarowang terhadap Kerajaan Majapahit,(2) Untuk mengenang kepergian sang tabbii yang memiliki banyak jasa terhadap masyarakat Desa Balang Loe. Seiring perubahan zaman, tradisi ini juga mengdalamai perkembangan dari segala aspek baik segi pelaksanaannya, penambahan rangakaian kegiatan. (3)Tradisi je'ne-je'ne sappara ini juga memiliki dampak bagi masyarakat dan pemerintah, dampak yang ditimbulkan dengan adanya tradisi Je'ne-Je'ne Sappara misalnya dalam bidang sosial, ekonomi dan wisata budaya.
Penerapan Model Discovery Learning dalam Upaya Meningkatkan Kemampuan Berfikir Kritis dan Hasil Belajar Siswa Kelas XI MIA 3 SMAN 1 Soppeng 2021/2022
Andi Nur Rahima;
Muh. Rasyid Ridha;
Patahuddin Patahuddin
Attoriolong Vol 20, No 2 (2022): Attoriolong Jurnal Pemikiran Kesejarahan dan Pendidikan Sejarah
Publisher : Universitas Negeri Makassar
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan hasil belajar peserta didik pada Mata Pelajaran Sejarah Kelas XI MIA 3 di SMAN 1 Soppeng.Untuk mencapai tujuan tersebut maka peneliti melakukan teknik pengumpulan data melalui observasi, tes, kuesioner dan dokumentasi. Data yang diperoleh dari hasil penelitian diolah menggunakan analisis data kuantitatif dan analisis data kualitatif untuk mengetahui kemampuan berpikir kritis dan hasil belajar Sejarah siswa Kelas XI MIA 3 SMAN 1 Soppeng. Hasil penelitian menunjukkan bahwa setelah menerapkan model pembelajaran discovery learning, kemampuan berpikir kritis dan hasil belajar siswa mengalami peningkatan. Peningkatan kemampuan berpikir kritis pada kondisi awal memperoleh nilai rata-rata kemampuan berpikir kritis sebesar 64 dengan persentase jumlah siswa yang minimal cukup kritis 41,17%. Kemudian peningkatan kemampuan berpikir kritis pada kondisi akhir memperoleh nilai rata- rata kemampuan berpikir kritis sebesar 72,70 dengan persentase jumlah siswa yang minimal cukup kritis 100%. Sedangkan, peningkatan hasil belajar dapat dilihat dari kondisi awal nilai rata-rata sebesar 77,35 dengan persentase jumlah siswa yang tuntas 64,70%. Pada siklus I terjadi peningkatan nilai rata-rata sebesar 78,82 persentase jumlah siswa yang tuntas 76,47%. Kemudian pada siklus II terjadi peningkatan nilai rata-rata sebesar 88,52 persentase jumlah siswa yang tuntas 100%.
Tradisi Mappanre Temme’ Pada Pernikahan Masyarakat Suku Bugis Dusun Labose Desa Laskap Kecamatan Malili Kabupaten Luwu Timur, 1967-2021.
Nurwina S;
Jumadi Jumadi;
Ahmadin Ahmadin
Attoriolong Vol 20, No 2 (2022): Attoriolong Jurnal Pemikiran Kesejarahan dan Pendidikan Sejarah
Publisher : Universitas Negeri Makassar
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui latar belakang munculnya tradisi mappanre temme’ pada pernikahan adat suku Bugis dikalangan masyarakat Bugis, untuk mengetahui makna-makna yang terkandung di dalam tradisi ini. Penelitian ini menggunakan metode penelitian sejarah dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif ialah suatu proses penelitian untuk memahami fenomena-fenomena manusia atau sosial menciptakan gambaran yang menyeluruh dan kompleks yang dapat disajikan dengan kata-kata, melaporkan pandangan terperinci yang diperoleh dari sumber informan, serta dilakukan dalam latar setting yang alamiah. Tahun 1967 diambil dan dijadikan batasan tahun dengan alasan objek penelitian yakni Dusun Labose secara resmi masuk menjadi salah satu dusun di Desa Laskap, sedangkan batasan waktu penelitian diambil yakni tahun 2021 karena tahun tersebut merupakan waktu pling mutakhir dalam pengumpulan data penelitian. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam upacara tradisi mappanre temme’ pada pernikahan adat masyarakat suku Bugis di Dusun Labose ada beberapa alasan sehingga tradisi ini masih dilaksanakan, diantaranya adalah masih adanya kepercayaan dari nenek moyang terdahulu, faktor turun-temurun atau warisan dari para tetua sehingga harus dilaksanakan sehari sebelum menjelang akad pernikahan dilangsungkan. Di dalam tradisi mappanre temme’ kedua mempelai pengantin melaksanakan tradisi ini di rumahnya maing-masing yang didampingi oleh guru mengaji dan kedua orang tuanya. Calon pengantin memakai baju adat suku Bugis yang biasanya dikenal dengan sebutan baju Bo’do khas suku Bugis, kemudian calon pengantin mengikuti bacaan ayat-ayat suci Al-Qur’an yang dibacakan oleh guru mengaji yang telah di amanahkan oleh orangtua calon pengantin untuk memandu berlangsungnya acara mappanre temme’. Dalam tradisi ini juga terdapat makna-makna simbol yang terdapat pada hidangan yang disajikan.
Aroeppala dalam Panggung Politik Pemerintahan di Sulawesi Selatan 1945 –1966
Rahmatul Yushar;
Ahmadin Ahmadin;
Patahuddin Patahuddin
Attoriolong Vol 20, No 2 (2022): Attoriolong Jurnal Pemikiran Kesejarahan dan Pendidikan Sejarah
Publisher : Universitas Negeri Makassar
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui latar belakang, peran, kedudukan Aroeppala, awalkarir Aroeppala dalam pemerintahan, kemudian perkembangan karir Aroeppala dalam Politik Pemerintahan di daerah Selayar dan beberapa daerah di Sulawesi Selatan, serta akhir karirpolitik dari Aroeppala. Penelitian ini adalah penelitian sejarah dengan pendekatan deskriptifanalisis. Penelitian ini dilakukan melalui studi lapangan dan kajian pustaka dengan menggunakan metode penelitian sejarah yang mempunyai tahapan kerja, yaitu heuristik, kritiksumber, interpretasi dan historiografi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa latar belakangkeluarga Aroeppala mempunyai garis keturunan bangsawan yang secara status sosial tergolongtinggi di tengah masyarakat. Hal inilah yang menjadi peluang bagi Aroeppala untuk mampumelanjutkan pendidikannya yang tidak mampu dijangkau oleh orang lain. Aroeppala pun bersekolah di OSVIA yang lulusannya bekerja sebagai pegawai administrasi pemerintahan. Kebutuhan akan sumber daya manusia pasca proklamasi kemerdekaan sangatlah besar gunamenjalankan pemerintahan yang ditinggalkan oleh pemerintahan militer Jepang. Oleh karenaitu Aroeppala pun mengisi beberapa tempat –tempat di bagian administrasi pemerintahan mulai dari pegawai administarsi pemerintahan biasa hingga menjadi anggota DPR-GR/MPRS padatahun 1966-1971. Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa tidak lamanya masa jabatan Aroeppala di setiap tempat dikarenakan kondisi keamanan belum sepenuhnyapulih pasca kemerdekaan dikarenakan adanya NICA. Aroeppala merupakan sosok dengan kepribadian yang sangat bermasyarakat, adil, disiplin dan jujur sehingga selalu menjadi pilihan untuk ditempatkan di berbagai daerah di Sulawesi Selatan.
Jembatan Kembar: Konflik dan Integrasi Sosial di Lekkong Kabupaten Enrekang 2003-2015
Muhammad Asri;
Jumadi Jumadi;
Mustari Bosra
Attoriolong Vol 20, No 2 (2022): Attoriolong Jurnal Pemikiran Kesejarahan dan Pendidikan Sejarah
Publisher : Universitas Negeri Makassar
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui latar belakang pembangunan jembatan, proses terjadinya konflik sosial akibat pembangunan jembatan serta bagaimanan proses terciptanya integrasi sosial di Lekkong, Kabupaten Enrekang. Penelitian ini menggunakan metode penelitian sejarah yang terdiri atas empat tahapan yaitu: Heuristik (pengumpulan data dan sumber), kritik sumber baik secara intern maupun ekstern, interpretasi atau penafsiran dan terakhir adalah historiografi atau penulisan sejarah. Hasil penelitian diketahui bahwa dimulainya perencanaan pembangunan pada tahun 2003 dan pengerjaan ditahun 2004 sebagai upaya mendorong stabilitas terutama disektor pendidikan dan ekonomi. Tidak adanya jembatan sebagai jalur penyeberangan menyebabkan terganggunya aktifitas pendidikan dan ekonomi secara khusus. Ketidak sepakatan masyarakat terkait lokasi pembangunan menyebabkan masyarakat terpecah dan masing-masing membangun jembatan yang dinamai jambatang sunanan dan jambatang tamanan.Peresmian jembatan dilakukan secara bersamaan pada tahun 2012 dengan harapan konflik horizontal dapat diretas.Mengagendakan kegiatan-kegiatan yang berbasis peningkatan hubungann silaturahmi juga dilakukan oleh organuisasi KPML
Nelayan Rajungan di Kampung Lantebung Kota Makassar 2000-2019
Nurainun Nurainun;
Najamuddin Najamuddin;
Ahmadin Ahmadin
Attoriolong Vol 20, No 2 (2022): Attoriolong Jurnal Pemikiran Kesejarahan dan Pendidikan Sejarah
Publisher : Universitas Negeri Makassar
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
Penelitian ini bertujuan untuk mengemukakan tentang : pentingnya Rajungan bagi masyarakat Lantebung, latar belakang perdagangan rajungan di Kampung Lantebung, dan dinamika perdagangan rajungan di Kampung Lantebung pada tahun 2000-2019. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa rajungan memiliki nilai penting karena menangkap rajungan adalah bagian dari warisan masa lalu. Selain itu, rajungan merupakan penopang kehidupan masyarakat Lantebung. Adapun yang melatarbelakangi masyarakat Lantebung menangkap rajungan dimulai ketika munculnya perusahaan besar yang melirik hasil tangkapan rajungan di awal tahun 2000-an sehingga masyarakat setempat menjadikan rajungan sebagai komoditas utama di samping hasil tangkapan laut lainnya. Dijadikannya rajungan sebagai komoditas memberikan pemahaman pada masyarakat setempat untuk melestarikan habitat rajungan, yakni hutan mangrove (bakau). Pelestarian hutan bakau ini pula membawa dampak ekonomi tersendri seperti adanya eko-wisata mangrove, kemudian dapat merangsang roda ekonomi masyarakat pesisir Kampung Lantebung. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa secara umum rajungan memberikan banyak manfaat tidak hanya dari segi ekonomi, segi sosial-masyarakat, tetapi juga pelestarian lingkungan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode sejarah yang terdiri atas tahapan: heuristik, kritik sumber, interpretasi, dan historiografi. Metode pengumpulan data dilakukan dengan cara studi arsip dan studi pustaka.
Nilai-Nilai Pendidikan Islam Dalam Syair Kalindaqdaq di Sulawesi Barat
Mahdalena Mahdalena;
Nuraeni L;
Bahariah Bahariah
Attoriolong Vol 20, No 2 (2022): Attoriolong Jurnal Pemikiran Kesejarahan dan Pendidikan Sejarah
Publisher : Universitas Negeri Makassar
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
Kalindaqdaq merupakam seni sastra yang berasal dari Sulawesi barat. Kalindaqdaq Masaala/Agama merupakan Kalindaqdaq yang dibahas oleh Penulis, mengingat masyarakat Mandar merupakan penganut Agama Islam yang taat. Tujuan penelitian ini untuk menemukenali nilai-nilai Islam dalam syair Kalindaqdaq suku Mandar, khususnya Rukun Islam. Penelitian ini difokuskan kepada Kalindaqdaq Masaala. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah kualitatif deskriptif. Ada 10 data Kalindaqdaq yang telah dianalisis. Data menunjukkan bahwa di dalam Kalindaqdaq dijelaskan secara tersirat tentang rukun Islam yang menjadi pondasi dasar ke Islaman. Kalindaqdaq Masaala digunakan sebagai media untuk menyebarkan Nilai-nilai Islam di tanah Mandar. Abstract Kalindaqdaq is a literary art originating from West Sulawesi. Kalindaqdaq Masaala /Religion is the Kalindaqdaq discussed by the author, considering that the Mandar people are devout followers of Islam. The purpose of this research is to identify Islamic values in the Kalindaqdaq verse of the Mandar tribe, especially the Pillars of Islam. This research is focused on Kalindaqdaq Masaala. The method used in this research is descriptive qualitative. There are 10 Kalindaqdaq data that have been analyzed. The data show that Kalindaqdaq it implicitly explains the pillars of Islam which are the basic foundations of Islam. Kalindaqdaq Masaala is used as a medium to spread Islamic values the in Mandar tribe.Kata Kunci : Kalindaqdaq , Rukun, Islam,